B. Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik; Dan
2.4 Daya Saing Daerah
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah .1 Angka Kriminalitas
Dalam meningkatkan iklim berinvestasi suatu daerah, masalah ketertiban dan keamanan merupakan salah satu faktor yang cukup strategis. Di Kabupaten Bener Meriah jumlah tindak kriminal yang terjadi cenderung menurun beberapa tahun terakhir, namun untuk jumlah kasus narkoba selama tahun terjadi kenaikan. Bila di tahun 2013 tidak ada kasus narkoba, namun pada tahun 2015 berjumlah 31 kasus dan tahun 2016 menjadi 30 kasus.
Kasus kriminalitas dan jenis kasus di Kabupaten Bener Meriah tahun 2013-2016 dijabarkan sebagai berikut
Tabel 2.74 Angka Kriminalitas Kabupaten Bener Meriah
No Jenis Kriminal 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6
1. Jumlah kasus narkoba - - 31 30
2. Jumlah kasus pembunuhan 1 1 - 3
3. Jumlah kejahatan seksual 2 2 - 2
4. Jumlah kasus penganiayaan 43 43 - 1
5. Jumlah kasus pencurian 78 78 21 5
6. Jumlah kasus penipuan 26 26 - -
7. Jumlah kasus pemalsuan uang - - - -
8. Jumlah tindak kriminalitas 150 150 52 41
9. Jumlah penduduk 131,023 134,015 136,821 139.890
10. Angka kriminalitas (8)/(9) 0,00014 0,001119 0,00038 0,000293
Sumber BPS/Polres Kabupaten Bener meriah.
2.4.1.2 Fokus Sumber Daya Manusia
Keberhasilan suatu instansi/lembaga/organisasi tidak hanya didukung oleh anggaran, program,dokumen perencanaan yang baik, namun pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian tujuan dan peningkatan nilai dari suatu entitas sangat dibutuhkan. Hal dilakukan dengan strategi pengelolaan sumber daya manusia yang tepat diukur dengan ketersediaan kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) di Kabupaten Bener Meriah.
Selanjutnya rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlahpenduduk umur 0 – 14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun (angkatan kerja),
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negarayang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya bebanyang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belumproduktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Hasil analisis rasio ketergantungan pada tabel 2.75 :
Tabel 2.75 Rasio Ketergantungan Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Bener Meriah
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penduduk usia < 15 tahun 33.33 33.44 33.86 32.69 35.50
2. Jumlah penduduk usia > 64 tahun 3.22 3.12 3.12 3.34 3.40
3. Jumlah penduduk usia tidak produktif (1) &(2) 36.56 36.56 36.98 36.03 35.90
4. Jumlah penduduk Usia 15-64 tahun 63.45 63.44 63.02 63.97 64.10
5. Rasio ketergantungan (3)/ (4) 57.60 57.64 58.64 56.32 56.00
Sumber Data BPS 2016
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Bener Meriah dari tahun 2012 sebesar 57,79 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk Kabupaten Bener Meriah yang produktif harus menanggung biaya hidup orang lain sebanyak 56 orang yang tidak produktif. Pada Tahun 2016 rasio ketergantungan Kabupaten Bener Meriah menurun menjadi 56,00 persen. Dilihat selama 5 (lima) tahun terakhir, rasio ketergantungan di Kabupaten Bener Meriah terjadi fluktuasi, dan ada kecenderungan menurun selama 2 (dua) tahun terakhir.
2.4.1.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
2.4.1.3.1 Pengeluaran Kosumsi Rumah Tangga Perkapita
Kosumsi rumah tangga dihitung berdasarkan rasio pengeluaran rumah tangga dibagi jumlah rumah tangga, Hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel 2.76 sebagai berikut:
Tabel 2.76 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Bener Meriah
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
1 Total Pengeluaran RT 620,863 695,000 510,589 467,031 536,730
2 Jumlah RT 33,116 33,879 34,654 35,353 36,146
3 Rasio 18,748 20,514 14,734 13,211 14,849
Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016
2.4.1.3.1.1 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga di Kabupaten Bener Meriah cenderung meningkat, dijabarkan pada Table 2.77.
Tabel 2.77 Persentase Konsumsi RT Non-Pangan Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Bener Meriah
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
1 Total Pengeluaran non
Pangan 244,742 272,629 354,217 336,935 423,168
2 Total pengeluaran 33,116 33,879 34,654 35,353 36,146
3 Rasio 7,390 8,047 10,222 9,531 11,707
Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016
2.4.1.3.1.2 Produktivitas Total Daerah 2.4.1.4 Penunjang Urusan
2.4.1.4.1 Perencanaan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau yang disingkat dengan BAPPEDA merupakan salah satu instansi Pemerintah yang berada dibawah kendali Pemerintah Daerah mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut; pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan, penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; perumusan kebijakan teknis di bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah; pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, dan sosial budaya; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan di Daerah yang bersumber dari APBK, APBA dan APBN; penyiapan bahan Rapat Koordinasi Evaluasi pelaksanaan pembangunan di Daerah; dan pembinaan Unit Pelaksana Teknis Badan.
Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai kewenangan: menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah; menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah; melakukan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD);melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda); melakukan koordinasi Penyusunan Program dan Kegiatan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), berdasarkan rumusan hasil Musrenbang Provinsi; mengkoordinasikan perencanaan program/ kegiatan daerah tahunan dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) melalui Tim Anggaran; menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Tim Anggaran; meneliti dan mengevaluasi Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKASKPD) untuk bahan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) perangkat daerah melalui Tim Anggaran; dan menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing satuan perangkat daerah.
2.4.1.4.2 Keuangan
Pengelolaan keuangan dan aset daerah baik di lingkup kabupaten Bener Meriah umumnya belum berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2014 terhadap pengelolaan keuangan tahun 2013 di Kabupaten Bener Meriah yang pada umumnya masih dalam kategori Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Selanjutnya Hasil Pemeriksaaan BPK terhadap Laporan Keuangan Tahun 2014,2015 dan 2016 dalam katagori WTP (Wajar Tanpa Penegecualian).
2.4.1.4.3 Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan
Untuk melihat kapasitas aparatur sipil Negara dapat menggunakan strata pendidikan berikut dijabarkan jumlah aparatur sipil Negara berdasarkan strata pendidikan serta pangkat dan golongan ruang di Bener Meriah
Tabel 2.78 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Tertinggi yang di Tamatkan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015-2016
No Pendidikan Terakhir 2015 2016
1 2 3 4
1 SD Sederajat 19 5
2 SLTP Sederajat 39 0
3 SLTA Sederajat 1.019 854
4 Diploma I,II 584 281
5 Diploma III 602 503
6 Tingkat Sarjana/Doktor/Ph.d 1.903 1.893
Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah
Tabel 2.79 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Kepangkatan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2015-2016
No Golongan Kepangkatan 2015 2016
1 2 3 4
1 I/a Juru Muda 2 1
2 I/b Juru Muda Tingkat I 4 5
3 I/c Juru 11 12
4 I/d Juru Tingkat I 9 5
5 II/a Pengatur Muda 221 204
6 II/b Pengatur Muda Tingkat I 274 208
7 II/c Pengatur 411 318
8 II/d Pengatur Tingkat I 324 234
9 III/a Penata Muda 592 633
10 III/b Penata Muda Tingkat I 619 459
11 III/c Penata 518 438
12 III/d Penata Tingkat I 329 355
13 IV/a Pembina Muda 522 424
14 IV/b Pembina Muda Tingkat I 210 206
15 IV/c Pembina 1 33
16 IV/d Pembina Tingkat I 0 1
Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah
2.4.1.4.4 Penelitian Dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (litbang) memiliki peranan penting dalam perencanaan
pembangunan serta dapat dijadikan indikator kemajuan dari suatu daerah. Peran fungsi litbang dari suatu daerah dapat diukur dengan persentase implementasi rencana kelitbangan; persentase pemanfaatan hasil kelitbangan; dan penerapan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang di ukur denganpersentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah, dan persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah.
2.4.1.4.5 Pengawasan
Palayanan bidang urusan pengawasan memberikan informasi seperti persentase tindak lanjut temuan; persentase pelanggaran pegawai dan jumlah temuan BPK terhadap penyelenggaraan pemerintahan baik administrasi maupun keuangan.
2.4.1.4.6 Sekretariat Dewan
Layanan bidang urusan Sekretariat Dewan meliputi beberapa pelayanan antara lain:
tersedianya rencana kerja tahunan pada setiap alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bener Meriah (DPRK) tersusun dan terintegrasinya program-program Kerja DPRK untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen rencana lima tahunan (RPJMD) maupun dokumen rencana tahunan (RKPD); dan terintegrasi program-program DPRA untuk melaksanakan fungsi pengawasan, pembentukan Perda dan Anggaran ke dalam dokumen perencanaan dan dokumen anggaran setwan DPRK.
2.4.1.5 Pertanian
2.4.1.5.1 Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani di Kabupaten Bener Meriah periode 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.80.
Selama periode 2014-2016 NTP berada di bawah 1 yang merefleksikan bahwa petani dalam kehidupan yang kurang sejahtera.
Tabel 2.80 Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2016 s.d 2017 Kabupaten Bener Meriah
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
1 Indeks Yang Diterima
Petani (lt) 137,16 141,14 108,24 113,65 115,50
2 Indeks Yang Dibayar Petani
(lb) 131,71 136,86 110,28 117,61 119,42
3 Rasio 1,04 1,03 0,98 0,96 0,96
Sumber : BPS ACEH , 2017