• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KONSEP

Henny Sudibyo

KERANGKA KONSEP

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep MP3EI didukung tiga pilar yaitu pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional dan penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional. MP3EI memerlukan percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis dan memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi. (Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). Salah satu tujuan MP3EI

adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia lebih cepat, untuk itu perlu meningkatkan value added didalam upaya mengejar ketertinggalan bangsa saat ini. Jika berbicara percepatan berarti harus ada yang dilakukan, bussines as not usual. Untuk itu inovasi menjadi bagian yang penting untuk pelaksanaan MP3EI. MP3EI merupakan salah satu momentum yang dapat dimanfaatkan komunitas penelitian dan pengembangan untuk ikut berperan serta dan mengantisipasi dampak pembangunan. Jika PDB akan naik sesuai dengan rencana dan anggaran untuk riset dapat direalisasikan menjadi 1% dari PDB ditahun 2015 dan 3% PDB di tahun 2025, diperlukan program yang sudah direncanakan dengan matang dibidang riset. (Hartanto,A. & Sudibyo,H., 2012). Inovasi terlahir dari berbagai riset yang dilakukan oleh para peneliti, dosen dan perekayasa. DRN yang dibentuk oleh Presiden diharapkan dapat berperan untuk mengawal riset hingga berkontribusi terhadap kemajuan bangsa semakin nyata. DRN memberikan arahan bidang apa yang difokuskan dalam penelitian di Indonesia yaitu ada 8 bidang fokus: 1) Ketahanan Pangan, 2) Sumber Energi, 3) Teknologi dan Manajemen Transportasi, 4) Teknologi Informasi dan Komunikasi, 5) Teknologi Keamanan dan Pertahanan, 6) Teknologi Kesehatan dan Obat, 7) Material Maju dan 8) Sosial Kemanusiaan. Didalam Agenda Riset Nasional (ARN) secara rinci dibuat topik-topik riset untuk setiap bidang fokus, yang dapat menjadi acuan para pelaku riset (Kementrian Riset dan Teknologi, 2010).

Kegiatan riset di 20 lembaga litbang Indonesia 94,1% fokus pada enam bidang yaitu pangan, kesehatan, energi, TIK, kesehatan dan hankam, kegiatan itu masih terkotak-kotak dan masih terbuka lebar kolaborasi atau keterkaitannya. (Adibroto,T, 2007). Untuk itu perlu perluasan pendalaman dan pemetaan output riset. Lembaga litbang dalam mendukung pembangunan ekonomi ditentukan terutama oleh kemampuannya dalam menghasilkan output litbang yang berkualitas dan dapat diseminasi oleh pengguna. Proses awal penentuan program lembaga litbang perlu memperhitungkan kebutuhan pengguna agar mudah dilakukan diseminasi.

Kualitas peneliti atau SDM lembaga litbang, infrastruktur serta manajemen riset organisasi menjadi salah satu faktor keberhasilan riset. (Kementrian Riset dan Teknologi, 2011). Manajemen riset bertujuan mengelola riset dengan proses efisien, hasil yang produktif, dan dampak yang efektif. Oleh karena itu lembaga riset perlu melakukan perubahan dalam dua bidang yaitu

mengubah proses riset dari linear menjadi simultan serta membentuk budaya riset yang kreatif. (Aminullah, 1994).

Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional menjadi salah satu dari tiga strategi utama pelaksanaan MP3EI. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan, mesin pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada kapitalisasi hasil penemuan menjadi produk inovasi. Dalam konteks ini, peran sumber daya manusia yang berpendidikan menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Oleh karena itu, tujuan utama di dalam sistem pendidikan dan pelatihan untuk mendukung hal tersebut diatas haruslah bisa menciptakan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gambar 1. Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi (Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

Inovasi pada bidang energi dan industri transportasi di Indonesia diperlukan, mengingat Indonesia tergolong negara berpenduduk padat akan memerlukan pasokan energi besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi sementara ketersedian energi tidak terbarukan terbatas terutama energi untuk konsumsi transportasi yaitu BBM. Data menunjukkan Tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah 123,9 juta barel (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005). Keterbatasan energi menjadi daya dorong untuk terus melakukan riset bidang energi, melakukan penemu-penemuan baru energi yang ramah lingkungan serta penemuan alat-alat transportasi hemat bahan bakar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini melakukan keterkaitan hasil hasil riset program Insentif Ristek dari tahun 2009 –

2011 yang terdiri dari 4.067 judul riset. Data Insentif Ristek tersebut ada di DRN yang masih terbatas meliputi judul riset dan penelitinya, namun untuk abstrak serta isi dan ouput hasil riset belum terdata. Judul-judul riset Insentif Ristek yang merupakan program riset dari Kementerian Riset dan Teknologi itu ditelaah, dianalisis kemudian dikelompokkan ke dalam delapan bidang Program yaitu bidang Pertanian, Pertambangan, Energi, Industri, Kelautan, Pariwisata, Telematika dan Pengembangan Kawasan Strategis. Jika judul riset Insentif Ristek tersebut tidak termasuk dalam kedelapan bidang tersebut maka dikelompokkan tersendiri. Satu judul riset bisa masuk atau berkaitan dengan dua atau tiga program utama. Dari keterkaitan tersebut akan diperoleh persentase judul dan jumlah riset yang mendukung di bidang energi. Untuk mengetahui riset-riset Insentif Ristek yang dapat mendukung masalah transportasi maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis judul-judul Insentif Ristek dikelompokkan ke dalam

22 (duapuluh dua) kegiatan ekonomi utama yaitu kakao, peternakan, perkayuan, minyak dan gas, batubara, nikel, tembaga, bouksit, perikanan, pariwisata, pertanian pangan, jabodetabek area, kawasan nasional selat sunda, peralatan transportasi, telematika, perkapalan, tekstil, makanan, minuman, besi baja, alutsita, karet, dan kelapa sawit.

Beberapa judul kegiatan riset akan terkait satu atau lebih kegiatan ekonomi. Berdasarkan analisis ini akan diketahui berapa persen riset penelitian Insentif Ristek dapat mendukung di bidang transportasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data judul penelitian Insentif Ristek tersebut yang berjumlah 4.067 kegiatan riset dibaca, dipahami, dan diklasifikasikan ke dalam program utama MP3EI dan kegiatan ekonomi. Program utama MP3EI tersebut adalah pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, telematika serta pengembangan strategis. Dari data yang dianalisis total 4.067 kegiatan riset dari tahun 2009-2011, setelah dilakukan kajian keterkaitan dengan program utama MP3EI menjadi 4.512 kegiatan riset atau naik 10,94%. Satu judul kegiatan riset bisa terkait dengan satu saja atau dua program utama MP3EI. Keterkaitan riset Insentif Ristek tahun 2009 hingga 2011 dengan Program Utama MP3EI setelah dilakukan analisis diperoleh seperti pada

Tabel 1. Persentase hasil dari tabel di perlihatkan pada Gambar 2. Dari data yang ada tersebut, keterkaitan kegiatan riset Insentif Ristek lebih dari 92%, sebanyak 2% tidak terkait dengan program utama MP3EI. Kegiatan riset yang paling tinggi keterkaitannya adalah bidang Pertanian 33% disusul bidang Energi 19%, Industri 18%, Telematika 14%, Kelautan 7% dan Pengembangan Kawasan Strategi sebanyak 1%. Sedangkan untuk Pertambangan dan Pariwisata lebih kecil dari 1%. Tabel 1. Keterkaitan Riset Insenttif Ristek dengan

Program Utama MP3EI.

No Program Utama 2009 2010 2011 Jumlah 1 Pertanian 2 1.420 60 1.482 2 Pertambangan 2 10 5 17 3 Energi 0 769 74 843 4 Industri 12 663 123 798 5 Kelautan 0 285 18 303 6 Pariwisata 0 22 3 25 7 Telematika 34 542 38 614 8 Pengembanga n Kawasan Strategis 0 47 6 53 9 Tidak masuk 3 372 2 377 Total 53 4.130 329 4.512

Dari judul judul insentif ristek tersebut ada sekitar 19 % atau 843 judul riset berkaitan dengan bidang energi. Judul riset yang berkaitan bidang energi diantaranya pada riset energi terbarukan meliputi panas bumi, angin, batubara peringkat rendah,

biofuels termasuk biodiesel dan bioethanol, biomasa dan biogas, surya-fotovoltaik, hidrogen dan fuel-cell, nuklir, energi laut, termasuk gelombang dan arus laut, coal bed methane, dan konservasi energi. Riset pengembangan panas bumi dan pengembangan pembangkit listrik biomassa di daerah terpencil banyak dijadikan tema riset pada program Insentif Ristek 2009-2011. Banyak judul-judul riset energi tentang panas bumi terutama didasarkan karena potensi panas bumi Indonesia sebesar 27.000 MW merupakan potensi terbesar di dunia. Potensi panas bumi yang besar ini dapat menjadikan Indonesia sebagai center of excellence atau center of research dalam pengembangan panas bumi. Selain potensi panas bumi sebagai judul riset, potensi biomassa juga sebagai topik utama tema riset pada program insentif ristek ini.

Gambar 2. Presentase Keterkaitan Insentif Ristek yang Berhubungan Program Utama MP3EI.

Kebutuhan transportasi meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi. MP3EI menuangkan sektor transportasi masuk dalam 22 kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama tersebut meliputi kakao, peternakan, perkayuan, minyak dan gas, batubara, nikel, tembaga, bouksit, perikanan, pariwisata, pertanian pangan, jabodetabek area, kawasan nasional selat sunda, peralatan transportasi, telematika, perkapalan, tekstil, makanan, minuman, besi baja, alutsita, kelapa sawit, dan karet. Judul-judul penelitian insentif ristek selain dikelompokkan dalam program utama MP3EI juga kemudian dikelompokkan satu persatu berkaitan dengan 22 kegiatan ekonomi utama.

Tabel 2. Keterkaitan Riset Insentif Ristek dengan Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI.

No . Kegiatan Ekonomi Utama Insentif Ristek Jumla h 2009 2010 201 1 1 Perkapalan 0 29 7 36 2 Tekstil 1 0 0 1 3 Makanan minuman 1 280 26 307 4 Besi baja 2 5 3 10 5 Alutsista 0 251 34 285 6 Kelapa Sawit 1 55 2 58 7 Karet 0 5 0 5 8 kakao 0 37 1 38 9 Peternakan 0 271 11 282

10 Perkayuan 0 23 1 24 11 Minyak dan Gas 5 312 62 379 12 Batubara 0 6 3 9 13 Nikel 0 0 0 0 14 Tembaga 0 0 0 0 15 Bouksit 0 0 0 0 16 Perikanan 0 279 13 292 17 Pariwisata 0 36 2 38 18 pertanian Pangan 1 706 34 741 19 Jabodetabek Area 0 11 4 15 20 KSN Selat Sunda 0 4 2 6 21 Peralatan Transportasi 0 185 22 207 22 Telematika 35 561 44 640 0 tidak masuk 8 1073 58 1139 TOTAL 4.66 8 1.628 635 6.931 Dari data yang ada total 4.067 kegiatan riset, setelah dilakukan kajian keterkaitan dengan program kegiatan ekonomi utama MP3EI menjadi 6.931 kegiatan riset atau naik 10,94%. Dengan data tersebut yang ada keterkaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI bidang transportasi yaitu masalah peralatan transportasi sebesar 207 judul riset atau sekitar 5%. Judul-judul riset yang berkaitan masalah transportasi adalah perkapalan sebesar 36 judul atau sekitar 1%.

Program riset Insentif Ristek milik Kementerian Ristek ini merupakan contoh salah satu data yang dapat memberikan gambaran kondisi riset di Indonesia yang berkaitan dengan program pembangunan sesuai visi misi MP3EI. Database yang memberikan gambaran secara lengkap tentang perkembangan iptek di Indonesia termasuk sumber daya manusia sangat diperlukan agar memudahkan hasil-hasil riset diterima dan ikut berperan dalam pembangunan.

Gambar 3. Persentase Keterkaitan Insentif Ristek yang Berhubungan Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI.

Pembangunan sektor energi dan transportasi mengalami peningkatan seiring pertambahan penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat dari tahun ke tahun. Penyediaan energi untuk transportasi terus meningkat seiring pertambahan sarana transportasi. Selama kurun waktu 2000-2011, sektor transportasi mengalami laju pertumbuhan per tahun terbesar yaitu mencapai 6,47% per tahun, disusul sektor komersial (4,32%), dan sektor industri (3,05%). Tingginya pertumbuhan konsumsi energi final sektor transportasi karena pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai sekitar 15% dan tingginya laju pertumbuhan sektor komersial karena pesatnya peningkatan pertambahan hotel, mall, dan gedung. (Sugiono,2012). Tingginya laju pertumbuhan sektor transportasi perlu diwaspadai karena sebagian konsumsi energinya masih menggunakan BBM yang disubsidi oleh pemerintah. Sebagian pemanfaatan energi di Indonesia masih disubsidi, antara lain bensin premium, minyak solar, biofuel untuk transportasi, minyak tanah untuk konsumen tertentu, paket LPG tabung 3 kg, dan listrik untuk konsumen tertentu. Gambaran secara umum terhadap subsidi energi menunjukkan bahwa target subsidi energi yang ditetapkan antara 13%-14% pada RAPBN selalu terlampaui. (BPPT, 2013). Mengingat tingginya penggunaan bahan bakar minyak dalam penggunaan energi final, maka penggunaan bahan bakar alternatif perlu terus didorong. Terutama sebagai substitusi BBM seperti biofuel. CNG juga

1.Perkapalan 1% 2 .Tekstil 0% 3.Makanan minuman 7% 4 .Besi baja 0% 5.Alutsista 6% 6.Kelapa Sawit 1% 7. Karet 0% 8. kakao 1% 9.Peternakan 6% 10 .Perkayuan 1% 11. Minyak dan Gas 8% 12.Batubara 0% 13. Nikel 0% 14 Tembaga 0% 15 Bouksit 0% 16. Perikanan 6% 17 Pariwisata 1% 18. pertanian Pangan 16% 19.Jabodetabek Area 0% 20. KSN Selat Sunda 0% 21.Peralatan Transportasi 5% 22 .Telematika 14% 0. tidak masuk 25%

Keterkaitan Insentif Ristek dengan Kegiatan Ekonomi MP3EI

mulai dipertimbangkan oleh Pemerintah untuk mensubstitusi premium yang penggunaannya terus meningkat. Penggunaan batubara untuk kebutuhan industri terus meningkat, namun pangsanya masih jauh dibawah BBM. Meskipun penggunaan batubara meningkat, namun pada tahun 2015 pangsanya menurun menjadi 11,6% dimana pada tahun tersebut pangsa penggunaan gas bumi dan LPG meningkat menjadi 20,7%. Penggunaan gas bumi dan LPG yang didominasi sektor industri dan rumah tangga akan terus meningkat, kemudian pangsanya akan merosot karena pasokan gas akan terus menurun sesuai dengan kemampuan produksinya, sehingga pada tahun 2030 pangsanya sebesar 14,8%. Meskipun penggunaan BBG terus dikembangkan namun karena infrastruktur pasokannya belum memadai sehingga sampai saat ini pengembangan BBG untuk transportasi masih banyak mengalami kendala. Sedangkan penggunaan minyak bakar dan minyak tanah untuk transportasi secara teknologi mulai ditinggalkan karena kurang efisien.

Ketergantungan pada BBM impor yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan membawa kehidupan ke berbagai permasalahan dan menghambat pembangunan nasional. Jika kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka sulit untuk memperbaikinya. Untuk itu peran riset di bidang energi untuk transportasi sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal ini. Riset yang teruji serta siap untuk diimplentasikan serta didukung oleh kebijakan pemerintah. Riset transportasi yang perlu digarap meliputi riset keselamatan pengguna jalan raya, sistem transportasi cerdas, transportasi kereta api, logistik, penerbangan, transportasi perkotaan, transportasi umum, transportasi ekonomi, transpor basis data dan berbagai isu transportasi. Riset penerapan kendaraan hemat bahan bakar telah banyak dikerjakan oleh LIPI, BPPT dan Perguruan Tinggi. Riset konversi kendaraan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas banyak mengungkap penghematan negara. Penggunaan BBN dan BBG sebaiknya semakin didorong untuk mensubstitusi minyak solar dan bensin. Pemerintah dengan berbagai kementerian yang dimilikinya diharapkan mendorong transfer pengetahuan dan teknologi kendaraan hemat bahan bakar.

PENUTUP

Riset Penelitian Insentif Ristek yang terdata pada OMRC (Open Method of Research Coordination)

di DRN yang terdiri dari 4.067 judul riset pada tahun 2009 – 2011 memiliki keterkaitan dengan program pembangunan di dalam MP3EI. Dari judul judul riset yang telah terdata ada sebannyak 19% riset berkaitan dengan bidang energi dan ada 6% berkaitan dengan bidang transportasi meliputi riset alat transportasi dan perkapalan.

Riset bidang energi dan transportasi saat ini menjadi hal penting mengingat masalah transportasi dan energi di Indonesia menjadi masalah utama. Riset yang berkaitan dengan bidang energi dan transportasi program Insentif Ristek sebaiknya dilakukan pendataan ulang kemudian ditelusur dan dilakukan kajian untuk bisa diteruskan menjadi riset yang menghasilkan produk siap di industrialisasi serta siap menunjang pembangunan nasional bidang energi dan transportasi. Kesiapan riset dalam menunjang pembangunan nasional bidang energi dan transportasi dapat tercapai jika DRN terus bekerjasama dan mendapat dukungan Dewan Energi Nasional serta dukungan dari berbagai kementrian yaitu kementerian lainnya seperti Kemenristek, Kemendikbud, Kemenhub, Kemen ESDM dan Lembaga-Lembaga Litbang baik pemerintah maupun swasta. Konsorsium-konsorsium riset bidang industri dan transportasi yang terdiri dari berbagai elemen riset handal serta dukungan industri akan memudahkan dan mempercepat hasil riset menuju industri dan siap menunjang pembangunan nasional.

Peranan penelitian bidang energi dan transportasi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi kedepan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan iptek, penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi skenario buruk kelangkaan BBM.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Agus Hartanto selaku anggota Dewan Riset Nasioanal yang telah memberikan kepercayaan penulis menjadi bagian dari tim analisis data-data riset di Dewan Riset Nasional tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Adibroto, T. (2007). Peran Negara Dalam Pembangunan Riset. BEM ITS Surabaya, Simposium Nasional 25 Maret 2007.

Aminullah, E., (1994). Rekayasa Ulang Manajemen Riset di Sektor Publik. Berita IPTEK Tahun ke 38, No.1, Jakarta.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, (2013). Indonesian Energy Outlook 2013,

Perpustakaan Nasional RI, ISBN 978-979-95202-9-6

Hartanto, A., & Sudibyo, H. (2012). Pembahasan Integrasi MP3EI dengan Topik ARN dan Kegiatan Riset dalam OMRC. Bandung, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik.

Kementrian Riset dan Teknologi, (2006). Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Keamanan Ketersedian Energi 2025, Jakarta.

Kementrian Riset dan Teknologi, (2010). Agenda Riset Nasional 2010-201, Jakarta

Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian (2011). Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Jakarta.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, (2005) Blue Print Pengelolaan Energi Nasional. Jakarta.

Sugiono, A., (2012). Data Historis Konsumsi Energi dan Proyeksi Permintaan-Penyediaan Energi di Sektor Transportasi, Prosiding Seminar dan Peluncuran Buku Outlook Energi Indonesia 2012

Potensi dan Pemanfaatan Energi Listrik Baru dan Terbarukan di