• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI PEKERJAAN SOSIAL DAN PEKERJA SOSIAL

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 54-65)

Seperti bidang kehidupan lain, semuanya ada ahlinya sendiri- sendiri, misalnya kesehatan dengan dokter; teknologi dengan insinyur; ekonomi dengan ekonom, psikologi dengan psikolog dan Psikiater; maka bidang kesejahteraan sosial dengan Pekerjaan Sosial sebagai profesi yang memiliki kewenangan keahliannya; dan Pekerja Sosial sebagai

Pekerjaan Sosial sebagai sebuah profesi dikembangkan sebagai komponen praktis dari Kesejahteraan Sosial, yang menerapkan hasil- hasil kajian Kesejahteraan Sosial tentang kehidupan sosial manusia. Secara sederhana, Pekerjaan Sosial dapat didefinisikan sebagai suatu “Bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan orang dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya melalui proses interaksi; agar orang dapat menyesuaikan diri dengan situasi kehidupannya secara memuaskan”. “The major focus is on reducing problems in human relationships and on enriching living through improved human interaction” (Skidmore and Thackeray, 1988:8).

Dari definisi tersebut, dapat ditarik makna sebagai berikut: a. Pekerjaan Sosial dipandang sebagai sebuah bidang keahlian

(profesi), yang berarti memiliki landasan keilmuan dan seni dalam praktik (dicirikan dengan penyelenggaraan pendidikan

harus dibedakan dengan ‘kegiatan sosial’ (charity/philanthrophy) yang dapat dilaksanakan oleh siapapun yang memiliki keinginan untuk berbuat baik kepada sesamanya. b. Para penyandang profesi Pekerjaan Sosial memilki kewenangan sebagai akibat sosial dari pendidikan keahliannya, untuk menyelenggaraan pelayanan sosial dalam semua bentuk dan tingkatnya.

c. Keahlian khusus dalam profesi Pekerjaan Sosial adalah manipulasi perilaku manusia (secara individual maupun dalam unit sosial), yang ditujukan untuk meningkatkan keberfungsian sosial manusia sebagai makhluk sosial.

Satu hal perlu digarisbawahi bahwa bidang garapan praktik Pekerjaan Sosial adalah aspek sosial dari kehidupan manusia. Sebagai konsekuensi logisnya, Pekerjaan Sosial menjadi sebuah profesi yang syarat nilai, karena kata sosial dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai (values) yang pasti ada dalam pergaulan antarmanusia.

Pekerja Sosial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai

“orang yang memiliki kewenangan keahlian dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan sosial”. Dengan melihat beberapa makna definisi Pekerjaan Sosial, maka dapat diketahui pula bahwa kekhasan keahlian Pekerja Sosial adalah pemahaman dan keterampilan dalam memanipulasikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Kata manipulasi, dalam penggunaan umum pada masyarakat Indonesia telah diberi konotasi yang negatif karena memang biasa digunakan untuk menunjuk kepada perbuatan negatif, seperti manipulasi uang (korupsi), manipulasi sembako (penimbunan).

Sesungguhnya kata manipulasi berarti ‘menggunakan sesuatu sesuai dengan kehendak pelaku (manipulator)’. Dalam konteks praktik Pekerjaan Sosial, maka manipulasi tingkah laku manusia, berarti mengubah perilaku manusia dalam kerangka tujuan praktik Pekerjaan Sosial itu sendiri yaitu membantu orang untuk meningkatkan keberfungsian sosialnya.

Kembali ke persoalan Pekerja Sosial sebagai profesi. Banyak faktor yang menyebabkan orang belum mau menjadikan Pekerja Sosial sebagai profesinya. Pertama, soal bonafiditas. Sebagian besar masih menempatkan pekerjaan lain, misalnya Engineer, Banker, atau bahkan Guru, jauh lebih bergengsi tinimbang menjadi Pekerja Sosial. Kedua, alasan benefit. Salary yang didapat sebagai Pekerja Sosial tidaklah besar, itu pun tergantung seberapa besar lembaga sosial tersebut. Alasan ketiga, dan ini yang paling banyak mempengaruhi adalah soal masa depan. Masa depan para Pekerja Sosial dianggap tidak jelas, sangat tergantung dengan kontinuitas lembaga itu sendiri. Berakhirnya lembaga itu, berakhir pula masa depannya.

Cobalah telisik, benarkah mereka yang bekerja sebagai Pekerja Sosial itu orang-orang yang kalah bersaing dan tidak mendapatkan tempat dalam pekerjaan lain? Ada anggapan seperti ini yang beredar di masyarakat. Sesungguhnya tidak demikian, Pekerjaan Sosial adalah sebuah profesi pilihan, seperti halnya orang lain memilih untuk menjadi banker, engineer, dokter, arsitek, pengusaha dan lain sebagainya. Selalu ada alasan bagi setiap individu untuk menentukan di mana dan sebagai apa ia berkarir, begitu pula ketika seseorang memilih Pekerja Sosial sebagai profesinya. Cobalah datangi langsung lembaga-lembaga

melainkan jebolan S1, S2 dan S3 dari perguruan tinggi terkenal dalam dan luar negeri, dan kini menghuni lembaga sosial, sama halnya dengan mereka yang bekerja di perusahaan besar dan menjalani profesi lainnya. Padahal, ada nilai kemuliaan yang diusung oleh orang-orang yang terjun langsung di lembaga sosial. Bahwa ada sebagian orang yang tidak berorientasi nilai salary (upah) ketika ia mantap memilih profesinya. Ketika kebutuhan untuk mengaplikasikan diri jauh lebih tinggi dari kebutuhan dasar dan status sosial, dan disaat kesadaran penuh keyakinan bahwa manusia yang paling baik adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.

Setelah berbicara panjang lebar mengenai keberadaan fenomena Pekerjaan Sosial sebagai sebuah profesi, mungkin muncul pertanyaan dalam benak kita; makhluk apakah sebenarnya yang disebut-sebut dengan Pekerjaan Sosial? Berikut akan dipaparkan beberapa konsep mengenai pengertian Pekerjaan Sosial – yang dikemukakan oleh para ahli – yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi kita dalam memahami profesi Pekerjaan Sosial itu sendiri;

Allen Pincus dan Anne Minahan, mengemukakan definisi Pekerjaan Sosial sebagai:

Social Work is concerned with the interactions between people and their social environment which affect the abilility of people to accomplish their life task, alleviate distress and realize their aspirations and values.

Pekerjaan Sosial berurusan dengan interaksi antara orang- orang dan lingkungan sosial, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, dan mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka.

(Allen Pincus dan Anne Minahan Social Work Practice: Model and Methode, 1973:9 Itasca, Illinois: Peacock Publishers)

Council on Social Work Education in Curriculum Study, mengemukakan pengertian Pekerjaan Sosial sebagai:

Social work seeks to enhance the social functioning of individuals, singly and in groups, by activities focused upon their social relationship which constitute the interaction between man and his environment.

Pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok, dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.

(dalam Rex A. Skidmore, Milton Thackeray, dan O William Farley, Introduction to Social Work, 1988:6, New Jersey: Simon & Scuster Englewood Cliffs).

Siporin, Max, menjelaskan pengertian Pekerjaan Sosial sebagai: Social work is defined as a social institutional method of helping people to prevent and resolve their social problems, to restore and enhance their social functioning.

Pekerjaan Sosial didefinisikan sebagai metode institusi sosial untuk membantu orang-orang guna mencegah dan menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosialnya.

Friedlander, Walter A. Dan Apte, Robert Z., memaparkan definisi Pekerjaan Sosial sebagai:

Social Work is a professional service, based on scientific knowledge and skill in human relation, which help individuals, groups, or communities obtain social or personal satisfaction and interdependence.

Pekerjaan Sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan ilmiah guna membantu individu, kelompok-, maupun masyarakat agar tercapainya kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.

(Friedlander, Walter A. Dan Apte, Robert Z, A Concepts and Methods of Social Work, 1980:4)

Zastrow, Charles, menjelaskan definisi Pekerjaan Sosial sebagai berikut:

Social work is the profesional activity of helping individuals, groups, or communities to enhance or restore their capacity for social functioning and to create societal conditions favorable to their goals.

Pekerjaan Sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan- tujuannya.

(Charles Zastrow, Introduction to Social Welfare Institutions: Social Problems, Service, and Current Issues. 1982 : 12) Leonora Scrafica-de Guzman, memaparkan pengertian Pekerjaan Sosial sebagai:

Social work is the profesion which is primaly concerned with organized social service activity aimed to facilitate and strengthen basic relationship in the mutual adjusment between individual, and their social environment for the good of the individual and society, by the use of social work method. Pekerjaan Sosial adalah profesi yang bidang utamanya berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam penyesuaian diri secara timbal balik dan saling menguntungkan antar individu dengan lingkungan sosialnya , melalui penggunaan metode-metode Pekerjaan Sosial.

(Leonora Scrafica-de Guzman, Fundamentals of social work, 1983:3)

Berbagai pengertian Pekerjaan Sosial telah dikemuakakan di atas secara beraneka ragam, tergantung dari sudut tinjauannya masing- masing. Namun demikian, dari keseluruhan definisi yang dikemukakan mengenai Pekerjaan Sosial tersebut, dapat dikelompokkan secara garis besar bahwa Pekerjaan Sosial dapat dipandang sebagai:

1. Pekerjaan Sosial sebagai suatu seni dalam praktik, karena dalam praktiknya Pekerjaan Sosial memerlukan keterampilan- keterampilan yang tinggi guna memahami orang-orang lain dan dalam membantu mereka agar memiliki kemampuan untuk menolong diri mereka sendiri

2. Pekerjaan Sosial sebagai suatu ilmu, karena memiliki metode- metode pemecahan masalah, dan karena dilakukan secara

dalam mengembangkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep operasional

3. Pekerjaan Sosial sebagai suatu profesi, karena pada masa dewasa ini telah memiliki dan memenuhi syarat-syarat suatu profesi.

Namun, Pekerjaan Sosial pun bukanlah “obat antiseptik” yang bertujuan untuk membuat hidup ini menjadi “steril”, bebas sama sekali dari tekanan dan ketegangan yang menimbulkan masalah-masalah, juga tidak bertujuan untuk membebaskan orang dari tanggung jawabnya terhadap masalah-masalah yang dialaminya, sehingga persoalannya bukan terletak pada apakah orang mengalami masalah atau tidak, melainkan terletak pada bagaimana cara yang digunakan orang tersebut untuk mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.

Satu hal yang perlu diingat, bahwa karakteristik yang membedakan Pekerjaan Sosial dengan profesi-profesi pemberian bantuan lainnya adalah bahwa bidang kegiatan profesi Pekerjaan Sosial terletak pada ruang lingkup segi sosial dari kehidupan manusia (Katherine A. Kendall, Feflections on Social Work Education, IASSW, New York, 1978)

Dengan berbekal berbagai definisi dan pengertian mengenai profesi Pekerjaan Sosial tersebut di atas, maka profesi ini dapat kita bedakan dengan kegiatan pemberian bantuan lainnya dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang dapat dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dan di mana saja.

Untuk dapat lebih memahami keberadaan dan praktik profesi pekerjaan sosial dalam masyarakat, berikut akan dipaparkan perkembangan pengetahuan pekerjaan sosial dari masa ke masa:

Awal tahun 1920-an; Mary Richmond ‘social diagnosis’ perkembangan sosiologi sangat mempengaruhi praktik pekerjaan sosial. Dikenal dengan masa scientific philanthropy. Konsep assessment dan diagnosis mulai digunakan (medical model)

1921-1930; pengaruh psikologi sangat kuat khususnya mengenai tahap perkembangan manusia. Konsep intervention mulai menggantikan konsep treament.

1931-1945; Gordon Hamilton, mengklarifikasi konsep diagnosis yang mengarah pada pada people in situation. Muncul diagnostic approach dan functional approach dimana kedua saling berbeda pendapat. Pengakuan group work dan community organization sebagai metode pekerjaan sosial. Psikoanalisis berpengaruh kuat.

1946-1960; Konsep psikoanalisis masih tetap dipakai. Helen Harris Perlman dalam Social Casework: A Problem Solving Process dengan konsepnya ‘a person with a problem comes to place where a professional representatative helps him by a given process’. 1957, Felix Biestex (The Casework Relationship) menjelaskan hubungan bimbingan sosial perseorangan sebagai “the dinamic interaction of attitudes and emotions between the caseworker and the client, with the purpose of helping the client achieve a better adjusment

between himself and his environment”, ia juga mengidentifikasi tujuh prinsip hubungan:

1. Individualization

2. Purposeful expression of feeling 3. Controlled emotional environment 4. Acceptance

5. Nonjudgmental attitude 6. Client self-determination 7. Confidentiality

1961-1975; pada masa ini sangat kaya dengan perkembangan teori, makin banyaknya kemungkinan akan pelayanan baru, bidang permasalahahan baru dan kelompok klien baru, serta dengan menggunakan dengan cara yang baru. Tiga cara melihat teori yang digunakan:

1. Kelanjutan perkembangan dari metode tradisional; 2. Perkembangan asli atau paduan pendekatan terpadu

dalam praktik

3. Perkembangan pendekatan baru dalam praktik, dengan menggunakan asumsi baru atau pelayanan baru bagi kelompok klien khusus.

1975-1990; merupakan era kekecewaan masyarakat terhadap sistem kesejahteraan sosial.

1991-19…; paradigma generalist practice makin menguat dengan diterbitkannya beberapa referensi mengenai paradigma ini. Namun nampaknya masih mencerminkan turunan dari profesi:

2. Person in situation 3. Process

4. Relationship; and 5. Intervention

Namun demikian terdapat tekanan yang begitu kuat bahwa assessment berkenaan untuk intervensi berkerja bersama dengan (with) daripada melakukan untuk (to) atau bagi (for) klien, tekanan akan orang dalam lingkungannnya, pentingnya hubungan, dan perhatian akan proses pada seluruh bidang praktik sebagai jantungnya praktik pekerjaan sosial.

KEGIATAN BELAJAR 3

Dalam dokumen PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL. (Halaman 54-65)