• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pembangunan wilayah pesisir dalam kaitannya dengan menumbuhkan ekonomi Kabupaten Pelalawan, dan kerangka pemikiran parsialnya ialah pembangunan wilayah dan pembangunan ekonomi. Perbedaan mendasar ilmu ekonomi dan ilmu pembangunan wilayah ialah pada masalah ruang (Budiharsono, 2001). Di dalam teori ekonomi, tingkat harga dan produksi optimal ditentukan oleh beberapa faktor seperti struktur biaya, penerimaan (revenue) dan bentuk pasar yang berlaku. Dengan kata lain bahwa analisis ilmu ekonomi berada pada alam tanpa ruang. Ruang merupakan hal yang penting dalam pembangunan wilayah. Konsep ruang sangat berkaitan dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala kekayaannya membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu. Unsur-unsur tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah.

Dalam konsep wilayah, pesisir merupakan wilayah yang memproduksi ikan, namun bisa juga dikatakan sebagai wilayah dengan tingkat pendapatan penduduk yang tergabung di bawah garis kemiskinan. Sebagai wilayah nodal, wilayah pesisir seringkali sebagai wilayah belakang, sedangkan daerah perkotaan sebagai intinya. Bahkan seringkali wilayah pesisir dianggap sebagai halaman belakang (backyard), yang merupakan tempat membuang segala macam limbah. Sebagai wilayah administrasi, wilayah pesisir dapat berupa wilayah administrasi yang relatif kecil yaitu kecamatan atau desa, namun dapat juga berupa kabupaten/kota berupa wilayah kecil. Sedangkan sebagai wilayah perencanaan, batas wilayah pesisir lebih ditentukan dengan kriteria ekologis. Karena menggunakan batas kriteria ekologis tersebut, batas wilayah pesisir sering melewati batas-batas satuan wilayah administratif.

Setiap kebijakan yang akan dilaksanakan dalam strategi pengembangan wilayah pesisir tersebut dapat dipastikan akan menimbulkan dampak positip (manfaat) dan dampak negatif (kerugian) bagi masyarakat nelayan. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang lebih

besar daripada kerugian yang akan ditimbulkannya. Penelitian kebijakan diperlukan untuk menilai sejauhmana implementasi dari kebijakan yang telah dilaksanakan selama ini dengan mendeskripsikannya melalui analisa kelayakan usaha potensial. Aktifitas kelayakan usaha diukur perbandingannya sejauh-mana menjadi sektor basis untuk dikembangkan sebagai potensi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir. Penelitian ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan kebijakan lebih lanjut yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Analisis untuk menilai layak atau tidaknya pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan digunakan analisis multi criteria decision making (MCDM). Penggunaan analisis MCDM ini untuk memberikan rekomendasi pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, ekologis dan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar. Analisis MCDM ini dilakukan untuk mendapatkan informasi skenario yang optimal, sehingga manfaat yang diterima masyarakat lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan diterima. Manfaat yang diinginkan adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat nelayan, baik dalam bentuk penambahan pendapatan maupun pengurangan biaya yang harus dipikul. Kerugian yang ingin dihindarkan adalah berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dalam bentuk hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan maupun munculnya tambahan biaya akibat adanya kebijakan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis ini adalah menemukan solusi yang memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat secara optimal dari berbagai alternatif dan atribut dari suatu pengelolaan sumberdaya. Pada analisis ini, karena pengambil keputusan adalah pemerintah dan pihak terkait dengan hasil yang dirasakan masyarakat, maka responden dalam analisis ini adalah masyarakat, sehingga pemilihan atau penentuan atribut dalam analisis ini adalah atribut-atribut yang melekat pada masyarakat. Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya juga memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan, sehingga aspek biofisik juga diperhitungkan dengan analisis MCDM menggunakan software

Metode penentuan atribut/kriteria dalam penelitian ini yang akan digunakan ditentukan dengan mempertimbangkan relevansinya terhadap potensi analisa usaha dan sektor basisnya dalam mengembangkan wilayah pesisir adalah : 1. Atribut ekonomi yang meliputi :

1) Pendapatan nelayan 2) Sumber modal 3) Aspek pasar

2. Atribut sosial, yang meliputi :

1) Persepsi masyarakat terhadap perikanan tangkap 2) Konflik antar nelayan (konflik sosial)

3) Penyerapan tenaga kerja 4) Partisipasi masyarakat nelayan

3. Atribut Lingkungan/ekologi, yang meliputi : 1) Ketersediaan stock

2) Pencemaran

4. Atribut Kelembagaan yang meliputi : 1) Peran kelembagaan

2) Efektivitas kelembagaan

Sedangkan alternatif-alternatif yang mungkin dan realistis ditentukan melalui tiga skenario yang menjadi alternatif pilihan adalah :

1. Skenario Eksisting, yaitu membiarkan kondisi pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir pada saat ini di Kabupaten Pelalawan tanpa ada perubahan.

2. Skenario Economicdriven, dimana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir dilakukan hanya dengan fokus memperhatikan keuntungan ekonomi bagi pelaksana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir tanpa memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan masyarakat nelayan.

3. Skenario Environmental driven, dimana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologis, sosial ekonomi masyarakat nelayan agar fungsi wilayah pesisis sebagai filter infiltrasi salinitas air laut dapat dipertahankan.

Dengan menggunakan analisis MCDM menggunakan software PRIME pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya di wilayah Kabupaten Pelalawan berdasarkan tiga alternatif untuk mengukur kinerja pengelolaan, yaitu pada kondisi ekonomi mengarahkan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat (user based) dengan economic driven dan environmental driven. Beberapa kriteria yang berhubungan dengan alternatif pengelolaan disusun untuk memperoleh pengambilan keputusan yang tepat.

Penentuan nilai pada kondisi ekonomi berdasarkan survey kemasyarakat nelayan yang di sampling dan data sekunder di wilayah penelitian, sedangkan untuk alternatif lain berdasarkan kecenderungan permasalahan yang terjadi di masyarakat juga, serta penerapkan berbagai pola pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Pelalawan. Penilaian pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya adalah melihat value interval dari ketiga skenario pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya. Value interval merupakan kisaran nilai kemungkinan dari atribut dalam pencapaian tujuan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian untuk menentukan pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Gambar 1.

ANALISIS DESKRIPTIF ISU POKOK PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR ANALISIS LQ ANALISIS MCDM Menggunakan Software PRIME RANCANGAN PROGRAM STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR OTONOMI DAERAH (UU 32/2004) KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PELALAWAN -RENSTRA -RPJM 2006-2010 EKONOMI REGIONAL POTENSI BASIS EKONOMI PADA WILAYAH PESISIR

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian pada awal bulan September hingga akhir bulan Oktober tahun 2007.