• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagian Capaian Bidang/Sektor di Provinsi Papua Barat Tahun

2.5.1. Kehutanan

Berbeda halnya dengan bidang transmigrasi, di bidang kehutanan berbagai upaya rehabilitasi telah digalakan terutama pada kawasan hutan dan lahan mangrove guna meningkatkan daya dukung lahan. Capaian bidang kehutanan dalam 5 tahun terakhir diantaranya adalah sebagai berikut:

 Terlaksananya kegiatan pemantapan keamanan dalam negeri dan konservasi sumber daya alam melalui operasi pengamanan hutan gabungan terpusat.

 Inventarisasi daerah rawan kebakaran hutan di wilayah Provinsi Papua Barat.

 Penataan batas sementara dan pembuatan trayek batas hutan lindung terutama pada wilayah Distrik Ayamaru, Kebar, Batanta Timur, Batanta Barat, dan hutan lindung pada kawasan Pulau Gam.

 Monitoring dan Evaluasi kegiatan pengusahaan hutan melalui monitoring ke lapangan baik yang merupakan kegiatan rutin maupun yang berdasarkan pada laporan Dinas Kehutanan Kabupaten.  Mempertahankan luasan lahan konservasi sebesar 1,7 juta hektar pada tahun 2009.

 Merehabilitasikan sekitar 48.385,47 hektar lahan kritis dari 1.785.441,79 hektar lahan kritis dalam kawasan hutan.

 Mempertahankan kerjasama dengan lembaga sosial masyarakat maupun lembaga donor sehubungan dengan program kehutanan berbasis masyarakat.

2.5.2. Transmigrasi

Pelayanan bidang transmigrasi tidak terlepas pula dari upaya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 67.28

67.95

68.58

69.15

2007 2008 2009 2010

IPM Papua Barat

Kota Sorong Fak-Fak Kaimana Sorong Manokwari Teluk Bintuni Sorong Selatan Maybrat Teluk Wondama Raja Ampat Tambrauw 77.18 71.46 70.13 68.5 67.19 66.58 66.31 66 65.76 64.58 50.51

hingga saat ini telah terealisasi 2 unit bina dengan jumlah 450 Kepala Keluarga di wilayah Manokwari dan Teluk Wondama. Pembangunan tersebut dibarengi oleh pelaksanaan forum komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian sebagai bagian dari pengembangan masyarakat. Capaian bidang transmigrasi di Provinsi Papua Barat diantaranya adalah sebagai berikut:

 Pembinaan pembangunan kawasan transmigrasi terutama pada wilayah Kabupaten Manokwari dan Teluk Wondama yang terealisasi sebanyak 2 UPT terdiri dari 450 Kepala Keluarga (KK);  Terlaksananya forum komunikasi, informasi, dan edukasi ketransmigrasian selama 2 tahun pada

suatu wilayah;

 Koordinasi dan konsultasi teknis pembinaan pembangunan dan pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi dengan Ditjen P2KT/ P2MKT Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

 Pembinaan Kampung Transmigrasi Kabupaten Teluk Wondama terhadap 200 KK;

 Pembinaan Kampung Transmigrasi Kabupaten Manokwari terhadap 200 KK (Tahun 2010).

2.5.3. Pendidikan

Sub-Bidang Akses dan Pemerataan Pendidikan

 Peningkatan partisipasi sekolah pada seluruh jenjang pendidikan.

 Pemberian beasiswa berprestasi kepada 10 orang siswa-siswi berprestasi untuk kuliah di China dan Jerman.

 Pengembangan ICT di Kabupaten Manokwari dan Sorong dengan memanfaatkan jejaring pendidikan nasional guna mencanangkan schoolnet untuk 40 sekolah yang akan berakses internet dan intranet.

 Peningkatan Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi Papua Barat dari 88,55 persen pada tahun 2006, menjadi 92,34 pada tahun 2009.

Sub-Bidang Mutu, Daya Saing, dan Relevansi Pendidikan

 Peningkatan nilai rata-rata standar kompentensi kelulusan jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat (UASBN) dari 5,8 pada tahun 2009, menjadi 6,51 pada tahun 2010.

 Peningkatan nilai rata-rata standar kompentensi kelulusan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau sederajat (UNAS) dari 6,7 pada tahun 2009, menjadi 6,89 pada tahun 2010.

 Nilai rata-rata standar kompentensi kelulusan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat (UNAS) sebesar 7,01 pada tahun 2010.

 Penurunan angka putus sekolah jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau yang sederajatnya dari 3,5 persen pada tahun 2008, menjadi 1,21 persen pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik

Provinsi Papua Barat).

 Penurunan angka putus sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajatnya dari 8,3 persen pada tahun 2008, menjadi 2,89 persen pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Penurunan angka putus sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau yang sederajatnya dari 16,51 persen pada tahun 2008, menjadi 11,97 persen pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Peningkatan angka rata-rata lama sekolah dari 7,2 tahun pada tahun 2006, menjadi 8,01 tahun pada tahun 2009.

 Perbaikan kualifikasi guru untuk tingkat PAUD dengan mayoritas merupakan lulusan SMA sebesar 43,18 persen.

 Perbaikan kualifikasi guru untuk tingkat SD dengan mayoritas merupakan lulusan SMA sebesar 43,24 persen (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Perbaikan kualifikasi guru untuk tingkat SMP dengan mayoritas merupakan lulusan S1 sebesar 37,25 persen dari seluruh tenaga pendidik tingkat SMP (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Perbaikan kualifikasi guru untuk tingkat SMA dengan mayoritas merupakan lulusan S1 berjumlah 943 (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Peningkatan kepemilikan perpustakaan pada setiap jenjang pendidikan. (Sumber data: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat)

Sub-Bidang Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik

 Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program bidang pendidikan dalam kurun waktu 6 bulan sekali.

 Pembangunan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Papua Barat.

 Sertifikasi guru perjenjang yang mencapai angka 447 untuk tingkat Sekolah Dasar, 276 untuk Sekolah Menengah Pertama, 125 untuk Sekolah Menengah Atas dan 58 untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan.

 Perbaikan angka putus sekolah dan mengulang sekolah di Provinsi Papua Barat

Capaian Kinerja Sektor Kesehatan

Sub-Bidang Pelayanan Kesehatan

 Peningkatan usia harapan hidup Provinsi Papua Barat dari 67,3 tahun pada tahun 2006 menjadi 68,2 tahun pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk di Provinsi Papua Barat sebesar 26,5% (riset kesehatan dasar, 2010).

 Prevalensi Balita pendek dan sangat pendek di Provinsi Papua Barat sebesar 49,2% (riset kesehatan dasar, 2010).

 Prevalensi Balita kurus dan sangat kurus di Provinsi Papua Barat sebesar 11,5% (riset kesehatan dasar, 2010).

 Prevalensi Balita gemuk di Provinsi Papua Barat sebesar 14,8% (riset kesehatan dasar, 2010).  Angka Kematian Bayi baru lahir di Provinsi Papua Barat sebesar 21 kematian per 1000 kelahiran

hidup (Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2007).

 Angka Kematian Bayi di Provinsi Papua Barat sebesar 36 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2006, menurun menjadi 30,5 kematian pada tahun 2009. (Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan Badan Pusat Statistik, 2007-2010).

 Angka Kematian Balita di Provinsi Papua Barat sebesar 62 kematian per 1000 kelahiran hidup (Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2007).

 Angka Kematian Ibu di Provinsi Papua Barat sebesar 56 kematian per 1000 kelahiran hidup (Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2007).

Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan

 Peningkatan jumlah Puskesmas sebanyak 76 unit pada tahun 2007 menjadi 105 unit pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat).

 Rasio Puskesmas berbanding dengan 100.000 penduduk sebesar 14.

 Peningkatan jumlah Rumah Sakit dari 10 unit pada tahun 2007 menjadi 13 unit pada tahun 2010.  Jumlah Rumah Tangga miskin yang menerima jaminan kesehatan meningkat menjadi 127.518.

Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

 Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 31,66, semakin mendekati target nasional sebesar 40 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

 Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 6,3, berada jauh dibawah target nasional sebesar 11 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

 Rasio Dokter Ahli per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 5,14, sementara target nasional sebesar 6 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

 Rasio tenaga Perawat (Sarjana, DIII, dan SPK) per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 201, diatas target nasional sebesar 117,5 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

 Rasio tenaga Apoteker (Kefarmasian) per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 3,97, berada jauh dibawah target nasional sebesar 10 per 100.000 penduduk (tahun 2009).  Rasio Tenaga Gizi per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 12,61, berada jauh

dibawah target nasional sebesar 22 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

 Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 10,55, berada jauh dibawah target nasional sebesar 40 per 100.000 penduduk (tahun 2009).  Rasio Tenaga Sanitasi per 100.000 penduduk di Provinsi Papua Barat sebesar 5,76, sementara

target nasional sebesar 40 per 100.000 penduduk (tahun 2009).

2009).

Sub-Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan

 Angka kesakitan DBD menunjukan perubahan dari 59 kasus, dengan 4 orang meninggal menjadi 309 kasus dengan 2 orang meninggal.

 Anual Parasite Incidence (API) Provinsi Papua Barat adalah 82 positif Malaria per 1000 penduduk pada tahun 2008, menurun menjadi 64 positif malaria per 1000 penduduk pada tahun 2010.

 Prevalensi pengidapan HIV/AIDS sebesar 1%.

 Angka kematian Pneumoni Balita 4,8-3 per 1000 penduduk.

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH