• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN BELAJAR KEBERFUNGSIAN SOSIAL

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 104-115)

FOKUS PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL

KEGIATAN BELAJAR KEBERFUNGSIAN SOSIAL

Terdapat banyak profesi pemberian bantuan kepada manusia yang masing-masing menggarap satu aspek khusus dari manusia itu sendiri. Aspek kehidupan manusia yang menjadi bidang garapan pekerjaan sosial adalah aspek kehidupan sosialnya. Manusia secara kodratiah merupakan makhluk sosial, sehingga Aristoteles menyatakan, bahwa: ”Tidak ada manusia normal yang hidup sendiri... Manusia adalah suatu hewan sosial (Zoon Politicon)” (dalam Bierstedt, 1970:272).

Dengan sifat dasarnya tersebut, maka manusia tidak dapat bertahan sendiri, seperti dikemukakan oleh Bertrand (1975:1), bahwa: ”...manusia harus mengorganisasikan dirinya, yaitu belajar untuk berperilaku dalam antarhubungan dengan manusia lain, agar ia dapat bertahan hidup”. Manusia membentuk unit-unit sosial dalam berbagai tingkatannya, dan setiap anggotanya kemudian menempati posisi sosial di dalamnya yang disertai dengan peranan sosial yang disandangnya sebagai konsekuensi posisinya tersebut; demikianlah terbentuk sistem sosial yang disebut keluarga, kelompok, golongan, dan masyarakat itu sendiri. Pekerjaan sosial akan selalu menemukan perannya selama di dunia ini ada dua atau lebih manusia yang karenanya terjadi interaksi sosial dalam berbagai bentuknya, mulai dari harmonis sampai konflik. Ketika terdapat interaksi sosial, akan muncul pula posisi dan peran sosial.

memaksa banyak warganya untuk menjadi miskin, kecelakaan angkutan darat, laut, udara, plus rangkaian ’kecelakaan’ tembakan di kepolisian, kekerasan di dalam kampus yang membawa kematian puluhan mahasiswa. Jika hanya terjadi satu atau dua kali dalam kurun waktu yang panjang, maka sebuah peristiwa seperti itu adalah ’kecelakaan’, tetapi jika terjadi berulangkali dalam kurun waktu dekat, berarti ada faktor lain selain kecelakaan. Berhamburanlah komentar, analisis, mulai dari teknis sampai agamis, yang lebih banyak tidak ada kesimpulan, bahkan lebih sedikit lagi tidak ada penanganan. Bencana terbesar yang melanda masyarakat ini sesungguhnya adalah bencana perilaku yang tentu saja mencerminkan kualitas pikir dan sikap. Ada yang salah dengan masyarakat ini, mulai dari moral sampai manajemen dalam berbagai level dan aspek kehidupannya. Masyarakat ini tidak dapat melaksanakan peran sosialnya untuk mensejahterakan warganya; masyarakat ini mengalami masalah disfungsi sosial.

Demikian masyarakatnya, demikian pula kelompok-kelompok, golongan-golongan, keluarga-keluarga, dan individu-individu sebagai bagian-bagian dari sistem masyarakat itu sendiri. Sudahkah masyarakat mengadakan sistem pelayanan sosial yang dibutuhkan oleh warga? Sudahkah para pemimpin melaksanakan peran sebagai pengayom dan pelayan warganya? Sudahkah para warga biasa melaksanakan peran sebagai pengabdi masyarakat? Sudahkah para mahasiswa melaksanakan peran sebagai calon-calon perintis, pelopor pembaharuan ide-ide untuk kesejahteraan masyarakat? Sudahkah para dosen melaksanakan peran sebagai fasilitator ilmu dan teknologi yang mendorong para mahasiswanya untuk mandiri dan kreatif? Sudahkah para mahasiswa melaksanakan aktivitas belajar mandiri? Sudahkah

para ayah dan para suami melaksanakan perannya sebagai pemimpin dan pendidik anggota keluarganya? Sudahkah para istri melaksanakan perannya sebagai kepala rumah tangga keluarganya, pendidik bagi anak-anaknya?; WOW! sejuta satu sudahkah, yang jawabannya rasanya semakin sayup, beluuum....

Jika jawabannya demikian, maka masyarakat,

golongan/kelompok di dalam masyarakat, dan individu-individu warganya belum berfungsi sosial.

Secara sederhana, ketidakberfungsian sosial berarti ketidakmampuan melaksanakan peran sosial seperti diamanahkan oleh nilai-nilai masyarakat. Peranan merupakan seperangkat harapan tentang tindakan yang seharusnya dilakukan seseorang, kelompok, atau masyarakat pada posisi (status) tertentu. Veeger (1992:60) mengemukakan :”Sering orang mempunyai pelbagai status sekaligus dan akibatnya pelbagai peranan. ... Masing-masing status menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sendiri. Hak-hak dan kewajiban- kewajiban (tanggung jawab) itu disebut peranan (role) dan menyangkut perilaku orang ...”.

Dengan demikian, keberfungsian sosial secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi sosialnya atau kapasitas seseorang dalam menjalankan tugas- tugas kehidupannya sesuai dengan status sosialnya. Seorang ayah misalnya, dikatakan dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik, jika ia mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, mampu menjadi pendidik, pelindung, dan pembimbing segenap anggota keluarganya. Sebaliknya, jika seorang ayah yang karena suatu sebab

sosial atau mengalami disfungsi sosial. (Abu Huraerah, Pekerjaan Sosial Dalam Menangani Kemiskinan, Pikiran Rakyat, 2005).

Empat masalah dalam bidang kehidupan yang terkait erat dan langsung sebagai penyebab maupun sebagai akibat social disfunctioning, yaitu: kemiskinan, rendahnya pendidikan (kebodohan dalam artinya yang luas), rendahnya taraf kesehatan, dan buruknya pemeliharaan lingkungan. Skidmore and Thackeray (1988:36): ”In general, problems can be classified as personal, family, or community. Social work has the challenge to understand these problems and too help to prevent and reduce them”.

Dalam konteks praktik Pekerjaan Sosial, persoalannya bukan masalah sosialnya itu sendiri, melainkan masalah keberfungsian sosialnya. Skidmore and Thackeray (1988:20-21), mengemukakan: ...that social work is concerned with the interaction between people and their environment with the consequences that (1) affect the ability of people to cope with life’s problems and tasks, (2) eliminate or lessen the negative consequences of stress, (3) contribute to achievement of personal aspiration and goals, (4) embrace those values that promote the general welfare and social justice.

Pekerjaan Sosial adalah profesi pemberian bantuan kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan peranannya. Dengan kata lain, nilai, pengetahuan dan keterampilan profesional yang digunakan Pekerjaan Sosial pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial (social functioning) klien yang dibantunya (Siporin, 1975; Zastrow, 1982; 1985; Morales dan Sheafor 1989; Skidmore, Thackeray dan Farley,

1991). Sebagaimana dinyatakan Skidmore, Thackeray dan Farley (1991:19): ‘Social functioning to be a central purpose of social work and intervention was seen as the enhancement of social functioning.’ Keberfungsian sosial merupakan konsepsi yang penting bagi Pekerjaan Sosial. Ia merupakan pembeda antara profesi Pekerjaan Sosial dengan profesi lainnya

Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan individu-individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya (Siporin, 1975:17). Pendapat ini sejalan dengan Baker, Dubois, dan Miley (1992:14) yang juga menyatakan bahwa keberfungsian sosial berkaitan dengan pemenuhan tanggungjawab seseorang terhadap masyarakat secara umum, terhadap lingkungan terdekat dan terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab tersebut meliputi pemenuhan kebutuhan dasar dirinya, pemenuhan kebutuhan dasar anggota keluarga yang menjadi tanggungannya, dan pemberian kontribusi positif terhadap masyarakat.

Konsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada “kapabilitas” (capabilities) individu, keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya. Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa klien adalah subyek dari segenap proses dan aktivitas kehidupannya; bahwa klien memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan; bahwa klien memiliki dan/atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya.

Mengenai fokus praktik profesi Pekerjaan Sosial, Harriet Bartlett mengemukakan bahwa fokus Pekerja Sosial adalah pada

Pekerjaan Sosial adalah hubungan di antara aktivitas orang untuk menghadapi tuntutan-tuntutan dari lingkungan; dengan tuntutan- tuntutan dari lingkungan itu sendiri (Bartlett, Harriet M., The Common Base of Social Work Practice, Social Work, April).

Bagi Bartlett, konsep fungsionalitas sosial tidak diartikan sebagai fungsionalitas individu-individu ataupun kelompok-kelompok, namun perhatian ditujukan terutama terhadap apa yang terjadi di antara orang dengan lingkungan, melalui hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Fokus ganda ini mengikat keduanya menjadi satu. Dengan demikian, orang dengan situasi, orang dengan lingkungan; dicakup dalam suatu konsep tunggal, yang berarti bahwa keduanya harus selalu dipandang secara bersamaan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Morales dan Sheafor, yang menyatakan bahwa; “Penelaahan tentang Pekerjaan Sosial adalah suatu penelaahan tentang orang-orang yang dipersiapkan untuk membantu orang-orang lain dalam upaya untuk mencegah timbulnya atau untuk memecahkan masalah-masalah dalam fungsionalitas sosial” (Armando Morales, Bradford W. Sheafor, Social Work: A Profession of Many Faces, 1977).

Ide dasar dari uraian tentang fungsionalitas sosial ini adalah bahwa dalam konteks perubahan masyarakat yang semakin lama semakin cepat, terjadi pergeseran norma-norma sosial di dalam masyarakat karena proses interaksi dengan masyarakat-masyarakat lain; sementara di sisi lain masyarakat tersebut memegang nilai-nilai sosio- budayanya sendiri yang memang seharusnya dipertahankannya sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat itu sendiri. Dalam dinamika sosial tersebut, banyak terjadi kesulitan penyesuaian diri pada warga

masyarakat yang mengakibatkan masalah bagi mereka untuk dapat melaksanakan peran (perilaku yang seharusnya) sesuai dengan status sosial yang disandangnya. Terjadilah kesenjangan antara apa yang seharusnya dilakukan seseorang atau sebuah institusi dengan apa yang dilakukannya. Inilah inti pengertian ketidakberfungsian sosial. Pekerjaan sosial merupakan sebuah bidang keahlian yang didisain untuk membantu warga masyarakat meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan peran sosialnya, artinya menghilangkan kesenjangan antara peran dengan perilaku sosial warga masyarakat tersebut.

Dalam setiap sistuasi pertolongan, pekerja sosial concern dengan berbagai atau masalah potensial dalam social functioning (keberfungsian sosial). Setiap pekerja sosial membantu fungsi orang, kelompok, keluarga dan masyarakat lebih efektif melalui interaksinya dengan sejumlah bagian lingkungan. Secara lebih jelas lagi William Gordon menggambarkan fokus praktiknya sebagai berikut:

The central social work focus is placed at interface between or the meeting place of person and environment—at the point where there is or is not matching with all its good and bad consequences for the person and environment. The phenomenon of concern at this interface is the “transaction” between person and environment. Transaction is “exchange in the context of action or activity”. The action or activity is a blend of person- activity and impinging environment-activity.

Sentral fokus pekerjaan sosial ditempatkan diantara batasan atau pertemuan antara orang dan lingkungan – yaitu pada titik dimana ada atau tidaknya kesesuaian dengan semua akibat baik dan buruk dari fokus tersebut bagi orang dan lingkungan. Fenomena perhatian pada batasan ini adalah ‘transaksi’ diantara orang dan lingkungan. Transaksi adalah ‘pertukaran di dalam konteks kegiatan atau aktifitas’. Kegiatan atau aktifitas ini

merupakan paduan antara aktifitas-orang dan kemunculan aktifitas–lingkungan.

Dalam bentuk yang sedikit berbeda, Herbert Bisno menggambarkan fokus pekerjaan sosial ketika dia mengidentifikasikan pekerja sosial sebagai seseorang yang menghadapi “permasalahan dalam keberfungsian sosial, aktual atau potensial, dengan tujuan memantapkan atau meningkatkan keberfungsian seseorang, secara perorangan atau unit kolektif”. Keberfungsian sosial merupakan konsep yang berguna karena melingkupi dampak-dampak baik karakteristik perkembangan orang dan kekuatan yang berasal dari lingkungan sosial. Hal ini berarti bahwa seseorang dengan seperangkat perilaku, kebutuhan, dan keyakinannya merupakan hasil dari pengalaman individu yang unik yang berkembang dari sejak lahir hingga kini. Juga mengakui bahwa apapun yang melekat pada situasi yang harus berkaitan dengan dunia yang mesti dihadapi seseorang.

Tidak tepat bagi pekerja sosial yang hanya membatasi praktiknya terhadap individu sementara sumber permasalahan diketahui ada di dalam masyarakat. Keterampilan pekerja sosial harus dipersiapkan untuk dapat bekerja baik dengan orang maupun lingkungan. Inilah yang merefleksikan keunikan fokus pekerjaan sosial. Sebaliknya, dokter dipersiapkan untuk membantu individu, dan pengacara secara lebih leluasa bergerak pada sistem hukum, yang merupakan satu aspek lingkungan (meskipun demikian baik dokter dan pengacara juga perlu memberikan perhatian sekunder kepada sistem lainnya). Pekerja sosial, yang tidak ahli dalam kedua bidang tersebut, adalah ahli dalam membantu manusia yang mengalami permasalahan

diantara kedua bidang tersebut. Dengan kata lain, pakerja sosial bergerak dalam memfasilitasi transaksi diantara orang dan lingkungan.

Jadi tugas utama bagi pekerja sosial adalah membantu orang mengatasi masalah yang ada atau potensial dalam keberfungsian sosial, dengan melakukan perubahan baik individu ataupun lingkungan.

Dalam gambar berikut diperlihatkan contoh pekerja sosial dalam kegiatan, person mungkin seorang individu, atau orang-orang dalam konteks keluarga, kelompok kecil, organisasi, masyarakat, atau lebih besar lagi, yaitu suatu struktur masyarakat. dalam setiap kasusnya, ‘person’ terlibat dalam upaya mengatasi atau mencegah timbulnya permasalahan dalam keberfungsian sosial atau menciptakan kondisi kemasyarakatan yang ‘terbaik’ untuk mencapai interaksi yang memuaskan anatar person dan lingkungan. Dalam gambar berikut akan terlihat keunikan intervensi pekerjaan sosial pada sasaran praktiknya.

Environment Problem Social worker social work Intervention

Dalam upaya membantu orang meraih tujuan peningkatan keberfungsian sosial, pekerja sosial perlu mempersiapkan adanya jaminan sumber-sumber yang diperlukan dalam rangka memenuhi tujuan klien tersebut. Jika sumber-sumber tersebut tidak tepat atau tidak tersedia, pekerja sosial perlu mempersiapkan upaya-upaya peningkatan keberfungsian sosial atau berupaya menciptakannya. Minahan dan Pincuss memberikan gambaran sumber sebgai berikut.

Suatu sumber adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi tujuan, pemecahan masalah, mengurangi tekanan, memenuhi tugas kehidupan, atau merealisasikan aspirasi dan nilai-nilai. Sumber-sumber tersebut mungkin tangible, seperti halnya uang, makanan, rumah, perawatan; atau intangible, sepertihalnya pengetahuan, semangat, harapan, cinta, status. Dalam konsepsi pekerjaan sosial sebagai suatu profesi yang membantu orang memenuhi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk meningkatkan keberfungsian sosial, dimungkinkan untuk melihat secar lebih jelas apa yang pekerja sosial lakukan. Satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji aktifitas yang dilakukan oleh pekerja sosial, yaitu:

1. Membantu mengembangkan sistem sumber baru;

2. Memantapkan hubungan yang telah terjalin antara orang dan sistem sumber dan diantara berbagai sistem sumber;

3. Menfasilitasi interaksi diantara individu dalam sistem sumber; 4. Memfasilitasi berjalannya interaksi diantara sistem sumber; dan 5. Membantu orang mengembangkan dan mengatasi pemecahan-

DAFTAR PUSTAKA

Abu Huraerah, Pekerjaan Sosial Dalam Menangani Kemiskinan, Pikiran Rakyat, 2005

Armando Morales, Bradford W. Sheafor, Social Work: A Profession of Many Faces, 1977

Dobuis & Miley, 1992. Social Work, An Empowering Profession. Allyn and Bacon, Massachusetts.

Siporin, Max. 1975. Introduction to Social Work Practice. Prentice Hall International Ed., Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Skidmore, Rex A., Milton Thackeray, dan O William Farley. 1988.

Introduction to Social Work. New Jersey: Simon & Scuster Englewood Cliffs

TOPIK 5

PROSES PRAKTEK PEKERJAAN

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 104-115)