• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 65-73)

Persepsi tradisional pekerja sosial yang telah ada yaitu caseworker, group worker, atau community organizer. Praktiknya para pekerja sosial mengetahui bahwa peran-peran mereka lebih kompleks daripada hal tadi; setiap pekerja sosial terlibat sebagai agen perubahan (seseorang yang membantu dalam menyokong perubahan positif) dalam bekerja dengan perseorangan, kelompok-kelompok, keluarga- keluarga, organisasi, dan masyarakat yang lebih besar. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk beragam level tersebut dari pekerja sosial ke pekerja sosial berikutnya. Tetapi setiap pekerja sosial, pada waktunya, ditugaskan dan diharapkan berfungsi secara efektif pada semua level dan dengan demikian membutuhkan pelatihan dalam hal itu semua.

Dewan Pendidikan Pekerjaan Sosial Amerika Serikat (CSWE, The Council on Social Work Education)---lembaga akreditasi nasional AS untuk program sarjana dan master dalam pekerjaan sosial--- menuntut semua program sarjana dan master untuk melatih semua mahasiswanya dalam praktik generalis. (Program MSW, selanjutnya, biasanya menuntut mahasiswa untuk memilih dan mengkaji dalam area konsentrasinya. Program tersebut umumnya menawarkan beberapa konsentrasi, seperti terapi keluarga, administrasi, corrections, dan pekerjaan sosial klinis.)

D. Brieland, L. B. Costin, dan C. R. Atherton menjelaskan dan menggambarkan praktik generalis sebagai berikut:

The generalist social worker, the equivalent of the general practitioner in medicine, is characterized by wide

repertoire of skills to deal with basic conditions, backed up by specialists to whom referrals are made. This role is a fitting one for entry-level social worker.

The generalist model involves identifying and analyzing the interventive behaviors appropriate to social work. The worker must perform a wide range of task related to the provision and management of direct service, the development of social policy, and the facilitation of social change. The generalist should be well grounded in systems theory that emphasizes interaction and independence. The major system that will be used is the local network services...

The public welfare worker in a small county may be the classic example of the generalist. He or she knows the reources of the county, is acquainted with the key people, and may have considerable influence to accomplish service goals, including obtaining jobs, different housing, or emergency food and clothing. The activities of the urban generalist are more complex, and more effort must be expended to use the array of resources.

(Praktik pekerjaan sosial sosial mirip dengan praktik dokter umum, yang dicirikan dengan keluasan keterampilan timbal balik untuk menghadapi kondisi dasar, dengan didukung oleh spesialis malalui rujukan yang dibuat. Peran ini sangat cocok untuk level awal pekerjaan sosial.

Model generalis meliputi mengidentifikasi dan menganalisi perilaku intervensi yang sesuai untuk pekerjaan sosial. Pekerja sosial harus menunjukkan seluas mungkin tugas yang berkaitan dengan provisi dan pengelolaan pelayanan langsung, pengembangan kebijakan sosial, dan menfasilitasi perubahan sosial. Ahli generalis sebaiknya menempatkan teori sistem yang menekankan interaksi dan ketergantungan. Sistem utama yang akan digunkana adalah jaringan pelayanan lokal...

Pekerja kesejahteraan umum di desa kecil mungkin merupakan contoh klasik dari generalis. Dia yang mengetahui sumber-sumber desa, mengetahui dan kenal dekat dengan tokoh-tokoh kunci, dan yang mungkin perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap pemenuhan tujuan-tujuan pelayanan, termasuk penciptaan pekerjaan, perumahan, atau tanggap

lebih kompleks lagi, dan makin banyak lagi usaha yang harus dilakukan untuk mengurai sumber-sumber yang ada.)

G. Hull menjelaskan praktik generalis sebgai berikut:

The basic principle of generalist practice is that baccalaureate social workers are able to utilize the problems solving process to intervene with various size systems including individuals, families, groups, organizations, and communities. The generalist operates within a systems and person –in- environment framework (sometimes referred to as an ecological model). The generalist expects that many problems will require intervention with ore than one system (e.g., individual work with a delinquent adolescent plus work with the family or school) and that single explanations of problem situations are frequently unhelpful. Generalist may play several roles simultaneously or sequentially, depending upon the needs of the client (e. g., faciltator, advocate, educator, broker, enabler, case manager, an/ or mediator). They may serve as leader/ facilitators of task groups, socializations groups, information groups, and self-help groups. They are capable of conducting needs assessments and evaluating their own practice and the programs with which they are associated. They make referrals clients when clients problems so dictate and know when to utilize supervision from more experienced staff. Generalist operate within the ethical guideilines prescribed by the NASW Code Ethics and must be able to work with the clients, coworkers, and colleagues from diferrent ethnic, cultural, and professional orientations. The knowledge and skills of the generalist are transferable from one setting to another and from one problem to another.

(Prinsip dasar praktik generalis adalah bahawa para pekerja sosial tingkat sarjana mampu menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengintervensi beragam ukuran sistem termasuk individu-individu, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, dan masyarakat. Ahli generalis beroperasi dalam sebuah sistem dan kerangka person –in-environment (seringkali merujuk pada sebuah model ekologis). Generalis berharap bahwa banyak permasalahan akan menuntut intervensi

dengan satu atau banyak sistem (contoh, seseorang yang bekerja dengan kenakalan anak ditambah dengan keluarga atau sekolah) dan bahwa penjelasan tunggal dari situasi masalah seringkali tidak membantu. Ahli generalis kemungkinan memainkan sejumlah peran berbeda secara simultan atau per bagian, tergantung kepada kebutuhan klien (misal, fasilitator, pendamping, pendidik, broker, enabler, manajer kasus, atau sebagai mediator). Mereka bertindak sebagai pemimpin/ fasilitator kelompok satuan tugas, kelompok sosialisasi, kelompok informasi, dan kelompok bantu-diri. Mereka mampu melakukan asesmen kebutuhan dan mengevaluasi praktiknya sendiri dan program-program yang berkaitan dengannya. Mereka membuat rujukan kepada klien ketika permasalahan klien ingin bicara dan diketahui melalui supervisi dari staf yang lebih berpengalaman. Ahli generalis bergerak dalam koridor etik dan harus mampu bekerja dengan klien, pendukung, dan kolega dari beragam etnik, budaya, dan profesi lainnya.)

Barker menjelaskan seorang pekerja sosial generalis sebagai berikut: In social work, a practitioner whose knowledge and skills encompass a broad spectrum and who assesses problems and their solutions comprehensively. The generalist often coordinates the efforts of specialists by facilitating comunication between them, thereby fostering continuity of care.

Dalam pekerjaan sosial, seorang praktisi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dengan spektrum yang luas dan yang mengkaji masalah dan solusinya secara komprehensif. Ahli generalis seringkali mengupayakan koordinasi dari spesialis dengan memfasilitasi komunikasi diantara mereka, sehingga memastikan keberlanjutan pemeliharaan / perawatan. Direktur Program Sarjana (The Baccalaurate Program Director’s) telah menjelaskan praktik generalis yaitu:

Praktisi pekerjaan sosial generalis bekerja bersama individual, keluarga, kelompok, masyarakat, dan organisasi dalam

generalis memandang klien dan sistem klien dari perspektif kekuatan dalam rangka mengakui, mendukung, dan membangun berdasarkan kapabilitas kehidupan manusia. Mereka menggunakan proses pemecahan masalah profesional untuk membangun hubungan,mengkaji, layanan broker, mengadvokasi, membimbing, mendidik, dan mengelola bersama dengan klien dan sistem klien. Kemudian, praktisi generalis menciptakan hubungan dengan masyarakat dan pengembangan keorganisasian. Akhirnya, praktisi generalis mengevaluasi hasil pelayanan dalam rangka memperbaiki kelanjutan provisi dan kualitas pelayanan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Dewan Pendidikan Pekerjaan Sosial AS (CSWE) dalam Educational Policy and Accreditation Standards telah menjelaskan praktik generalis sebagai:

Generalist practice is grounded in the liberal arts and the person and environment construct. To promote human and social well-being, generalist practitioners use a range of prevention and intervention methods in their practice with individuals, families, groups, organizations, and communities. The generalist practitioner identifies with the social work profession and applies ethical principles and critical thinking in practice. Generalist practitioners incorporate diversity in their practice and advocate for human right and social and economic justice. They recognize, support, an build on strenghts and resilience of all human beings. They enggage in research- informed practice and are proactive in responding to the impact of context on professional practice.

Jantungnya praktik generalis meliputi (a) memandang situasi permasalahan dalam lingkup konseptual the person-in-environment dan (b) menyadari dan mampu mengintervensi pada beberapa level berbeda, jika diperlukan, mengasumsikan sejumlah peran.

Proses Perubahan

Seorang pekerja sosial memanfaatkan a change process dalam bekerja bersama klien, baik inividual, kelompok, keluarga, organisasi dan masyarakat. Dewan pendidikan pekerjaan sosial AS (CSWE, 2008) dalam Kebijakan Pendidikan dan Standar Akreditasi menjelaskan praktik pekerjaan sosial sebagai berikut:

Praktik pekerjaan sosial meliputi proses dinamis dan interaksional dari proses kesepakatan, asesmen, intervensi, dan evaluasi pada setiap level. Para pekerja sosial memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk praktik bersama klien, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Pengetahuan praktik termasuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengimplementasi intervensi berbasis-bukti yang didisain untuk mencapai tujuan-tujuan klien; memanfaatkan penelitian dan kemajuan teknologi; mengevaluasi efektivitas hasil dan

praktik program; mengembangkan, mengevaluasi,

mengadvokasi, dan menyediakan kepemimpinan bagi kebijkaan dan pelayanan; serta mempromosikan keadilan dan sosial dan ekonomi.

Daftar Pustaka

Allen Pincus dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Methode. Itasca, Illinois: Peacock Publishers.

DuBois, Brenda dan Karla Krogsrud Miley. 2005. Social Work: An Empowering Profession, Boston : Pearson.

Friedlander, Walter A. Dan Apte, Robert Z. 1980. A Concepts and Methods of Social Work.

---. 1967. Introduction to Social Walfare, 2nd.ed., Prentice-Hall of India (private) Limited, New Delhi.

Guzman, Leonora Scrafica-de. 1983. Fundamentals of social work Kendall, Katherine A. 1978. Feflections on Social Work Education,

IASSW, New York.

Siporin, Max. 1975. Introduction to Social Work Practice. Prentice Hall International Ed., Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Skidmore, Rex A., Milton Thackeray, dan O William Farley. 1988.

Introduction to Social Work. New Jersey: Simon & Scuster Englewood Cliffs

Zastrow, Charles. 1982. Introduction to Social Welfare Institutions: Social Problems, Service, and Current Issues.

---. 2010. Introduction to Social Work and Social Welfare, Empowering People. 10th Edition, Brooks/Cole.

TOPIK 3

LANDASAN PENGETAHUAN DALAM

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 65-73)