• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok-kelompok tugas ( task groups )

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 180-186)

KEGIATAN BELAJAR 2 Social Group Work

1. Kelompok-kelompok tugas ( task groups )

Kelompok yang berorientasi pada pencapaian seperangkat tujuan atau penyelesaian tugas-tugas. Tujuan yang ditentukan dalam kelompok ini menjadi alat untuk menentukan bagaimana kelompok bekerja dan peran-peran apa yang dimainkan oleh anggota kelompoknya. Kelompok tugas ini juga mempunyai beberapa tipe yang lebih spesifik yang masing-masingnya menggambarkan peran- peran yang mungkin dimainkan oleh para Pekerja Sosial, antara lain:

a. Dewan direksi (Boards of directors)

Merupakan kelompok administratif yang bertanggungjawab untuk menyusun kebijakan dalam mengatur program-program agen. Dewan ini menggaji dan mengawasi pemimpin agen dan menentukan kebijakan yang harus dijalankan oleh agen, dan kebijakan tersebut mempengaruhi secara langsung apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para praktisi agen dalam

orang yang ahli dalam mengelola agen tetapi juga orang-orang yang dipilih berdasarkan kontribusi yang telah diberikan. Karena dewan direksi ini berperan menyediakan hubungan yang kuat dengan komunitasnya dan seringkali menjadi penolong dalam pengumpulan dana, maka anggota dewan direksi ini merupakan aset yang tidak dapat tergantikan bagi agen.

b. Tenaga tugas (task forces)

Merupakan kelompok yang dibentuk untuk tujuan tertentu dan biasanya tidak terikat lagi dengan agen setelah mereka menyelesaikan tugasnya. Tenaga tugas ini diangkat karena keahlian khusus yang mereka miliki atau karena ketertarikan mereka terhadap topik yang sedang menjadi perhatian. Tenaga tugas ini diharapkan untuk mempelajari ide atau masalah, mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, dan menyiapkan laporan pertanggungjawaban.

c. Komite dan komisi (Committees and commissions)

Komite merupakan kelompok yang dibentuk oleh dewan direksi suatu agen yang bertugas menyelesaikan tugas atau masalah-masalah spesifik. Anggota komite ini bisa diseleksi atau dipilih tergantung pada jenis komite itu sendiri. Komite biasa bekerja pada area atau bidang yang khusus dan bisa juga berupa panitia kerja (standing commitee) atau panitia khusus (ad hoc committee). Panitia kerja biasanya bekerja secara terus- menerus pada satu bidang tertentu misalnya komite pelaksana, komite keuangan. Atau bisa juga didirikan oleh suatu agen, misalnya komite pembicara (speakers committee).

Sedangkan panitia khusus, sama halnya dengan tenaga tugas, diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu dan berhenti bekerja setelah menyelasaikan tugasnya. Anggota panitia khusus bisa dipilih karena ketertarikan pada tugas komite atau karena keahlian mereka.

Komisi mempunyai kesamaan dengan komite dalam hal tanggungjawabnya terhadap tugas khusus. Suatu komunitas atau negara atau juga kota, biasanya memiliki komisi yang membantu pekerjaan rutin kota dalam tugas-tugas khusus, misalnya komisi perencanaan kota, komisi anti diskriminasi, dan lain sebagainya. Anggota komisi bisa dipilih, tapi biasanya diangkat oleh administrator negara dengan persetujan dewan yang memiliki kewenangan. Misalnya Komisi Akreditasi dari The Council on Social Work Education (CWSE) diangkat oleh Presiden CWSE setelah melakukan konsultasi dengan dewan direksinya.

d. Badan legislatif

Badan legislatif ini terdiri dari paa representatif yang dipilih, dimana badan ini memunyai tanggung jawab menetapkan hukum dan mencukupi dana untuk program-program berdasarkan hukum yang berlaku. Interaksi para Pekerja Sosial dengan badan ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Pekerja Sosial bisa menjadi anggota yang dari badan legislatif. Pekerja Sosial juga bisa sewaktu-waktu dipanggil utnuk memberikan kesaksiannya sebelum badan legislatif menetapkan hukum yang akan mempengaruhi para klien dari Pekerja Sosial.

Children (WIC), kebijakna keamanan sosial, dan lain sebagainya. Pekerja Sosial kadang membantu para staff dari badan legislatif untuk mengurus penjadwalan, menetapkan lokasi meeting, dan juga memastikan bahwa tugas-tugas yang dijalankan terselenggara dengan baik. Karena badan legislatif ini menetapkan hukum atau kebijakan yang mempengaruhi penyelenggaraan dan pendanaan program-program sosial, maka sangat penting bagi para Pekerja Sosial untuk mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana badan legislatif ini bekerja. Para Pekerja Sosial juga harus bersiap-siap jika diminta memberikan kesaksian atau pendapatnya mengenai program-progaram sosial, dan juga dalam bekerja sama dengan anggota badan legislatif untuk mencapai tujuan-tujuan Pekerjaan Sosial.

e. Pertemuan para staff

Pertemuan para staff ini terdiri dari anggota staff agen yang berkumpul secara periodik untuk mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai. Beberapa agen melaksanakan pertemuan ini dengan hanya terdiri dari beberapa orang supervisor saja. Pertemuan para staff ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan baru, mendiskusikan kebijakan yang akan ditetapkan dan para staff memiliki kesempatan untuk mnegemukakan ide dan pendapatnya, menjaga agar para staff terus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam agen, atau juga untuk memperkenalkan staff baru. Kadang pertemuan ini memiliki faktor sosial atau emosional dalam rangka membangun kebersamaan antar sesama staff.

Biasa disebut dengan istilah “M teams”, terdiri atas beberapa profesionalis dari berbagai disiplin. Mereka sering mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan klien-klien atau pasien-pasien tertentu yang mereka tangani. Dalam lembaga kenegaraan yang menangani pasien dengan keterbelakangan mental yang berat, tim ini bisa terdiri dari Pekerja Sosial, perawat, dokter, psikolog, dan pembantu. Pada program kesehatan rumah sakit, tim multidisiplin ini bisa terdiri dari perawat yang terdaftar, Pekerja Sosial, ahli diet, dan psikolog. Salah satu anggota dari tim tersebut berperan sebagai pemimpin, tapi semua anggota bertanggung jawab terhadap area yang sesuai dengan keahliannya. Tim ini biasanya mengadakan pertemuan dalam jadwal yang teratur.

g. Case conference

Case conferense yang juga disebut dengan staffings, memiliki kesamaan dengan tim multidisiplin. Yang membedakannya adalah, tidak seperti tim multidisiplin, para anggota dari yang membentuk case conference ini tidak bisa dianggap atau menganggap dirinya sebagai bagian dari tim. Berdasarkan dari jenis tipe agen, para anggota yang berpartisipasi dalam case conference atau staffings ini tidak mewaili berbagai disiplin yang berbeda. Kadang kala klien akan ditempatkan oleh departemen Pekerjaan Sosial. Semua anggota bisa memberikan kontribusinya dalam pengambilan keputusan. Contoh, salah satu departemen yang mengurus orang terhukum yang sedang

perkara dan petugas pengawas orang-orang yang sedang dalam masa percobaan membuat rekomendasi untuk penahanan

h. Kelompok aksi sosial

Tujuan dari kelompok aksi sosial adalah untuk mengubah lingkungan fisik atau sosial (Toseland & Rivas, 1984). Pencapaian tujuan tersebut dapat menguntungkan baik bagi anggota maupun bagi yang bukan anggota dari kelompok aksi sosial tersebut. Salah satu contoh tujuan dari gerakan kelompok ini adalah meningkatkan kesehatan masyarakat, memodifikasi kebijakan atau hukum yang menunjukkan adanya diskriminasi terhadap kelas sosial, dan lain sebagainya. Dalam kelompok ini seorang Pekerja Sosial bisa menjadi anggota maupun menjadi pemimpin dari kelompok tersebut. Peran lainnya yang memungkinkan adalah menyalurkan tenaga kerja untuk kelompok aksi sosial tersebut. Dalam peran ini Pekerja Sosial bisa membantu mempertemukan antara calon tenaga kerja dengan pihak agen, menyediakan nama-nama contact person dari berbagai macam agen atau organisasi yang ada, atau membantu kelompok aksi sosial dalam hal apapun pada saat dibutuhkan. Sangat penting bagi para Pekerja Sosial untuk mempunyai keterampilan dalam membantu kelompok aksi sosial mencapai tujuannya dan memastikan stabilitas yang cukup dari kelompok aksi sosial sampai pada penyelesaian tugas (Toseland & Rivas, 1984). Contohnya, Pekerja Sosial dapat membantu kelompok aksi sosial untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dengan mendukung setiap usaha mereka. Pekerja Sosial dapat menindaklanjuti keputusan yang

diambil oleh kelompok aksi sosial agar dapat dipastikan bahwa harapan-harapan kelompok telah memasuki proses pencapaian.

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 180-186)