• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN PELALAWAN

4.3. Perekonomian Wilayah

4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat provinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kampar, relatif membutuhkan usaha yang sangat besar dalam meningkatkan kinerja pembangunan ekonominya. Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten dengan aktivitas perekonomian yang terkecil dibandingkan total PDRB provinsi di Indonesia Timur yang hanya mencapai 1,73 % dengan migas dan 1,76 % tanpa migas yang cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2003 seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. PDRB Tahun 2000 -2003 (Juta Rupiah per Harga Konstan Tahun 2000)

No Sektor 2000 2001 2002 2003 1 Pertanian, Peternakan , Kehutanan & Perikanan 83,514.47 91,748.83 97,391.86 107,305.60 2 Pertambangan dan Penggalia 1,091.53 1,152.68 1,179.74 1,247.10 3 Industri Pengolahan 91,421.56 76,343.50 77,235.96 84,744.21 4 Listrik, Gas & Air

Bersih 826.71 954.3 1,028.60 1,052.47

5 Bangunan 14,468.14 10,177.41 10,178.44 11,081.31

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran 12,952.57 11,893.11 11,817.96 12,142.56

7 Angkutan &

Komunikasi 10,094.08 10,320.27 10,870.33 11,449.67

8 Keuangan, Persewaan

& Jasa Perusahaan 19,248.85 18,730.57 18,965.90 18,716.01

9 Jasa – Jasa 13,334.14 14,079.83 14,838.26 15,313.71

PDRB 246,952.05 235,400.50 243,507.05 263,052.64

Tabel 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Tahun 2000 - 2003

No Sektor 2000 2001 2002 2003

1 Pertanian, Peternakan , Kehutanan &

Perikanan 1,54% 9,86% 6,15% 10,18%

2 Pertambangan dan Penggalian 7,7% 5,60% 2,35% 5,71%

3 Industri Pengolahan 12,82% -16,49% 1,17% 9,72%

4 Listrik, Gas & Air Bersih 7,38% 15,43% 7,79% 2,32%

5 Bangunan 3,84% -29,66% 0,01% 8,87%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,10% -8,18% -0,63% 2,75%

7 Angkutan & Komunikasi -8,45% 2,24% 5,33% 5,33%

8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 2,47% -2,59% 1,26% -1,32%

9 Jasa – Jasa 1,22% 5,59% 5,39% 3,20%

Rata-Rata Laju Pertumbuhan 5,65% -4,63% 3,44 5,19%

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005

PDRB yang dihitung berdasarkan harga konstan menggunakan tahun dasar 2000 pada Tabel 5 terlihat trennya mengalami fluktuatif dan terus meningkat. Dari 246.952.050.000,- rupiah di tahun 2000 turun menjadi 235.400.500.000,- rupiah di tahun 2001, kemudian pada tahun 2002 besar PDRB naik menjadi 243.507.050.000,- rupiah dan meningkat menjadi 263.052.640.000,- rupiah ditahun 2003. Namun mulai tahun 2004 terjadi kenaikan PDRB cukup significant

yaitu mencapai 2.128.110.000.000,- rupiah pada tahun 2004. Pada tahun 2005, angkanya berkisar 2.236.800.000.000,- milyar rupiah. Kondisi ini menggambarkan adanya kenaikan nilai tambah bruto sebagai akibat peningkatan penciptaan volume produksi barang dan jasa secara riil di Kabupaten Pelalawan dari tahun 2000 hingga 2005, sebagaimana tren rata-rata laju pertumbuhan pada Tabel 6.

4.3.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil, khususnya dalam bidang ekonomi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan

secara berkala. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan.

Tabel 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Pelalawan menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2005 (Tanpa Migas)

No Sektor 2003 2003 2004 2005

1 Pertanian 4,43 5.83 5.91 5.76

2 Pertambangan 2.58 -3.31 -2.68 1.32

3 Industri 9.57 7.04 8.90 8.82

4 Listrik, Gas, Air 6.06 4.06 5.41 3.99

5 Bangunan 9.83 9.11 7.76 8.41 6 Perdagangan 7.57 9.31 9.27 9.85 7 Angkutan 9.93 12.71 8.38 7.57 8 Keuangan 11.94 11.76 12.95 11.63 9 Jasa-jasa 6.97 9.86 8.41 8.21 Rata-rata 6.36 6.75 7.16 7.05

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan, 2006

Dengan menggunakan tahun dasar 2000 yang disajikan pada Tabel 7 terlihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Asumsi yang digunakan adalah laju pertumbuhan tanpa migas. Analisis laju pertumbuhan tanpa migas dirasa lebih bersesuaian karena sektor minyak dan gas masih belum diusahakan secara maksimal.

Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan dalam empat tahun terakhir sangat fluktuatif. Dari tahun

2002, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,36 %, kemudian meningkat 6,75 % pada tahun 2003. Tren positif laju pertumbuhan ekonomi terus berlangsung hingga tahun 2004 dengan angka pertumbuhan sebesar 7,16 %. Sedangkan ditahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi walaupun tetap tumbuh positif namun mengalami sedikit perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,05 %. perlambatan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2005 terjadi sebagai akumulasi adanya kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang berimplikasi langsung terhadap perekonomian daerah. Kebijakan menaikan harga BBM sebanyak dua

kali di tahun 2005 yaitu di bulan Juli dan Oktober memberikan dampak yang cukup beragam di sektor produksi, distribusi dan daya beli masyarakat menurun. Meningkatnya ongkos produksi sebagai salah satu variabel “cost of production” telah sedikit menyebabkan nilai tambah berbagai sektor dan proses distribusi mengakibatkan daya beli masyarakat melemah, sehingga perekonomian secara umum ikut terkontraksi.

Selanjutnya jika di lihat per sektor, pada tahun 2005 sektor yang memiliki angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan yang tumbuh sebesar 11,63 %. Disusul kemudian sektor perdagangan sebesar 9,85 %, industri sebesar 8,82 %, bangunan sebesar 8,41 % dan sektor jasa sebesar 8,21 %.

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir sektor keuangan mencatat pertumbuhan di atas 10 %. Dimulai dari tahun 2002, sektor keuangan tumbuh 11,94 %, tahun 2003 tumbuh menjadi 11,76 % dan bahkan di tahun 2004 mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 12,95 %. Tingginya tingkat pertumbuhan sektor keuangan tidak lepas dari meningkatnya perkembangan dunia perbankan serta merebaknya perkembangan ruko (rumah toko) di Kabupaten Pelalawan.

Sektor kedua yang mencapai laju petumbuhan tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sebagai daerah jalur transportasi lintas Timur Sumatera, menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai tempat persinggahan yang sangat strategis, sehingga mendorong sektor perdagangan dapat berkembang secara dinamis.

Selanjutnya sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor industri dan bangunan. Sektor industri tumbuh sebesar 8,82 %. Sektor industri dalam satu dasawarsa terakhir memang menjadi andalan perekonomian di Kabupaten Pelalawan selain sektor pertanian. Kedua sektor ini akan saling berkaitan disebabkan karena ketergantungan sektor industri terhadap ketersediaan bahan baku dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. Di Kabupaten Pelalawan sekarang telah berdiri beberapa industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan yang memiliki kapasitas besar dan berorientasi ekspor, seperti PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Andalas Kertas dan lain sebagainya. Secara umum pertumbuhan masing-masing sektor berada pada tren positif, yang berarti setiap sektor mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian Kabupaten Pelalawan tahun 2005 secara makro tumbuh secara nyata.