• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PRAKTIK EMPIRIK

C. K AJIAN P RAKTIK P ENYELENGGARAAN , K ONDISI YANG A DA DAN P ERMASALAHAN

2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

Perkembangan kependudukan digunakan sebagai salah satu dasar dalam penentuan rencana struktur dan pola ruang karena terkait dengan kebutuhan penyediaan pelayanan penduduk serta penyediaan lahan untuk menampung kegiatan penduduk. Selain itu, perkembangan kependudukan juga menjadi salah satu data dasar untuk mengetahui kecenderungan sosial ekonomi dan dampak pembangunan wilayah, mengevaluasi kebijakan dan program pembangunan, serta menjadi acuan dalam menentukan berbagai kebijakan. Perkembangan kependudukan sekaligus menjadi gambaran Sumber Daya Manusia yang ada di suatu wilayah, terdiri dari jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2008 hingga tahun 2012 cenderung mengalami penurunan, yang semula berjumlah 3.557.318 jiwa menjadi 3.482.391 jiwa. Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, pada tahun 2012, jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Sleman, yaitu sebesar 1.019.841 jiwa, disusul oleh Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul, masing-masing dengan jumlah penduduk 930.296 jiwa dan 707.832 jiwa. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo memiliki jumlah penduduk yang relatif lebih rendah, masing-masing sebesar 431.201 jiwa dan 393.221 jiwa. Berikut ini tabel jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 hingga tahun 2012.48

Tabel Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012 N

o. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)

2008 2009 2010 2011 2012

48 Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014.

5 Yogyakarta 533.83

7 509.08

3 466.39

2 450.97

0 431.20 1 Daerah Istimewa

Yogyakarta 3.557.

318 3.584.

376 3.528.

600 3.487.

284 3.482.

391 Sumber: BPS Daerah Istimewa Yogyakarta

Ada perbedaan kecenderungan perkembangan jumlah penduduk pada masing-masing kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah penduduk di Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta cenderung menurun dari tahun 2008 hingga tahun 2012, sedangkan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman cenderung mengalami peningkatan. Adanya kegiatan pendidikan memicu maraknya pembangunan permukiman sehingga menjadi faktor penarik penduduk untuk tinggal di wilayah tersebut.49 Kecenderungan perkembangan jumlah penduduk masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar Grafik Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012

Sumber: Review Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2029, 2015

49 PSPPR, 2015, Laporan Akhir: Review RTRW Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029, PSPPR, Yogyakarta.

Gambar Peta Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Sumber: Review RTRW DIY Tahun 2009-2029, 2015

b. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah Angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu.50 Angka laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang sehingga dapat diketahui kebutuhan pengembangannya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2012 dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar -1,35%.

Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman tergolong tinggi, masing-masing sebesar 2,12% dan 1,90%. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata di 3 (tiga) kabupaten/kota lainnya bernilai negatif, yaitu sebesar -3,95% di Kabupaten Kulon Progo, -1,63% di Kabupaten Gunungkidul, dan -5,18% di Kota Yogyakarta. Berikut ini merupakan tabel laju pertumbuhan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008-2012.51

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012 Sumber: Review Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2009-2029, 2015

Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan

50 BPS, “Laju Pertumbuhan Penduduk”, http://goo.gl/a5WoFW, diakses 26 Maret 2015.

51 PSPPR, Op.cit.

drastis pada tahun 2008-2011, tetapi mulai meningkat dan bernilai positif pada tahun 2012. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman juga mengalami fluktuasi tetapi selalu bernilai positif.

Sedangkan Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta selalu menunjukkan laju pertumbuhan penduduk yang negatif. Perkembangan laju pertumbuhan penduduk masing-masing kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012

Sumber: Analisis, 2014 c. Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut.52 Kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui persebaran penduduk di suatu wilayah serta kemampuan suatu wilayah dalam menampung jumlah penduduknya yang turut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti topografi, ekonomi, serta sosial budaya.

Kepadatan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 mengikuti dinamika jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga cenderung menurun. Kepadatan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 sebesar 4.213 jiwa/km2 dan pada tahun 2012 menjadi 3.605 jiwa/km2.

Bila dilihat berdasarkan kabupaten/kota, pada tahun 2012 kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota Yogyakarta, yaitu sebesar 13.268 jiwa/km2 dikarenakan luas wilayahnya kecil tetapi memiliki jumlah

52 PU, “Kepadatan Penduduk”, http://goo.gl/C9wBXl, diakses 26 Maret 2015.

penduduk yang cukup banyak. Jumlah ini tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul sebesar 1.835 jiwa/km2 dan di Kabupaten Sleman sebesar 1.774 jiwa/km2. Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul kepadatannya jauh lebih rendah lagi, yaitu 671 jiwa/km2 dan 477 jiwa/km2. Berikut ini merupakan tabel kepadatan penduduk DIY tahun 2008 hingga tahun 2012.53

Tabel Kepadatan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012

No. Kabupaten/Kota Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kulon Progo 794 813 742 666 671

2 Bantul 1.689 1.728 1.740 1.818 1.835

3 Gunungkidul 509 507 502 480 477

4 Sleman 1.646 1.687 1.740 1760 1.774 5 Yogyakarta 16.426 15.664 14.351 13.876 13.268

Daerah Istimewa

Yogyakarta 4.213 4.080 3.815 3.720 3.605 Sumber: Review Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2009-2029, 2015

Gambar Grafik Kepadatan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008-2012

Sumber: Analisis, 2014

53 PSPPR, Op.cit.

d. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah proses perluasan pilihan bagi penduduk IPM mengukur pencapaian hasil pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu lamanya hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standard hidup layak.54 Menurut UNDP (2004) IPM dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu rendah, menengah bawah, menengah atas, dan tinggi. IPM dikatakan rendah apabila nilainya kurang dari 50, menengah bawah apabila angkanya berada antara 50 hingga 65,9, menengah atas apabila nilainya berada antara 66 hingga 79,9, dan tinggi apabila nilainya di atas 80.55

IPM Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, serta konsumsi riil perkapita. Adanya peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pembangunan ekonomi wilayah yang terus dilakukan menyebabkan perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dicapai oleh Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum, IPM DIY termasuk golongan menengah (rentang 66-79). Angka IPM DIY mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan selalu berada di atas angka IPM Pulau Jawa maupun nasional. Pada tahun 2012, IPM DIY sebesar 76,75, berada di atas IPM Pulau Jawa dan IPM Nasional, masing-masing sebesar 74,19 dan 73,29. Hal ini menunjukkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang besar untuk mencukupi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan. Berikut ini tabel dan grafik perbandingan IPM DIY, Pulau Jawa, serta nasional dari tahun 2008 hingga tahun 2012.56

Tabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Daerah Istimewa Yogyakarta, Pulau Jawa, dan NasionalTahun 2008-2012

No. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2008 2009 2010 2011 2012 1 DIY 74,88 75,23 75,77 76,32 76,75

54 BPS, “Indeks Pembangunan Manusia”, http://goo.gl/C9wBXl, diakses 26 Maret 2015.

55 BPPKB Jombang, “Indeks Pembangunan Manusia”, http://goo.gl/bsBLiz, diakses 26 Maret 2015.

56 PSPPR, Op.cit.

No. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2008 2009 2010 2011 2012 2 Pulau Jawa 72,24 72,71 73,22 73,59 74,19 3 Nasional 71,17 71,76 72,27 72,77 73,29

Sumber: Review Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2029, 2015

Gambar Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa, dan Nasional

Sumber: Analisis, 2014

Bila dilihat berdasarkan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2012 Kota Yogyakarta memiliki angka IPM tertinggi dan tergolong tinggi, yaitu 80,24. Kabupaten Sleman memiliki angka IPM sebesar 79,31 dan tergolong menengah atas. Kabupaten Bantul dan Kulon Progo memiliki nilai IPM yang hampir sama dan tergolong menengah atas, masing-masing sebesar 75,58 dan 75,33. Kabupaten Gunungkidul memiliki angka IPM terendah tetapi tergolong menengah atas, yaitu 71,11. Secara keseluruhan IPM masing-masing kabupaten/kota tergolong baik karena berada di tingkat menengah atas hingga tinggi. Berikut ini merupakan tabel IPM DIY menurut kabupaten/kota tahun 2008 hingga 2012.57

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012

No

. Kabupaten/Kota Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kulon Progo 73,26 73,77 74,49 75,04 75,33 2 Bantul 73,38 73,75 74,53 75,05 75,58 3 Gunungkidul 70,00 70,18 70,45 70,84 71,11 4 Sleman 77,24 77,70 78,20 78,79 79,31

57 Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014.

No

. Kabupaten/Kota Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2008 2009 2010 2011 2012 5 Yogyakarta 78,95 79,29 79,52 79,89 80,24

Daerah Istimewa

Yogyakarta 74,88 75,23 75,77 76,32 76,75 Sumber: BPS Daerah Istimewa Yogyakarta

Perkembangan IPM masing-masing kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Selama tahun 2008 hingga tahun 2012, peningkatan IPM tertinggi terdapat di Kabupaten Bantul, yaitu sebesar 2,99%. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Kulon Progo dengan peningkatan IPM sebesar 2,83%, dan Kabupaten Sleman dengan peningkatan IPM sebesar 2,68%. Peningkatan IPM terendah terdapat di Kota Yogyakarta, yaitu sebesar 1,63% dan Kabupaten Gunungkidul sebesar 1,58%. Berikut ini merupakan grafik IPM kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 hingga 2012.58

Gambar Grafik Indeks Pembangunan Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2008-2012 Sumber: Analisis, 2014

e. Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk dilakukan untuk menganalisis kebutuhan pelayanan dan penyediaan lahan di masa yang akan datang. Dengan demikian rencana yang telah disusun dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Model yang digunakan untuk proyeksi penduduk adalah model agregat. Hal ini dikarenakan data yang digunakan adalah data sensus karena

58 PSPPR, Op.cit.

dianggap lebih representatif dan mendekati kenyataan lapangan. Data yang digunakan untuk proyeksi penduduk adalah data sensus penduduk tahun 1980, 1990, 2000, dan 2010.

Kecenderungan perkembangan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data sensus semakin meningkat. Pada tahun 1980, jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 2.749.908 jiwa dan meningkat menjadi 2.912.611 jiwa pada tahun 1990 dengan laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya adalah 0,28%. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat menjadi 3.069.637 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sebesar 0,39%. Pada perhitungan sensus tahun 2010, jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat menjadi 3.457.491 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahunnya adalah sebesar 0,66%.59

Tabel Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Sensus Tahun 1980, 1990, 2000, dan 2010

No

. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)

1980 1990 2000 2010 1 Kulon Progo 380.685 372.309 370.944 388.869 2 Bantul 634.442 696.905 781.373 911.503 3 Gunungkidul 659.486 651.004 670.433 675.382 4 Sleman 677.103 780.334 850.176 1.093.11 Sumber: BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014

Kecenderungan penduduk di atas digunakan untuk memproyeksikan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil proyeksi pada tahun 2014 jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 3.593.017 jiwa, di tahun 2019 berjumlah 3.780.140 jiwa, dan di tahun 2024 diproyeksikan akan menjadi 3.989.065 jiwa. Pada tahun 2029 jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta diproyeksikan menjadi 4.222.340 jiwa. Distribusi penduduk terbanyak pada tahun 2029 berada di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, masing-masing dengan jumlah 1.534.406

59 Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014.

jiwa dan 1.186.390 jiwa. Di Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Kulon Progo, diproyeksikan masing-masing berjumlah 688.061 jiwa, 416.517 jiwa, dan 396.965 jiwa. Berikut ini merupakan hasil proyeksi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014, 2019, 2024, dan 2029.60

Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014, 2019, 2024, dan 2029

Berdasarkan Metode Agregat Teknik Geometrik No

. Kabupaten/Kota Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)

2014 2019 2024 2029

1 Kulon Progo 390.385 392.421 394.614 396.965 2 Bantul 961.338 1.029.215 1.103.964 1.186.390 3 Gunungkidul 677.876 681.124 684.518 688.061 4 Sleman 1.171.380 1.279.315 1.399.792 1.534.406 5 Yogyakarta 392.037 398.066 406.177 416.517

Daerah Istimewa

Yogyakarta 3.593.01

7 3.780.14

0 3.989.06

5 4.222.34 0 Sumber: Review Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2009-2029, 2015

Gambar Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014, 2019, 2024, dan 2029 Berdasarkan Metode Agregat

Teknik Geometrik Sumber: Analisis, 2014