• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PRAKTIK EMPIRIK

C. K AJIAN P RAKTIK P ENYELENGGARAAN , K ONDISI YANG A DA DAN P ERMASALAHAN

3. Risiko Bencana Alam

Kondisi alam yang variatif menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi yang bervariasi pula, baik potensi sumber daya maupun potensi bencana. Dilihat dari kondisi yang ada sekarang, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kerentanan terhadap beberapa bencana alam. Beberapa bencana alam yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain

60 PSPPR, Op.cit.

kekeringan, banjir, tsunami, longsor, gunung berapi, dan gempa bumi.

Beberapa kerentanan bencana tersebut tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.

a. Kekeringan

Rawan kekeringan terdapat di kawasan pegunungan Menoreh di Kabupaten Kulon Progo61, Pegunungan Seribu di Kabupaten Gunungkidul62 dan Kabupaten Bantul63, dan sebagian Kecamatan Prambanan di Kabupaten Sleman.64 Resiko bencana kekeringan tersebut dikarenakan sebagian besar daerah tersebut merupakan kawasan bentang alam karst. Air hujan yang jatuh ke karst akan langsung meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah dalam. Hal tersebut menyebabkan sedikitnya air permukaan yang selama ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

b. Banjir

Dalam bencana alam banjir, pengertian banjir adalah terlampauinya tinggi muka air rerata sehingga air meluap keluar tanggul dan mengakibatkan kerugian ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung, akibat tergenangnya sarana dan prasarana ekonomi. Daerah yang berpotensi mengalami genangan (banjir) terdapat pada daerah dataran bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu dataran rendah muara Sungai Progo di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul.65 Selain itu, bencana banjir juga terdapat di Kabupaten Gunungkidul.66 Banjir yang terdapat di beberapa titik tersebut berasal dari limpasan air sungai yang meluap.

c. Tsunami

Daerah rawan bencana tsunami rawan terjadi di pesisir pantai Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari Kabupaten Kulon Progo67, Kabupaten

61 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo.

62 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul.

63 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul.

64 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman

65 Laporan Akhir Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

66 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul.

67 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo.

Bantul68, dan Kabupaten Gunungkidul69. Terjadinya bencana tsunami sangat tergantung pada gempa bumi. Tsunami terjadi karena kekuatan gempa yang sangat besar di bawah laut sehingga gelombang laut meninggi dan menyebabkan tsunami.

Kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Bantul dan Kulon Progo memiliki kerawanan terhadap bencana abrasi pantai dan tsunami. Pemanfaatan ruang eksisting untuk wilayah rawan ini antara lain gumuk pasir, daerah wisata, permukiman, lahan pertanian, tambak, dan lainnya. Gambar berikut menunjukkan peta kerawanan tsunami Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.70

Gambar Peta Kerawanan Bencana Tsunami di Kabupaten Bantul (Kiri) dan Kabupaten Kulon Progo (Kanan)

Sumber: Laporan Akhir Kajian KLHS Daerah Istimewa Yogyakarta d. Longsor

Bencana alam longsor terjadi pada daerah yang berbukit dan bergunung. Longsor terjadi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain topografi yang miring, kondisi geologis, curah hujan yang tinggi dan penggunaan lahan. Daerah rawan bencana longsor lahan banyak terdapat di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan wilayah Kabupaten Gunungkidul tepatnya di sebagian Kecamatan Gedangsari.71

68 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul.

69 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul.

70 Laporan Akhir Kajian KLHS Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

71 Laporan Akhir Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

e. Gunung Berapi

Keberadaan Gunung Merapi membawa berbagai dampak. Selain sebagai sumber penghasil material berupa sirtu (pasir dan batu) dan penyubur tanah, keberadaan Gunung Merapi merupakan salah satu aset wisata yang dapat menghasilkan devisa bagi daerah. Di sisi lain, keberadaan Gunung Merapi membawa dampak negatif berupa bencana alam.72 Berdasarkan intensitas dan jenis bahaya yang ditimbulkan, bahaya alami oleh aktivitas Gunungapi Merapi dibedakan menjadi:73

1) Daerah terlarang (Forbidden Zone)

2) Daerah terlarang (forbidden zone) merupakan daerah yang paling dekat dengan sumber bahaya dan mudah terlanda awan panas. Daerah ini harus dikosongkan. Luas daerah terpengaruh bencana alam Gunung Merapi seluas 749,3 Ha.

3) Daerah bahaya I (First danger zone)

4) Daerah bahaya I merupakan daerah yang potensial terlanda jatuhan bom gunungapi yang masih membara (Piroclastic fall), yang ditetapkan berdasarkan peristiwa letusan masa lampau.

5) Daerah bahaya II (Second danger zone)

6) Daerah bahaya II merupakan daerah yang berada di dalam atau di dekat lembah yang berhulu di puncak, dan yang dapat dilanda lahar hujan.

Sebagian besar daerah bahaya ini berada di wilayah Kabupaten Sleman.

Daerah bahaya II juga terdapat di Kota Yogyakarta.

f. Gempa Bumi

Daerah yang rawan terhadap bencana gempa bumi adalah seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, kerentanan terhadap gempa bumi tersebut tergantung pada kekuatan pada saat terjadi gempa bumi. Sebagai wilayah yang terletak yang di patahan, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki patahan primer dan sekunder. Patahan primer memanjang dari Pantai Depok ke arah timur laut melewati Kretek lalu Pundong dan berbelok ke arah barat laut

72 Laporan Akhir Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

73 Laporan Akhir Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

melewati Imogiri lalu belok ke arah timur laut ke arah Piyungan. Sementara patahan sekunder memanjang dari Pantai Parangtritis ke arah barat laut melewati Sanden, Srandakan, Galur, Lendah, Panjatan, sampai ke Wates.

Patahan sekunder lain memanjang dari belokan patahan primer di Imogiri kearah barat melewati Pandak sampai ke Wates. Patahan sekunder dari Pleret ke arah barat melewati Sewon, Pajangan sampai ke Pengasih. Patahan sekunder terakhir memanjang dari Piyungan ke Prambanan lalu belok ke arah barat laut ke Kalasan ke arah barat melewati Depok dan Mlati.74

74 Laporan Akhir Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.

Gambar Peta Kebencanaan Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: RTRW Kabupaten/Kota dan Tim KLHS