• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterangan Mengenai Anak Perusahaan

Dalam dokumen Buku Garuda Prospektus Final (Halaman 135-149)

BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

7. Keterangan Mengenai Anak Perusahaan

Saat ini Perseroan mengoperasikan tiga unit bisnis strategis (SBU): SBU Garuda Cargo, SBU Citilink dan SBU Garuda Sentra Medika dan empat Anak Perusahaan yang signifikan: PT Aero Wisata (jasa boga, hotel, transportasi dan travel), PT Abacus Distribution Systems Indonesia (pemesanan), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (perbaikan dan perawatan pesawat/MRO), PT Aero Systems Indonesia (teknologi informasi), serta PT Citilink Indonesia (angkutan udara berjadwal berbiaya murah) yang belum beroperasi. Perseroan juga memiliki perusahaan terafiliasi, PT Gapura Angkasa, yang menyediakan perusahaan dengan pelayanan ground handling. Tabel berikut menunjukkan struktur bisnis Perseroan termasuk unit utama bisnisnya, Anak Perusahaan yang beroperasi maupun yang belum beroperasi sebagai suatu Anak Perusahaan, dan perusahaan afiliasi lainnya yang signifikan.

Perseroan memiliki penyertaan saham secara langsung pada 9 anak perusahaan sebagai berikut:

No Anak Perusahaan Bidang Usaha Kepemilikan Tahun

Penyertaan

Status Operasi Komersial

1 PT Aero Wisata Perhotelan, jasa boga dan agen

perjalanan

99,99% 1989 sudah beroperasi

2 PT Abacus Distribution Systems Indonesia

Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi

95,00% 1995 sudah beroperasi

3 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia***

Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang

99,99% 2002 sudah beroperasi

4 PT Aero Systems Indonesia*** Penyedia jasa teknologi informasi 99,99% 2005 sudah beroperasi

5 PT Citilink Indonesia*** Angkutan udara niaga 99,99% 2009 belum beroperasi*

6 PT Gapura Angkasa** Pengelolaan ground-handling dan

penunjang usaha penerbangan

37,5% 1998 sudah beroperasi

7 Abacus International Holdings Ltd.**

Penyedia jasa sistem komputerisasi

reservasi 2,065% 1997 sudah beroperasi

8 Pan Asia Pacific Aviation Services Ltd.**

Pengelolaan ground-handling dan penunjang usaha penerbangan

17,65% 1998 sudah beroperasi

9 PT Merpati Nusantara Airlines** Penerbangan 4,21% 1978 sudah beroperasi

Catatan:

*) Citilink belum beroperasi dikarenakan masih dalam proses untuk memperoleh ijin usaha angkutan udara niaga **) Tidak terkonsolidasi

Perseroan melalui PT Aero Wisata memiliki penyertaan saham secara tidak langsung pada 18 perusahaan sebagai berikut:

No Anak Perusahaan Bidang Usaha Kepemilikan Tahun

Penyertaan

Status Operasi Komersial 1. PT Angkasa Citra Sarana Catering

Service

Jasa boga 99,98% 1982 sudah beroperasi

2. PT Aero Hotel Management Jasa pengelolaan properti (hotel,

apartemen, kondominium)

99,99% 2009 sudah beroperasi

3. PT Aerojasa Perkasa Jasa agen penjualan umum 99,87% 1988 sudah beroperasi

4. PT Bina Inti Dinamika Jasa akomodasi 61,88% 1987 sudah beroperasi

5. PT Belitung Inti Permai Jasa akomodasi 99,98% 1992 belum beroperasi*

6. PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi Jasa biro perjalanan wisata 99,98% 1974 sudah beroperasi

7. PT Mandira Erajasa Wahana Jasa Transportasi 99,98% 1988 sudah beroperasi

8. PT Mirtasari Hotel Deveploment Jasa akomodasi 99,98% 1979 sudah beroperasi

9. PT Senggigi Pratama Internasional Jasa akomodasi 99,98% 1997 sudah beroperasi

10. Garuda Orient Holidays Pty. Ltd. Jasa biro perjalanan wisata 100% 1981 sudah beroperasi

11. Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd Jasa biro perjalanan wisata 60% 2008 sudah beroperasi

12. Garuda Orient Holidays Japan INC. Jasa biro perjalanan wisata 60% 2009 sudah beroperasi

13. PT Aeronurti** Jasa akomodasi 45% 1996 sudah beroperasi

14. PT Aeroprima** Jasa akomodasi 40% 1993 sudah beroperasi

15. PT Bumi Minang Padang** Jasa akomodasi 10,10% 1989 sudah beroperasi

16. PT Nusa Dua Graha Internasional** Jasa akomodasi 7,54% 1988 sudah beroperasi

17. PT Arthaloka Indonesia** Jasa pengelolaan properti 2,58% 1988 sudah beroperasi

18. PT Aerojasa Cargo*** Jasa pengurusan transportasi

(freight forwarding)

98,87% 2003 sudah beroperasi

Catatan:

*) PT Belitung Inti Permai belum beroperasi, pembangunan hotel masih dalam proses **) Tidak terkonsolidasi

***) Kepemilikan langsung dan tidak langsung melalui PT Aerojasa Perkasa

a. PT Aero Wisata (“Aerowisata”)

Pendirian dan Kegiatan Usaha

Aerowisata, berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Aerowisata No. 85 tanggal 30 Juni 1973 yang dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A. 5/32/18 tanggal 2 Pebruari 1974, telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 446 tanggal 13 Pebruari 1974, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 20 tanggal 11 Maret 1983, Tambahan No. 320 (“Akta Pendirian Aerowisata”).

Anggaran dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian Aerowisata tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana perubahan yang terakhir sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 25 tanggal 20 Nopember 2008, yang dibuat di hadapan Siti Rayhana, S.H., pengganti dari Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan No. AHU-92558.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0117183.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82 tanggal 13 Oktober 2009, Tambahan No. 25579.

Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Aerowisata, kegiatan usaha Aerowisata adalah sebagai berikut: a. Menjalankan usaha di bidang perhotelan dan sarana penunjangnya;

b. Menjalankan usaha di bidang penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum; c. Menjalankan usaha di bidang pakaian/binatu;

d. Menjalankan usaha di bidang penyediaan fasilitas akomodasi dan pelayanan lain yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel.

Manajemen dan Pengawasan

Susunan Dewan Komisaris Aerowisata berdasarkan: (i) Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 12 tanggal 6 Desember 2005 yang dibuat di hadapan Siti Rayhana, S.H., pengganti dari Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta dan (ii) Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 1 tanggal 2 Pebruari 2010 yang dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Abdulgani

Komisaris : Abdul Anshari Ritonga

Susunan Direksi Aerowisata berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 12 tanggal 13 Nopember 2009, yang dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut: Direksi:

Direktur Utama : Alexander Maria Tae Maneklaran

Direktur : Doddy Virgianto

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 30 tanggal 5 Nopember 1998, dibuat di hadapan Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti Notonagoro, S.H., Notaris di Jakarta, telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Laporan Perubahan Anggaran Dasar yang telah diterima dan dicatat tanggal 17 Mei 1999 No. C-8437. HT.01.04.TH.99, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 271/BH.09.05/XI/1999 tanggal 18 Nopember 1999, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 25 April 2000, Tambahan No. 2056, serta: (i) Akta Jual Beli Saham No. 34 tanggal 21 Januari 2000 yang dibuat di hadapan Mahyasari Ashinta Krisnuryanti, S.H., pengganti dari Notaris Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti Notonagoro, S.H. tersebut, (ii) Akta Jual Beli Saham No. 08 tanggal 4 Oktober 2000, dan (iii) Akta Jual Beli Saham No. 139 tanggal 29 Nopember 2001, yang keduanya dibuat di hadapan Siti Rayhana, S.H., pengganti dari Notaris Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti Notonagoro, S.H. tersebut, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Aerowisata adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham

Jumlah Saham (lembar)

Jumlah Nilai Nominal (Rp)

%

A. Modal Dasar 400.000 400.000.000.000

B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Perseroan 249.999 249.999.000.000 99,99

Dana Pensiun Pegawai Aerowisata 1 1.000.000 0,01

C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250.000 250.000.000.000 100,00

D. Saham dalam Portepel 150.000 150.000.000.000

-Ikhtisar Laporan Keuangan

Ikhtisar Laporan Keuangan Konsolidasi Aerowisata untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2010 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, serta laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Septembar 2009 yang telah direview, oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited), dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia International), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian 30 September 31 Desember

2010 2009* 2009 2008 2007

NERACA

Aset Lancar 727.549 538.408 656.934 580.036 544.856

Aset Tidak Lancar 878.668 808.159 841.165 639.806 304.536

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian 30 September 31 Desember

2010 2009* 2009 2008 2007

Kewajiban Lancar 471.396 260.508 345.195 202.673 200.343

Kewajiban Jangka Panjang 140.651 122.385 151.573 106.454 85.108

Jumlah Kewajiban 612.047 382.893 496.768 309.127 285.452

Hak Minoritas 7.949 3.762 4.700 3.673 (672)

Modal saham 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000

Saldo laba 335.955 338.595 374.294 305.374 298.849

Jumlah Ekuitas 986.221 959.911 996.631 907.042 564.612

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.606.217 1.346.567 1.498.099 1.219.842 849.392

LABA RUGI Pendapatan Usaha

Pendapatan 1.104.329 796.204 1.150.897 1.089.244 908.601

Beban Usaha 184.666 147.658 204.659 162.587 151.559

Laba Usaha 36.431 52.703 91.841 81.419 57.941

LABA / (RUGI) BERSIH 19.334 41.026 76.724 76.625 70.209

Catatan:

*) Tidak diaudit/(penelaahan terbatas)

Jumlah Aset, Kewajiban, dan Ekuitas untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 meningkat jika dibandingkan dengan pada tanggal 30 September 2009. Jumlah Aset, Kewajiban, dan Ekuitas PT Aero Wisata untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 naik.

Jumlah Aset tidak Lancar PT Aero Wisata pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 110% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2007, hal ini disebabkan pada tahun 2008 terdapat peningkatan aset tetap yang diakibatkan dari revaluasi atas tanah dan bangunan. Pada 31 Desember 2008, kenaikan tanah dan bangunan akibat revaluasi Rp353.404 juta. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, jumlah Aset Lancar juga mengalami kenaikan sebesar 35% jika dibandingkan dengan tanggal 30 September 2009, hal ini disebabkan oleh kenaikan persediaan Rp68.124 juta atau sebesar 266% Persediaan terbesar berasal dari ACS unit ISTS, karena pengalihan fungsi unit ACS, yang semula tidak mempunyai persediaan, namun pada bulan Nopember 2009, ada transfer persediaan dari Garuda ke unit PT ACS-ISTS. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah Aset tidak Lancar juga mengalami kenaikan sebesar 31% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2008. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya investasi jangka panjang sebesar Rp84.206 juta atau sebesar 253% sebagai akibat dari penambahan investasi saham pada perusahaan asosiasi. Selain berasal dari kenaikan investasi dalam saham, meningkatnya Aset Tidak Lancar juga disebabkan dari meningkatnya nilai aset tetap sebesar Rp113.178 juta atau sebesar 20% yang berasal dari penambahan aset dalam penyelesaian di 31 Desember 2009.

Jumlah Aset PT Aero Wisata pada tanggal tanggal 31 Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 44% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2007, hal ini disebabkan oleh kenaikan Aset Tidak Lancar yang berasal dari kenaikan aset tetap akibat adanya revaluasi tanah dan bangunan. Kenaikan revaluasi pada tanggal 31 Desember 2008, sebesar Rp353.404 juta.

Jumlah Kewajiban Lancar PT Aero Wisata pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami kenaikan sebesar 70% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2008, hal ini disebabkan oleh meningkatnya hutang bank di tahun 2009 sebesar Rp70.248 juta yang terutama berasal dari pinjaman Bank BNI sebesar Rp69.748 juta. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, jumlah Kewajiban Lancar juga mengalami kenaikan sebesar 81% jika dibandingkan dengan tanggal 30 September 2009, hal ini disebabkan oleh kenaikan pinjaman bank sebesar Rp68.891 juta yang berasal dari penambahan pinjaman Bank BNI sebesar Rp69.748 juta pada Desember 2009. Selain itu, terdapat peningkatan kewajiban lancar karena meningkatnya hutang usaha sebesar Rp52.790 juta atau sebesar 42% yang disebabkan peningkatan pembelian yang dilakukan tidak secara tunai. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah Kewajiban Jangka Panjang juga mengalami kenaikan sebesar 42% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2008, hal ini disebabkan oleh kenaikan pinjaman jangka panjang sebesar Rp30.712 juta atau sebesar 84% yang berasal dari pinjaman investasi.

Ekuitas PT Aero Wisata pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 61% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2007, hal ini disebabkan oleh peningkatan surplus revaluasi tanah dan bangunan sebesar Rp334.925 juta.

Pendapatan usaha PT Aero Wisata untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp1.150.897 juta, Rp1.089.244 juta dan Rp908.601 juta, dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 20% dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 6%. Pendapatan usaha PT Aero Wisata untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 sebesar Rp1.104.329 juta dan Rp796.204 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar 39%, hal ini disebabkan terutama oleh peningkatan pendapatan dari divisi katering.

Laba Usaha PT Aero Wisata untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp91.841 juta, Rp81.419 juta, dan Rp57.941 juta, dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 41% dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 13%. Peningkatan Laba Usaha dari tahun 2007 ke tahun 2008 disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha katering, biro perjalanan dan transportasi masing-masing sebesar Rp59.298 juta, Rp55.207 juta dan Rp22.711 juta. Laba usaha PT Aero Wisata untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 sebesar Rp36.431 juta dan Rp52.703 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar (31%), hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban umum dan administrasi serta beban pemeliharaan & energi.

Laba (Rugi) Bersih PT Aero Wisata untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp76.724 juta, Rp76.625 juta, dan Rp70.209 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 9% dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 0,1%. Laba (Rugi) Bersih PT Aero Wisata untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 sebesar Rp19.334 juta dan Rp41.026 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar (53%), hal ini disebabkan menurunnya laba operasional sebesar Rp16.272 juta atau (31%) dari Rp52.703 juta pada 30 September 2009 menjadi Rp36.431 juta pada 30 September 2010. Peningkatan beban bunga juga sebesar Rp9.995 juta juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penurunan Laba (Rugi) Bersih PT Aero Wisata pada 30 September 2010 jika dibandingkan dengan 30 September 2009.

b. PT Abacus Distribution Systems Indonesia (“Abacus”)

Pendirian dan Kegiatan Usaha

Abacus berkedudukan di Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Abacus No. 1 tanggal 1 Maret 1995 yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perbaikan No. 53 tanggal 28 Juni 1995, keduanya dibuat di hadapan Anna Sunarhadi, S.H., Notaris di Jakarta, telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-8542.HT.01.01.TH’95 tanggal 13 Juli 1995, dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 1156/1995 tanggal 21 Juli 1995, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 9 tanggal 30 Januari 1996, Tambahan No. 123. (“Akta Pendirian Abacus”)

Anggaran dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian Abacus tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana perubahan terakhir sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Terbatas No. 3 tanggal 5 Nopember 2008 dibuat di hadapan Suryati Moerwibowo, S.H., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-14409.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 22 April 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0018384.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 22 April 2009.

Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Abacus, kegiatan usaha Abacus adalah menjalankan usaha dalam bidang jasa konsultasi manajemen di bidang teknologi informasi, berupa pemberian:

a. Peningkatan sumber daya manusia yang berhubungan dengan bisnis transportasi secara efektif dan efisien; b. Pengembangan sistem reservasi dalam kegiatan bisnis.

Manajemen dan Pengawasan

Susunan Dewan Komisaris Abacus berdasarkan: (i) Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 17 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Suryati Moerwibowo, S.H., Notaris di Jakarta; (ii) Akta No. 2 tanggal 21 Juli 2009 yang dibuat di hadapan Suryati Moerwibowo, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Agus Priyanto

Komisaris : Achirina

Komisaris : Tan Kien Hui

Susunan Direksi Abacus berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 7 tanggal 14 Maret 2008 yang dibuat di hadapan Suryati Moerwibowo, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:

Direksi:

Direktur : Widjaya Hadinukarto

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pendirian Abacus dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 2 tanggal 15 Januari 2001 yang dibuat dihadapan Suryati Moerwibowo, S.H., Notaris di Jakarta, telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-1466 HT.01.04.TH.2001 tanggal 28 Pebruari 2001 dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum berdasarkan Laporan Perubahan Anggaran Dasar yang telah diterima dan dicatat di bawah No. C-1465 HT.01.04-TH.2001 pada tanggal 28 Pebruari 2001, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 667/RUB.09.05/ V/2001 tanggal 14 Mei 2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 17 Juli 2001, Tambahan No. 4642, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Abacus adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.099.500 per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) % A. Modal Dasar 10.000 10.995.000.000

B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Perseroan 2.375 2.611.312.500 95,00

Abacus International Pte. Ltd. 125 137.437.500 5,00

C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.500 2.748.750.000 100,00

D. Saham dalam Portepel 7.500 8.246.250.000

-Ikhtisar Laporan Keuangan

Ikhtisar Laporan Keuangan Abacus untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2010 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, serta laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Septembar 2009 yang telah direview, oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited), dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 yang telah diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM), sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian 30 September 31 Desember

2010 2009 *) 2009 2008 2007

NERACA

Aset Lancar 21.676 25.695 26.627 28.936 28.901

Aset Tidak Lancar 29.305 26.742 26.376 26.164 18.505

JUMLAH ASET 50.981 52.437 53.004 55.100 47.406

Kewajiban Lancar 3.844 4.097 4.526 5.108 8.360

Kewajiban Tidak Lancar 3.842 3.344 3.417 2.678 2.547

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian 30 September 31 Desember

2010 2009 *) 2009 2008 2007

Modal saham 2.749 2.749 2.749 2.749 2.749

Ekuitas lainnya 7.500 7.146 7.146 7.957

-Saldo laba 33.046 35.101 35.167 36.608 33.749

Jumlah Ekuitas 43.295 44.996 45.061 47.313 36.498

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 50.981 52.437 53.004 55.100 47.406

LABA RUGI Pendapatan Usaha

Pendapatan 18.331 19.449 25.123 23.316 23.218

Beban Usaha 19.657 16.323 21.924 21.135 19.147

Laba (Rugi) Usaha (1.326) 3.126 3.199 2.182 4.071

LABA / (RUGI) BERSIH (703) 1.352 1.417 2.859 3.415

Catatan:

*) Tidak diaudit/(penelaahan terbatas)

Jumlah Aset dan Ekuitas pada tanggal 30 September 2010 turun jika dibandingkan dengan tanggal 30 September 2009 sedangkan jumlah kewajiban naik. Jumlah Aset dan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2009 turun jika dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2008 sedangkan jumlah kewajiban naik dan jumlah Aset dan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 naik jika dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2007, sedangkan kewajiban turun. Jumlah Aset Tidak Lancar Abacus pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 36,8% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2007, hal ini terutama disebabkan oleh sejak 31 Desember 2008, tanah dan bangunan dan prasarana dinyatakan di neraca berdasarkan nilai revaluasi.

Jumlah Kewajiban Lancar Abacus pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami penurunan sebesar 38,6% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2007, hal ini terutama disebabkan oleh pelunasan pinjaman sebesar Rp1.572 juta kepada Bank Bukopin pada tanggal 25 Juli 2008 dan penurunan hutang usaha sebesar Rp1.335 juta. Pada tanggal 31 Desember 2009 jumlah Kewajiban Tidak Lancar mengalami kenaikan sebesar 30,4% jika dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2008, hal ini disebabkan oleh kenaikan saldo kewajiban imbalan kerja.

Pendapatan usaha Abacus untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp25.123 juta, Rp23.316 juta, dan Rp23.218 juta, dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 0,4% dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 7,7%. Pendapatan usaha Abacus untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp18.331 juta dan Rp19.449 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar (5,7%).

Laba Usaha Abacus untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp3.199 juta, Rp2.182 juta, dan Rp4.071 juta, dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar (46,4%) dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 46,6%. Pertumbuhan Laba Usaha dari tahun 2007 ke tahun 2008 terutama disebabkan oleh kenaikan biaya gaji dan biaya pemeliharaan dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari booking segment. Laba (Rugi) Usaha Abacus untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar (Rp1.326) juta dan Rp3.126 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar (142,4%), hal ini disebabkan oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD yang berdampak terhadap pendapatan Perseroan dan kenaikan beban usaha.

Laba Bersih Abacus untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp1.417 juta, Rp2.859 juta, dan Rp3.415 juta, dengan pertumbuhan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar (16,3%) dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar (50,4%). Pertumbuhan Laba Bersih dari tahun 2007 ke tahun 2008 terutama disebabkan oleh kenaikan penghasilan lain-lain akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD sebesar Rp1.502 juta dan setelah memperhitungkan penurunan laba usaha sebesar (Rp1.889 juta) dari tahun 2008 ke tahun 2009 terutama disebabkan oleh perubahan keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih dari tahun 2008 ke tahun 2009 akibat penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar (Rp3.725 juta) dan setelah memperhitungkan kenaikan laba usaha sebesar Rp1.017 juta. Laba (Rugi) Bersih Abacus untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar (Rp703) juta dan Rp1.352 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar (152,0%), hal ini terutama disebabkan oleh penurunan laba usaha sebesar (Rp4.452 juta) dan kerugian selisih kurs akibat penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD.

c. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (“GMF AeroAsia”)

Pendirian dan Kegiatan Usaha

GMF AeroAsia berkedudukan di Kotamadya Tangerang didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 93 tanggal 26 April 2002 yang dibuat di hadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-11685.HT.01.01.TH.2002 tanggal 28 Juni 2002, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten/Kota Tangerang No. 0455/BH.30.06/VIII/2002 tanggal 2 Agustus 2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2002, Tambahan No. 11677 (“Akta Pendirian GMF AeroAsia”). Anggaran dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian GMF AeroAsia tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana perubahan yang terakhir sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 308 tanggal 31 Juli 2008, dibuat dihadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-53074.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Agustus 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0073244.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 20 Agustus 2008, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten/Kota Tangerang di bawah No. 0455/BH 3006/VIII/2002 pada tanggal 7 Oktober 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11 tanggal 6 Pebruari 2009, Tambahan No. 3497.

Dalam dokumen Buku Garuda Prospektus Final (Halaman 135-149)