Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pengikatan proses dan hasil keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII MTs Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo melalui teknik STAD. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data penelitian yang pertama berupa hasil pengamatan, kedua hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Berdasaarkan data hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tadinya terlihat lelah dan bosan, mulai tertarik dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil keterampilan menulis teks cerita pendek MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik STAD. Hasil rata-rata nilai menulis teks cerita pendek pratindakan yaitu 51 dan persentase ketuntasan mencapai 30,43%. Pada siklus I rata-rata kelas mencapai 69,31 dengan persentase ketuntasan 63,1%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas mencapai 76,3 dengan persentase ketuntasan 72,2%. Perolehan hasil rata-rata nilai tes menulis teks cerita pendek menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan teknik STAD pada siswa kelas VII MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan.
Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan menulis, cerpen, STAD
PENDAHULUAN
Pembelajaran menulis teks cerita pendek penting bagi siswa sekolah menengah tingkat pertama karena cerita pendek dapat dijadikan sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran.
Menurut Widya-marta (dalam Widyas-tuti: 2012:2) menulis cerita pendek ialah menulis tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok dan merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumar-djo (dalam Widyastuti 2012:2) berpen-dapat bahwa menulis cerita pendek
adalah seni, keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis teks cerita pendek merupakan seni/keteram-pilan menyaji-kan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang.
Keterampilan menulis teks cerita pendek yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis teks cerita pendek dengan baik dan sebagian siswa lain masih belum mampu
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 23
menulis teks cerita pendek dengan baik.
Kondisi tersebut diperparah dengan rendahnya minat siswa terhadap materi tentang cerpen. Padahal, sebelum menulis cerpen, siswa terlebih dahulu harus memahami apa itu cerpen, serta unsur-unsur yang ada didalamnya.
Setelah itu, baru siswa bisa menulis cerpen dengan baik. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Badudu (dalam Widyastuti 2012:2) bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah ditandai dengan (1) frekuensi kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa sangat rendah, (2) kualias karya siswa sangat buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya, dan (4) rendahnya kreatifitas belajar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar menulis.
Berdasarkan hasil observasi di MTS Nurul Jadid yang dilakukan di kelas VII diketahui bahwa sebagian besar siswa di sana kurang tertarik jika mendapatkan materi tentang cerpen. Hal itu terlihat dari sikap siswa yang tidak bersemangat ketika guru menerangkan materi tentang cerpen. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang cerpen. Jika hal itu terjadi terus menerus maka akan berdampak terhadap hasil keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Sebab, dalam menulis cerpen hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu mengerti apa itu cerpen dan unsur-unsur di dalamnya setelah itu baru siswa bisa menuangkan pikiran dan
perasaannya dalam bentuk cerpen. Tidak sedikit siswa yang mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan menulis cerpen. Hambatan-hambatan tersebut yaitu menentukan tema, menyusun kalimat demi kalimat serta menghubungkan paragraf dengan paragraf di dalam cerpen.
Pembelajaran menulis cerpen harus mendapat porsi yang cukup karena banyak unsur-unsur yang perlu diketahui dan diajarkan secara terperinci agar siswa lebih mudah memahami. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kreatif untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberikan peni-laian dan pujian seperlunya atau memberikan suatu penghargaan.
Melihat kenyataan yang ada seperti yang terungkap di atas, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran metode kooperatif teknik STAD (Student Teams Achievement Division) dalam upaya meningkatkan keterampil-an menulis teks cerita pendek. Pembel-ajaran metode kooperatif teknik STAD dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, berinteraksi dengan kelompok (Sakdiyah, 2010: 4).
Dengan teknik STAD, sebelum menulis cerpen, siswa terlebih dahulu akan memahami apa itu cerpen serta unsur-unsurnya secara bersama-sama. Dengan teknik STAD, setiap anggota kelompok dituntut untuk saling bekerja sama.
Setiap anggota kelompok akan saling mengajari teman yang dinilai kurang mampu agar ketika dilakukan tes secara
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 24
individu, anggota kelompok tersebut dapat memperoleh nilai yang tinggi dan menyumbangkan nilai tersebut kepada kelompoknya.
Dengan teknik pembelajaran permainan yang dikompetisikan, para siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Semangat mereka akan tumbuh dengan sendirinya sebab mereka akan berusaha semaksimal mungkin berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Semua anggota kelompok harus bekerja sama untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan penghargaan.
Dengan teknik STAD, materi tentang cerpen akan dengan mudah dipelajari oleh siswa sebab selain siswa mempelajari materi, siswa juga bermain.
Selain itu, dengan teknik STAD, rasa social siswa akan tumbuh dengan sendirinya, serta dengan teknik pembelajaran STAD ini diharapkan hasil belajar siswa tentang menulis teks cerita pendek akan meningkat.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2010: 11). Tujuan dari penelitian tindakan kelas itu sendiri (PTK) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolah. Adapun prosedur dalam penelitian tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas (class-room action reseach), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis pembelajar-an (Arikunto dalam Sakdiyah, 2010: 30).
Dalam penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Berikut paparan rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan meliputi pertemuan dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII MTS Nurul Jadid untuk membicarakan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dengan (1) perencanaan yang meliputi tindakan (a) menyusun silabus, (b) menyusun RPP (Rancangan Pelaksana-an PembelajarPelaksana-an) (c) menyusun lembar kerja siswa (LKS). (2) pelaksanaan, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. (3) pengamatan, dalam pengamatan, peneli-ti dan guru mencatat atau merekam semua kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. (4) reflek-si, dalam refleksi ini, hal yang dilaku-kan adalah mengevaluasi tindadilaku-kan yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya dengan catatan jika siklus pertama tidak berhasil.
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 25
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam penelitian ini akan dilak-sanakan beberapa siklus tindakan jika siklus pertama hasil belajar dirasa kurang maksimal. Setiap siklus dilaksa-nakan 3 kali pertemuan, waktu yang digunakan selama proses pembelajaran setiap pertemuan 2 X 40 menit. Dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan guru bidang studi bertindak sebagai penyaji materi.
3) Pengamatan
Pengamatan adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Suwandi, 2010: 38). Pada penga-matan penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bidang studi dengan instrumen penelitian yang telah disiapkan (lembar catatan lapang, kamera digital, dan instrumen penga-matan).
4) Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan upaya untuk mengkaji suatu tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan pada akhir siklus oleh peneli-ti. Kegiatan reflesi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir siklus pertama dan natinya digunakan sebagai dasar peren-canaan siklus II. Siklus II akan dilaksa-nakan apabila hasil belajar yang dida-pat siswa masih rendah atau di bawah standar ketuntasan minimal (SKM) yaitu 70.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTS Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilaksana-kan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTS Nurul Jadid yang berjumlah 23 siswa.
Data dan sumber data pada penelitian ini yang pertama berupa hasil pengamatan. pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian yang sudah disediakan sebelumnya. Kedua, hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga, hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Tes diberikan kepada siswa setelah siswa sebelumnya telah belajar berkelompok.
Dari data yang terkumpul yaitu hasil belajar siswa dengan mengguna-kan teknik STAD (Student Teams Achievement Division) maka peneliti akan mengolah data tersebut dan mengambil suatu kesimpulan tentang kriteria tingkat keberhasilan pembelajaran.
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapang dan dilengkapi dengan tes.
a) Pengamatan
Pengumpulan data dengan teknik pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan pada
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 26
seluruh siswa dengan penilaian secara menyeluruh yang meliputi segala aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar pengamatan ada dua macam yaitu lembar pengamatan untuk individu dan lembar pengamatan untuk kelompok.
b) Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada saat awal masuk ke MA Nurul Jadid. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang proses pembelajaran serta sikap siswa ketika pelajaran sedang berlangsung.
Wawancara hanya dilakukan dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII Nurul Jadid dan siswa kelasa VII MTS Nurul Jadid.
c) Tes
Tes diberikan kepada siswa di akhir pertemuan dalam pembelajaran.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dilaku-kan oleh siswa. Tes ini juga merupadilaku-kan serangkaian dari pembelajaran koopera-tif teknik STAD yang nantinya akan berguna dalam menentukan peningkat-an individu dan kelompok. Tes yang diberikan kepada siswa yaitu berupa tes tulis.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatfi dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN