• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIRJARA - NISKALA ~ [UNTUK MASYARAKAT UMUM] ~

1. Puja Ista Dewata

Puja Ista Dewata berarti melaksanakan suatu bentuk sadhana, puja, penjapaan mantra, upacara atau ritual niskala, dsb-nya, yang ditujukan kepada para Ista Dewata. Dengan ketekunan dan konsitensi melaksanakan puja Ista Dewata, maka segala apa yang kita lakukan akan mendapat karunia para Ista Dewata, dukungan alam semesta dan sebagian karma buruk dan halangan di dalam kehidupan kita bisa dihapuskan.

Dari demikian banyak cara untuk melakukan puja Ista Dewata, salah satu cara yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan ketekunan melakukan penjapaan mantra. Yaitu melakukan berjuta-juta kali penjapaan mantra suci Ista Dewata. Ini disebut sebagai sadhana Mantra Yoga.

Setiap Ista Dewata memiliki mantra-mantra suci Beliau. Mantra ini bila dijapakan secara tekun oleh sadhaka, serta melaksanakan sadhana-sadhana pendukungnya, maka akan sangat efektif untuk upaya pemurnian.

Dalam Mantra Yoga, kemanunggalan trikaya parisudha memegang peranan penting sebagai dasar untuk mencapai tujuan luhurnya. Menjapakan mantra adalah upaya wacika atau perkataan suci, menghitung japa-mala adalah upaya kayika atau perbuatan suci dan dhyanawidhi [melakukan visualisasi Ista Dewata] adalah upaya manacika atau pikiran suci. Dalam kemanunggalan trikaya parisudha [kesucian perkataan, perbuatan dan pikiran] pada sadhana Mantra Yoga, maka saat itu juga seseorang masuk ke dalam upaya pemurnian diri.

Di dalam menekuni sadhana Mantra Yoga, para sadhaka sebaiknya didahului dengan mendapatkan mantra-upasana [inisiasi] dari seorang Guru dharma. Kalau secara garis karma tidak ada jodoh dengan

seorang Guru dharma, bisa dengan melakukan inisiasi mandiri.

Di dalam menekuni sadhana Mantra Yoga juga harus memahami segala macam dharma tattwa penunjangnya. Sehingga benar-benar dapat mengubah sifat-sifat manusia menjadi daiwa sampad [sifat-sifat dewata], yaitu sebagai berikut ini :

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki perilaku yang tidak melanggar dharma dalam kesehariannya.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki hati yang penuh belas kasih dan kebaikan dalam kesehariannya.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki ketekunan, kesungguhan dan disiplin di dalam melakukan penjapaan mantra.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki keterampilan untuk senantiasa dalam kshanti [kesabaran dan memaafkan].

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki keterampilan untuk senantiasa dalam upeksha [ketenangan-keseimbangan pikiran], melampaui segala macam fenomena pikirannya sendiri.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus hafal dan paham dengan tata-cara metode yang digunakannya.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki cukup keluwesan terhadap tata-cara metode yang digunakannya. Jika terlalu melekat pada metode justru akan menjadi rintangan, sukar memperoleh kemajuan. Sebaliknya bersikap terlampau kendor terhadap metode yang yang digunakan juga merupakan rintangan.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus mampu mengenali jika semua sadhana-nya masih belum berfungsi dengan baik, maka itu berarti rintangan karma buruk terlampau berat. Sehingga selain tekun menjapakan mantra, sadhaka juga harus tekun di dalam mempraktekkan sadhana Nirjara [sadhana penghapusan karma buruk] untuk membantu mengikis akumulasi karma buruk.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus memiliki pengamatan sarwa-dharma [semuanya dharma] di dalam perjalanan kehidupan.

Para sadhaka yang menekuni sadhana Mantra Yoga harus mengenali hal-hal yang membawa pada

penembusan trineta atau mata ketiga [mata spiritual] dan hal-hal yang merintanginya.

Kalau sadhana penjapaan mantra ini berhasil, ini bisa menghubungkan sang sadhaka dengan dewa atau dewi yang dimaksud, sehingga dia memperoleh penyatuan kesucian dan kekuatan transenden-Nya di dalam dirinya. Dengan melakukan sadhana dan berjuta-juta kali menjapakan mantra suci akan mengikis segala noda pikiran, membakar karma buruk dan memperoleh cahaya suci samadhi-Nya yang membuat sang sadhaka mencapai tingkat kesucian para Ista Dewata.

Ada banyak pilihan Ista Dewata untuk kita puja melalui sadhana mantra yoga. Seperti misalnya Dewa Shiwa, Ibu Mahadewi Gayatri, Ibu Mahadewi Saraswati, Dewa Ganesha, Dewi Durga, dsb-nya. Sebaiknya kita pilih dan fokus puja-bhakti kepada satu Ista Dewata saja, sebagai Ida Btara [Ista Dewata pengayom dan pelindung] kita.

Saya akan berikan suatu contoh dalam hal ini berupa puja-bhakti kepada Dewa Shiwa. Inilah rangkaian cara dalam penjelasan secara paling ringkas untuk melakukan sadhana Mantra Yoga [penjapaan mantra] dalam ajaran Tantra, yaitu sebagai berikut :

2]. Duduklah bersila dengan santai dan tenang. Punggung dalam posisi tegak lurus tapi santai.

3]. Sembahyang matur piuning [minta ijin] dan mohon restu Dewa Shiwa dan para Ista Dewata, bahwa kita akan melakukan sadhana penjapaan mantra.

4]. Undang Kehadiran Ista Dewata [dalam hal ini Dewa Shiwa]. Caranya dengan menampilkan mudra namaskara [mencakupkan kedua telapak tangan di dada] sambil memegang japa mala, pejamkan mata dan kita fokus melakukan dhyanawidhi atau konsentrasi melakukan visualisasi atau membayangkan wujud Dewa Shiwa. Visualkan atau bayangkan wujud Dewa Shiwa ada di langit biru dan awan-awan putih yang indah di hadapan kita. Visualkan Ista Dewata tersebut hidup dan berpendar cahaya. Atau boleh juga melakukan visualisasi wujud Dewa Shiwa dengan fokus pada titik tengahing lelata [trikuti], yaitu titik tengah diantara kedua alis. Visualkan Dewa Shiwa hidup dan berpendar cahaya. 5]. Setelah visual kita terasa cukup jelas dan kehadiran Ista Dewata [dalam hal ini Dewa Shiwa] bisa kita rasakan dengan hati, pegang japa mala dengan tangan kanan dan ditempelkan di dada [titik ulu hati], dalam posisi menjapakan mantra. Jari telunjuk tangan kanan harus mengacung keluar, karena jari telunjuk dalam penjapaan mantra adalah simbol ahamkara [ke-aku-an, ego].

Tangan kiri kita letakkan di pangkuan, untuk menyangga ujung japa-mala yang menjuntai.

5]. Lakukan penjapaan mantra “Om Namah Shiwaya” sebanyak 108 kali [satu putaran japa mala], atau beberapa putaran japa mala. Penjapaan mantra ini kita lakukan sambil terus melakukan dhyanawidhi atau visualisasi [membayangkan wujud Dewa Shiwa] seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

6]. Setelah selesai melakukan penjapaan mantra, kita lanjutkan dengan tahap malinggihkan Ista Dewata di dalam diri. Ini merupakan bagian dari proses penting untuk pemurnian energi di dalam diri, sekaligus untuk memurnikan karma buruk. Kita tetap dalam posisi semula, yaitu memegang japa-mala di dada, memejamkan mata dan memvisualisasikan kehadiran Ista Dewata. Tekuk ujung lidah kita menyentuh langit-langit mulut. Terus visualisasikan Ista Dewata yang kita puja [dalam hal ini Dewa Shiwa], dengan hati penuh rasa hormat dan terimakasih. Rasakan dengan sepenuh hati kehadiran Beliau.

Kemudian visualisasikan [bayangkan] seluruh tubuh Dewa Shiwa memancarkan cahaya suci berwarna putih terang, sampai kemudian seluruh tubuh-Nya lebur sepenuhnya menjadi cahaya suci putih sangat terang. Lalu cahaya suci ini bergerak naik diatas kita dan masuk ke dalam diri kita melalui chakra sahasrara [chakra

mahkota], atau melalui titik tepat diatas ubun-ubun kita. Cahaya suci ini terserap masuk menyatu dengan diri kita. Membuat badan kita sepenuhnya lebur berubah ke dalam wujud cahaya suci-Nya yang berwarna putih terang benderang. Yang menyembuhkan luka-luka hati kita, memurnikan karma-karma buruk kita, mengalirkan kekuatan belas kasih dan kebijaksanaan-Nya, serta mengubah semua kesedihan kita menjadi ketenangan dan kedamaian. Rasakan dengan hati bahwa seluruh bagian dari diri kita sudah dimurnikan.

Terus pertahankan selama beberapa saat, visualisasi badan kita menjadi wujud cahaya suci-Nya yang berwarna putih terang benderang.

7]. Sembahyang mengucapkan terimakasih dan nunas pamit kepada Dewa Shiwa dan para Ista Dewata.