• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2017 - 2022

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah dalam Provinsi Aceh dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan. Ketiga peraturan ini memberikan arahan tentang tata caraperencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka tenengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusatdan Daerah dengan melibatkan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Tahun 2017 Kabupaten Bener Meriah telah berumur 14 tahun dan telah 3 (tiga) kali Melakukan Pimilihan Kepala Daerah secara langsung, pada tahun 2007 Bupati dan Wakil Bupati terpilih adalah Ir.

Tagore Abubakar dan Drs. Sirwandi Lut Tawar, SIK yang memimpin Kabupaten Bener Meriah untuk Periode 2007-2012, kemudian pada tahun 2012 bupati terpilihnya Ruslan Abdul Gani dan Rusli M Saleh untuk periode 2012-2017, selanjutnya pada tanggal 14 Februari 2017 Bupati terpilih Kabupaten Bener Meriah adalah Ahmadi, SE dan Tgk. H Sarkawi yang akan memimpin Bener Meriah periode 2017-2022.

Dalam perjalanannya Setiap Pimpinan Daerah diharapkan dapat menyusun RPJMD dala Masa Kepemimpinannya Selama Periode 5 (Lima) TahunRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan berupa penjabaran visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan RPJM Nasional. Sebagai tahapan rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua tingkatan pemerintah, baik pusat maupun daerah, RPJM diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan pembangunan yang dihadapi melalui perumusan strategi, kebijakan dan program prioritas pembangunan. Beberapa permasalahan

(2)

pembangunan tersebut seperti masih tingginya angka kemiskinan, masih adanya ketimpangan pembangunan, pendapatan masyarakat yang belum optimal serta pencarian sumber pendanaan baru.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bener Meriahyang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, telah menetapkan pasangan Ahmadi, SE. dan Tgk. H Sarkawi sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2017 – 2022 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam negeri Republik Indonesia Nomor 132.11-3029 Tahun 2017 tentang Pengangkatan Bupati Bener Meriah dan Nomor 132.11-3028 Tahun 2017 tentang Pengangkatan Wakil Bupati Bener Meriah. Dengan telah dilantiknya Bupati dan Wakil bupati terpilih pada tanggal 14Juli 2017 di gedung DPRK Bener Meriah oleh Gubernur Aceh drh.

Irwandi Yusuf, M.Sc, maka semua janji politik saat kampanye, yang meliputi visi, misi dan program kerja dituangkan ke dalam RPJMD tahun 2017 - 2022 untuk direalisasikan.

RPJM yang disusun akan menjadi dokumen resmi Pemerintah Bener Meriah untuk mengimplementasikan visi dan misi yang sudah disesuaikan dengan program, kebijakan dan sasaran yang disepakati sampai akhir masa kepemimpinan Bupati Dan Wakil Bupati terpilih selama lima tahun ke depan. Dokumen ini juga dijadikan sebagai dasar pelaksanaan Pembangunan bagi semua stakeholders yang akan membangun di Bener Meriah melalui program dan kegiatan perangkat daerah.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan RPJM Kabupaten Bener Meriahtahun 2017-2022 sebagaimana diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu :

1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-UndangNomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

5. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

(3)

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5887);

15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019;

16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Keduaatas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

19. Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh tahun 2013–

2033, Lembaran Aceh tahun 2014 Nomor 1;

20. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh Tahun 2012-2032.(Lembaran Aceh Tahun 2012 Nomor 9; Tambahan Lembaran Aceh Tahun 2012 Nomor 9).

21. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pokok-Pokok Syariat Islam;

(4)

22. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh;

23. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua Qanun Aceh Qanun Aceh tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus. (Lembaran Aceh Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 85);

24. Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 13 Tahun 2014 tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) kabupaten Bener meriah tahun 2005 – 2025 (Lembaran daerah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 Nomor : 107)

25. Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 03 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bener Meriah tahun 2005 – 2025 (Lembaran daerah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013)

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bener Meriah Merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional dan perencanaan pembangunan daerah KabupatenBenerMeriah. Penyusunan RPJMD Kabupaten Bener Meriah2017- 2022 berpedoman pada RPJP Nasional 2005-2025, RPJM Nasional 2015-2019, serta RPJM Aceh 2017- 2022. Agar RPJMD Kabupaten Bener Meriah2017-2022 selaras dengan kebijakan pembangunan nasional, perlu dilakukan telaahan terhadap pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN yang berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah. Di samping itu, telaahan juga perlu dilakukan terhadap RPJMD Aceh.

Telaahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dan harus selaras dan sinergi antardaerah, antarwaktu, antarruang, dan antarfungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Adapun hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen lainnya

1.4. Maksud dan Tujuan

(5)

Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Bener Meriah Tahun 2017-2022 adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Kabupaten Bener Meriah untuk periode lima tahun, yang memuatvisi, misi Kepala Daerah, arah kebijakan, strategi dan program pembangunan.

Tujuan penyusunan RPJD KabupatentBenertMeriah tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:

1. Menjabarkan visi dan misi dalam bentuk strategi, arah kebijakan, dan menetapkan program pembangunan daerah;

2. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten, dan perencanaan serta penganggaran;

3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan RPJMD Kabuapten Bener Meriah Tahun 2017–2022 mengacu pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 disajikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN KEUANGAN BENER MERIAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB IV PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN ISU-ISU STRATEGIS BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKA DAERAH BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH; DAN

BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB IX PENUTUP

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kondisi umum Kabupaten Bener Meriah digambarkan dalam beberapa aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan sosial, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

2.1 Aspek Geografi Dan Demografi

Sub bab aspek geografi dan demografi membahas mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana dan demografi.

2.1.1 Karakteristik Lokasi Dan Wilayah

Kabupaten Bener Meriah memiliki posisi strategis berada di tengah Provinsi Aceh dengan Kota Simpang Tiga Redelong dipilih sebagai ibukotanya. Posisi geografis terletak pada 4°33’50”- 4°54’50”

Lintang Utara dan 96°40’75” - 97°17’53” Bujur Timur, dengan ketinggian rata-rata 100 – 2500 MDPL.

2.1.1.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Bener Meriah memiliki luas wilayah darat 197.271,31 Ha. Batas wilayah Bener Meriah, Meliputi:

a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Utara;

b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur;

c. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur; dan d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Tengah.

Sejak tahun 2010, secara administratif Kabupaten Bener Meriah memiliki 10 kecamatan yang terdiri dari 27 mukim dan 234 desa. Peta administratif Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Bener Meriah

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

2.1.1.2 Topografi

Kabupaten Bener Meriah memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas kelas kelerengan yaitu: 0 -8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan >40%. Berdasarkan gambaran klasifikasi kelerengan tersebut, wilayah Kabupaten Bener Meriah tampak didominasi oleh lahan berkelerengan > 40%

(7)

dengan luasan yang mencapai 89.594,16 Ha atau sebesar 47% dari total luas wilayah Kabupaten Bener Meriah Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Topografi Kabupaten Bener Meriah

Kecamatan 0 – 8 8 – 15 Kelerengan (%) 15 – 25 25 – 40 > 40 Total

1 2 3 4 5 6 7

Bandar 16,01 2.624,29 1.408,20 1.233,71 5.018,34 10.300,55

Bener Kelipah - 739,07 607,21 555,67 767,22 2.669,17

Bukit 261,15 3.033,35 873,89 566,16 4.787,67 9.522,22

Gajah Putih - 256,07 1.089,98 1.024,88 3.570,86 5.941,79

Mesidah - 579,78 6.964,41 8.265,00 18.206,28 34.015,47

Permata - 3.855,55 3.683,96 4.639,96 7.231,62 19.414,04

Pintu Rime Gayo - 6.811,19 6.020,73 3.909,27 7.307,65 24.048,84

Syiah Utama - 2.893,89 9.681,24 17.382,37 38.510,33 68.467,83

Timang Gajah - 1.439,25 2.385,53 2.716,84 3.498,58 10.040,20

Wih Pesam - 1.936,47 2.606,55 747,84 689,61 5.980,47

Total 261,15 24.171,91 35.325,7 41.046,7 89.594,16 190.407,58*)

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

Catatan: Ada perbedaan persepsi terhadap luas wilayah Bener Meriah, BPS Bener Meriah dan Pemda Bener Meriah

2.1.1.3 Geologi

Kondisi Geologi Kabupaten Bener Meriah terdiri dari beberapa bebatuan dengan jenis batuan sedimen, batuan vulkanis, dan aluvial. Dominasi batuan sedimen ini hampir merata pada bagian selatan wilayah Kabupaten Bener Meriah, yang merupakan dataran tinggi atau berfungsi sebagai kawasan areal penggunaan lain. Sedimen ini juga terbagi oleh jenis yang diantaranya, sedimen kapur dan glaukosit dengan material halus, kemudian sedimen sedikit kandungan kapur dan material kasar konglomerat, batu pasir dan mika.

Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bener Meriah dapat dikelompokkan menjadi batuan beku dan batuan metamorfik atau malihan, batuan sedimen dan gunung api tua, batu gamping, batuan gunung api muda, serta endapan aluvium. Batuan sedimen terutama terdapat di daerah lembah. Jenis batuan ini mempengaruhi jenis tanah yang ada.

Gambar 2.2 Peta Geologi Kabupaten Bener Meriah

Gambar 2.2 Peta topografi Bener Meriah

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

(8)

2.1.1.4 Hidrologi

2.1.1.4.1 Air Permukaan

Kabupaten Bener Meriah memiliki beberapa sungai baik sungai besar maupun sungai kecil.

Sungai besar diantaranya Sungai Jambo Aye yang airnya mengalir sampai ke Jambo Aye, Arakundo, Peureulak, Idi Rayeuk, Simpang Ulim, Peudawa Puntong, Julok Rayeuk dan Peudawa Rayeuk. Sungai Peusangan mengalir ke Pase, Peusangan, Peudada, Keureuto, Peuto, Mane, Krueng Geukeuh, Samalanga, Sawang dan Piadah. Selain itu ada pula sungai-sungai kecil yang ada di Kabupaten Bener Meriah. Gambar 2.3 berikut ini merupakan gambaran Daerah Aliran Sungai yang ada di Kabupaten Bener Meriah.

Gambar 2.3 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bener Meriah

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032)

2.1.1.4.2 Air Tanah

Pengelolaan air tanah berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT) bertujuan untuk menjaga kelangsungan, daya dukung dan fungsi air tanah. Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah dilaksanakan melalui pemetaan tingkat kriteria zona kerentanan air tanah. Pola sebaran cekungan air tanah yang berada di Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar 2.4 Cekungan Air Tanah (CAT)

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

(9)

2.1.1.5 Klimatologi

Data curah hujan Kabupaten Bener Meriah sesuai data dari Provinsi Aceh masuk dalam kategori mewakili dataran tinggi di mana curah hujan cenderung tinggi mencapai 13.327 mm/tahun dengan rata- rata 1.105,60 mm/bulan. Menurut Data Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah, curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 66,8 mm/hari dan pada bulan Desember 9,14 mm/hari, sementara curah hujan terendah rata-rata terjadi pada Bulan Maret sampai Mei dengan nilai 1,08 mm/hari.

2.1.1.6 Penggunaan Lahan

Pada tahun 2012 luas keseluruhan lahan Kabupaten Bener Meriah adalah 191.969 Ha dengan perincian hutan 104.814 Ha atau 55,50% (yang terdiri dari hutan lindung seluas 85.804 Ha (44,7%

dan Hutan Produksi seluas 19.101 (9,9%)) dari luas total penggunaan lahan. Luas lahan pertanian sawah adalah 3,259 Ha atau 1,73% dan lahan ladang/kebun seluas 43,765 Ha atau 22,80%. Selebihnya merupakan lahan penggunaan lainnya seluas 31.758 Ha mencapai 16,54% dari luas total Kabupaten Bener Meriah (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Bener Meriah tahun 2012

Jenis Penggunaan Lahan 2012

(Ha) (%)

1 2 3

Persawahan 3.259,00 1,7

Bangunan / Perkarangan 8.373,00 4,36

Kebun / Ladang 43.765,00 22,8

Hutan Lindung 85.804,00 44,7

Hutan Produksi 19.010,00 9,9

Lain – lain 31.758,00 16,54

Jumlah 191.969,00 100

*) Data BPS Bener Meriah, DDA 2014, **) Diolah

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan , Dinas Pengairan, BPS 2014

Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Existing

Sumber : RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

(10)

2.1.2 Demografi

Kabupaten Bener Meriah merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah yang memiliki 10 kecamatan dan 233 kampung dengan kecamatan paling luas yaitu Kecamatan Syiah Utama yang luasnya hampir setengah dari luas Kabupaten Bener Meriah (BPS, 2014). Masyarakat Kabupaten Bener Meriah termasuk dalam masyarakat adat Gayo yang didukung dalam bahasa etnik Gayo oleh penduduk Kabupaten Aceh Tengah dan sebagian Aceh Tenggara (DEPDIKBUD, 1978).

Penduduk Kabupaten Bener Meriah di tahun 2016 berjumlah 139.890 jiwa, dengan laki-laki sebanyak 70.790 jiwa dan perempuan 69.100 jiwa (BPS, 2017). Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bukit, yaitu sebesar 25.900 jiwa dan Kecamatan Wih Pesam 24.200 jiwa. Kecamatan Syiah Utama memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit, yaitu sebesar 1.490 jiwa. Lapangan pekerjaan utama masyarakat Kabupaten Bener Meriah adalah di bidang pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan.

Tabel 2.3 Perkembangan demografi Kabupaten Bener Meriah 2011 – 2016

INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7

Kepadatan (jiwa/km2) 65 66 67 69 70 73

Laju pertumbuhan (%) 2,24 1,84 2,28 2,26 2,07 2,22

Sumber : Profil Bener Meriah Tahun 2016

Pada tahun 2016 kepadatan penduduk di Kabupaten Bener Meriah sebesar 73 jiwa/km2. Dalam kurun waktu 2011-2016 terjadi peningkatan kepadatan penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk di atas 2%, kecuali pada tahun 2012 laju pertumbuhan penduduk hanya 1,84%. Selain disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan kepadatan penduduk disebabkan juga oleh perpindahan penduduk dari wilayah lain karena pekerjaan, perkawinan, dan lain sebagainya.

Pada tahun 2016 kepadatan penduduk di Bener meriah sebesar 73 jiwa/Km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi tercatat di Kecamatan Wih Pesam dan Bandar. Kepadatan penduduk Kecamatan Wih Pesam dan Bandar masing-masing adalah 366 jiwa/km2 dan 2782 jiwa/km2. Kondisi ini dimungkinkan karena kedua kecamatan tersebut memiliki akses serta sarana dan prasarana wilayah yang memadai. Sebaliknya, Kecamatan Syiah Utama dengan luas wilayah sekitar 40,42% dari wilayah Bener Meriah memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu hanya sekitar 2 jiwa/km2.

Tabel 2.4 Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016

No Kecamatan Desa Dusun

1 2 3 4

1 Bandar 35 87

2 Bener Kelipah 12 36

3 Bukit 40 84

4 Gajah Putih 10 102

5 Mesidah 15 78

6 Permata 27 104

7 Pintu Rime Gayo 23 32

8 Syah Utama 14 18

9 Timang Gajah 30 42

10 Wih Pesam 27 84

Jumlah 233 667

Sumber : BPS Bener Meriah Tahun 2016

(11)

Tabel 2.5 Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten Tahun 2016

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Jarak Ke Ibukota

Kabupaten (Km)

1 2 3 4

1 Bandar Pondok Baru 6,3

2 Bener Kelipah Gunung Musara 9,1

3 Bukit Simpang Tiga Redelong 1

4 Gajah Putih Reronga 21,9

5 Mesidah Wer Tingkem 15,3

6 Permata Buntul 17

7 Pintu Rime Gayo Blang Rakal 28,7

8 Syah Utama Samar Kilang 50,3

9 Timang Gajah Lampahan 16,9

10 Wih Pesam Pante Raya 5,5

Sumber : BPS Bener Meriah Tahun 2016

Kecamatan terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Syiah Utama. Jarak ibukota Syiah Utama, yaitu Desa Samar Kilang, ke ibukota Kabupaten di Simpang Tiga Redelong adalah 50,3 km, dan Kecamatan Pintu Rime Gayo, yaitu Belang Rakal dengan jarak 28,7 km.

Dari 10 (sepuluh) Kecamatan yang ada di Kabupaten Bener Meriah, yang termasuk urban area (kawasan perkotaan) hanya Kecamatan Bukit yang meliputi 28 (dua puluh delapan) Kampung, yakni Kampung Karang Rejo, Bale Atu, Hakim Tungul Naru, Babussalam, Bale Redelong, Bujang, Godang, Isaq Busur, Kenawat Redelong, Paya Gajah, Simpang Tiga Redelong, Uring, Reje Guru, Ujung Gele, Delung Asli, Tingkem Benyer, Reje Guru, Blang Sentang, Delung Tue, Batin Weh Pongas, Kute Kering, Kute Lintang, Kute Tanyung, Tingkem Bersatu, Tingkem Asli, Serule Kayu, Uning Bersah dan Uning Teritit.

Selain desa-desa yang termasuk dalam kawasan perkotaan di Kecamatan Bukit termasuk rural area (kawasan pedesaan).

Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa etnis yang hidup saling menghormati dan saling berdampingan, tanpa mempersoalkan ras dan agama. Hingga saat ini, belum tersedia informasi mengenai berapa jumlah etnis yang tinggal di Kabupaten Bener Meriah, namun dapat dipastikan bahwa suku Gayo adalah suku yang paling dominan yang mendiami wilayah Kabupaten Bener Meriah.

Selain suku Gayo, masih terdapat beberapa etnis lainnya, seperti Suku Jawa, Aceh, Padang, dan lain- lain.

Tabel 2.6 berikut mengilustrasikan mengenai keragaman penduduk di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan agama yang dianut. Mayoritas penduduk DI Kabupaten Bener Meriah menganut agama Islam yang berjumlah 136.723 jiwa pada tahun 2015, selanjutnya 91 jiwa beragama Protestan, 13 jiwa beragama Katolik dan 4 jiwa beragama Budha, serta lainnya berjumlah 12 jiwa.

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut Di Kabupaten Bener Meriah tahun 2012 – 2015.

No Tahun Agama

Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2012 128,368 107 13 7 43 - -

2 2013 128,368 107 13 7 43 - -

3 2014 128,368 107 13 7 43 - -

4 2015 136,723 91 13 - 4 - -

Sumber : BPS Bener Meriah Tahun 2016

Sejauh ini, di Kabupaten Bener Meriah, semua etnis dan pemeluk agama yang heterogen dapat hidup berdampingan tanpa terjadi konflik antar etnis dan agama. Hal tersebut menjadi modal yang cukup baik dalam upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat secara berkelanjutan. Meskipun pada beberapa tahun yang lalu, di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh pada umumnya terjadi konflik yang berakibat pada melambatnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, namun setelah terjadinya MoU antara pihak-pihak yang berkonflik,

(12)

Kabupaten Bener Meriah telah kembali melakukan pembangunan yang hasilnya mulai dinikmati oleh masyarakat.

2.1.3 Potensi Pengembangan Wilayah

Kabupaten Bener Meriah mempunyai beragam kekayaan sumber daya alam antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan umum yang memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bener Meriah. Penentuan sistem perkotaan di Kabupaten Bener Meriah mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut ini:

1. Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Aceh.

2. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada dan pengembangannya.

3. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.

Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan atau pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut:

1. Fungsi tempat pasar (market-place function) bagi barang dan jasa konsumsi dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil pertanian.

2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada wilayah-wilayah pengembangan.

3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian.

4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain.

Kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik sosial maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang bersangkutan. Selain itu juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi pemerintahan yang mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status administrasi (Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan). Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat pelayanannya yang akan dikembangkan di tiap Kota. Adapun fungsi yang lain didasari oleh alasan tertentu, yaitu:

1. Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan perdagangan.

2. Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi utama dan akses ke jaringan transportasi utama.

Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi langsung antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan menimbulkan ketidakefisienan, seperti tingginya ongkos transportasi, rendahnya kapasitas dan pemenuhan kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.

Sistem perkotaan yang membentuk pola struktur ruang di Kabupaten Bener Meriah selain berdasarkan analisa kondisi perkotaan sekarang ini, juga mengacu pada struktur ruang yang lebih makro, yakni pola struktur wilayah Provinsi Aceh. Pola struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan dan pusat pelayanan di Kabupaten Bener Meriah adalah:

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Kriteria PKL adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi untuk skala pelayanan kabupaten. Wilayah PKL di Kabupaten Bener Meriah ditetapkan di Kota Simpang Tiga Redelong, Kecamatan Bukit.

(13)

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

Melihat perkembangan yang ada saat ini, ada beberapa Kecamatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan menjadi PKLp karena memiliki sarana dan prasarana yang memungkinkan fungsi dan pelayanannya sebagai PKLp seperti tersedianya RSUD tipe C, terminal, fasilitas perkantoran, fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga dan rekreasi serta fasilitas perdagangan dan jasa. Dengan ditingkatkan menjadi PKLp diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayahnya. Kecamatan tersebut diarahkan pengembangannya ke fungsi perkotaan dengan fungsi yang dikembangkan antara lain adalah kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan, permukiman perkotaan, rekreasi dan olah raga serta perkantoran. Kecamatan yang dipromosikan antara lain: Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ditetapkan di Kota Pondok Baru di Kecamatan Bandar yang melayani beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Syiah Utama, Kecamatan Permata, Kecamatan Mesidah, Kecamatan Bener Kelipah dan Kecamatan Bandar.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Kriteria PPK adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi dengan skala pelayanan kecamatan. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di wilayah Kabupaten Bener Meriah ditetapkan di:

a) PPK Blang Rakal;

b) PPK Reronga;

c) PPK Lampahan;

d) PPK Simpang Balek;

e) PPK Bener Kelipah Utara;

f) PPK Wih Tenang Uken;

g) PPK Sosial; dan h) PPK Samar Kilang.

2.1.4 Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Bener Meriah merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan sehingga banyak dijumpai lahan miring ataupun bergelombang. Potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Bener Meriah terjadi di sekitar kawasan pegunungan atau bukit yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang curam pada tanah yang basah dan bebatuan yang lapuk, curah hujan yang tinggi, gempa bumi atau letusan gunung berapi yang menyebabkan lapisan bumi paling atas dan bebatuan berlapis terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Tanda-tanda terjadinya longsor dapat ditandai dengan beberapa parameter antara lain keretakan pada tanah, runtuhnya bagian bagian tanah dalam jumlah besar, perubahan cuaca secara ekstrim dan adanya penurunan kualitas landscape dan ekosistem.

Puting beliung terjadi hampir merata di seluruh daerah dalam Provinsi Aceh tidak terkecuali di KabupatenBener Meriah walaupun dalam intensitas yang rendah. Gunung api aktif yang berada di Bener Meriah adalah Gunung Burni Telong dan Gunung Geuredong. Gunung ini terletak pada bagian Selatan Kabupaten atau di sebelah Timur Kota Simpang Tiga Redelong (Ibukota Kabupaten). Aktifitas gunung tersebut berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah gempa dan gelombang Tsunami yang menimpa Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004 silam.

Potensi bencana gas beracun diindikasikan berada pada kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian, kawasan dengan potensi rawan bahaya gas beracun relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung berapi. Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun di

(14)

Kabupaten Bener Meriah berada di sekitar Gunung Geuredong dan Gunung Burni Telong.

Selain itu, bencana yang disebabkan bukan dari faktor alam juga seringkali terjadi di Kabupaten Bener Meriah, seperti bencana konflik dan wabah penyakit. Kejadian bencana-bencana tersebut memberikan dampak negatif terhadap hasil pembangunan yang sudah dicapai atau sedang berlangsung.

Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Kabupaten Bener Meriah

Sumber. RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

2.2.1.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Gambaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bener Meriah secara umum tercermin dari besarnya nilai produk domestik regional bruto (PDRB) yang diperoleh dari tahun ke tahun. Bila dilihat perkembangannya dalam kurun waktu 2012-2016 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bener Meriah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari penjabarannya PDRB merupakan indikator yang dapat menunjukan keberhasilan penerapan kebijakan pembangunan ekonomi. Keberhasilan tujuan otonomi daerah untuk memperkuat perekonomian Bener Meriah nampaknya terlihat dari PDRB Bener Meriah berdasarkan harga konstan dan harga berlaku yang terus meningkat. Dari gambaran Tabel 2.8 terlihat bahwa PDRB Kabupaten Bener Meriah menunjukkan keberhasilan penerapan kebijakan pembangunan ekonomi.

Tabel 2.8 PDRB Kabupaten Bener Meriah tahun 2012 – 2016

Tahun Harga Berlaku (HB) Harga Konstan (HK)

Nilai (Rp Juta) Pertumbuhan(%) Nilai(Rp Juta) Pertumbuhan(%)

1 2 3 4 5

2012 2.833.715,89 8,18 2.661.123,94 5,23

2013 3.066.623,44 8,22 2.804.613,17 5,39

2014 3.312.193,99 8,01 2.929.388,50 4,45

2015 3.552.269,47 7,25 3.070.581,95 4,82

2016 3.806.215,70 7,15 3.206.536,50 4,43

(15)

Sumber : Tinjauan Ekonomi Kab Bener Meriah, BPS Bener Meriah 2017

Besaran nilai PDRB merupakan rata-rata tingkat pertumbuhan sektor yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Kabupaten Bener Meriah. Apabila setiap sektor mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor memiliki kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian dan mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi secara total. Dari tabel di atas dijelaskan bahwa PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, namun trend pertumbuhannya menurun.

Tabel 2.9 PDRB Bener Meriah Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Dalam (Juta Rupiah) Tahun 2012-2016

N

o Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pertanian 1.311.744, 56

56,0 4

1.364.871, 00

60,7 2

1.432.211, 16

60,9 2

1.503.371, 20

60,8 4

1.575.237, 80

61,0 6 2 Pertambang

an &

Penggalian

26.841,30 1,15 27.413,60 1,22 28.251,40 1,20 29.177,30 1,18 30.055,20 1,16

3 Industri Pengolahan

63.964,64 2,73 66.065,59 2,94 67.920,80 2,89 70.255,20 2,84 72.458,60 2,81 4 Listrik &

Gas

2.715,76 0,12 2.832,70 0,13 2.991,31 0,13 3.216,50 0,13 3.501,80 0,14 5 Pengadaan

Air Pengolahan Sampah Limbah dan Daur Ulang

535,80 0,02 555,40 0,02 587,30 0,02 616,30 0,02 642,50 0,02

6 Bangunan &

Konstruksi

395.569,6 5

16,9 0

414.729,3 0

18,4 5

435.253,7 0

18,5 1

468.188,6 0

18,9 5

488.132,0 0

18,9 2 7 Perdaganga

n, Besar dan Eceran

190.932,8

7 8,16 162.841,3

0 7,24 167.794,1

0 7,14 171.753,1

0 6,95 175.366,0 0 6,80 8 Pengangkut

an &

Komunikasi

156.891,4 0

6,70 11.085,90 0,49 11.519,28 0,49 11.926,95 0,48 12.415,10 0,48

9 Jasa Keuangan

48.044,70 2,05 48.623,40 2,16 49.795,50 2,12 50.326,40 2,04 51.733,60 2,01 1

0 Jasa

Perusahaan 6.248,30 0,27 6.371,80 0,28 6.624,70 0,28 6.988,50 0,28 7.213,70 0,28 1

1 Jasa Pendidikan

50.464,80 2,16 51.474,10 2,29 53.008,20 2,25 55.621,60 2,25 57.988,30 2,25 1

2 Jasa Kesehatan

57.039,82 2,44 59.722,20 2,66 63.031,90 2,68 66.045,40 2,67 69.583,40 2,70 1

3

Jasa Lainnya 29.942,40 1,28 31.137,70 1,39 32.072,20 1,36 33.723,50 1,36 35.617,20 1,38 PDRB 2.340.936 100 2.247.724 100 2.351.062 100 2.471.210,

55 100 2.579.945, 20 100

Sumber : Tinjauan Ekonomi Kab Bener Meriah, BPS Bener Meriah 2017

(16)

Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Bener Meriah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2012-2016

N

o Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pertanian 1.389.604, 30

55,8 6

1.477.853, 90

54,7 3

1.600.654, 31

54,9 7

1.717.887, 40

54,9 8

1.849.151, 20

55,2 6 2

Pertamban gan &

Penggalian

27.365,40 1,10 28.644,90 1,06 31.342,40 1,08 33.081,00 1,06 34.721,30 1,04

3 Industri Pengolahan

65.187,76 2,62 69.511,49 2,57 75.004,19 2,58 80.223,20 2,57 84.485,80 2,52 4 Listrik &

Gas

2.469,00 0,10 2.506,80 0,09 2.573,90 0,09 2.708,20 0,09 2.832,90 0,08 5 Pengadaan

Air Pengolahan Sampah Limbah dan Daur Ulang

582,60 0,02 636,30 0,02 706,20 0,02 782,40 0,03 872,90 0,03

6 Bangunan

&

Konstruksi

429.513,4 0

17,2 7

468.735,6 0

17,3 6

514.117,6 0

17,6 6

564.745,3 0

18,0 7

608.351,4 0

18,1 8 7 Perdaganga

n, Besar dan Eceran

206.270,5 0

8,29 219.342,7 0

8,12 234.701,0 0

8,06 253.876,1 0

8,13 273.396,1 0

8,17

8 Pengangku tan &

Komunikas i

171.267,3 0

6,88 186.363,1 0

6,90 196.920,3 0

6,76 202.122,0 0

6,47 206.813,0 0

6,18

9 Jasa Keuangan

48.097,12 1,93 90.970,25 3,37 90.901,90 3,12 93.631,60 3,00 97.521,40 2,91 1

0 Jasa Perusahaan

6.883,30 0,28 7.313,30 0,27 7.845,80 0,27 8.314,50 0,27 8.911,60 0,27 1

1 Jasa Pendidikan

50.724,30 2,04 51.886,20 1,92 53.876,50 1,85 58.426,70 1,87 62.233,60 1,86 1

2 Jasa Kesehatan

58.874,20 2,37 64.198,20 2,38 68.897,60 2,37 72.545,70 2,32 77.316,30 2,31 1

3 Jasa Lainnya

30.846,20 1,24 32.445,60 1,20 34.178,50 1,17 36.177,30 1,16 39.446,70 1,18 PDRB 2.487.685,

38 100,

00

2.700.408, 34

100, 00

2.911.720, 20

100, 00

3.124.521, 40

100, 00

3.346.054, 20

100, 00

Sumber : Tinjauan Ekonomi Kab Bener Meriah, BPS Bener Meriah 2017

Seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Bener Meriah dari tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami pertumbuhan positif. Data Tabel 2.9 dan Tabel 2.10 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian sangat dominan (>50%) di Kabupaten Bener Meriah baik itu menurut harga konstan atau harga berlaku. Dengan demikian sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bener Meriah dan paling berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Tabel 2.11 Perkembangan Distribusi PDRB Kabupaten Bener Meriah menurut lapangan usaha (%) Tahun 2012-2016

No Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7

1 Pertanian 49.04 48.19 48.33 48.36 48.58

2 Pertambangan & Penggalian 0.97 0.93 0.95 0.93 0.91

3 Industri Pengolahan 2.30 2.27 2.26 2.26 2.22

4 Listrik & Gas 0.09 0.08 0.08 0.09 0.09

5 Pengadaan Air Pengolahan Sampah

Limbah dan Daur Ulang 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

6 Bangunan & Konstruksi 15.06 15.29 15.52 15.90 15.98

7 Perdagangan, Besar dan Eceran 7.28 7.15 7.09 7.15 7.18

8 Pengangkutan & Komunikasi 6.04 6.08 5.95 5.69 5.43

9 Penyediaan Akomodasi dam makan minum

0.42 0.41 0.42 0.42 0.43

10 Informasi dan Komunikasi 1.71 1.60 1.52 1.44 1.38

11 Jasa Keuangan 1.70 2.97 2.74 2.64 2.56

12 Real Estate 2.01 2.04 2.04 2.01 1.99

(17)

No Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7

13 Jasa Perusahaan 0.24 0.24 0.24 0.23 0.23

14 Administasi Pemerintahan,

pertahanan dam jaminan sosial 8.07 7.88 8.11 8.16 8.26

15 Jasa Pendidikan 1.79 1.69 1.63 1.64 1.64

16 Jasa Kesehatan 2.08 2.09 2.08 2.04 2.03

17 Jasa Lainnya 1.09 1.06 1.03 1.02 1.04

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Tinjauan Ekonomi Kab Bener Meriah, BPS Bener Meriah 2017

Berdasarkan Tabel 2.11 dapat dilihat bahwa distribusi PDRB antara tahun 2012-2016 di Kabupaten Bener Meriah cenderung konstant. Sektor pertanian mendominasi pada angka 48%. Sektor kedua terbesar yang berkontribusi terhadap struktur ekonomi Kabupaten Bener Meriah adalah sektor bangunan dan konstruksi, yang menyumbang sekitar 15 %. Sedangkan sektor Perdagangan besar dan eceran memberikan konstribusi sebesar 7%. Dukungan situasi daerah yang kondusif dan aman sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah, terutama sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan pembangunan seperti sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa.

Tabel 2.12 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bener Meriah menurut Lapangan usaha (%) Tahun 2012-2016

No Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7

1 Pertanian 4.31 4.05 4.93 4.97 4.78

2 Pertambangan & Penggalian 5.02 2.13 3.06 3.28 3.01

3 Industri Pengolahan 4.14 3.28 2.18 3.44 3.14

4 Listrik & Gas 7.47 4.31 5.60 7.53 8.87

5 Pengadaan Air Pengolahan Sampah

Limbah dan Daur Ulang 4.12 3.66 5.74 4.94 4.25

6 Bangunan & Konstruksi 4.68 4.84 4.95 7.57 4.26

7 Perdagangan, Besar dan Eceran 4.41 5.41 4.21 3.17 3.68

8 Pengangkutan & Komunikasi 4.10 3.79 3.04 2.36 2.10

Penyediaan Akomodasi dam makan minum

3.73 2.99 3.91 3.54 4.09

Informasi dan Komunikasi 0.97 1.20 2.41 1.07 2.80

9 Jasa Keuangan 70.48 78.57 -5.05 2.84 1.55

Real Estate 5.68 6.52 5.11 4.39 3.20

10 Jasa Perusahaan 3.81 1.98 3.97 5.49 3.22

Administasi Pemerintahan,

pertahanan dam jaminan sosial 7.03 4.55 6.19 4.10 6.53

11 Jasa Pendidikan 4.61 2.00 2.98 4.93 4.26

12 Jasa Kesehatan 5.05 4.70 5.54 4.78 5.36

13 Jasa Lainnya 6.63 3.99 3.00 5.15 5.62

PDRB 5.23 5.39 4.45 4.82 4.43

Sumber : Tinjauan Ekonomi Kab Bener Meriah, BPS Bener Meriah 2017

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bener Meriah memiliki trend yang positif dan stabil pada mayoritas sektor, namun juga berfluktuatif tajam pada sebagian sektor. Misalnya pada tahun 2012 dan 2013, sektor jasa keuangan mempunyai pertumbuhan yang sangat signifikan hingga mencapai 70 dan 78%, sedangkan pada tahun 2014 sektor jasa keuangan mengalami laju pertumbuhan negatif. Pada tahun 2014, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami laju pertumbuhan tertinggi dibanding sektor yang lain, sedangkan tahun 2015 sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor kontruksi mengalami laju pertumbuhan yang lebih baik dari sektor lainnya dan tahun 2016 sektor pengadaan listrik dan gas mendapat pertumbuhan yang tinggi dibandingkan sektor lainnya.

(18)

2.2.1.1.2 Laju Inflasi/Deflasi

Inflasi/deflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Apabila tingkat inflasi naik, dapat dipastikan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi harga yang terjadi akan berpengaruh pada daya beli konsumen sehingga mengakibatkan ketidak seimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Indeks ini dapat juga diturunkan dari PDRB yang disebut sebagai PDRB deflator atau yang dikenal dengan indeks implisit. Indeks ini merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.

Tabel 2.13 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Bener Meriah

Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6

Inflasi Kabupaten

Kota 2,8 2,68 3,41 2,32 2,61

Sumber BPS Kabupaten Bener Meriah

2.2.1.1.3 Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui tingkat perekonomian masyarakat pada wilayah tertentu. Di Kabupaten Bener Meriah, pendapatan perkapita sedikit lebih tinggi dibandingan Provinsi Aceh. Pengeluaran di Kabupaten Bener Meriah diperkirakan sebesar Rp 10.140 perkapita/hari sedangkan di Provinsi Aceh adalah Rp 8.768 perkapita/hari.

2.2.1.1.4 Indeks Gini (Ketimpangan Pendapatan)

Indeks Gini (koefisien Gini) menggambarkan mengenai tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan (kesejahteraan) di sebuah wilayah. Selama 5 (lima) tahun terakhir, perkembangan ketimpangan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Indeks Gini tahun 2012 adalah sebesar 0.234 dan menurun menjadi 0.225 pada tahun 2013. Namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 0.243. Pada tahun 2015 indeks gini Kabupaten Bener Meriah kembali meningkat menjadi 0.275 dan pada tahun 2016 juga mengalami keningkatan sehingga menjadi 0.283. Perkembangan indeks gini Kabupaten Bener Meriah seperti digambarkan pada Tabel 2.14 mengindikasikan bahwa distribusi pembangunan ekonomi (kesejahteraan) di Kabupaten Bener Meriah belum merata.

Tabel 2.14 Indeks Gini Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6

Indeks Gini 0,234 0,225 0,243 0,275 0,283

Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah, 2017

2.2.1.1.5 Kemiskinan

Kemiskinan Secara global, dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, baik kebutuhan secara ekonomis, seperti, makanan dan pakaian, maupun kebutuhan lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan diukur dengan menggunakan pendekatan basic need approach, dimana kemiskinan diukur berdasarkan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan menggunakan pendekatan ini, kemiskinan difahami sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan yang dilihat dari finansial, yakni untuk memenuhi kebutuhan dasar makan dan non makanan (sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan) yang diukur dari sisi pengeluaran. Seseorang dikategorikan sebagai penduduk miskin apabila memiliki rata-rata pengeluaran perkapita dibawah garis

(19)

kemiskinan, baik garis kemiskinan makanan maupun garis kemiskinan non makanan.

Selain definisi yang dirumuskan oleh BPS, kemiskinan juga didefinisikan oleh Bank Dunia, dimana dalam hal ini kemiskinan dapat dilihat berdasarkan jumlah pendapatan perkapita perhari penduduk. Seseoarang yang memiliki pendapatan dibawah USD 1 perkapita dikategorikan sebagai penduduk miskin dan yang memiliki pendapatan USD 2 perkapita dikategorikan sebagai kemiskinan menengah.

Ketidak mampuan seseorang untuk mencapai standar hidup yang layak, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), rendahnya penguasaan tehnologi, keterbatasan untuk memperoleh akses permodalan dan lain sebagainya.

Persoalan SDM suatu daerah, dapat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengakses pendidikan, kesehatan dan pelayanan lainnya yang disediakan oleh pemerintah. Rendahnya penguasaan terhadap teknologi menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan global.

Keterbatasan untuk mengakses permodalan mempengaruhi kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk berkembang.

Kondisi kemiskinan Kabupaten Bener Meriah, dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin. Berdasarkan tabel 2.15 mengenai posisi relatif tingkat kemiskinan, dapat diketahui bahwa jumlah persentase penduduk miskin masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bener Meriah berjumlah 29,82 ribu jiwa atau sebesar 21,43%. Persentase ini masih berada di atas persentase kemiskinan Provinsi, yakni sebesar 16,73% dan juga diatas persentase kemiskinan secara nasional, yaitu sebesar 10,86%. Bila dilihat di perkembangan kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah mulai dari tahuh 2012 hingga 2016 seperti tergambar pada tabel 2.15 persentase jumlah penduduk miskin cenderung menurun, dimana pada tahun 2012 berjumlah 24,50% menjadi 21,43% pada tahun 2016, hal tersebut mengindikasikan telah dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah. Persentase kemiskinan Kabupaten Bener Meriah masih menempati urutan ke 3 (tiga) tertinggi di Provinsi Aceh dengan persentasi kemiskinan masih di atas persentasi Provinsi Aceh dan Nasional adalah hal menjadi catatan penting.

Tabel 2.15 Posisi relatif tingkat kemiskinan (%) Provinsi Aceh Tahun 2016

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (ribu

jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%)

1 2 3 4

1 Aceh Barat 40,11 20,38

2 Aceh Barat Daya 25,73 18,03

3 Aceh Besar 62,03 15,55

4 Aceh Jaya 13,10 15,01

5 Aceh Selatan 30,68 13,48

6 Aceh Singkil 25,09 21,60

7 Aceh Tamiang 40,88 14,51

8 Aceh Tengah 33,16 16,64

9 Aceh Tenggara 29,39 14,46

10 Aceh Timur 61,63 15,06

11 Aceh Utara 115,05 19,46

12 Bener Meriah 29,82 21,43

13 Bireuen 70,44 15,95

14 Gayo Lues 19,48 21,86

18 Kota Sabang 5,81 17,33

19 Kota Subulussalam 14,99 19,57

20 Nagan Raya 30,31 19,25

21 Pidie 90,16 21,25

22 Pidie Jaya 31,94 21,18

23 Simeulue 17,93 19,93

Provinsi Aceh 848,44 16,73

Nasional 28.005,39 10,86

Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah, 2017

Gambar

Tabel 2.4 Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016
Tabel 2.9  PDRB Bener Meriah Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha   Dalam (Juta Rupiah) Tahun 2012-2016
Tabel 2.11 Perkembangan Distribusi PDRB Kabupaten Bener Meriah menurut lapangan usaha (%)  Tahun 2012-2016
Tabel 2.12  Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bener Meriah menurut Lapangan usaha (%)   Tahun 2012-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Ya Allah, berikanlah bagi kami dari rasa takut (kami) kepada-Mu sesuatu yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan dari ketaatan

Orang bergantung pada n menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan

Sedangkan pada Badan Pendapatan Daerah dalam pelayanan pembuatan NPWPD dan pembayaran pajak yang terbagi dalam dua jenis pelayanan yakni offline dan online sudah

Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH

(3) Sub Seksi Kesehatan Anak mempunyai tugas mengumpulkan bahan penyelenggaraan usaha pemeriksaan dan pembinaan Kesehatan anak melalui Rumah Sakit, Puskesmas

Mengatasi semua itu tidak mungkin terjadi jika kita tengah mengalami krisis kemanusiaan. Salah satu penyebab krisis kemanusiaan adalah tidak dimilikinya rasa memiliki dan

adalah jenis data penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik, benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada masa lampau.. Data fisik

64 Abd Mu’im an-Namir, Ilmu at-Tafsir (Kairo: Dar Kutub al-Mis}ri, 1985), cet.. 53 ayat sesudahnya. Tidak hanya menyebut munasabah antar ayat saja, akan tetapi al-Ra>zi