• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan Farmasi dalam Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) . 33

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

3.3 Keterlibatan Farmasi dalam Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) . 33

Keperawatan. Instalasi Farmasi yang berpusat di Gedung Central Medical Unit (CMU) 2 lantai 3 dipimpin oleh seorang apoteker selaku Kepala Instalasi Farmasi RSCM yang membawahi empat sub instalasi, yaitu:

a. Sub Instalasi Administrasi dan Keuangan (Adminkeu), b. Sub Instalasi Perbekalan Farmasi,

c. Sub Instalasi Produksi, dan

d. Sub Instalasi Farmasi Klinik dan Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan (Farklin Diklitbang).

Tenaga kerja di Instalasi Farmasi RSCM terdiri dari 28 orang apoteker, 153 orang asisten apoteker, 14 orang tenaga administrasi, dan 29 orang pekarya. Struktur organisasi Instalasi Farmasi RSCM secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.3 Keterlibatan Farmasi dalam Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

PFT adalah panitia ahli yang mewakili staf medis dan farmasi. PFT bertugas membantu pimpinan RSCM dalam merumuskan berbagai kebijakan dan peraturan tentang obat yakni untuk mencapai penggunaan obat yang rasional sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh setiap pasien.

Keanggotaan PFT RSCM adalah berdasarkan pengusulan dari Kepala Departemen/Bidang/Instalasi dan disahkan oleh Direktur Utama RSCM. Anggota PFT tidak boleh mempunyai ikatan kerja dengan perusahaan farmasi manapun. PFT menyusun program kerja tentang pemilihan obat dan penyusunan formularium. PFT mengajukan anggaran setiap tahun untuk mendukung program kerja. Tugas PFT mencakup:

a. Sebagai penasehat bagi pimpinan RSCM dan tenaga kesehatan dalam semua masalah yang ada kaitannya dengan obat, alat kesehatan habis pakai, dan bahan diagnostik.

b. Menyusun kebijakan penggunaan obat, alat kesehatan dan bahan diagnostik di RSCM.

c. Menyusun formularium obat, alat kesehatan, dan bahan diagnostik; dan memperbaharuinya secara berkala. Seleksi obat, alat kesehatan, dan bahan diagnostik didasarkan pada efektivitas, keamanan, kualitas, dan harga. PFT

harus mampu menghindari terjadinya duplikasi obat, baik obat dengan nama generik yang sama atau obat dengan indikasi yang sama.

d. Memantapkan dan melaksanakan program dan agenda kegiatan yang menjamin berlangsungnya pelaksanaan terapi yang efektif, aman, dan hemat biaya.

e. Merencanakan dan melaksanakan program pelatihan dan penyebaran informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan seleksi, pengadaan, dan penggunaan obat kepada staf medis RSCM.

f. Berperan aktif dalam penjaminan mutu pemilihan, pengadaan, dan penggunaan obat.

g. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi efek samping obat yang terjadi di RSCM.

h. Memandu tinjauan penggunaan obat (drug utilization review) dan mengumpanbalikkan hasil tinjauan itu ke seluruh staf medis.

PFT perlu mengadakan rapat rutin sekurang-kurangnya satu bulan sekali untuk membicarakan implementasi dari kebijakan dan peraturan tentang seleksi dan penggunaan obat. Rapat pleno PFT dihadiri oleh seluruh anggota PFT. Setiap anggota PFT dalam pengambilan keputusan harus bebas dari kepentingan pribadi atau kelompok dan semata-mata adalah untuk kepentingan pasien. Keputusan rapat pleno yang menyangkut kebijakan diambil berdasarkan musyawarah. Bila musyawarah tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan suara.

3.4 Instalasi Sterilisasi Pusat (ISP) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Kondisi steril melalui sterilisasi merupakan prinsip dasar untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Sterilisasi menjadi langkah awal untuk terlaksananya patient safety melalui pemutusan mata rantai penyebaran mikroorganisme. Pelaksanaan sterilisasi membutuhkan perangkat dan sistem yang utuh dalam pelaksanaannya dengan petugas khusus dengan ketrampilan khusus sebagai first step to quality. Oleh karena itu, ISP menjadi unit yang sangat dibutuhkan di rumah sakit untuk memenuhi ketersediaan atas barang-barang steril untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Alat kesehatan steril menjadi produk akhir sterilisasi di ISP.

35

3.4.1 Definisi Instalasi Sterilisasi Pusat

ISP disebut sebagai Instalasi Sterilisasi Pusat merupakan unit kerja yang bertugas menyediakan barang-barang dan peralatan steril yang dibutuhkan oleh departemen/instalasi/unit kerja lainnya di RSCM.

3.4.2 Visi dan Misi Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Visi dari ISP RSCM adalah menjadi ISP yang terkemuka di Asia Pasifik Tahun 2014. Misi dari ISP RSCM adalah:

a. Menyelenggarakan pusat pelayanan sterilisasi yang aman dan bermutu. b. Menjadi penyedia alat kesehatan steril untuk jejaring pelayanan kesehatan. c. Meningkatkan kompetensi SDM dibidang sterilisasi.

d. Menyedikan sarana dan prasarana yang handal.

e. Menyediakan tempat pendidikan/pelatihan dan penelitian / pengembangan di bidang sterilisasi.

3.4.3 Tujuan dan Strategi Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Tujuan dari ISP RSCM adalah tercapainya pelayanan pusat sterilisasi dengan pergeseran posisi menjadi revenue center. Strategi yang digagas adalah: a. Meningkatkan efisiensi produktivitas.

b. Meningkatkan profesionalisme. c. Menciptakan restrukturisasi.

d. Menerapkan sistem managemen keuangan.

e. Menetapkan tarif pelayanan sterilisasi berdasarkan perhitungan unit cost. f. Meningkatkan mutu pemantauan dan evaluasi.

3.4.4 Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

ISP RSCM dikepalai oleh Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Umum dan Operasional. Struktur organisasi ISP RSCM dapat dilihat pada Lampiran 3. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi membawahi empat penanggung jawab sebagai berikut:

c. Penanggung Jawab Administrasi dan Rumah Tangga. d. Penanggung Jawab Logistik dan Inventaris.

Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi juga membawahi dua kepala bagian, yaitu Kepala Sub Instalasi Operasional dan Kepala Sub Instalasi Mutu. Kepala bagian tersebut masing-masing memiliki tiga penanggung jawab yang menjadi pelaksana kegiatan. Kepala Sub Instalasi Operasional membawahi Penanggung Jawab Dekontaminasi, Penanggung Jawab Pengemasan dan Labeling, dan Penanggung Jawab Proses Sterilisasi, sedangkan Kepala Sub Instalasi Mutu membawahi Penanggung Jawab Penyimpanan dan Distribusi, Penanggung Jawab Quality Control, dan Penanggung Jawab Audit Mutu.

3.4.5 Ruang dan Sarana Instalasi Sterilisasi Pusat RSCM

Ruang ISP RSCM memiliki suhu 180-220 C dan kelembaban 35-75%. Pertukaran udara dilakukan minimal 10 kali per jam dan pada setiap ruangan harus memiliki exhaust/ hepafilter. Alat yang digunakan untuk membantu sterilisasi yaitu ultrasonic, washer automatic, dry heat sterilisator, autoclave sterilisator, dan plasma sterilisator. ISP RSCM memiliki tiga jenis area, yaitu: a. Area unclean

Area bertekanan negatif sebagai tempat proses dekontaminasi. b. Area clean

Tempat dilakukannya proses pengemasan, labeling, dan sterilisasi. c. Area steril

Area bertekanan positif untuk pelaksanaan uji visual, penyimpanan, dan distribusi barang steril.

3.4.6 Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan ISP terbagi dua, yaitu sistem pelayanan yang tersentralisasi dan desentralisasi. Sistem pelayanan tersentralisasi mencakup dalam hal manajemen (SDM, SOP, perencanaan) dan pelayanan sterilisasi perbekalan farmasi dasar steril. Untuk sistem pelayanan desentralisasi mencakup dalam hal khusus, seperti pelayanan sterilisasi instrumen, linen, dan lain-lain.

37

Pelaksanaan sterilisasi di RSCM tersentralisasi di ISP. Keuntungan sentralisasi tersebut diantaranya, yaitu peningkatan efisiensi ruangan, SDM, peralatan, dan waktu. Mutu dari alat kesehatan steril juga akan terjamin karena adanya prosedur indikator mutu. Pelayanan yang diberikan akan lebih cepat dan dapat mengurangi beban kerja SDM di unit pemakai. Selain itu, ISP juga akan lebih mudah untuk diawasi dan lebih terkendali serta dapat mencegah duplikasi dalam proses sterilisasi.

3.4.7 Kegiatan Instalasi Sterilisasi Pusat a. Alur Perpindahan Barang Satu Arah

ISP RSCM memiliki alur dalam perpindahan barang. Alur tersebut berupa alur satu arah, dari area kotor ke area bersih dan akhirnya ke area steril. Pada area kotor, barang non steril diterima serta dipilih dan di sortir. Barang direndam, dibersihkan, dibilas, dan dikeringkan sebelum dibawa ke area bersih. Pada area bersih, barang diterima dan dikemas. Barang yang dikemas kemudian diberi label, disusun dan diuji secara mekanik, kimia, dan biologi, lalu barang akan melalui proses sterilisasi. Setelah proses sterilisasi, barang akan masuk ke area steril dan disimpan.

b. Alur Aktivitas Fungsional

Terdapat dua subjek yang ditangani oleh ISP, yaitu supplier dan customer. Supplier memberikan barang bersih yang ditempatkan pada loket barang bersih ISP. Berbeda dengan supplier, barang kotor yang berasal dari customer diserahkan melalui loket barang kotor. Barang kotor diseleksi dan dilakukan dekontaminasi lalu dikemas dan diberi label. Sebelum dilakukan pengemasan dan pemberian label, petugas akan melakukan uji mutu pada sebagian barang. Barang bersih yang lolos uji mutu dapat memasuki tahap pengemasan dan labeling. Setelah dikemas dan diberi label, barang diuji mutunya sebelum memasuki proses sterilisasi. Pada proses sterilisasi, barang steril yang rusak akan dilakukan proses ulang dengan mengulang proses sterilisasi dari awal. Sedangkan, barang yang kondisinya memenuhi persyaratan akan ditempatkan di penyimpanan barang steril. Barang-barang di penyimpanan barang steril

kemudian didistribusikan melalui loket distribusi dan akan diawasi mutunya oleh customer.

c. Proses Sterilisasi Perbekalan Farmasi Dasar

Barang bersih memasuki tahap kontrol spesifikasi sebelum pengemasan dan labeling. Selain itu, barang diuji secara mekanik, kimia, dan biologi. Setelah dikemas dan diberi label, barang disusun dengan baik sebelum sterilisasi. Sterilisasi menggunakan suhu tinggi atau suhu rendah. Setelah proses sterilisasi, barang akan melalui uji visual, dan ditempatkan pada bagian penyimpanan barang steril untuk didistribusikan.

d. Proses Sterilisasi Barang Medis Ulang Pakai

Proses sterilisasi barang medis ulang pakai ISP RSCM harus melalui proses dekontaminasi terlebih dahulu dan lolos uji mekanik, kimia, dan biologi sebelumnya. Barang yang didekontaminasi dikeringkan dan dilakukan kontrol spesifikasi, lalu memasuki tahap pengemasan, labeling dan penyusunan. Setelah penyusunan barang disterilisasi dengan suhu tinggi atau suhu rendah. Barang diuji secara visual dan ditempatkan di bagian penyimpanan barang steril untuk didistribusikan.

BAB 4