• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa semakin keras suatu konflik maka kohesivitas kelompok semakin erat, terlihat jelas dalam kasus 1(satu) dan 2 (dua), dimana ditemukan fakta bahwa semakin konflik menuju kekerasan, hubungan di antara anggota kelompok semakin dekat, batasan kelompok semakin tegas dan penekanan terhadap pembangkang serta yang menyimpang semakin tampak. Namun pada kasus 3 (tiga), ditemukan fakta bahwa kohesivitas kelompok ternyata lebih dibentuk oleh nilai-nilai kelompok berupa nilai “kepemilikan tanah bersama”.

2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kekerasan konflik dipengaruhi oleh isu konflik terbukti oleh fakta-fakta yang ditemukan berdasarkan hasil analisis terhadap tiga kasus konflik. Dua kasus konfik non realistik yang berangkat dari isu agama (kasus 1) dan “harga diri” (kasus 2) mendorong kekerasan konflik yang mengakibatkan kerusakan secara fisik, mental dan sosial. Sedangkan konflik realistik yang berangkat dari isu perebutan hak atas tanah (kasus 3) tidak mendorong terjadinya kekerasan konflik karena tanah yang menjadi sumber konflik bukan merupakan satu-satunya sumber penghasilan masyarakat, atau bukan merupakan kebutuhan yang krusial sehingga masyarakat masih memiliki cara lain untuk mendapat penghasilan. 3. Pada konflik non realistik, konflik mempengaruhi kohesivitas kelompok

dengan cara menciptakan batasan di antara dua kelompok, mendorong sentralisasi struktur pengambilan keputusan di dalam masing-masing kelompok yang berkonflik, menciptakan solidaritas/kekompakan kelompok dalam hal melawan musuh bersama (common enemies), menguatkan konformitas terhadap nilai dan norma serta mendorong kelompok untuk memberikan sanksi terhadap “penghianat” kelompok.

4. Pada isu realistik, konflik mempengaruhi kohesivitas kelompok dengan cara mendorong peningkatan interaksi dan komunikasi diantara anggota

kelompok serta solidaritas/kekompakan kelompok dalam aksi-aksi untuk mendapatkan sasaran bersama untuk kebutuhan bersama.

8.2 Saran

Saran yang diberikan oleh peneliti terkait dengan penelitian mengenai studi terhadap kekerasan dan fungsi konflik adalah :

1. Dalam melakukan suatu kajian mengenai konflik, perlu dikaji sudut pandang mengenai konflik dari berbagai aktor (bukan hanya aktor utama) yang terlibat sehingga isu-isu mengenai konflik dapat “diangkat” secara jelas.

2. Untuk kasus konflik berupa isu prinsip agama yang melibatkan kelompok identitas dan non identitas seperti pada kasus 1, upaya resolusi konflik yang dapat ditempuh diantaranya dengan pendekatan-pendekatan yang tidak eksklusif oleh kelompok agama tertentu untuk memberi pengertian/penjelasan mengenai konsep-konsep tertentu kepada pihak lain sesuai dengan visi dan misi mereka agar dapat dicapai kesepakatan dan hubungan yang tidak “kaku” diantara kedua belah pihak/kelompok yang berbeda. Sebagai contoh dengan dialog-dialog keagamaan yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan perspektif-perspektif yang beragam, sehingga visi dan misi yang berkaitan dengan prinsip agama tidak diartikan secara negatif oleh pihak/kelompok lain. Selain itu, aparat kepolisian sebagai pihak yang berwenang dalam menciptakan kondisi yang kondusif di dalam masyarakat juga perlu memahami secara mendalam tentang manajemen konflik, sehingga perlu ada suatu pelatihan mediasi konflik untuk aparat kepolisian.

3. Untuk kasus konflik berupa isu non realistik yang melibatkan dua kelompok pemuda seperti kasus 2, resolusi konflik dapat dibangun melalui pembentukan komunitas tertentu sebagai wadah untuk saling berinteraksi dengan menerapkan pembinaan-pembinaan kepada pemuda. Hal ini dapat menjadi “pengalihan energi” bagi para pemuda agar tingkat “agresivitas” mereka teralih kepada aktivitas-aktivitas yang bersifat positif.

4. Untuk kasus konflik berupa isu realistik yang bersumber pada kebutuhan hidup seperti pada kasus 3 (konflik tanah), resolusi konflik dapat dibangun oleh pihak-pihak tertentu seperti LSM dan Pemerintah Daerah setempat dengan menciptakan peluang kerja lain bagi masyarakat agar hidup mereka tidak terkonsentrasi pada tanah.

5. Bagi kelompok, dalam kondisi stabil, kohesivitas kelompok dapat dibangun secara internal dengan memperkuat nilai-nilai kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, Miftahul. 2009. Konflik Sosial Antara Pribumi dengan Non Pribumi di Pekalongan,JawaTengah.http://digilib.uinsuka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=re ad&id=digilib-uinsuka--miftahulal-1299&q=Sosial ( 26 April 2009)

Pemerintah Kabupaten Pekalongan Sekretariat Daerah Bagian Hukum. 2007. Berita Acara Nomor 050/11/Tim/BA/XI/2007

Coser, Lewis. 1957. The Function Of Social Conflicts. New York : The Free Press

Creswel. 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. California: SAGE Publication

Data Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pekalongan Nomor 570/166/I/2006 Dinas Sosial, PM dan KB Kabupaten Pekalongan. 2008. Data Potensi Desa

Lemah Abang.

Fisher,et.al.2000. Mengelola Konflik. Keterampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Jakarta : The British Council

Francis, Diana. 2006. Teori Dasar Transformasi Konflik Sosial. Yogyakarta : Quills

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : PT Gramedia

Kriesberg, Louis. 1998. Constructive Conflicts From Escalation to Resolution. Lanham, MD : Rowman and Little

Lintong, Eister Eirene. 2005. Resolusi Konflik Pertambangan di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara. Disertasi Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan. 1953. Data Pemerintahan Kabupaten Pekalongan Sekretariat Daerah.

Surat Kejaksaan Negeri Pekalongan no. B-552/0.3.12/E11.2/06/09 tanggal 5 Juni 2009.

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana

Tadjoeddin, Zulfan Mohammad. 2002. Anatomi Kekerasan Sosial dalam Konteks Transisi : Kasus Indonesia, 1990-2001. Jakarta: UNSFIR Policy Support for Sustainable Social Economic Recovery

Usman dan Husaini Usman. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Wijardjo, Boedhi, et.al. 2001. Konflik, Bahaya atau Peluang? : Panduan Latihan Menghadapi dan Menangani Konflik Sumber Daya Alam. Bandung : KPA

Tabel 2. Tabel Kebutuhan Data

No Kebutuhan Data/ Informasi Sumber Data/Informasi Teknik Pengumpulan Data

1. Profil dan Sejarah lokasi

a) Administrasi Geografis dan Topografi b) Karakteristik Masyarakat • Kondisi sosial masyarakat • Kondisi ekonomi masyarakat Data sekunder:

Daftar isian potensi desa atau data monografi desa

Data primer:

Aparat desa, tokoh, dan anggota masyarakat o Studi literatur o Wawancara mendalam o Observasi 2. Gambaran Konflik a) Akar konflik

b) Pihak pihak yang terlibat konflik c) Bentuk Konflik d) Tahapan Konflik e) Kekerasan Konflik f) Dampak konflik Data primer : Informan (Tokoh masyarakat, Kades, aparat keamanan), responden (aktor konflik). Data sekunder:

Data Pengadilan Negeri dan Polres setempat

o Studi literatur o Wawancara mendalam o Diskusi kelompok o Observasi 3. Fungsi Konflik a) Struktur kelompok b) Solidaritas kelompok c) Interaksi kelompok Data pimer: Informan (tokoh masyarakat, Kades, aparat keamanan), responden (aktor konflik) Data sekunder :

Data Pengadilan Pegeri dan Polres setempat

o Studi literatur o Wawancara mendalam o Diskusi kelompok o Observasi  

Lampiran 3. Panduan Pertanyaan Penelitian A. Petunjuk

Wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan oleh peneliti untuk menggali secara langsung gambaran secara komprehensif berkaitan dengan aspek- aspek kajian. Catatan singkat ditulis dalam ruangan yang kosong di bawah kotak aspek- aspek yang ditanyakan dalam wawancara mencalam untuk dikembangkan menjadi laporan.

B. Wawancara Mendalam

Hari, tanggal :

Lokasi wawancara :

Nama dan Umur Informan :

B.1 Profil dan Sejarah lokasi

a) Administrasi geografis dan topografi b) Karakteristik masyarakat

1. Bagaimana kondisi masyarakat berdasarkan agama, suku,pendidikan, kekayaan, dan sosia kemasyarakatan.

2. Apakah pekerjaan utama masyarakat?

3. Apakah masyarakat masih memegang teguh tradisi atau aturan- aturan informal? B.2 Isu- Isu penyebab konflik dan kronologis konflik

a) Pertanyaan Umum Mengenai Konflik

1. Apakah Anda tahu mengenai konflik yang terjadi di Desa Anda? 2. Siapakah pihak- pihak yang berkonflik tersebut?

3. Sejak kapan konflik tersebut mulai terjadi? 4. Kapan konflik tersebut memanas?

5. Dapatkan anda ceritakan secara keseluruhan mengenai kronologis terjadinya konflik?

6. Bagaimana dampak konflik tersebut menurut Anda? Adakah dampak positifnya? b) Isu- Isu (penyebab konflik)

2. Selain isu tersebut, isu- isu apalagi yang merupakan akar penyebab terjadinya konflik?

3. Seberapa jauh pengaruh isu- isu tersebut terhadap konflik yang terjadi? B.3 Kekerasan konflik dan hubungan internal kelompok

a) Kekerasan Konflik

1. Menurut Anda, bagaimanakah konflik yang dikatakan keras/ brutal? 2. Apakah menurut anda konflik yang terjadi disertai kekerasan fisik?

3. Apakah menurut Anda konflik diwarnai dengan penyerangan- penyerangan? 4. Apakah Anda mengetahui pihak- pihak/kelompok/organisasi yang melakukan

penyerangan? siapa saja?

5. Seberapa sering pihak yang berkonflik berhadap- hadapan secara fisik?

6. Apakah sering jatuh korban setelah pihak- pihak yang berkonflik saling melakukan penyerangan? siapa saja yang terluka/ tewas?

b) Kondisi Kelompok (ditujukan Untuk responden)

1. Apakah ketika dan setelah terjadinya konflik, bagaimana intensitas komunikasi mengenai konflik tersebut dengan pihak- pihak internal?

2. Menurut Anda, bagaimanakah kelompok yang solid/ apakah arti dari solidaritas kelompok?

3. Apakah selama terjadinya penyerangan, orang- orang dalam komunitas lebih sering bertemu dalam pertemuan formal?

4. Berapa kali dalam 1 minggu selama dan setelah penyerangan, aparat desa mengadakan pertemuan formal (Rapat) berkaitan dengan konflik yang terjadi dengan pihak/kelompok/komunitas luar?

5. Secara keseluruhan, bagaimana suasana beraktifitas (seperti kepercayaan, pengambilan keputusan, kejujuran, keterbukaan dalam berkomunikasi) di dalam komunitas/kelompok/organisasi seiring dengan adanya konflik berupa penyerangan?

a. Menurun b. Meningkat

6. Selama konflik dengan pihak luar memanas, bagaimana cara pengambilan keputusan dalam kelompok? Mengapa pengambilan keputusan kelompok dengan cara demikian?

7. Apakah selama terjadi konflik ada orang yang netral dalam kelompok? Siapa saja orang- orang tersebut? Mengapa mereka bersikap netral? Bagaimana perlakuan anggota kelompok terhadap orang yang netral tersebut?

B.4 Pertanyaan Tambahan

1. Adakah upaya- upaya dalam menangani konflik- konflik tersebut? 2. Seperti apa bentuk upaya penanganan konflik tersebut?

3. Siapa yang ikut terlibat dalam penanganan konflik tersebut? 4. Mengapa pihak tersebut mau berupaya menangani konflik?

5. Apakah ada kepentingan dari berbagai pihak yang berupaya menangani konflik? 6. Apakah upaya- upaya tersebut sudah cukup memuaskan berbagai pihak?

7. Upaya apalagi yang menurut anda dapat meminimalisir terjadinya konflik yang berkepanjangan?

8. Siapa saja yang dilibatkan dalam pengelolaan konflik?

9. Kesepakatan- kesepakatan apa saja yang dihasilkan dari upaya-upaya penyelesaian /meredam konflik?

10. Apakah konflik masih sering terjadi setelah dilakukan upaya- upaya penanganan konflik tersebut?

11. Apakah kedua pihak yang berkonflik masih bersitegang?

12. Seberapa sering penyerangan terjadi setelah dilakukan upaya meredam konflik tersebut?