Kendala Inovasi Industri Teknologi Air Bersih di Indonesia The Obstacles of Innovation for Water Technology Industry in Indonesia
KERANGKA TEORI/KERANGKA KONSEP 1. Inovasi
D. Konsep Strategi dan Kebijakan
Dalam kaitan pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih, masyarakat sebagai pengguna layanan selalu berharap mendapatkan pelayanan yang lebih dari penyedia layanan, dimana terdapat berbagai faktor terkait fungsi pelayanan dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan. Namun tidak bisa diabaikan bahwa masih banyak pandangan yang menganggap air bersih sama dengan air yang didapat dari sumber-sumber umum dan layanannya hanya bersifat sosial dan mendasar sehingga seharusnya dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat.
Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa ‘bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat. Pernyataan di atas dapat diterjemahkan bahwa air adalah barang vital yang merupakan kebutuhan mendasar dan berperan sebagai sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat dan negara berperan untuk menjamin kebutuhan air sebagai kebutuhan pokok.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air yang diterbitkan untuk menanggapi adanya otonomi daerah dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dalam salah satu
pasalnya menerangkan bahwa ”Negara menjamin
hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih dan
produktif.” Dari sisi sektor publik Undang-Undang tersebut memiliki makna bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab mutlak untuk menyediakan air bersih yang sehat dan penyediaannya dapat diakses secara kontinyu bagi kebutuhan masyarakat. Namun semestinya tanggung jawab dan hak tersebut tersebut belum diiringi dengan kesadaran dan kewajiban dalam menjaga lingkungan serta kesediaan dan kemampuan masyarakat untuk membayar terhadap penyediaan fasilitas tersebut.
Kondisi ini menyulitkan pengelola air bersih untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat karena disisi lain pelayanan air bersih selalu memerlukan tambahan investasi, baik untuk pengadaan air baku yang layak, instalasi, inovasi dan teknologi pengolahan, distribusi air sampai ke masyarakat pengguna. Kondisi seperti ini dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan.
Pemerintah sebagai regulator telah menetapkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tersebut yang kemudian diturunkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Isi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 menyatakan bahwa peraturan Pengembangan SPAM bertujuan untuk:
1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau
2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
3. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum
Namun pencapaian target tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat persepsi sebagian besar masyarakat yang menganggap bahwa air merupakan benda sosial (public goods) yang dapat diperoleh secara gratis dan tidak mempunyai nilai ekonomi masih tinggi. Industri merasakan bahwa kendala terbesar adalah pasar Indonesia jauh dari kebutuhan inovasi dan teknologi tinggi (High Technology) mengingat air sebagai objek bukanlah barang yang bersifat ekonomi. PDAM sebagai salah satu pengguna terbesar sekaligus penyedia jasa pelayanan juga tidak butuh produk berteknologi tinggi yang inovatif karena tidak ada umpan balik yang setara mengingat biaya operasionalnya juga yang lebih tinggi.
Motivasi untuk melakukan dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik menjadi salah satu penggerak utama bagi mesin pengembangan
inovasi yang berkelanjutan (Dearing A, 2000). Zuhal 2010 juga menyatakan bahwa untuk mencapai sistem inovasi yang baik dan berkelanjutan, perlu dibentuk sebuah ekosistem inovasi yang melibatkan integrasi yang baik antara akademisi, praktisi dan pemerintah. Berbagai macam kendala yang dihadapi belum bisa ditangani oleh industri teknologi air di indonesia karena masing-masing pihak termasuk industri masih bekerja didalam lingkungannya sendiri dan belum terjalinnya integrasi dan kerjasama yang baik dalam merespon kendala-kendala tersebut untuk menciptakan ekosistem inovasi yang diinginkan. Oleh karena itu konsep strategi dan kebijakan yang bisa diberikan untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan mengembangkan inovasi di industri teknologi air di Indonesia antara lain:
1. Masyarakat harus disadarkan bahwa air pada kondisi sekarang bukan hanya barang sosial tapi juga barang yang memiliki nilai ekonomi. Kewajiban masyarakat untuk menjaga lingkungan dan kondisi sumber daya air. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui
kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi air dalam negeri. Pemerintah sebagai perumus kebijakan disarankan harus menciptakan keseimbangan kepentingan antara para stakeholder (industri, akademisi, pengguna dan penyedia jasa serta konsumen/masyarakat).
3. Subsidi silang bisa dilakukan untuk konsumen dengan tingkat menengah kebawah apabila tarif air naik dikarenakan biaya operasional yang tinggi didalam pengolahan air bersih.
KESIMPULAN
Diantara enam kendala dalam berinovasi, pasar adalah kendala terbesar yang dihadapi oleh industri teknologi air di Indonesia. Berbagai macam situasi yang dihadapi terkait kendala pasar antara lain yaitu, teknologi yang laku dipasar adalah teknologi dengan harga yang rendah, ketidakpercayaan pengguna (user) terhadap teknologi/produk/inovasi baru, Kesadaran pasar belum ada sehingga masyarakat belum paham akan produk dengan knowledge
dan teknologi tinggi.
Pemerintah disarankan harus menciptakan keseimbangan kepentingan terlebih dahulu antara para stakeholder untuk meningkatkan kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi air dalam negeri. Keseimbangan ini bisa dicapai dengan cara menciptakan pasar yang berkualitas, efisien, baru kemudian berbicara tarif pelayanan yang sesuai.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PAPPIPTEK LIPI atas pembiayaan studi ini melalui Program Kompetitif LIPI tahun 2014 dengan judul utama “Model Pengembangan
Kemampuan Inovasi Teknologi Untuk Penciptaan
Industri Air Bersih Di Indonesia”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas saran dan masukan yang diberikan untuk penyelesaian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Linsley, R.K., & J.B. Franzini, (1986). Water Resources Engineering. McGraw Hill, 716. De Castro, G.M., M.D. Verde & P.L. Saez, J.E.,
J.E. Navas Lopez, (2010). Technological Innovation: An Intelectual Capital-Based View. Palgrave Macmillan, St Martin’s
Press Lic, New York.
Tether, B, (2002). The sources and aims of innovation in services: variety between and within sectors. Economics of Innovation and New Technology, 12(6): 481-505.
Smallbone, D., & North, D, (1999). Innovation and new technology in rural small and medium-sized enterprises: some policy issues. Environment and Planning C, Government and Policy, 17 (5): 549–566. Werner Hölzl & Jürgen Janger, (2011). Innovation
barriers across firm types and countries. DIME Final Conference, Maastricht Preliminary draft.
Booz, A, & Hamilton, (1982). New products management for the 1980s. Booz, Allen and Hamilton Inc.
Kline, S. J., & Rosenberg, N, (1986). An overview of innovation. The positive sum strategy, Harnessing technology for economic growth, 14, 640.
Rothwell, R, (1992). Successful industrial innovation: critical factors for the 1990s. R&D Management Journal , 22,Issue 3, 221–240.
Chesbrough, H. W, (2003). Open innovation: The new imperative for creating and profiting from technology. Harvard Business Press.Management, 22(3), 221-240.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi, Update 9 September 2009.
Dearing A, (2000), Sustainable Innovation: Drivers and Barriers, OECD TIP Workshop. Zuhal, (2010), Knowledge and Innovation (Platform Kekuatan Daya Saing), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fizzanty,T;
Febrianda, R; Hermawati, W;
Setiawan,S; Oktaviyanti, D; Laili, N;
Maulana, Q,B,S; Ramdhan, D
(2014), Laporan Kemajuan Proyek Kompetitif“Model Pengembangan Kemampuan
Inovasi Teknologi Untuk Penciptaan Industri Air Bersih Di Indonesia”,
PAPPIPTEK LIPI, Jakarta.
Uhlenbrook, S, (2013). The Need for Innovations in Water-Related Fields. UNESCO-IHE, Delft, The Netherlands.
Water Innovations Alliance, (2011). The Water Smart Grid initiative. White Paper, The United States.
Kementerian Pekerjaan Umum, (2014). Kebutuhan Indonesia akan Inovasi Teknologi Air Bersih. Workshop Pappiptek LIPI
“Kemampuan Inovasi Industri Teknologi
LAMPIRAN
Tabel . Daftar Perusahaan Teknologi Air yang disurvei
No Nama Perusahaan Struktur Modal
1 PD Pal Jaya PMDN
2 PT Amarta Karya BUMN
3 PT Aneka Bina Citra PMDN
4 PT Artha Envirotama PMDN
5 PT Bangun Tirta Mandiri PMDN
6 PT Bestindo Aquatek sejahtera PMA
7 PT Beta Pramesti PMDN
8 PT Bioseptic PMDN
9 PT Biothane Asia Pacific PMA
10 PT Citra Nusantara Persada Anak perusahaan
11 PT Dharma Karya Dhika Alambhana PMDN
12 PT Dwi Surya Abadi Kharisma PMDN
13 PT Envitech Perkasa Joint venture dengan PMA
14 PT Firpec PMDN
15 PT Fransa retirta PMDN
16 PT Graha Fortuna PMDN
17 PT Guna Era Manufaktura PMDN
18 PT Indobara Bahana PMDN
19 PT Inowa Prima Consult Anak perusahaan
20 PT Jasuka Pratama PMDN
21 PT Juhdi Sakti Engineering PMDN
22 PT Karya Indah Utama Engineering PMDN
23 PT LAPI ITB PMDN
24 PT Makmur Anugrah Abadi PMDN
25 PT Mufen PMDN
26 PT Panca Jasa Lingkungan PMDN
27 PT Prakarsa Enviro Indonesia PMDN
28 PT Profitama Persada Teknik PMDN
29 PT Promits PMDN
30 PT Puji Lestari Purnama PMDN
31 PT Southern Chemicals And Engineering PMDN
32 PT Tirta Teknosys PMDN
33 PT Tribina Reinforced Composites PMDN
34 PT Triguna PMDN
35 PT Wijaya Kusuma Emindo (WKE) PMDN
36 CV. Tawakal (PT. Trio Water) PMDN
37 PT. Toray International Indonesia PMA
38 PT. Axia Multi Sarana PMDN
39 PT. Wilo Pumps Indonesia PMA
40 PT. Jebsen & Jessen Technology Indonesia PMA 41 PT. Inti Cemerlang Agung & PT. Kemang Pratama PMDN
42 PT. Tirta Amerta Lestari PMDN
43 PT. Degremont Indonesia PMA
44 CV. Kawan Indo Teknik PMDN