• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Urusan Pilihan .1 Pertanian

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 54-59)

2.3 Pelayanan Umum

2.3.5 Pelayanan Urusan Pilihan .1 Pertanian

2.3.5.1.1 Prodaktivitas Padi

Data produksi tanaman pangan utama yaitu padi sawah di Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada Tabel 2.52. Produksi padi pada tahun 2015 mencapai 11.770 ton dengan produktifitas sekitar 5,43 ton/ha.

Tabel 2.55 Data Produksi Komoditi Padi Sawah

No Keterangan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

1 Tanam (ha) 4.135 - 3.633 2.498 2.168

2 Panen (ha) 4.018 - 2.884 2.498 2.168

3 Produksi (ton) 17.625 - 11.588 12.848 11.770

4 Produktifitas (ton/ha) 4,39 - 4,02 5,14 5,43

Sumber : DISTAN Tanaman Pangan Kabupaten Bener Meriah

Sementara Untuk perkiraan produksi dan kebutuhan beras untuk periode tahun 2018-2022, produktifitas padi perlu terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan beras, seperti yang diilustrasikan pada tabel 2.56.

Tabel 2.56 Perkiraan produksi dan kebutuhan beras tahun 2018-2022

No Tahun

Perkiraan Jumlah

penduduk

Luas Tanam

(ha)

Luas Panen

(ha)

Produktifitas (ton/ha)

produksi padi (ton)

Produksi Beras

(ton)

Kebutuhan

Beras (ton) Kekurangan (ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2018 155.862 2.168 2.168 6,0 13.008 7.284,48 21.688,17 14.403,69 2 2019 160.662 2.168 2.168 6,2 13.442 7.527,30 22.356,16 14.828,86 3 2020 165.611 2.168 2.168 6,4 13.875 7.770,11 23.044,73 15.274,62 4 2021 170.712 2.168 2.168 6,6 14.309 8.012,93 23.754,51 15.741,58 5 2022 175.969 2.168 2.168 6,8 14.742 8.255,74 24.486,15 16.230,40

Keterangan : Laju pertumbuhan penduduk = 3,08 % , NBM = 139,15 kg/thn, Basis perhitungan data tahun 2015

Sumber : DISTAN Tanaman Pangan Kabupaten Bener Meriah

2.3.5.1.2 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB

Katagori sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian Kabupaten Bener Meriah. Hal ini

dapat dilihat dari kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten Bener Meriah selama periode lima tahun terakhir (2012-2016) dan rata-rata hampir mencapai 50 persen.

Untuk tahun 2016, peranan sektor ini sebesar 45,75 persen yang didukung oleh sub katagori Pertanian Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian dimana komoditas unggulan Kabupaten Bener Meriah berupa kopi dan tanaman holtikultura.

Tabel 2.57 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 - 2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6

Laju Pertumbuhan 4,40 4,04 5,06 5,23 4.97

Kontribusi terhadap PDRB 45,71 44,95 45,20 45,39 45,75

Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah Tahun, 2017

2.3.5.2 Pariwisata

Sektor pariwisata di Kabupaten Bener Meriah belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten. Untuk melihat kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian dapat diwakili oleh kontribusi sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. Dimana sektor tersebut memberikan pengaruh yang paling signifikan dalam sektor pariwisata. Berdasarkan data periode 2012- 2016, sektor pariwisata berkontribusi dibawah 1 (satu) persen terhadap PDRB dan cenderung stagnan di angka 0.4 persen. Sementara laju pertumbuhan sektor ini berdasarkan kecendrungan pada grafik 2.40 cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2012 laju pertumbuhan sebesar 3.73 persen dan terjadi penurunan pada tahun 2013 menjadi 2.99 persen. Pada tahun 2014 kembali terjadi peningkatan menjadi 3,91 persen. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi 3.54 persen.

Pada tahun 2016 terjadi peningkatan pertumbuhan menjadi 4,09 persen. Selama 5 (lima) tahun terakhir dapat diketahui rata-rata laju pertumbuhan sebesar sektor akomodasi dan makan minum.

Tabel 2.58 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 - 2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6

Laju Pertumbuhan 3.73 2.99 3.91 3.54 4.09

Kontribusi terhadap PDRB 0.42 0.41 0.42 0.42 0.43

Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah

2.3.5.3 Perkebunan

Untuk komoditi perkebunan cenderung mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya.

Tabel 2.56 mengambarkan produksi beberapa komoditi yang ada di Kabupaten Bener Meriah yang terdiri dari kopi, sawit, kakao dan tebu.

Tabel 2.59 Luas Areal Dan Produksi Komoditi Kopi, Sawit, Kakao dan Tebu Tahun di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 - 2016

No Komoditi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kopi

Luas Areal (ha) 45.316,04 40.980,39 43.148,80 43.565,78 46.208,57 42.664,84 Produksi (ton) 21.404,05 21.404,05 27.294,868 29.357,71 25.790,00 113.800,7 2 Sawit

Luas Areal (ha) 1.300,00 1.229,95 1.300,00 1.300,00 1.300,00 1.300,00

Produksi (ton) 600,00 20,44 100,00 100,00 1.250,00 1000,0

3 Kakao

Luas Areal (ha) 1.300,00 933,13 1.053,00 1.331,13 1.147,00 216,00

Produksi (ton) 860,40 860,40 876,00 1.685,8 1.688,80 140,00

4 Tebu

Luas Areal (ha) 1.441,20 1.441,20 2.140,08 2.361,00 2.361,00 2.431,00 Produksi (ton) 4.258,10 4.528,10 5.600,55 4.291,00 4.291,00 266.50,00

Sumber : BPS Bener Meriah

Kopi merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Bener Meriah, dimana lebih dari 70% petani merupakan petani kopi. Kopi Gayo telah diakui dunia dengan mendapatkan indikasi geografis di Uni Eropa. Luas areal perkebunan kopi mencapai 40.000 ha dengan produksi sekitar 20.000 ton per tahun, bahkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan produksi mencapai 113.000 ton. Setelah kopi, komoditi perkebunan unggulan selanjutnya adalah tebu, kakao dan sawit.

2.3.5.4 Peternakan

Secara geografis, Kabupaten Bener Meriah memiliki potensi yang cukup tinggi dalam pengembangan peternakan. Berdasarkan tabel 2.57 menginformasikan mengenai jumlah populasi ternak kecil dan unggas di Kabupaten Bener Meriah tahun 2012 – 2016 dengan jumlah populasi untuk setiap jenis populasi belum berkembang dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah populasi yang tidak stabil (berfluktuasi) dari tahun ke tahun. Hal yang sama juga terjadi untuk jumlah produksi daging yang dihasilkan dari jenis ternak kecil dan unggas daritahun 2012-2015. Jumlah produksi daging (kg/tahun) cenderung berfluktuasi atau kurang stabil. Sehingga hal ini memerlukan perhatian dari pemerintah daerah untuk mampu menstabilkan baik populasi maupun produksi ternak kecil dan unggas di Kabupaten Bener Meriah.

Tabel 2.60 Data Populasi Dan Produksi Ternak Kecil Dan Unggas Tahun 2012 s/d 2016 di Kabupaten Bener Meriah

N0 Jenis populasi Jumlah populasi / tahun( ekor) Jumlah produksi daging (kg/ tahun) KET

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kambing 12.925 11.230 11.369 9.240 11.260 97.965 7.891 113.690 214.380 2 Domba 213 399 463 2.364 308 22.710 176 4.360 6.160 3 Ayam Buras 87.173 97.942 100.244 59.505

220.640 220.640 225.628 73.659 UNGGAS 4 Ayam Ras Petelor 12.678 - -

5 Itik 5.620 7.016 6.922 1.479 9.871

6 Ayam Ras Pedaging 45.425 5.620 60.435 3.788 3.788

Sumber : Distanpangan Kabupaten Bener Meriah

Jumlah populasi dan produksi ternak besar dan kelinci di Kabupaten Bener Meriah juga memiliki persoalan yang relatif sama dengan ternak kecil dan unggas, dimana populasi dan produksinya cenderung tidak stabil. Secara detail dapat di lihat pada tabel 2.61

Tabel 2.61 Data populasi dan produksi ternak besar dan kelinci tahun 2012 - 2016 Kabupaten Bener Meriah

N0 Jenis Populasi Jumlah Populasi / Tahun( Ekor) Jumlah Produksi Daging (Kg)/ Tahun

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 SAPI 968 1.503 1.695 384 77.440 132.100 136.000 2 KERBAU 2.351 2.172 2.876 290 235.100 312.000 287.600 4 KELINCI 18 91 121 3.195 7.980 4.630

Sumber : Distanpangan Kabupaten Bener Meriah

2.3.5.5 Perikanan

Kabupaten Bener Meriah merupakan wilayah yang tidak memiliki perbatasan langsung dengan laut dan juga tidak memiliki danau yang dapat digali potensi perikanannya. Sektor perikan di Kabupaten Bener Meriah selama ini didominasi oleh kegiatan budidaya kolam air tawar yang tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan. Berdasarkan data tahun 2015 dan tahun 2016, jumlah rumah tangga dan jumlah produksi perikanan mengalami penurunan. Bila pada tahun 2015 jumlah rumah tangga perikanan budidaya berjumlah 896, pada tahun 2016 turun menjadi 838. Sementara dari sisi produksinya, pada tahun 2015 jumlah produksi sebesar 130,04 ton dan pada tahun 2016 jumlah produksi turun menjadi 107,80 ton. Secara terperinci untuk setiap Kecamatan di Kabupaten Bener merah, dapat dilihat pada tabel 2.62.

Tabel 2.62 Jumlah budidaya perikanan (Kolam Fresh ) menurut kecamatan di Kabupaten Bener Meriah

No. Kecamatan

2015 2016

Jumlah Rumah

Tangga Produksi (Ton) Jumlah Rumah

Tangga Produksi (Ton)

Sumber : Distanpangan Kabupaten Bener Meriah, 2016

2.3.5.6 Energi Dan Sumberdaya Mineral

Potensi Sumber daya air tersebut memiliki potensi sumber daya air yang melimpah, seperti yang tercantum pada Tabel 2.63 berikut ini.

Tabel 2.63 Potensi sumber daya air berdasarkan wilayah sungai

No Wilayah Sungai Panjang (km) Luas DAS (km2) Debit Rata-Rata (m3

Jumlah 166.489,16 35,059 103,56

Sumber : DPUPERA, 2016

Sampai dengan tahun 2012 beberapa potensi sungai tersebut sudah dimanfaatkan dalam pengembangan pembangkit listrik baik PLTA (skala besar) maupun PLTM untuk skala menengah.

Berikut keterangan teknis pengembangan PLTM dan PLTA di Kabupaten Bener Meriah sampai dengan tahun 2012 (Tabel 2.64).

Tabel 2.64 Data teknis PLTM dan PLTA di Kabupaten Bener Meriah

Pengembang

Pengembang

Sumber : PD. Gayo Energi 2012, Disperindag 2012

Di sisi lain, konsumsi energi listrik di Kabupaten Bener Meriah, yang dinyatakan dalam rasio elektrifikasi (baik berdasarkan jumlah rumah tangga maupun desa teraliri listrik) masih perlu terus ditingkatkan untuk mencapai angka 100%. Gambar berikut ini memperlihatkan data rasio elektrifikasi tersebut.

2.3.5.6.1 Persentase Rumah Tangga (Rt) Yang Menggunakan Air Bersih

Jumlah rumah tangga menurut sumber air minum dengan status kesejahteraan 40% terendah di Kabupaten Bener Meriah berjumlah 6.419 rumah tangga. Dengan jumlah rumah tangga dengan sumber air terlindung ada jumlah tinggi (4.904 rumah tangga), selanjutnya rumah tangga dengan sumber air tidak terlindung (3.058 rumah tangga), disusul jumlah rumah tangga dengan sumber air ledeng (1.321 rumah tangga) dan terakhir jumlah rumah tangga dengan sumber air minum kemasan (194 rumah tangga)

Tabel.2.65 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Dengan Status Kesejahteraan 40%

Terendah Di Kabupaten Bener Meriah

Nama Kecamatan

Jumlah Rumah Tangga

Total Air Kemasan Air Ledeng Sumber

Terlindung Sumber Tidak Terlindung

Sumber: Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

2.3.5.6.2 Rasio Ketersediaan Daya Listrik A. Jaringan Listrik

Jaringan Listrik di Kabupaten Bener Meriah dikelola oleh PLN Janarata di Pondok Baru Kecamatan Bandar dengan menggunakan tenaga Diesel. Di Kabupaten Bener Meriah Rencana Jaringan

Energi untuk pembangkit tenaga listrik bersumber pada berbagai potensi energi/ tenaga yang dimiliki daerah, seperti tenaga Air, Panas Bumi, dan Tenaga Surya.

Dalam konteks sistem interkoneksi tersebut di Kabupaten Bener Meriah memiliki beberapa rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik, yaitu :

Pembangkit Listrik Tenaga Air, selanjutnya disebut PLTA, berupa :

1. PLTA Krueng Pesangan 4 yang akan dikembangkan meliputi Kampung Cekal Baru kecamatan Timang Gajah dan Kampung Meriah Jaya Kecamatan Gajah Putih dengan potensi 88,90 MW;

2. PLTA Jambo Aye di kampung Lane Kecamatan Syiah Utama, dengan potensi 75 MW; dan 3. PLTA Peusangan 5 di kampung Bintang Pepara Kecamatan Gajah Putih dan Timang Gajah,

dengan potensi 85 MW.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro, selanjutnya disebut PLTM, yang berpotensi dikembangkan pada :

5. PLTM Mangku Sosial dengan kapasitas 6 MW di Kampung Sosial Kecamatan Mesidah;

6. PLTM Kanis 1A dengan kapasitas 10 MW di Kampung Bintang Musara Kecamatan Bener Kelipah, Kampung Blang Pulo dan Kampung Cemparam Kecamatan Mesidah

7. PLTM Kanis 2A dengan kapasitas 10 MW di Kampung Sinar Jaya, Kampung Paya Rikel dan Kampung Mangku Kecamatan Bandar

8. PLTM Bidin I dengan kapasitas 3 MW di kampung Sosial Kecamatan Mesidah dan

9. PLTM Tembolon Bidin 8 Hilir dengan kapasitas 5 MW di Desa Tembolon Kecamatan Syiah Utama.

10. PLTM Uning Baru dengan kapasitas 1,6 MW di Desa Digol Kecamatan 11. PLTM Kala Lampahan di Kampung Rongka Kecamatan Timang Gajah.

12. PLTM Enang-enang dengan kapasitas 1,9 MW di Kampung Menderek Kecamatan Pintu Rime Gayo

13. PLTM Rusip dengan kapasitas 5 MW di kampung Rusip Kecamatan Syiah Utama.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, selanjutnya disebut PLTP, terdiri dari :

1. PLTB yang memanfaatkan Gunung Api Burni Telong yang berada di wilayah Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam dan Bale Atu Kecamatan Bukit dengan potensi 100 MWe; dan

2. PLTB yang memanfaatkan Gunung Geurdong yang berada di bagian wilayah kecamatan Timang Gajah, Gajah, Putih, dan Rimba Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo dengan potensi 120 Mwe; dan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya, selanjutnya disebut PLTS, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bener Meriah;

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 54-59)