• Tidak ada hasil yang ditemukan

viP7ppKbp6CPozDa Prosiding iptekin ke 4 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "viP7ppKbp6CPozDa Prosiding iptekin ke 4 2014"

Copied!
360
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN INOVASI NASIONAL KE IV

KAPASITAS INOVASI, KAPABILITAS TEKNOLOGI, DAN KINERJA INDUSTRI

MENUJU PASAR BEBAS ASEAN

Semua makalah yang terdapat dalam prosiding ini telah melalui proses seleksi oleh tim seleksi,

perbaikan berdasarkan hasil diskusi, penilaian tim

reviewer

dan editing oleh tim

editor

Penyunting:

1.

Chichi Shintia Laksani, ME

2.

Dini Oktaviyanti, M.Si

3.

Galuh Syahbana Indraprahasta, M.Si

4.

Karlina Sari, MA

5.

Lutfah Ariana, STP, MPP

6.

Wati Hermawati, MBA

Mitra Bestari:

1.

Ir. Arifin, M.M

2.

Prof. Dr. Erman Aminullah

3.

Prof. Dr. Husein Avicenna Akil, M.Sc

4.

Prof. Dr. Isti Surjandari

5.

Dr. L. T. Handoko

6.

Dr. Lina M. Jannah

7.

Dr. Marcelino Pandin

8.

Prof. Dr. Martani H

9.

Dr. Trina Fizzanty

PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN IPTEK

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

JL. Jend. Gatot Subroto No.10, Gedung A-PDII Lt. 4, Jakarta Selatan

12710

TELEPON (021) 5201602, 5225206

FAX (021) 5201602

Email:

pappiptek@pappiptek.lipi.go.id

(3)

© 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi Nasional 2014

ISSN 2088-2645

Desainer Sampul : Laura Citra

(4)

SEKILAS PENYELENGGARAAN

FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN IPTEK

DAN INOVASI NASIONAL IV

Forum Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional (FORUM IPTEKIN) merupakan wadah yang

diinisiasi oleh Pusat Penelitian Perkembangan Iptek-LIPI, yang diperuntukan bagi para pelaku

dan pemerhati iptek dan inovasi dari lembaga litbang pemerintah, akademisi, dan industri. Forum

ini merupakan ajang komunikasi dan

knowledge sharing

seputar isu-isu kebijakan, manajemen

dan pengukuran perkembangan Iptek nasional dan internasional. Hal inilah yang menjadikan

bahasan AFTA 2015 sangat layak diperbincangkan.

Sejak Tahun 2011, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI telah menyelenggarakan Forum

Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional (Forum Iptekin). Pada tahun pertama

mengusung tema “Peran Jejaring dalam Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Bisnis”. Tahun

2012 penyelenggaraan Forum Iptekin mengangkat tema “Inovasi Frugal: Tantangan dan Peluang

Penelitian dan P

engembangan (Litbang) serta Bisnis di Indonesia”, dan di tahun 2013 lalu

bertema “Mengurai Stagnasi Inovasi Berbasis Litbang di Indonesia”.

Pada tahun ini (2014) Forum Iptekin mengangkat tema

“Kapasitas inovasi, kapabilitas

teknologi, dan kinerja industri

menuju pasar bebas ASEAN”.

Tema besar tersebut

dikerucutkan menjadi sembilan topik, yaitu 1) Kebijakan dan

Sistem Inovasi dan Teknologi; 2)

Iptek, Inovasi dan Masyarakat; 3) Manajemen

Inovasi; 4) Manajemen Penelitian dan

Pengembangan; 5) Dinamika Sistem

Kompleks dalam Inovasi Teknologi; 6) Pengukuran, Tren,

dan Indikator

Perkembangan Teknologi; 7) Kewirausahaan dan Kepemimpinan dalam Iptek dan

Inovasi; 8) Inovasi dan Bisnis; dan 9) Iptek, Inovasi, dan Dinamika

Perubahan Global.

Acara Forum Iptek dan Inovasi IV tahun ini meliputi lima kegiatan, yaitu 1) Sesi Seminar

Utama, 2) Peluncuran Agenda Iptekin 2015, 3) Peluncuran Buku Karya Sivitas Pappiptek, 4)

Pameran, dan 5) Sesi Seminar Paralel dan Poster.

(5)

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN IPTEK

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Assalamu'alaikum Wr Wb...

Alhamdulillah.. Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan YME. Karena atas seizinNya-lah, pada

akhirnya prosiding seminar nasional iptekin ke-IV ini dapat diselesaikan. Seminar iptekin ke-IV

di tahun 2014 ini sendiri mengangkat tema besar

"Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi

dan Kinerja Industri menuju Pasar Bebas ASEAN 2015".

Dengan beberapa sub tema yang

mencakup

Kebijakan dan Sistem Inovasi dan Teknologi; Iptek, Inovasi dan Masyarakat;

Manajemen Inovasi; Manajemen Penelitian dan Pengembangan; Dinamika Sistem Kompleks

dalam Inovasi Teknologi; Pengukuran, Tren, dan Indikator Perkembangan TEKNOLOGI;

Kewirausahaan dan Kepemimpinan dalam Iptek dan Inovasi; Inovasi dan Bisnis; dan

Iptek, Inovasi dan Dinamika Perubahan Global”

Seminar Nasional Iptekin ke-IV di tahun 2014 ini dilaksanakan dengan mengundang sejumlah

pakar, akademisi, dan praktisi yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran yang

konkret, realistis, bermanfaat, dan mampu menjadi jalan keluar bagi permasalahan bangsa.

Pembicara kunci diundang agar mampu memberikan pemaparan yang sesuai dengan tema

seminar kali ini, serta proses review para pemakalah dilakukan agar dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang bervariatif dalam memberikan ide-ide positif untuk dijadikan

simpulan maupun rekomendasi yang akan disampaikan bagi para pemangku kepentingan atau

pengambil kebijakan, dalam hal ini kebijakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Pada kesempatan yang membahagiakan ini, kami atas nama Panitia Seminar Nasional Iptekin

ke-IV mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembicara utama, moderator,

pemakalah, serta para peserta seminar yang telah menyumbangkan pemikiran-pemikiran melalui

makalah-makalah yang ditulis dalam prosiding ini. Panitia telah berusaha secara optimal untuk

menjadikan prosiding ini hadir di hadapan pembaca dengan baik. Namun tidak ada sesuatu yang

sempurna, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Kekurangan di beberapa

titik tentu masih ada. Untuk itu, dengan tulus kami atas nama panitia menghaturkan permohonan

maaf yang sebesar-besarnya. Semoga hadirnya buku prosiding ini dapat dirasakan manfaatnya,

baik oleh para pembaca maupun para penulisnya.

Akhir kata, selamat membaca, dan teruslah berkarya.

Kepala Pappiptek LIPI

(6)

KATA PENGANTAR

KETUA PANITIA

FORUM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN INOVASI

KE-IV

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Teknologi dan Inovasi (Iptekin) Nasional yang diadakan oleh Pusat Penelitian Perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi (PAPPIPTEK) LIPI Pada Tanggal 9 Oktober 2014 di

Auditorium LIPI ini akhirnya dapat diselesaikan. Forum Tahunan ini merupakan kegiatan rutin

yang dilaksanakan setiap tahun oleh PAPPIPTEK-LIPI dalam rangka menghimpun para pelaku

serta pemerhati iptek dari berbagai lembaga litbang, akademisi, maupun industri guna membahas

isu-isu kebijakan dan manajemen perkembangan Iptekin, baik skala nasional maupun global.

Kegiatan di tahun 2014 ini merupakan seminar keempat yang kami laksanakan dengan

mengambil tema “Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi, dan Kiner

ja Industri Menuju Pasar

Bebas ASEAN”. Acara diawali dengan pembukaan resmi oleh Kepala Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Bapak Akhmadi Abbas. Pada kesempatan ini Forum Iptekin ke-IV turut

mengundang tiga pembicara untuk menjadi pembicara kunci (

keynote speaker

), yakni Sarah

Cheah (National University of Singapore) yang berbicara tentang

Innovation an Business

Perspective from Singapore

, Ilham Akbar Habibie yang berbicara mengenai

Entrepreneurship

and Leadership in STI Towards AEC 2015

, dan Laksana Tri handoko yang berbicara mengenai

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Tantangan bagi Institusi Litbang. Seminar sesi utama ini

dimoderatori oleh Ibu Wati Hermawati yang merupakan Peneliti Utama di PAPPIPTEK LIPI.

Setelah sesi seminar utama acara dilanjutkan dengan sesi seminar pararel yang diperuntukkan

bagi para kalangan akademisi, lembaga litbang, maupun industri yang telah mengirimkan tulisan

ilmiahnya kepada kami dan telah melalui proses

review

sebelumnya.

Dalam prosiding ini dimuat ringkasan isi paparan ilmiah yang telah disampaikan oleh ketiga

pembicara utama. Dalam prosiding ini dimuat pula 33 makalah yang dipresentasikan baik secara

oral maupun dalam bentuk poster, serta lima abstrak dari makalah yang dipresentasikan namun

akan dimuat dalam jurnal WARTA Kebijakan Iptek dan Manajemen Litbang. Semua makalah ini

telah melalui proses seleksi dan telah dikoresi berdasarkan hasil diskusi yang kemudian

dilakukan proses

editing

oleh tim editor. Prosiding ini turut memuat pula jadwal acara, daftar

pemakalah, dan daftar panitia.

Penyusunan prosiding ini turut melibatkan banyak pihak, mulai dari tim seleksi makalah, tim

persidangan, tim teknis, serta tim editor hingga akhirnya prosiding ini dapat diselesaikan. Kami

mengupkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penyusunan prosiding ini, dan mohon maaf apabila ditemukan kesalahan dalam prosiding.

Jakarta, 10 April 2015

Ketua Panitia

(7)

DAFTAR ISI

Sekilas Penyelenggaraan IPTEKIN i

Kata Pengantar Kepala PAPPIPTEK-LIPI ii

Kata Pengantar Ketua Panitia iii

Daftar Isi Iii

Daftar Panitia v

Sambutan Kepala PAPPIPTEK-LIPI vii

Arahan Menteri Riset dan Teknologi xi

Sambutan Kepala LIPI xii

Bagian I Pembicara Kunci

1 Dr.Ing. Ilham A. Habibie, MBA 1

2 Dr. L. T. Handoko 4

3 Prof. Sarah Cheah 6

Bagian II Makalah Seminar

1 Evaluasi Sistem Pengangkatan Air Tenaga Surya di Gua Plawan, Gunung Kidul, DI Yogyakarta

Cecep Setiawan, Nashril Abdillah, dan Yoga Ismail R

12

2 Peranan Media Internet untuk Mengkomunikasikan Tempat Tujuan Wisata (Studi Kasus : DKI Jakarta)

Dhian Tyas Untari dan Budi Satria

19

3 Media Sosial dan Perilaku Generasi Muda Indra Suyahya dan Nur Amega

26

4 Perancangan Sistem Informasi Ketelusuran Pada Rantai Pasok Produk Halal Berbasis Olahan Daging Sapi: Studi Kasus pada Rantai Pasok Bakso Sapi Kemasan

Totok Pujianto, Dwi Purnomo, dan Rizal Maulana

33

5 Model Sistem Interoperabilitas Data Sosial Komunitas Pulau Kecil Terluar Indonesia Fadjri Alihar dan Sri Hargiono

49

6 Penelitian Insentif Ristek Mendukung Pembangunan Nasional Bidang Energi dan Peralatan Transportasi

Henny Sudibyo

62

7 Potensi dan Pemanfaatan Energi Listrik Baru dan Terbarukan di Indonesia: Inovasi, Kebijakan, dan Tantangannya

Anugerah Yuka Asmara dan Sigit Setiawan

69

8 Model Diamond Porter Dalam Analisis Tekno Ekonomi Industri Mobil Listrik Nasional Ridwan Arief Subekti, Henni Sudibyo, dan Vita Susanti

79

9 Dinamika Penerapan Inovasi Teknologi Budidaya dan Pascapanen Untuk Menstabilkan Harga Bawang Merah di Indonesia

Adhitya Marendra Kiloes

94

10 Peningkatan Daya Saing dan Kapabilitas Inovasi Usaha Kecil Berbasis Teknologi Tinggi Versus Teknologi Sederhana

Edy Wahyudi

101

11 Peran Agen Pengubah dalam Keberhasilan Difusi Inovasi Biogas di Desa Pendua Lombok Utara

Ishelina Rosaira dan Hartiningsih

112

12 Kendala Inovasi Industri Teknologi Air Bersih di Indonesia

Rendi Febrianda, Trina Fizzanty, Wati Hermawati, Sigit Setiawan, Dini Oktaviyanti, Nur Laili, Qinan Maulana Binu Soesanto, dan Dadang Ramdhan

(8)

13 Identifikasi Sumber Ide Inovasi dan Hubungan Kegiatan Riset dan Pengembangan Terhadap Keberinovasian Perusahaan: Studi Kasus pada Industri Teknologi Pengolahan Air Bersih di Indonesia

Qinan Maulana Binu Soesanto, Trina Fizzanty, Wati Hermawati, Nur Laili, Dini Oktaviyanti, Sigit Setiawan, Rendi Febrianda, dan Dadang Ramdhan

131

14 Studi Tolak Ukur Sistem Manajemen Inovasi Proses, Standar, dan Konteks Gajendran Kandasamy

140

15 Pengukuran Produktivitas Program Penelitian dan Pengembangan Denni Rinawan

145

16 Mengukur Kesiapan Institusi Riset “Y” Dalam Menerapkan SNI ISO 9001:2008 Melalui Iklim Organisasi

Agus Fanar Syukri

152

17 Bagaimana Lindung Nilai Mengakselekrasi Pengembangan dan Komersialisasi Teknologi

Manaek Simamora

160

18 Emulsi Massal untuk Tanah Reaktif Dalam Industri Pertambangan Anggaria Maharani, Widya Faradila Omega, dan Roikhatus Solikhah

173

19 Peranan GMP dan HACCP dalam Penyediaan Sayuran untuk Pasar Lokal dan Ekspor di Era Perdagangan Bebas

Nur Khaririyatun, Endah Puspitojati, Miranti Dian Pertiwi, dan Estri Rahajeng

183

20 Technopreneurship: Tantangan Bagi Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia Wening Estiningsih dan Zainal Arifin H. Masri

195

21 Peningkatan Kapasitas Hasil Kreativitas dan Inovasi dalam Pengembangan Dunia Usaha: Studi Kasus pada UKM Batik Tuguran Warna Alam Kota Magelang

Andjar Prasetyo

207

22 Analisis Persepsi PTT Padi Dengan SIPT Sebagai Model Pertanian Bioindustri di Perbaungan Sumatera Utara

Wasito Andriati dan I Gusti Putu Wigena

218

23 Model Sistem Manajemen Riset

Sik Sumaedi, Fatimah Zulfah, Tri Widinti, dan Medi Yarmen

228

Bagian III Makalah Poster

1 Roket Kendali Ketinggian Rendah Otomatis Menggunakan ATmega 328 dengan Sensor BMP085 dan CMPS10 serta Grafik Antarmuka

Agil Setiawan, M.Fadhil Abdullah, dan Anggara Wijaya

244

2 Teknologi Genome Scanning Menggunakan 1536- dan 384-SNP Chip untuk Mendukung Program Pemuliaan Padi

Dwinita W. Utami,

248

3 Penilaian Karakter Kinerja Pengguna IPTEKMAS Pada Inovasi Alat Pancing Gurita (No.Paten ID S0001010)

Agus Cahyadi

255

4 Penilaian Karakter Pengguna IPTEKMAS pada Inovasi Kantong Rumput Laut (No.Paten IDS0001173)

Agus Cahyadi

265

5 Karbon Aktif dari Ampas Mangrove Sisa Hasil Ekstraksi Pembuatan Zat Warna Alami Paryanto, Wusana Agung Wibowo, dan Sunu Herwi Pranolo

274

6 Studi Perbandingan Produk Pangan Tradisional Produksi UKM Berbasis Agroindustri di Jawa Barat: Studi Kasus Opak

Dwi Purnomo,Fajar Rizki Koespradana, dan Totok Pujianto

281

7 CIGARETOR" Making Fertilizer and Biofuel from Cigarettes Waste Using EM-4 Kurniawan, Pandhu Picahyo, dan Vicky Yuliandi

291

8 “DRUG ON” Pemanfaatan Obat-Obatan Kadaluarsa sebagai Insektisida dan Pestisida Pandhu Picahyo, Kurniawan, dan Vicky Yuliandi

297

9 Konsep Manajemen Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Geologi R. Rinawan, F.I. Rinawan, dan Lukman Efendi

(9)

10 Studi Umur Panen Bengkuang (Pachyrhizus Erozus) terhadap Produksi Tepung dan Pati dengan Dua Sistem Tanam

Fatimah Nursandi, Machmudi, dan Untung Santoso

309

Bagian IV Abstrak yang Makalahnya Diterbitkan dalam Jurnal Warta Kebijakan IPTEK dan Manajemen Litbang Vol. 12, No.2 Tahun 2014

1 Model Konsepsi-Adopsi Inovasi Beras Organik: Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus: Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

Mahra Arari Heryanto, Yayat Sukayat, dan Dika Supyandi

314

2 Kajian Kebijakan Manajemen Penelitian di Bidang Pertahanan dan Keamanan Vita Susanti, Agus Hartanto, dan Ridwan Arief Subekti

315

3 Insentif Pajak dan Dukungan Fiskal untuk Mendorong Inovasi dan Kemajuan Teknologi: Sebuah Studi Komparatif

Eddy Mayor Putra Sitepu

316

4 Inovasi Teknologi untuk Konversi Penambangan Timah ALLUVIAL : Penambangan Hidrolis Bawah Permukaan Dengan Peralatan BTM-SR-4

Ichwan Azwardi Lubis, Robertus Bambang Susilo, dan Sasri Romi

317

5 Peran Teknologi dalam Perekonomian Indonesia: Suatu Model System Dynamics Muhammad Tasrif

318

Susunan Acara 320

Jadwal Presentasi Pemakalah 322

(10)

DAFTAR PANITIA

Pengarah

: Prof. Dr. Husein Avicenna Akil, M.Sc

Anggota

:

1.

Drs. Budi Triyono, M.Si

2.

Dra. Nani Grace Simamora, M.Hum

3.

Dr. Trina Fizzanty

4.

Opan Supandi, MTI

5.

Prof. Dr. Erman Aminullah, M.Sc

Ketua Penyelenggara

: Prakoso Bhairawa Putera, S.IP., MA

Sekretaris

: Adzans Sofiawan, S.Sos

Bendahara

: Endang Mardiningsih, A.Md.

Kesekretariatan:

Koordinator

: Adzans Sofiawan, S.Sos

Anggota

:

1.

Ontin Fatmakartika, S.Sos

2.

Sheffied

3.

Ummi Aslamah

4.

Vetti Rina Prasetyas, SH

5.

Wiyono, SE

6.

Zarnita, A.Md

Pengembangan Web :

Koordinator

: Indri Juwita Asmara, MTI

Anggota

:

1.

Elmi Achelia, M.Kom

2.

Warkim, S.Kom

Seleksi dan Penerimaan Makalah :

Koordinator

: Dra. Wati Hermawati, MBA

Anggota

:

1.

Chichi Shintia Laksani, ME

2.

Dian Prihadyanti, MT

3.

Galuh Syahbana Indraprahasta, M.Si

4.

Karlina Sari, MA

(11)

Persidangan (Makalah, Moderator, Notulen)

:

Koordinator

: Muhammad Zulhamdani, S.IP

Anggota

:

1.

Anugerah Yuka Asmara, S.IP

2.

Dini Oktaviyanti, M.Si

3.

Karlina Sari, MA

4.

Kusnandar, ST

5.

Mia Amelia, S.Stat

6.

Nur Laili, MT

7.

Purnama Alamsyah, SE

8.

Qinan Maulana, M.Si

9.

Rendi Febrianda, M.Si

10.

Setiowiji Handoyo, SE., ME

Proceeding

dan Laporan Akhir Seminar :

Koordinator

: Dini Oktaviyanti, M.Si

Anggota

:

1.

Chichi Shintia Laksani, SE, ME

2.

Karlina Sari, MA

3.

Lutfah Ariana, STP, MPP.MSE

4.

Wati Hermawati, MBA

Tim Pembentukan Komunitas

:

Koordinator

: Dra. Wati Hermawati, MBA

Anggota

:

1.

Budi Triyono, M.Si

(12)

SAMBUTAN SELAMAT DATANG DAN LAPORAN

KEPALA PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

LIPI

Yang kami hormati,

Bapak Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr. Gusti Muhammad Hatta

Bapak Plt Kepala LIPI dan juga waka LIPI Dr Akmadi Abbas

Bapak/Ibu Pimpinan LIPI

Bapak/Ibu Eselon 1, 2 dan 3 dari Kementrian Ristek, LIPI, LPK dan LPNK

Pembicara utama yakni Dr Sarah Cheah, Dr Ilham Habibie, dan Dr LT Handoko

Seluruh pemakalah dan tamu undangan yang berbahagia

Assalammu'alaikum wr wb

salam sejahtera buat kita semua,

Pagi ini adalah suatu kebahagian bagi kami, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, salah

satu pusat yang langsung berada dibawah pimpinan LIPI (dalam hal ini berada dibawah Kepala

dan wakil kepala LIPI), kembali menggelar Forum Nasional Iptekin dengan agenda seminar

nasional yang telah kami lakukan setiap tahun sejak tahun 2011.

Selama empat tahun forum iptekin ini selalu mengangkat tema-tema bahasan yang strategis

bagi Indonesia dan selalu menghadirkan para pembicara kunci yang prominent baik

dalam maupun luar negeri serta dibuka oleh Kepala LIPI dan selalu mendapat pengarahan dari

Menteri Riset dan Teknologi, sehingga selalu menjadi agenda yang ditunggu banyak kalangan

iptekin baik akademisi, praktisi maupun bisnis di tingkat pusat maupun daerah.

Pada kesempatan ini izinkan kami melaporkan, pada seminar Forum Iptekin IV ini kami

mengundang tiga pembicara utama yang relatif masih muda dan handal di bidangnya

masing-masing, Dr Sarah Cheah dari NUS dan pernah menjabat sebagai vice chairman AStar ETPL, Dr

Ilham Habibie seorang ilmuwan dan pengusaha, saat ini menjabat seba- gai Ketua Tim Pelaksana

Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia. Dan Dr LT Handoko Deputi Ilmu

Pengetahuan Teknik LIPI yang presentasinya akan dipandu oleh Peneliti Utama juga

mengadakan sesi poster dan pameran yang diisi dari berbagai pusat di LIPI. Pada akhir sesi

forum nanti, kami juga memberikan penghargaan pada tiga makalah terbaikPappiptek, Ibu Wati

Hermawati MBA. Selanjutnya kami akan meluncurkan lima buku karya peneliti Pappiptek yang

diterbitkan oleh penerbit internasional maupun nasional dalam hal ini LIPI Press. Agenda Iptekin

di tahun 2015 juga akan kami sampaikan dihadapan Bapak dan Ibu sekalian sehingga diharapkan

akan semakin banyak yang terlibat dan berkontribusi pada kegiatan tersebut. Pada seminar kali

ini. kami juga telah menerima 61 makalah dimana 25 makalah yang diterima untuk

dipresentasikan pada sesi paralel nanti yang akan dikelompokkan menjadi empat tema.

Disamping itu, Kami juga mengadakan sesi poster dan pameran yang diisi dari berbagai pusat di

LIPI. Pada akhir sesi forum nanti, kami juga memberikan penghargaan pada tiga makalah terbaik

yang telah di review oleh Tim Review Iptekin 2014. Selain itu ada 7 makalah yang layak untuk

diterbitkan dalam Jurnal terakreditasi " Warta Kebijakan Iptek dan Manajemen Litbang Vol 12

No. 2 Tahun 2014 yang akan terbit bulan Desember - Juli 2015. Forum ini dihadiri lebih kurang

300 orang terdiri dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta.

Di forum-forum Iptekin sebelumnya kita telah membahas pentingnya peran jejaring iptek,

kemudian bahasan tentang peluang mengembangkan inovasi frugal di Indonesia dan topik

mengenai inovasi berbasis litbang. Pada Forum Iptekin IV kali ini kami mengangkat tema

"Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi dan Kinerja Industri menuju Pasar Bebas ASEAN

(13)

hitungan bulan? Justru ini adalah momentum untuk mengingatkan semua pihak bahwa

Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya dalam konteks Pasar Bebas ASEAN, tidak dapat

hanya bertumpu pada strategi ekonomi yang mengandalkan industri dengan nilai tambah yang

rendah serta kemampuan ekspansi industri yang hanya mengandal- kan strategi perdagangan tapi

minim sekali dalam investasi kapital apalagi investasi litbang.

Hasil riset Pappiptek (Aminullah dkk, 2013) pada tahun lalu menunjukkan terdapat segelintir

industri nasional yang sudah menembus pasar ASEAN bahkan global, namun sebagian besar

baru pada tataran ekspor atau maksimum baru pada investasi fasilitas produksi dan belum

ditemukan industri yang investasi litbang di negara lain, tidak seperti halnya Tiongkok.

Demikian pula, investasi asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak ditujukan untuk

mengeksplorasi sumberdaya alam Indonesia, atau pemindahan fasilitas produksi ke Indonesia

untuk mendekatkannya dengan pasar terbesar di kawasan ASEAN yakni Indonesia dengan

tingkat PDB tertinggi di kawasan. Kedua fenomena ini menunjukkan ada masalah mendasar bagi

Indonesia untuk bisa menjadi negara termaju di kawasan ASEAN maupun menjadi ekonomi

nomor tujuh terbesar dunia, yakni kapasitas inovasi, kapabilitas teknologi dan kemampuan

industri yang masih terbelakang. Indikator ini ditunjukkan dari jumlah paten dll Indonesia

yang relatif rendah dibandingkan Negara-negara tersebut. Hal ini perlu ditanggapi segera

dengan langkah-langkah yang strategis, diantaranya melalui kolaborasi pengembangan Iptek dan

ino- vasi dengan negara-negara di kawasan, serta mendorong pengembangan industri

berbasis iptek dan inovasi. Strategi kedepan perlu diarahkan pada penciptaan industri dengan

nilai ekonomi tinggi menjadikan iptek dan inovasi sebagai strategi meningkat- kan kontribusi

Indonesia terhadap kemajuan ekonomi nasional dan negara-negara kawasan ASEAN.

Pimpinan, undangan dan peserta forum Iptekin yang kami hormati,

Aset utama kita saat ini adalah forum iptekin nasional ini, yang kedepan diharapkan akan

menjelma menjadi sebuah komunitas yang solid terdiri dari para akademisi, praktisi dan

kalangan bisnis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, kerjasama saran kebijakan

pada pemerintah dalam mendorong berkembangnya iptek dan inovasi di tanah air. Gagasan

membentuk komunitas Iptekin Indonesia ini telah dimulai sejak dua tahun lalu. dan

diharapkan akan terus mendapat dukungan banyak pihak sehingga dapat diwujudkan dalam

waktu yang tidak terlalu lama.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas nama panitia seminar nasional Forum Iptekin

IV kami mengucapkan terima kasih kepada Menteri Ristek dan seluruh jajaran pimpinan di

Kementrian Ristek, Pimpinan LIPI, Pimpinan LPK dan LPNK lainnya dan seluruh undangan

dan pemakalah serta sponsor yang telah membantu dan mendukung terselenggaranya kegiatan

ini. Kami mohon maaf jika dalam penyelenggaraan nanti ada hal-hal yang kurang

berkenan di hati Bapak dan Ibu sekalian. Setelah ini kami mohon dengan hormat kapada

Bapak Menteri Riset dan teknologi, Prof Gusti Muhammad Hatta, untuk memberikan

pengarahan, dan kesediaan Dr Akmadi Abbas, MEng selaku Pelaksana Tugas Harian Kepala

LIPI untuk membuka forum Iptekin ini.

Wabillahitaufik wal hidayah, Wassalammu alaikum wr wb.

Kepala Pappiptek LIPI

(14)

ARAHAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI

Dr. Mulyanto, M.Eng

Deputi Bidang Kelembagaan Iptek

Kemenristek

Yang Kami Hormati,

Bapak Plt Kepala LIPI dan juga Waka LIPI Dr. Akmadi Abbas

Bapak/Ibu Pimpinan LIPI

Bapak/Ibu Eselon 1, 2, dan 3 dari Kementerian Ristek, LIPI, LPK, dan LPNK

Pembicara Kunci dalam Forum ini, Dr. Sarah Cheah, Dr. Ilham Habibie, dan Dr. LT. Handoko

Seluruh pemakalah dan para tamu undangan.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Hadirin yang terhormat,

Sebagaimana Pasar Bebas ASEAN 2015 dan yang biasa disebut AFTA 2015 sudah semakin

dekat dalam hitungan bulan, karenanya perlu dilakukan persiapan secara menyeluruh baik

menyangkut infrastruktur, dukungan iptek dan inovasi, serta kebijakan-kebjakan pemerintah dan

juga kemampuan SDM.

Hadirin yang saya hormati,

Kesempatan pasar bebas ASEAN 2015 merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara

ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas pengedaran dalam rangka meningkatkan daya

saing ekonomi kawasan dan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan

pasar regional dari 500 juta penduduk ASEAN. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari AFTA

2015 tersebu menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga

produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global. Dengan melalui penghapusan bea dan

halangan non liar dalam pasar ASEAN juga akan menarik lebih banyak FTI dan yang terpenting

adalah guna meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN.

Hadirin yang terhormat,

Berbagai kegiatan pemrintah Indonesia dalam menempuh ASEAN

community-community

.

(15)

Hadirin yang berbahagia,

Perlu kami sampaikan terdapat beberapa hal yang harus diantisipasi dalam pasar bebas 2015.

Pertama adalah implementasi ASEAN

economic community

yang berpotensi menjadikan

Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrialisasi di kawasan ASEAN

sehingga manfaat yang diperoleh dari kawasan dari kekayaaan sumber daya alami akan minimal.

Kedua, melebarnya divisi perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. Yang

ketiga, implementasi ASEAN

economic community

juga akan membebaskan aliran tenaga kerja,

sehingga harus diantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya tenaga

kerja asing akan berpotesi terhadap naiknya remitansi TKI. Akibatnya akan ada beban tambahan

yaitu dalam rangka menjaga transaksi mendalam dan mengatasi masalah pengangguran. Yang

keempat, implementasi ASEAN

economic community

ini akan mendorong masuknya investasi

ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Selain itu permasalahan Indonesia dalam

mengahadapi perdagangan bebas ASEAN 2015 jika dipandang dari sisi produksi dan integrasi

ekonomi, negara kita terdapat kelemahan mendasar dalam kemampuan produksi barang jadi,

setengah jadi, dan komponen, yang menandakan kerapuhan struktur industri dalam negeri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Menteri Riset dan Teknologi

(16)

SAMBUTAN PEMBUKAAN

KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Yth. Bapak Menteri Riset dan Teknologi

Yth. Para Pembicara Kunci dalam Forum Iptekin, Ms. Sarah Cheah from Singapore,

Bapak Ilham Habibie dan Bapak Laksana Tri Handoko. Para Deputi LIPI,

Kementerian Ristek, BPPT,

Para Pembawa Makalah

Tamu Undangan serta Ibu dan Bapak sekalian.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita

semua.

Pertama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada Bapak Menteri dan para pembicara

kunci serta tamu undangan sekalian dalam acara Forum Pengembangan Ilmu Pengetahuan,

Teknologi dan Inovasi (Iptekin) yang ke IV ini. Forum ini diselenggarakan setiap tahun oleh

Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek). Dalam Forum kali ini, tema yang ditampilkan

cukup luas yaitu

Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi, dan Kinerja Industri Menuju

Pasar Bebas ASEAN

2015”

tema ini sangat layak kita perbincangkan mengingat kita akan segera

memasuki Komunitas Ekonomi Asean dikenal dengan KEA atau Masyarakat Ekonomi Asean

dikenal dengan MEA pada tahun depan yaitu tahun 2015.

Seperti Bapak-bapak dan ibu-ibu ketahui, bahwa sejak deklarasi Cetak Biru Komunitas

Ekonomi ASEAN (KEA) ditandatangani tanggal 20 November 2007 di Singapura, dimana mulai

saat itu setiap negara anggota ASEAN wajib mematuhi dan mengimplementasi- kan KEA pada

2015, dan akan mentansformasikan ASEAN menjadi sebuah pasar dan basis produksi tunggal,

kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang

merata dan kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam ekonomi global.

Konsekuensi utama dari KEA adalah ASEAN (termasuk Indonesia di dalamnya) sebagai pasar

tunggal dan menjadi basis produksi dari (i) Aliran bebas barang, (ii) Aliran bebas jasa, (iii)

Aliran bebas investasi, (iv) Aliran modal yang lebih bebas, serta (v) Aliran bebas tenaga kerja

terampil. Pasar tunggal berbasis produksi juga mencakup dua komponen penting lainnya, yaitu

Priority Integration Sectors (PIS) dan kerja sama di bidang pangan, pertanian, dan kehutanan.

Kondisi ini kemudian dikenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Inti pokoknya adalah

kerjasama antar Negara-Negara ASEAN dalam membentuk kawasan bebas perdagangan dalam

rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN.

Bapak dan Ibu sekalian,

Pertanyaan mendasar untuk kita semua yang tergabung dalam forum ini, yaitu para peneliti

iptekin dari berbagai lembaga litbang, akademisi, para dosen dan peneliti dari Perguruan Tinggi,

para pengambil keputusan bidang iptek, para pelaku iptekin dari industri, para pemerhati dan

media yang setia meliput bidang iptek, seberapa siap kita menghadapi AFTA yang akan kita

mulai tahun depan? seberapa besar kemampuan litbang iptek kita? dan seberapa banyak industri

yang bersaing di pasar global dengan mendasarkan bisnisnya pada hasil riset iptek dan inovasi

hasil anak bangsa?

(17)

termasuk bidang ilmiah, dengan saling mendukung dalam kerangka pelatihan dan riset.

Mandat tersebut didukung oleh The ASEAN plan of Action on S&T (APAST) yang

mencanangkan suatu stategi yang mengintensifkan kolaborasi riset dan komersialisasi

teknologi, meningkatkan sumberdaya manusia iptek, membangun jejaring pusat unggulan dan

program iptek, memperkuat infrastruktur iptek dan menciptakan dialog bersama partner untuk

mempererat kolaborasi.

Bersama dengan strategi tersebut, perdagangan bebas dapat dianggap sebagai suatu hal yang

positif jika pemain yang berperan di dalamnya memiliki berbagai kompetensi dan kemampuan

yang mumpuni terutama kemampuan dalam penguasaan iptekin. Melalui perdagangan bebas,

setiap pemain akan berkompetisi untuk memenangkan persaingan. Dalam hal ini Inovasi

berbasis iptek dan produktivitas merupakan kunci untuk dapat memenangkan persaingan

tersebut.

Bapak dan Ibu sekalian,

Melalui Forum Iptekin ini diharapkan dapat terjadi

sharing knowledge

, terutama melalui

berbagai makalah ilmiah yang akan dipresentasikan nanti siang. Peningkatan

kompetensi SDM Iptek terutama untuk masing-masing peserta yang ada di ruangan ini,

insyaallah akan mempermudah Indonesia dalam era AFTA kelak.

Oleh karena itu, pentingnya peningkatan iptek, inovasi dan produktivitas untuk memenangkan

pasar bebas ASEAN 2015 menjadi bahasan utama yang menarik untuk didiskusikan pada Forum

Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi di Tahun 2014 ini. Dengan diawali 3 pembiacara

kunci kita yaitu Dr. Sarah Cheah dari A Star Singapura, Dr. Ilham Habibie, dan Dr. LT

Handoko, diharapkan akan memberikan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan bagi para

undangan dan pembawa makalah dalam forum ini untuk lebih meningkatkan kompetesi

masing-masing, terutama dalam bidang iptekin. Sehingga pada saatnya nanti kita memasuki era AFTA,

kita punya keyakinan besar akan memenangkan persaingan tersebut dan kita semua akan

mendapatkan manfaat yang besar dari adanya AFTA.

Bapak dan Ibu sekalian,

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Dengan mengucapkan bismillahiroh-

manirrohim, Forum Pengembangan Iptekin ke IV dengan tema : Kapasitas Inovasi, Kapabilitas

Teknologi, dan Kinerja Industri Menuju Pasar Bebas ASEAN 2015, secara resmi kami buka.

Selamat berseminar dan berbagi pengetahuan, semoga menghasilkan saran dan rekomendasi

yang yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara ini, terutama saran dan rekomendasi bagi para

pemangku kepentingan bidang iptek dan inovasi di Indonesia.

Wassalamualaikum wr wb.

Plt. Kepala LIPI

(18)

Bagian I

(19)
(20)

Entrepreneurship and Leadership in STI Towards AEC 2015

Dr.-Ing. Ilham A. Habibie, MBA

President Director PT. Ilthabi Rekatama

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia relatif stabil dan baik, rata-rata 5-7% per tahun pada tahun-tahun terakhir, namun pertumbuhan sektor industri berada di bawah negara-negara tetangganya. PDB Indonesia didominasi oleh produk dan layanan konsumen untuk pasar domestik. Penyumbang besar lainnya adalah sumber daya alam, seperti sektor peternakan, pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan lain-lain. Keduanya memiliki kelemahan, yang paling utama adalah keseimbangan antara produk lokal dan impor, yang terakhir telah mengalami banyak kerugian karena kematian siklus komoditas Saat ini, situasi telah memuncak dalam defisit ganda (anggaran, perdagangan), rupiah yang melemah dan pertumbuhan yang lebih rendah (antara 5,2-5.8% pada tahun 2015).

Perekonomian Indonesia saat ini saat ini sudah lebih baik dengan menjadi 16 terbesar di dunia dengan PDB sekitar 1 triliun USD. Indonesia saat ini menjadi Anggota G20 (nominal, berdasarkan PPP ke-10 terbesar). GDP per kapita sekitar USD 3-4000, dengan 2% kelas atas, 15% kelas menengah, dan 83% kelas lebih rendah. 45 juta orang di kelas pengkonsumsi dan 55 juta sebagai pekerja terampil.

Indonesia mungkin memang bukan 'Macan Asia' tapi mungkin Macan ASEAN. Ekonomi Indonesia yang tidak didorong oleh ekspor Indonesia hanya menghasilkan 35 persen dari PDB, dan tidak termasuk ekspor komoditas, hanya 16 persen saja. Konsumsi dalam negeri adalah kekuatan pendorong perekonomian Indonesia dengan laju pertumbuhan penduduk dari 5-6% per tahunnya, tambahan 90 juta orang Indonesia bisa bergabung dengan "consuming class" pada tahun 2030. Pertumbuhan Basis Konsumen Indonesia yang lebih besar daripada ekonomi lain di dunia selain India dan China. Besar pertumbuhan konsumsi dalam negeri telah melindungi ekonomi Indonesia dari gejolak krisis keuangan Asia dan resesi global baru-baru ini. (Sumber: McKinsey).

Indonesia menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan merupakan salah satu pasar negara berkembang di dunia (ekonomi-16 terbesar di dunia), dan juga anggota G-20 ekonomi utama. Namun industri manufaktur di Indonesia masih stagnan karena kekurangan infrastruktur seperti pembangunan jalan, listrik, transportasi, ICT dan lain-lain. Pilar kedua pertumbuhan yang sehat ini adalah posisi dari Indonesia yang luar biasa sebagai produsen utama bahan baku. Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar batubara, kedua Australia, minyak sawit (terbesar di dunia), timah (terbesar di dunia), karet (2 produsen terbesar di dunia) dan komoditas penting lainnya seperti tembaga, emas, dan bauksit. Banyak sumber daya dari Indonesia diekspor dalam keadaan mentah untuk diproses di luar negeri dan beberapa hanya untuk diimpor kembali kembali ke Indonesia. Selain itu Indonesia memiliki sistem pipa gas alam yang memasok Singapura, yang juga memasok gas alam sebagai LNG ke Asia Timur Laut (Jepang, Korea, Taiwan, Republik Rakyat Cina, dan lain-lain).

Pada 2030 Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 berdasarkan GDP berbasis pengetahuan, regional terpadu, kompetitif secara global, karakter green-blue masyarakat terbuka (dan ekonomi dan negara). Empat poin yang perlu diselesaikan oleh ekonomi manapun di dunia untuk mencapai potensi maksimal masa depan adalah melalui (1) Investasi dalam Human Capital, (2) Investasi dalam Sains & Teknologi, (3) Nurture dan mendukung Inovasi & Kewirausahaan, serta (4) Meminimalkan Kemiskinan.

(21)

terbesar di dunia (nominal). 135 juta masuk ke dalam kelas konsumsi dan 113 juta sebagai pekerja terampil. 71% dari populasi akan mempunyai kontribusi sebesar 86% dari PDB. Selain itu diperkirakan Indonesia akan mempunyai GDP per kapita di atas 10 ribu USD. (Menurut McKinsey)

Sebagai catatan mengenai litbang di Indonesia, pengeluaran harus di atas 2 persen dari PDB yang nantinya untuk dilakukan dalam komunitas (Helix Quadruple: akademisi, bisnis, organisasi masyarakat, pemerintah).

Industri manufaktur Indonesia harus menjadi pilar ketiga dari ekonomi Indonesia dalam memberikan pelayanan yang baik bagi konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor (selain: konsumsi domestik, komoditas). Saat ini, kekuatan industri manufaktur Indonesia berada di tekstil, makanan, barang olahraga, industri otomotif dan sepeda motor. Banyak perusahaan-perusahaan internasional memproduksi produk untuk pasar domestik Indonesia, tetapi di samping itu juga untuk ASEAN dan pasar internasional. Namun industri manufaktur di Indonesia bisa saja tetap stagnan karena kekurangan infrastruktur seperti pembangunan jalan, listrik, transportasi, ICT dan lain-lain. Untuk itu, perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan di bawah 7%.

Indonesia tidak dianggap sebagai pihak terkemuka dunia di bidang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belanja litbang di Indonesia sangat rendah. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 1,9 triliun (sekitar US $ 205 juta) atau secara signifikan kurang dari 1% dari total pengeluaran negara untuk penelitian dan pengembangan. Namun, sepanjang sejarahnya, telah ada prestasi dan kontribusi penting yang dibuat oleh Indonesia dalam litbang dan teknologi. Di Indonesia hanya sekitar 0,1% dari PDB dalam hal pengembangan litbang dan teknologi. Penelitian pendanaan masih didominasi oleh pemerintah, yaitu sekitar 80 persen. Anggaran tersebut masih jauh dari standar yang diterapkan oleh UNESCO, yaitu 2% dari PDB.

Pengeluaran Indonesia dalam hal riset dan teknologi sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Kurangnya alokasi dana untuk litbang adalah salah satu alasan kuat untuk kekurangan inovasi di Indonesia. Sepanjang sejarah, ekonomi domestik Indonesia begitu dominan bahwa Indonesia selalu mengabaikan kebutuhan untuk mengekspor produknya dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar luar negeri. Jika tidak ada yang dilakukan, bahaya terkemuka adalah bahwa industri dan jasa Indonesia akhirnya akan kehilangan daya saing dan akan diserbu oleh produk dan jasa dari luar negeri. Hal ini perlu dipromosikan melalui media, dan juga dipromosikan langsung ke industri, jasa dan lain-lain (tidak membedakan antara perusahaan milik negara atau swasta) misalnya melalui seminar, workshop dan lain-lain.

Di masa depan, perekonomian domestik akan semakin dipengaruhi oleh produk dan jasa asing karena tren ekonomi global, kita akan dipaksa untuk membuka ke WTO, AEC 2015 dan lain-lain. Singkatnya, jika kita tidak lebih aktif dalam litbang, pada waktunya Indonesia bisa kehilangan pamor di pasar domestik sendiri. Tren ini sudah menjadi jelas dalam beberapa produk tradisional, seperti produk hortikultura. Tren ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengembangan yang mengakibatkan rendahnya produk dan jasa domestik yang kompetitif, tetapi juga diperkuat oleh infrastruktur yang lemah di Indonesia.

Inovasi dalam Cluster R & D Clustering, sebagai solusi: R & D dalam cluster ABCG (akademisi, bisnis, organisasi masyarakat dan pemerintah) harus dalam kerjasama erat. Co-location. Ideal R & D Cluster adalah co-location. Namun, hal ini secara fisik dan ekonomi tidak selalu mungkin, serta fasilitas yang tidak memadai dan sumber daya manusia yang terbatas. i-Cluster. Solusinya adalah dengan membentuk i-kelompok di mana para peserta cluster ini terhubung dengan koneksi broadband bandwidth dan kualitas yang memadai. Ini adalah fakta bahwa inovasi bersama-sama dengan pertumbuhan sektor teknologi konektivitas berkendara hiper. Insentif pajak. Lebih disukai R & D dalam sebuah cluster perlu diberi insentif pajak khusus.

(22)

Perekonomian dan lembaga litbang serta universitas harus mampu berkerjasama untuk mendukung perkembangan iptek di Indonesia. Tidak hanya itu saja, elemen penting yang harus dipersiapkan untuk mendukung sistem kerjasama antarinstitusi litbang antara lain: fasilitas pengujian, biro standardisasi, dan adanya sertifikasi. Semua hal tersebut perlu disediakan oleh pemerintah.

(23)

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Tantangan bagi Institusi Litbang

L. T. Handoko

laksana.tri.handoko@lipi.go.id

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI

Presentasi ini menceritakan tentang Posisi Litbang Indonesia, dimana Indonesia berada di posisi 61

dunia dan posisi 11 Asia. Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara tetangga seperti Malaysia

(peringkat 8 Asia) dan Singapura (peringkat 7 Asia). Area Litbang Indonesia saat ini mencakup area

energi, fisika dan astronomi, perekayasaan, kimia, matematika, ilmu computer, material science, dan

chemical engineering.

Aktifitas litbang di Indonesia memiliki kontur sesuai tren global, tetapi rendah untuk produktifitas

absolut serta densitas. Padahal kompetisi litbang bersifat global (bahkan bukan regional).

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi dasar bagi keluaran invensi serta terkait dengan publikasi

global. Pulikasi global ini tentu saja bergantung pada kemampuan dasar Sumber Daya Manusia

(SDM) litbang dalam melakukan invensi. SDM merupakan modal utama dalam proses invensi.

Sedangkan kekayaan invensi akan menjadi modal utama dalam penguatan ekonomi modern yang

dapat terlihat dari ekonomi berbasis industri sehingga nantinya dapat menjadi faktor kunci dalam

kompetisi global.

Kekayaan alam tidak akan berart jika budaya riset rendah dengan sejarah pendek dan pendidikan

massal terjadi baru empat dekade lampau.

KEBIJAKAN terintegrasi dan sistematis untuk akselerasi perbaikan BUDAYA RISET Sesuai

STANDAR GLOBAL di lembaga litbang sesuai TUSInya...menjadi tantangan tersendiri bagi

Indonesia. Pada Kebijakan Makro perlu dilakukan reposisi lembaga litbang, misalnya saja

Kemenristek yang membawahi LIPI dan BPPT.

Kebijakan Mikro: IPT LIPI

Keadilan Peningkatan Kinerja melalui Kompetisi Global dan juga Lokal melaui peningkatan SDM,

sarana dan prasarana, serta sistem yang mendukung kinerja pegawai. SDM dan lingkungan kerja

yang mendukung akan membuat kapasitas dan kompetisi LIPI menjadi litbang kelas dunia akan

terpenuhi sehingga peringkat Indonesia bisa naik.

Terdapat beberapa faktor penghambat dalam mendukung kebijakan makro dan mikro di IPT LIPI

dalam meningkatkan penciptaan teknologi, diantaranya adalah pemahaman kepala satker atas teknis

perencanaan rendah, kebiasaan pola BAU (

business as usual

dan menikmati

comfort zone

, potensi

sebagian sivitas level rendah menjadi korban, tuntutan pemangku kebijakan awam semata pada

'produk akhir', kecenderungan personil / grup penelitian tertutup, keterbatasan kapasitas dan

kompetensi SDM yang ada, serta ketidaktersediaan dana beasiswa dari anggaran LIPI.

(24)

aksesibilitas informasi ilmiah yang semakin tinggi di era internet, dukungan 'politis' pimpinan,

ketersediaan dan pemakaian berbagai sistem elektronik, serta peluang beasiswa studi lanjut di dalam

/ luar negeri dari berbagai pihak ketiga.

Untuk mendukung kinerja para peneliti dalam menghasilkan output yang baik tentunya harus diserta

dengan lingkungan yang mendukung serta insentif yang dapat memotivasi para peneliti tersebut.

Beberapa hal yang menjadi preferensi peneliti terhadap insentif adalah dana penelitian, hadiah uang,

jam kerja fleksibel, kerjasama penelitian, serta kelengkapan referensi di dalam mendapatkan

kajian-kajian ilmiah yang dapat dijadikan referensi yang baik.

Kebijakan yang mendukung kinerja peneliti dan mendukung kinerja lembaga litbang dalam

menghasilkan suatu inovasi dapat dilakukan melalui perbaikan kapasitas dan kompetensi SDM serta

perbaikan lingkungan kerja. Perbaikan kapasitas dan kompetensi SDM dapat dilakukan dengan

memberikan kesempatan studi lanjut S2 / S3 di dalam dan luar negeri, penyediaan dana untuk

publikasi dan presentasi ilmiah secara terbuka, penyediaan dana pendamping untuk program

magang ke luar negeri, penerimaan CPNS dengan kualifikasi minimal S3, dan didukung dengan

penyediaan dana pendamping untuk program peneliti tamu. Sedangkan kebijakan melalui perbaikan

lingkungan kerja dapat dilakukan melalui telaah RKAKL 2015 dan seterusnya bersama Deputi,

Kepala Satker, dan PME Satker. Selain itu harus dibuat sistem 'penelitian payung' (klaster) yang

mencakup beberapa 'penelitian mandiri', memangkas 'proses administrasi' semaksimal mungkin,

pemenuhan perangkat kerja minimal, penyesuaian berbagai SOP terkait, penyehatan struktur satker

serta tentu saja harus dilakukan reorganisasi terbatas satker.

(25)

INNOVATION AN BUSINESS PERSPECTIVE FROM SINGAPORE

Prof. Sarah Cheah

National University of Singapore (NUS

)

Singapore has a total area of 715.8 sq km, with a population of 5.3 million, and 3.8 million or

approximately 71.9% of them are native to Singapore. The independent state since August 9, 1965.

Literacy rate in Singapore is 96.4% (Aged 15 & Above) 74,1% of those aged 25-34 years, they have

tertiary qualifications.

Singapore’s GDP in 2012 S$345.6bn (US$276.5bn) with real growth 1.3%. Singapore

GDP Per

Capita=S$65,048 (US$52,051).

Singapore, a Vibrant Business Hub:

7000 Multinational Coorporations, 60% with Global or Regional headquarters

37,400 International Companies, Including 3,200 from China, 4,400 from India, and 7,900

from ASEAN

170,000 Small & Medium Enterprises, 1,000 identified with the goal of growing revenues to

S$100 million

Singapore’s Evolving Economy

:

2009 GDP shrunk 0.8%

2010 GDP Grew 14.5%

2011 GDP Forecasted at 4-6%

Overview of Singapore (National Innovation System)

(26)

RIE 2015 Portfolio

(27)

Atracting & Developing Scientific Talent

Increase in Private and Public Sector Researchers

(28)

Improving Patenting Performance, Steady Growth in Patents Applied & Owned in Public Sector

(29)

Growing Enterprises with Technology Upgrade:

1.

Technology for Enterprise Capability Upgrading (T-Up)

2.

Operation & Technology Road Mapping (OTR)

3.

Technical Advisors (TA)

4.

Technological Adoption Programme (TAP)

(30)

Lead Government Agency

A*Star

For Economic-Oriented R&D

Stimulating Private Sector R&D with Vibrant Public Sector R&D

National University of Singapore (NUS)

a Global, research-intensive university

a.

Establish since 1905

b.

16 Faculties and Schools across 3 Campuses

c.

8 Overseas Colleges

d.

24 Research Institutes and Centres

e.

3 Research Centres of Excellence + Partnership with NTU in a 4

th

f.

Student Population: 37,452 : Undergraduation 27,391; Graduation 10,061

g.

Faculty 2,374

h.

Research Staff 3,176

i.

World University Rankings 2014-2015

25th

j.

Asia University Rankings 2014

2nd

(31)
(32)

Bagian II

(33)
(34)

Evaluasi Sistem Pengangkatan Air Tenaga Surya di Gua Plawan,

Gunung Kidul, DI Yogyakarta

Evaluation of Solar Water Pumping System in The Plawan Cave

Gunung Kidul, DI Yogyakarta

Cecep Setiawan

1*

, Nashril Abdillah

1

, Yoga Ismail R

1 1Departemen of Engineering Physics, UGM, Jalan Grafika No 2, Yogyakarta, 55281

I N F O A R T I K E L A B S T R A C T

Keywords:

SWPS Evaluation Identification Efficiency

Transfer Knowledge

Kata Kunci:

PATS Evaluasi Identifikasi Efisiensi

Alih Ilmu Pengetahuan

Solar Water Pumping System (SWPS) is a technology that utilizes solar energy for clean water access. SWPS has been developed in Indonesia, especially for remote areas. For example is Giricahyo village where is the karst area and have a lack of water every dry seasion. In this area, SWPS has been built with a capacity of 12 kWp to lift water from Plawan Cave up to the people homes. SWPS This was built in 2007 and unused from 2010. This study aims to evaluate the cause of the damage with assess the SWPS based on the data existing charactristic of each component, they are solar panels, pumps, controllers, cabling system and piping. Generally, SWPS have decreasing performance. Based on the results of measurements on September 15th, 21st, and 22nd, 2013,it was known that the photovoltaic have an efficiency about 7.10 to 10.88% from the normal efficiency that is 13.89%. Several solar panels suffered hots pots that had a significant decrese in efficiency, that is about 4.52 – 5.7 %. Pump suffers strong corosivity and scaling on the mechanical component but still has a good electrical condition. Controller suffered damaged and could repaired with a probability of 33.3%. Resistance in the cabling system has increases but this case is still in the permitted tolerance limits. The majority of demage caused by lack of maintenance. Social analysis showed the community has not been able to manage the system properly. Therefore, The important think which used for technology implemented on community is about transfer knowlage for sustainable aspect.

S A R I K A R A N G A N

Sistem Pengangkatan Air Tenaga Surya (PATS) merupakan salah satu teknik penyediaan air bersih berbasis teknologi panel surya dengan memanfaatkan sinar matahari. Sistem PATS sudah banyak dikembangkan di Indonesia terutama untuk daerah terpencil. Desa Giricahyo misalnya, daerah karst yang mengalami kekurangan air tiap tahunnya ini telah dibangun sistem PATS dengan kapasitas 12 kWp untuk mengangkat air dari Gua Plawan pada tahun 2007. Namun, sistem ini tidak berfungsi lagi pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyebab kerusakan melalui uji karakteristik eksisting sistem PATS yang meliputi panel surya, pompa, kontroller, sistem perkabelan dan perpipaan. Secara umum Sistem PATS telah mengalami penurunan kinerja. Berdasarkan pengukuran pada tanggal 15, 21, dan 22 September 2013 diketahui bahwa efisiensi panel surya berkisar 7,10 – 10,88 % dari efisiensi normal sebesar 13,89 %. Beberapa panel surya yang juga mengalami hot spot memiliki efisiensi lebih rendah yaitu 4,52 – 5,7 %. Pompa mengalami korosi dan scaling pada bagian mekanik namun masih baik pada sistem elektrikalnya. Kontroller mengalami kerusakan dan dapat diperbaiki dengan probabilitas 33,3%. Sistem perkabelan surface masih baik namun mengalami kenaikan nilai hambatan alamiahnya tapi masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Analisis sosial menunjukkan masyarakat belum mampu mengelola sistem dengan baik. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlanjutan system, implementasi teknologi harus disertai dengan pendampingan dan pendidikan (transfer knowledge).

(35)

PENDAHULUAN

Pengangkatan Air Tenaga Surya (PATS) merupakan salah satu teknologi penyediaan air bersih dengan memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energinya. Aplikasi teknologi ini sudah banyak dikem

bangkan di Indonesia khsusnya

penyediaan air bersih di wilayah terpencil

salahsatunya di Desa Giricahyo. Melalui

Kementrian Pekerjaan Umum, pada tahun

2007 pemerintah membangun system PATS

berkapasitas 12 kWp untuk mencukupi

kebutuhan air hampir 1.200 kepala keluarga.

Sayangnya, sistem PATS ini hanya mampu beroperasi kurang lebih 1,5 tahun dan kemudian rusak hingga sekarang. Upaya perbaikan telah dilakukan baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat sendiri, namun belum mampu memberikan perbaikan secara optimal. Alhasil, sistem ini terbengkalai dalam waktu yang lama dan telah membuat kondisi beberapa komponen dari PATS rusak parah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem PATS secara komperhensif berdasarkan tinjauan teknis dan sosial. Luaran yang diharapkan adalah adanya rekomendasi yang ditujukan kepada para pemangku kebijakan untuk perbaikan sistem PATS baik teknis maupun non teknis agar diperoleh perbaikan yang maksimal. Kajian ini pula diharapkan dapat memberikan gambaran kepada semua pihak mengenai permasalahan yang terjadi dalam mengembangkan teknologi untuk masyarakat sehingga mampu menjadi pedoman teknis untuk menerapkan teknologi yang berkelanjutan.

KERANGKA TEORI

Roni (2012) telah melakukan kajian perancangan sistem PATS di Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Perancangan sistem PATS yang memiliki kapasitas 5,2 kWp (Kilowatt Peak) panel surya digunakan untuk menggerakan dua pompa dengan debit rerata 0,9 l/s serta mampu memenuhi kebutuhan air sebesar 36,5% penduduk.

Yusuf (2013) melakukan kajian evaluasi pada sistem PATS yang ada di Dusun Sejatidesa, Sleman. Sistem PATS berkapasitas 3,6 kWp mengalami kerusakan akibat bencana letusan gunung Merapi pada tahun 2010. Penelitian kemudian memberikan rekomendasi perbaikan diantaranya adalah mengganti kontroller dan pompa dengan kapasitas yang lebih besar. Pada penelitian sebelumnya juga telah dilakukan oleh Anonim (2012) juga mengkaji sistem PATS yang sama dan mengasilkan bahwa kerusakan sistem terjadi pada jaringan perkabelan dan kontroller.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja sistem tak terkecuali PATS. Grafik kegagalan Bathub menerangkan tingkat kehandalan sebuah sistem yang ditampilkan dalam probabilitas kegagalan sistem terhadap periode waktu. Tingginya rasio kegagalan pada periode awal sangat dipengaruhi oleh faktor produsi dan konstruksi, waktu kedua relatif stabil selama masa pemakaiannya dan waktu ketiga adalah penutup yang dipengaruhi oleh usia dan kejenuhan pemakaian pada sistem. Kurva Bathub dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Kurva Kegagalan Bathub

Penerapan teknologi untuk masyarakat memerlukan beberapa strategi khusus untuk menjamin keberlanjutan pada sistem. Keberlanjutan sangat penting untuk menjamin kemanfaatan dari teknologi yang diterapkan pada satu masyarakat dapat berjalan efektif dan maksimal untuk waktu yang lama. Naim (2008) menyatakan bahwa pengukuran tingkat keberlanjutan pada teknologi untuk masyarakat khususnya penyediaan energi memiliki empat indikator yaitu efisiensi teknologi, kalayakan ekonomi, ramah lingkungan dan indikator sosial. Faktor-faktor ini sangat penting untuk dipertimbangkan mulai dari proses perencanaan sampai dengan persiapan kepada masyarakat untuk melakukan pengelolaan dan maintanance

secara mandiri.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan teknis dan sosial. Pendekatan teknis yang dimaksud berupa pengambilan data primer yang meliputi iradiasi matahari, daya keluaran panel surya, resistansi pompa dan jaringan perkabelan, serta rasio kerusakan pada inverter. Data sosial dihimpun berdasarkan wawancara dan pendekatan sosial, terutama pada tokoh masyarakat. Data sekunder diperoleh dari referensi-referensi, jurnal dan buku yang relevan. Data yang dihimpun tadi kemudian diolah untuk memberikan rekomendasi.

(36)
[image:36.595.94.292.104.516.2]

perbaikan baik teknis maupun nonteknis. Metode pelaksanaan kegiatan penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

KARAKTERISTIK PANEL SURYA

Parameter utama yang menjadi acuan untuk mengetahui karakteristik panel surya adalah efisiensi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tiga buah sampel panel surya yang digunakan pada system PATS Plawan dan iradiasi matahari yang diukur secara bersamaan pada selang waktu 15 menit selama tiga hari mulai pada pukul 09.00-15.00. Hasil yang diperoleh seperti yang ditunjukkan dalam grafik pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Hasil Pengukuran Daya Panel Surya dan Matahari

Efisiensi terukur yang diperoleh yaitu sebesar 7,10% - 10,88 % atau lebih rendah dibandingkan efisiensi harapan sebesar 13,89%. Hal ini menujukan bahwa efisiensi panel surya telah mengalami penurunan.

Sistem ini tepat berada di pinggir laut dan di daerah ladang sehingga intensitas angin bergaram tinggi dan debu, hal ini dapat mengakibatkan korosif pada besi penyangga array panel surya dan juga debu yang dapat mengotori permukaan panel. Untuk itu seharusnya perlu dilakukan perawatan terhadap panel surya dengan membersihkannya secara berkala. Namun, yang terjadi masyarakat hanya sebatas melihat kondisi panel surya tanpa melakukan pembersihan. Ini menjadi salah satu faktor utama panel surya mengalami penurunan efisiensi. Selain itu, pada beberapa panel surya mengalami hot spot area

yang diindikasikan pada warna kemerahan pada sel surya.

Penggunaan kembali panel surya dapat dilakukan namun diperlukan pengkajian lebih lanjut. Penurunan efisiensi pada panel surya akan berdampak daya keluaran yang mengecil sehingga kinerja juga akan mengalami koreksi. Namun untuk panel yang terkena hot spot area dapat dikatakan terjadi kerusakan permanen dan perlu penggantian pada array tersebut.

KARAKTERISTIK POMPA

(37)

Berdasarkan pengamatan, pompa telah mengalami kerusakan terutama pada bagian mekaniknya dan masih baik dari sisi elektrikal. Beberapa komponen yang telah mengalami kerusakan adalah kopel kopling pada rotor. Kondisi terpapar udara bebas adalah sumber utama kerusakan karena tipe pompa submersible

memiliki karakteristik operasi yang harus terendam air. Faktor kerusakan lain yang terjadi adalah terbentuknya lapisan kapur atau scaling. Gunung kidul merupakan salah satu kawasan karst yang menyebabkan kondisi air mengandung kapur terlarut. Kondisi scaling pada pompa secara lengkap dapat dilihat seperti pada Gambar 4. Berdasarkan pengujian elektrikal diketahui bahwa kondisi pompa masih baik.

Rekomendasi perbaikan pada pompa yang dapat dilakukan adalah perbaikan pompa pada bagian mekaniknya seperti penggantian kopel kompling, rotor dan ring helical rotor pompa. Sedangkan scaling dapat dilakukan pembersihan pada dinding pompa. Scaling pada pompa tidak dapat dihindarkan secara teknik. Penanganan yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan membersihkan pompa secara berkala sehingga pompa dapat bekerja dengan baik secara berkelanjutan.

Gambar 4. Scaling pada Pompa

KARAKTERISTIK KONTROLER

Kontroler berfungsi sebagai pengatur daya sebelum masuk ke pompa. Kontroler pada sistem PATS juga bekerja sebagai inverter yang berfungsi merubah arus DC keluaran panel surya menjadi arus AC tiga pase yang dibutuhkan pompa. Pengujian kontroler dilakukan berdasarkan analisis elektrik input dan output. Kontoler diberi tegangan DC spesifik yang berasal dari baterai kemudian analisis berdasarkan

tegangan keluaran pada masing-masing komponen.

Berdasarkan pengujian teknis diketahui bahwa sebagian besar kontroler telah mengalami kerusakan. Nilai keluran output tegangan pada kontroler menunjukan nilai mayoritas nol dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang seharusnya yaitu 91,6 V. Analisis nilai hambatan pada masing-masing komponen juga menunjukan keadaan yang serupa. Pada beberapa kontroler ada yang hanya rusak sebagian komponen dan dapat diperbaiki. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa perbaikan dapat dilakukan dengan probabilitas 33% dari jumlah total kontroler.

KARAKTERISTIK PERKABELAN

Perkabelan yang menjadi variabel analisis adalah kabel utama yang mengubungkan kontroler dengan pompa. Kabel utama memiliki panjang sekitar dan terbentang melewati ladang dan akses jalan yang memiliki resiko kerusakan tinggi. Variabel uji pada perkabelan adalah nilai hambatan kabel. Nilai hambatan kabel dirumuskan berdasarkan persamaan 1 sebagai berikut:

� = �

(1)

Dimana :

R = Hambatan (ohm)

 = Hambatan Jenis (ohm.meter) L = Panjang kabel (m)

A = Luas Penampang Kabel (m2)

Berdasarkan kajian teoritik mensyaratkan bahwa nilai hambatan kabel yang disyaratkan adalah 0,502 ohm. Hasil pengukuran yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai hambatan kabel telah mengalami peningkatan. Rata-rata pengukuran adalah sebesar 4,575 ohm dengan nilai maksilal 17,7 ohm dan nilai minimal 0,25 ohm. Setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut diperoleh beberapa lokasi kabel yang terkelupas dan cacat. Lokasi mayoritas yang terjadi kerusakan adalah akses jalan setapak masyarakat menuju ladang. Oleh karena itu, kerusakan kabel dipastikan terjadi akibat aktifitas manusia. Secara umum kondisi kabel masih dapat digunakan karena peningkatan nilai hambatan masih dalam rentang yang diperbolehkan jika digunakan pada daya yang besar seperti pompa.

(38)

dasar steel untuk melindungi kabel dari benturan langsung dengan benda luar.

ANALISIS SOSIAL

Sumber permasalahan utama yang menyebabkan kerusakan pada masing-masing komponen PATS adalah human erorr. Panel surya yang berkerak, pompa yang terpapar udara dan scaling, kontroler yang rusak dan perkabelan yang rusak terjadi akibat dari kesalahan pada operasional. Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari masyarakat, beberapa informasi yang dapat dihimpun adalah sebagai berikut:

1. Pada saat pembangunan tidak melibatkan masyarakat dan hanya mengandalkan kontraktor

2. Sejak pembangunan PATS belum pernah dilakukan pelatihan secara intensif dari pemerintah maupun kontraktor terutama pelatihan teknis operasi dan perawatan sistem.

3. Dibentuk organisasi pengelola tetapi tidak berjalan secara aktif karena sistem rusak.

Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa keterlibatan aktif masyarakat hanya kurang dari 1% jumlah masyarakat. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap sistem sangat minim. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan sistem. Pembangunan sistem PATS hanya diemban oleh kontraktor dalam kasus ini adalah WIKA Intrade untuk membangun sistem hingga berfungsi. Proses tender yang diterapkan oleh pemerintah saat ini dalam setiap pengadaan termasuk penyediaan teknologi untuk masyarakat yang memungkinkan memberikan keterlibatan masyarakat yang minim.

Masalah lainnya adalah tidak adanya transfer teknologi kepada masyarakat. Meskipun pada aplikasinya terdapat organisasi pengelola yang dibentuk untuk melakukan tugas operasi dan pemeliharaan, sistem tidak dapat berjalan secara efektif karena tidak dibekali dengan pengetahuan yang mempuni. Bahkan masyarakat enggan untuk membenahi sistem karena takut perbuatannya akan berdampak pada kerusakan yang lebih parah.

KONSEP KEBERLANJUTAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dengan persebaran penduduk yang tidak merata satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan aksesibilitas ke beberapa daerah remote sulit dilakukan. Padahal teknologi yang diterapkan pada satu wilayah yang remote sangat memerlukan perawatan yang berkesinambungan sehingga jaminan mutu alat dapat dirasakan secara

berkelanjutan oleh masyarakat. Jika peran ini dilakukan sendiri oleh pemerintah, aksesibilitas dan biaya yang tinggi akan menjadi kendala utama. Alhasil, fenomena teknologi yang tidak berkelanjutan tak terbantahkan

Peran masyarakat sebagai penggerak utama dalam operasi dan perawatan sistem sangatlah penting. Kesadaran ini perlu dibangun secara bersama di kedua pihak baik pemberi teknologi maupun masyarakat itu sendiri. Kendala utama yag terjadi adalah pada tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. Oleh karena itu, proses knowledge sharing teknologi sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam melakukan pengelolaan dan pemeliharaan pada teknologi yang diterapkan. Peran ini harus diterapkan oleh pemerintah atau penyedia teknologi dalam menerapkan teknologi untuk masyarakat. Metode knowledge sharing

harus diterapkan secara beriringan dimulai dari perencanaan desain teknologi, pembangunan, sampai operasional dan pemeliharaan yang melibatkan masyarakat.

Sistem PATS di Dusun Banyumeneng, Kecamatan Panggang, Gunungkidul dapat dijadikan sebagai perbandingan. Sistem PATS yang dibangun pada tahun 2009 masih mampu digunakan masyarakat sampai saat ini. Kelebihan utamanya adalah pada proses pembangunan. Kamase selaku organisasi penyedia teknologi menerapkan metode knowledge sharing mulai dari perencanaan sampai operasional dan perawatan sistem. Masyarakat ikut terlibat secara menyeluruh semua proses pembangunan sehingga sampai saat ini rasa memiliki masyarakat terhadap sistem telah terbangun sendirinya. Opakg sebagai organisasi pengelolaan dibentuk dari komponen masyarakat itu sendiri untuk melakukan kegiatan operasional sekari-hari yang beranggotakan seluruh masyarakat. Melalui organisasi ini, peran serta masyarakat dalam pemeliharaan sistem dapat terjaga dengan baik.

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Secara umum sistem PATS telah banyak mengalami kerusakan terutama pada penurunan efisiensi panel surya yang menjadi 7,10 - 10,88 %, kerusakan mekanik pada pompa, kontroller dan perkabelan. 2. Faktor utama yang menyebabkan kerusakan

Gambar

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Table 2. Distribusi sampel tiap – tiap objek wisata
Gambar 1. Model Waterfall
Gambar 4. Mekanisme Penelusuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mendeskripsikan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam teks berita olahraga yang menggunakan bola di koran Kompas, Jawa Pos, dan

Bedasarkan hasil penelitian dan wawancara dari informan tentang pola pengelolaan uang kiriman (remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Nagari Taratak

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulakan bahwa pelayanan merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu diberikan kepada orang lain, dalam hal

*ks *kses terha es terhadap Reka dap Rekam -edis selain unt m -edis selain untuk keper uk keperluan pel luan pelaya ayanan, bai nan, baik oleh k oleh tenaga kesehatan maupun pihak

Dalam wawancara tersebut diperoleh hasil dari beberapa guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pekunce, Bapak wali kelas IV C membuat lampion

Bila salah satu bayi kembar ada yang meninggal dapat terjadi embolisasi bahan tromboplastik dari janin yang meninggal melalui komunikasi vaskular plasenta ke janin yang masih

Sapi PO cenderung lebih adaptif untuk pakan yang ada di wilayah Indonesia, sedangkan sapi Simpo memiliki kecenderungan pakan yang lebih banyak dan berkualitas tinggi hal

demokratisasi, kooperatif, efektifitas dan efisiensi, mengarahkan visi, misi, dan tujuanyang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat