• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sadhana Nirjara merupakan empat jenis yadnya [persembahan suci] yang menghasilkan karma baik sekaligus dapat menghapus karma buruk. Dimana kalau karma baik-nya sudah berbuah akan menghasilkan kebahagiaan dan kedamaian, serta sekaligus juga menghasilkan prajna atau kebijaksanaan.

Untuk dapat melaksanakan sadhana Nirjara secara mendalam, terlebih dahulu kita harus memiliki kesungguhan hati di dalam melakukan kebaikan. Kesungguhan hati adalah titik tolak penting. Kita harus merenungkan dan menyadari sedalam-dalamnya bahwa karena kecenderungan sifat mementingkan diri sendiri [ahamkara, ke-aku-an, ego], kita cenderung kurang sadar bagaimana sebenarnya hakikat keberadaan semua mahluk.

Kita tidak sadar bahwa semua mahluk juga tidak ada bedanya sama seperti kita, semuanya ingin bahagia dan tidak ada yang mau sengsara.

Kita tidak sadar bahwa sesungguhnya tidak ada orang jahat yang sejak awal berniat menjadi orang jahat, karena tidak ada orang jahat yang berdiri sendiri. Dia dikelilingi oleh orang tua yang kurang matang, sekolah yang belum tertata, pemerintah yang tidak bisa memberi teladan, pemuka agama yang memanfaatkan

tuhan dan agama untuk ambisi pribadi, pemberitaan media yang penuh kekerasan dan permusuhan, iklan yang menggoda berbagai macam keinginan, lingkungan beracun penuh kebencian dan prasangka, dsb-nya, yang semuanya membuat mereka jadi jahat. Lingkungan hidup yang secara mental tidak sehat ini dapat menyebabkan kemerosotan jiwa. Oleh karena itu, seorang sadhaka sejati tidak hanya akan menggembleng diri pribadinya saja, tetapi juga berjuang untuk mendidik lingkungannya dengan cara belas kasih, kesabaran dan menyebarkan dharma agar menjadi lingkungan masyarakat yang sehat jiwa-raga dan harmonis.

Seringkali kita bersikap marah dan benci kepada orang yang kita anggap membuat kesalahan. Padahal kalau mau jujur dan adil, kita semua pernah membuat kesalahan. Itu sebabnya kita semua masih dilahirkan sebagai manusia dalam roda samsara dan belum dapat memasuki alam-alam mahasuci. Kemarahan, kebencian atau rasa permusuhan hanya akan membuat luka-luka jiwa bagi semua pihak. Lebih bermakna bila kita bisa bersikap pengertian, apalagi bisa bersikap penuh belas kasih dan kebaikan. Tanpa belas kasih dan kebaikan, semua pihak tidak saja jiwanya akan kekeringan tapi juga akan saling melukai satu sama lain.

Setelah memahami semua hal tersebut, pertama-tama sekali kita harus renungkan dan sadari sedalam-dalamnya bahwa segala sesuatu kondisi keadaan yang

buruk, rintangan, ketidak-beruntungan, pertemuan dengan orang lain dan mahluk lain, ataupun termasuk hal-hal yang tidak kita pahami sebabnya, yang membuat kita mengalami gangguan negatif pada emosi, perasaan, pikiran, perkataan dan tindakan kita. Itu semuanya muncul semata-mata sebagai akibat dari ahamkara [ego, ke-aku-an], yaitu keinginan membahagiakan diri sendiri.

Ini termasuk terjadi dalam lingkup dampak yang luas seperti perselisihan keluarga, keributan antar tetangga, pertikaian di tempat kerja, perdebatan antara pemimpin pemerintahan, kemiskinan, masalah sosial, sampai dengan perang antar negara. Semua hal yang buruk itu terjadi pada kehidupan kita dan pada dunia ini berasal dari ahamkara [ego, ke-aku-an], yaitu keinginan membahagiakan diri sendiri. Sehingga segala sesuatu hal buruk yang terjadi pada kehidupan kita dan pada dunia ini harus disalahkan kepada pikiran yang mementingkan diri sendiri.

Kedua kita harus renungkan dan sadari sedalam-dalamnya bahwa segala sesuatu kondisi keadaan yang menyenangkan, kemudahan, keberuntungan, pertemuan dengan orang lain dan mahluk lain, ataupun termasuk hal-hal yang tidak kita pahami sebabnya, yang membuat kita mengalami kebahagiaan positif pada emosi, perasaan, pikiran, perilaku dan badan fisik kita, itu semuanya muncul semata-mata sebagai akibat dari perbuatan membahagiakan mahluk lain.

Lalu melalui seluruh perenungan tersebut, kita tanamkan kebenaran alam semesta ini di dalam kesadaran kita, bahwa sesungguhnya semua bentuk kesengsaraan berasal dari keinginan membahagiakan diri sendiri dan sebaliknya semua bentuk kebahagiaan berasal dari perbuatan membahagiakan mahluk lain.

Apa yang dimaksud dengan belas kasih dan kebaikan ? Belas kasih dan kebaikan adalah sikap tidak mementingkan diri sendiri, dalam bentuk segala upaya perbuatan, perkataan dan pikiran yang menolong, membahagiakan atau memberi keuntungan bagi mahluk lain. Tentu dalam hal ini, diri sendiri terlebih dahulu harus mahir dalam pengendalian diri untuk meredam keserakahan dan penolakannya. Maka disini dapat disebut sebagai latihan untuk mengorbankan diri sendiri bagi mahluk lain. Dengan menolong mahluk lain berarti kita sudah menolong diri sendiri dalam artian yang hakiki.

Biasakan untuk mendidik diri mengembangkan belas kasih dan kebaikan dalam kesadaran kita. Lakukan kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Karena kebaikan yang selalu dilaksanakan, itu tidak saja berguna bagi mahluk lain, tapi juga demikian berguna bagi diri kita sendiri. Karena kebaikan yang selalu dilaksanakan itu akan meringankan beban akumulasi karma buruk kita, akan menumpuk akumulasi karma baik kita, akan meredakan

banyak gangguan negatif pada emosi, perasaan dan pikiran kita, akan membuka pintu-pintu persahabatan dengan semua mahluk, akan membuka kebahagiaan di berbagai bidang kehidupan, serta sekaligus akan membuka jalan lapang yang terang bagi kesadaran Atman.

Kalau seandainya kita sudah melakukan banyak kebaikan tapi hidup kita masih saja mengalami kesengsaraan, sering menemui hambatan, rintangan yang rumit dan kegagalan, kita harus renungkan dan katakan kepada diri sendiri, saya sudah melakukan banyak kebaikan saja hidup saya masih banyak menemui kesengsaraan, apalagi kalau tidak ? Seringkali, sekalipun sudah melaksanakan banyak karma kebaikan tetapi buahnya tidak segera nampak. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dan ketekunan yang pantang menyerah, karena hal-hal semacam itu bisa saja dikarenakan kita sedang digembleng untuk dimurnikan jiwanya.

Dan kalau sebaliknya seandainya kita jarang melakukan kebaikan tapi hidup kita lancar, baik-baik saja dan tidak kekurangan suatu apapun, kita harus renungkan dan katakan kepada diri sendiri, tanpa melakukan banyak kebaikan saja hidup saya menemui banyak kebahagiaan, apalagi kalau saya banyak melakukan kebaikan ? Pastilah kebahagiaan pada tataran yang lebih tinggi lagi akan hadir dalam

kehidupan saya. Itulah bahan renungan dalam hidup kita, bahwa melakukan kebaikan itu adalah sesuatu yang mutlak untuk kita lakukan dalam perjalanan kehidupan.

Untuk dapat melaksanakannya kita harus melatih dan mengembangkan diri dengan sering-sering menolong, memberi dan berbagi kepada mahluk lain. Sering-sering membuat orang lain merasa lebih bahagia atau senang. Dengan kata lain banyak-banyak melakukan kebaikan. Karena karma baik sangatlah membantu meringankan beban karma buruk kita.

Untuk dapat membuat belas kasih dan kebaikan mekar bersemi di dalam hati kita, kita harus banyak sekali melepaskan. Yaitu melepaskan segala bentuk keterikatan diri kita pada pikiran, perasaan, harga diri, ucapan, tubuh dan identitas diri yang sama sekali tidak kekal. Yang berpuncak kepada melepaskan ahamkara [ke-aku-an, ego], karena belas kasih dan kebaikan kita baru bisa sempurna ketika ahamkara telah lenyap.

Karena membantu dan menyelamatkan mahluk lain ternyata sesungguhnya adalah membantu dan menyelamatkan diri kita sendiri !!

4

NIRJARA - NISKALA ~ [UNTUK