M. Ariful Huda
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan para mahasiswa pegiat kegiatan kemahasiswaan Universitas Islam Majapahit dalam menulis karangan argumentatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Disebut jenis penelitian deskriptif karena bertujuan memaparkan gejala berupa kemampuanmenulis karangan argumentatif. Data penelitian adalah karangan argumentaif mahasiswa penggiat kegiatan kemahasiswaan Universitas Islam Majapahit sejumlah 29 karangan. Berdasarkan hasil analisis, secara umum kemampuan para pegiat kegiatan kemahasiswaan dalam menulis karangan argumentatif cukup memadai, yaitu (1) kemampuan dalam mengajukan klaim pada karangan argumentatif cukup memadai, sebanyak 25 karangan argumentatif (86,20%) telah mengajukan klaim dengan jelas, (2) kemampuan dalam mengembangkan klaim dan kontra klaim pada karangan argumentatif kurang memadai, sebanyak 13 karangan argumentatif (44,82%) telah mengembangkan klaim dan kontra klaim dengan baik, (3) kemampuan dalam menggunakan kata dan frase pada karangan argumentatif cukup memadai, sebanyak 17 karangan argumentatif (58,62%) dengan baik bisa memilih dan menggunakan kata dan frase untuk membangun penalaran konseptual-logis yang mendasari klaim yang diajukan, (4) kemampuan dalam menggunakan gaya formal dan objektif pada karangan argumentatif cukup memadai,sebanyak 18 karangan argumentatif (62,06%) dengan baik bisa menggunakan gaya penulisan formal dan objektif, dan (5) kemampuan dalam mengajukan pernyataan kesimpulan pada karangan argumentatif cukup memadai, sebanyak 24 karangan argumentatif (82,75%) mengajukan rumusan kesimpulan cukup jelas.
Kata-kata kunci: kemampuan, menulis argumentatif, mahasiswa, klaim, kontra klaim, kata, frase, gaya formal, gaya objektif, pernyataan kesimpulan
PENDAHULUAN
Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Namun, masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan menuangkan ide,
gagasan atau pokok pikiran melalui karya tulis ilmiah karena itu kerap kali tugas akhir perkuliahan menjadi ‘musuh besar’. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian tentang kemampuan menulis karangan argumentatif di kalangan
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 141
mahasiswa ini untuk mengetahui perso-alan yang menghambat proses penulisan.
Karangan argumentatif merupakan karangan yang berisi tentang klaim atau pernyataan sehingga melalui karangan ini mahasiswa diharapkan mampu mengemukakan pokok pikirannya. Latar penelitian di Universitas Islam Majapa-hit.
Fokus penelitian ini mengetahui kemampuam para pegiat kegiatan kemahasiswaan dalam menulis karangan argumentatif. Lebih rinci peneliti mencermati lima hal yaitu (1) kemampuan dalam mengajukan klaim, (2) kemampuan mengembangkan klaim dan kontra klaim, (3) kemampuann menggunakan kata dan frase, (4) kemampuan menggunakan gaya formal dan objektif pada karangan argumentatif, (5) kemampuan mengajukan pernyataan kesimpulan pada karangan argumentatif.
Finoza dalam Dalman (2016:
137) menjelaskan karangan argumentasi [sic!] adalah karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Sedangkan syarat utama untuk menulis karangan argmenttasi [sic!] adalah penulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi [sic!] adalah karangan yang berujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.
Sedangkan, Tompkins dalam Zainurrah-man (2011: 51) mengemukakan tulisan argumentatif adalah tulisan yang menyuguhkan rasionalisasi, pembantah-an, juga berisi seperangkat penguatan beralasan terhadap sebuah pernyataan.
Penulis menggunakan tulisan argumentatif untuk mempertahankan ideologinya atau membantah ideologi orang lain. Dengan kata lain, tulisan
argumentatif merupakan sarana bagi penulis untuk berargumen mengenai suatu isu.
Finoza dalam Dalman (2016:
138) menyebutkan tujuan karangan argumen-tatif untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Sedangkan syarat utama untuk menulis karangan argumentasi [sic!]
adalah penulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.
Ciri karangan argumentatif, menurut Finoza dalam Dalman (2016:
139) adalah (1) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan memengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya, (2) mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan (3) mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.
Menegaskan itu, Finoza dalam Dalman (2016: 139) menjabarkan karangan argumentatif adalah (1) meyakinkan pembaca bahwa apa yang ditulis itu adalah benar adanya dan berdasarkan fakta, (2) meyakinkan pembaca bahwa argumen atau pendapat yang berdasarkan fakta atau data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebena-rannya, (3) menjelaskan pendapat, gagasan, ide, dan keyakinan penulis kepada pembaca, (4) menarik perhatian pembaca pada persoalan yang dikemukakan, (5) memerlukan analisis dan bersifat sistematis dalam mengolah data, (6) menggunakan fakta atau data yang berupa angka, peta, statistik, gambar, dan sebagainya, (7) menyim-pulkan data yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, dan (8) mendorong pembaca untuk berpikir kritis.
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 142
Sedangkan langkahmenyusun karangan argumentatif, menurut Dalman (2016: 140) yaitu (1) menentukan topik atau tema, (2) menetapkan tujuan, (3) mengumpulkan data dari berbagai sumber, (4) menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan (5) mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentatif.
METODE
Secara metodologi, penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Sebagaimana dike-mukakan oleh Jupp (2006: 249), metode yang digunakan dalam penelitian kuali-tatif acapkali merupakan gabungan ber-bagai cara yang bersifat terbuka, dan yang memungkinkan peneliti mendapat-kan informasi yang rinci dan kaya.
Beberapa metode yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, etnografi dan pengamatan partisipatori, studi kasus, analisis wacana dan analisis percakapan (discourse analysis and conversational analysis).
Upaya mendeskripsikan kemam-puan menulis karangan argumentatif tidak mungkin dilakukan dengan teknik pengukuran yang lazim digunakan dalam pendekatan kuantitatif. Demikian pula, tulisan yang dihasilkan mahasiswa pada dasarnya merupakan karangan atau wacana, yang lebih tepat dianalisis dengan teknik semacam analisis wacana dibanding, misalnya analisis muatan (content analysis) yang bersifat kuantitatif.
Selain bisa digolongkan berda-sarkan pendekatannya, penelitian juga bisa digolongkan berdasarkan tujuannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Rosidi (2010: xiv-xv), secara aksiologik, pene-litian bertujuan: (1) menghasilkan pengetahuan teruji (to produce a verified knowledge), (2) memperoleh pemaham-an mendalam (to generate a deep-understanding), atau (3) menawarkan penafsiran tandingan (to offer a counter-interpretation). Bila bertujuan mengha-silkan pengetahuan teruji, paling tidak terdapat empat jenis pengetahuan yang akan dihasilkan, yaitu: (1) pengetahuan eksploratori (exploratory knowledge), (2) pengetahuan deskriptif (descriptive knowledge), (3) pengetahuan eksplana-tori (explanatory knowledge), atau (4) pengetahuan prediktif (predictive knowledge). Karena itu, dikenal pula sejumlah jenis penelitian, yaitu: peneli-tian eksploratori (exploratory research), penelitian deskriptif (descriptive research), penelitian explanatori (explanatory research), dan penelitian prediktif (predictive research).
Untuk mendapatkan data pene-litian, peneliti menggelar lomba menulis karangan argumentatif di kampus Universitas Islam Majapahit. Peneliti terlibat langsung sebagai pengumpul data dan sekaligus sebagai salah satu juri lomba penulisan karangan argumentatif.
Subjek penelitian adalah maha-siswa pegiat kegiatan kemahamaha-siswaan Universitas Islam Majapahit (UNIM) yang mewakili berbagai organisasi kemahasiswaan intra kampus, yaitu Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Organisasi Keswatantraan Mahasiswa), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi). Jumlah subjek penelitian sebanyak 29 mahasiswaterdiri dari 9 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 143
Tabel 1: Subjek Penelitian
No Perwakilan Jumlah
1 BEM FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) 5 orang
2 BEM FT (Fakultas Teknik) 5 orang
3 BEM FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) 2 orang
4 BEM FAI (Fakultas Agama Islam) 3 orang
5 Himaprodi Matematika 2 orang
6 Himaprodi Teknik Informatika 4 orang
7 Himaprodi Teknik Industri 3 orang
8 Himaprodi Manajemen 1 orang
9 Himaprodi Akuntansi 1 orang
10 UKM Restek (RekayasaTeknologi) 1 orang
11 UKM Kewirausahaan 1 orang
12 UKM PSM (Paduan Suara dan Musik) 1 orang
Jumlah 29 orang
Penelitian ini menggunakan data penelitian berupa karangan argumen-tatif tulisan tangan yang ditulis oleh subjek penelitian pada kertas folio bergaris. Dalam menganalisis data, peneliti menerapkan teori tipe ideal yang dibangun oleh sosiolog Max Weber yang banyak digunakan dalam penelitan kualitatif. Tipe ideal merupakan peralatan heuristik yang bermanfaat membantu dalam melakukan riset empiris dan dalam memahami suatu aspek spesifik dunia sosial.
Sesuai tipe ideal dmaksud, dalam menganalisis karangan argumen-tatif peneliti menggunakan kriteria penilaian karangan argumentatif yang diadopsi dari Utah ELA Core Academy terbitan tahun 2011 yang diselaraskan perssyaratan karangan argumentatif.
Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.
Kriteria penilaian terbagi dalam lima kelompok besar, yaitu: (1) kemampuan pengajuan klaim, (2) kemampuan pengembangan klaim dan kontra klaim, (3) kemampuan
penggunaan kata dan frase, (4) kemampuan penggunaan gaya formal dan objektif, dan (5) kemampuan perumusan pernyataan kesimpulan.
Kelima kelompok besar ini dijabarkan menjadi 17 kriteria jabaran, sebagai berikut.
1) Kemampuan pengajuan klaim, dijabarkan menjadi empat kriteria, yaitu (a) mengajukan klaim yang tepat, (b) berbeda dari klaim tandingan atau yang berlawanan, (c) susunan karangan menunjukkan hubungan jelas klaim dan kontrak laim, dan (d) susunan karangan menunjukkan hubungan jelas antara klaim dengan alasan dan bukti.
2) Kemampuan pengembangan klaim dan kontra klaim, dijabarkan menjadi empat kriteria, yaitu (a) mengembangkan klaim dan kontra klain secara adil, (b) memberikan data dan bukti baik untuk klaim maupun kontra klaim, (c) mene-gaskan kekuatan dan keterbatasan baik klaim maupun kontra klaim, dan (d) memperhatikan tingkat
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 144
pengetahuan dan kepedulian khala-yak sasaran.
3) Kemampuan penggunaan kata dan frase, dijabarkan menjadi empat kriteria, yaitu: (a) menggunakan kata, frase, dan klausa untuk menghubungkan kohesif antar bagian teks, (b) menggunakan kata, frase, dan klausa untuk memperjelas hubungan klaim dan alasan, (c) menggunakan kata, frase, dan klausa antara alasan-alasan dan bukti-bukti, dan (d) menggunakan kata, frase, dan klausa antara klaim dengan kontra klaim.
4) Kemampuan penggunaan gaya formal dan objektif, dijabarkan menjadi tiga kriteria, yaitu: (a) menegaskan dan mempertahankan gaya formal, (b) menegaskan dan mempertahankan nada objektif, dan (c) memberikan perhatian pada norma dan konvensi bidang tulisan.
5) Kemampuan perumusan pernyataan kesimpulan, dijabarkan menjadi dua kriteria, yaitu: (a) Menyajikan pernyataan akhir yang mengikuti atau mendukung argumentasi dan (b) Menyajikan bagian penyimpul yang mengikuti atau mendukung argumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN