YESUS KRISTUS
C. TUGAS-TUGAS GEREJA
2) Ketujuh Sakramen
a) Sakramen Baptis
Jika seorang secara resmi menyatakan tobat dan imannya kepada Yesus Kristus dan bertekad untuk bersama umat ikut dalam panggilan Kristus, maka ia diterima dalam umat yang sejak zaman para rasul disebut sakramen permandian. Orang tersebut laksana baru lahir didalam Gereja. Peristiwa kelahiran baru menjadi Putra Bapa dalam Roh Kudus. Berarti selanjutnya ia ikut menghayati hidup Kristus sendiri yang ditandai oleh wafat dan kebangkitan-Nya. Dengan pemurnian, mulailah babak baru dalam hidup seseorang. Kristus sendiri menjiwai dia melalui Roh Kudus-Nya, maka segala pelanggaran dan dosa yang telah diperbuatnya dihapus.
Sakraramen pembaptisan merupakan sakramen insiasi yang
pertama.Disebut pembaptisan karena ritual sentral yang dirayakan.Melalui sakramen ini, seseorang yang dibaptis ditenggelamkan kedalam kematian Kristus dan bangkit bersamanya sebagai “ciptaan baru” (2 Kor 5:17).Sakramen ini disebut juga “permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5).Sakramen pembaptisan diini dimulai sejak hari pentekosta dan diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus.Adapun ritus pokok dari sakramen baptis adalah dengan membenamkan calon kedalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucapkan rumusan Trinitas dan “Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Dan setiap orang yang belum di baptis berhak menerima sakramen ini.
Buah yang diterima dari sakramen pembatisan adalah: Penghapusan dosa asal, dosa pribadi dan hukuman karena dosa.
Mengambil bagian dalam kehidupan Allah Tritunggal dengan memperoleh rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya
72
Mengambil bagian dalam Imamat Kristus
Menerima keutamaan teologal dan anugerah-anugerah Roh Kudus Menjadi milik Kristus selamanya
Memperoleh meterai kekal. b) Sakramen Krisma
Bagi orang dewasa sakramen penguatan sebetulnya merupakan bagian dari sakramen permandian.Orang yang telah dipermandikan ditandai dengan minyak (krisma) artinya ditandai dengan kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja dan masyarakat. Sakramen penguatan menjadi tanda kedewasaan, maka orang yang menerima sakramen tersebut turut serta bertanggung jawab atas kehidupan umat Allah.Kepada setiap orang Roh Kudus memberi karisma-karisma-Nya. Atas karisma Tuhan itu, orang yang bersangkutan menyadari tanggung jawabnya terhadap sesama.
Disebut krisma karena ritus pokoknya ialah pengurapan dengan minyak suci (krisma), atau penguatan karena bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat sakramen baptis. Ritus pokok dari sakramen krisma adalahpengurapan dengan minyak krisma dan penumpangan tangan (uskup) sambil mengucapkan kata sakramental dari ritus tsersebut (semoga engkau dimeteraikan dengan karunia Roh Kudus). Yang dapat menerima krisma adalah mereka yang sudah dibaptis dan dapat menerimanya serta dalam keadaan berahmat. Sedangkan pelayan sakramen ini adalah Uskup.
Buah dari sakramen krisma adalah: Pencurahan Roh Kudus secara khusus Memperoleh meterai kekal
Menumbuhkan rahmat sakramen pembatisan Maasuk lebih dalam menjadi putera/i ilahi
Mempererat hubungan dengan Kristus dan Gereja Memperkuat anugerah Roh Kudus dalam jiwanya
Memberikan kekuatan khusus dalam memberikan kesaksian iman kristen. c) Sakramen Ekaristi
Pada malam menjelang sengsara-Nya, Yesus mengajak para murid-Nya untuk merayakan hari kemerdekaan bangsa-Nya (paskah). Dalam perjamuan paskah itu Yesus mengambil roti, memecahkannya, membagi-bagikan roti itu seraya berkata: “makanlah roti ini, karena inilah yang dikurbankan bagimu”, kemudian Yesus mengambil sebuah cawan berisi air anggur lalu berkata: “minumlah dari piala ini karena inilah Darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang diadakan dengan kalian dan semua manusia demi pengampunan dosa”. Jadi kalau Yesus memberikan tubuh dan Darah-Nya, Ia menyerahkan diri-Nya seluruhnya untuk kita.
Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkannya untuk mengabdikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kedatangan-Nya kembali. Sakramen Ekaristi: tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan.Yesus menetapkan Ekaristi pada hari Kamis Putih yakni pada Malam Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya. Bagi
73
kita Ekaristi adalah sumber dan puncak semua kehidupan Kristen.Ekaristi terdiri dari 2 bagian besar: Liturgi Sabda & Liturgi Ekaristi. Sedangkan unsur-unsur pokok untuk merayakan Ekaristi adalah Roti gandum dan anggur murni.
Karena Ekaristi ini merupakan kurban Kristus, maka orang yang merayakannya pun harus memiliki disposisi batin yang sesuai. Adapun Syarat untuk menerima komuni adalah:
Sudah dibaptis secara katolik dalam keadaan rahmat
Setiap orang yang sadar melakukan dosa berat harus menerima sakramen tobat lebih dahulu
Menciptakan suasana hening dan doa
Memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja dan sikap tubuh yang pantas
Buah-buah sakramen Ekaristi adalah:
Mempererat kesatuan kita dengan kristus dan Gereja
Menjaga dan memperbaharui hidup rahmat yang diterima saat pembatisan dan krisma
Berkembang dalam cinta kepada sesama Memperkuat kita dlm cinta kasih
Menghapus dosa-dosa ringan
Menjaga kita dari bahaya dosa berat di masa depan d) Sakramen Tobat
Selama hidup kita di dunia, kita tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa.Kita hidup dalam “situasi dosa”.Perjuangan untuk berdiri teguh, tidak berdosa memang merupakan perjuangan yang tak kunjung selesai.Oleh karena itu, usaha untuk bangun lagi sesudah jatuh, berbalik lagi kepada Tuhan dan sesama merupakan unsur hakiki dan harus selalu ada dalam hidup kita.Tanda pertobatan di hadapan Tuhan dan sesama ini diterima dalam sakramen tobat.
Kristus menerapkan sakramen ini untuk pertobatan orang yang dibaptis yang terpisah dari Dia karena dosa.Unsur-unsur pokok dalam sakramen tobat adalahtindakan orang yang datang dan bertobat melalui karya Roh Kudus dan
pengampunan dosa dari imam yang bertindak atas nama Kristus untuk
memberikan pengampunan, menentukan cara untukk berbuat silih atas dosa yang diperbuatnya.Yang harus dilakukan peniten adalah pemeriksaan batin yang seksama, melakukan pertobatan dan pengakuan.
Buah-buah sakramen tobat adalah: Berdamai kembali dengan Allah dan gereja
Pemulihan keadaan rahmat, jika itu sudah hilang karena dosa.
Penghapusan hukuman kekal karena dosa-dosa berat dan penghapusan paling sedikit utk sebagian hukuman sementara akibat dosa
Memberikan kedamaian, ketenangan suara hati, penghiburan rohani. Bertambahnya kekuatan rohani utk berjuang dalam kehidupan Kristen. e) Sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS)
Jika seorang anggota umat sakit,keprihatinan Tuhan diungkapkan melalui sakramen pengurapan orang sakit.Kristus menguatkan s i sakit dengan Roh
74
Kudus-Nya yang ditandai dengan minyak suci. Dengan demikian si sakit dibuat siap dan tabah untuk menerima apa saja dari tangan Allah yang mencintai manusia, baik dalam kesembuhan, maupun dalam maut. Dengan menderita seperti Kristus, si sakit lebih serupa dengan Kristus.
Dalam Perjanjian Lama penyakit dipandang sebagai tanda kelemahan dan akibat dosa. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Yesus melakukan penyembuhan terhadap orang sakit untuk menandakan bahwa Kerajaan Allah sudah datang bersama-Nya.Maka sikap Gereja terhadap orang sakit adalah berusaha menyembuhkannya dengan merawat dan menemani mereka dengan doa-doa permohonan.
Adapun penerima SPOSadalah mereka yang dalam bahaya maut karena penyakit atau usia lanjut, orang yang sakit berat, dan orang yang akan menghadapi operasi.SPOS terdiri dari pengurapan dengan minyak pada dahi dan kedua tangan diiringi doa Imam yang memohon rahmat khusus sakramen bagi si sakit.
Buah-buah sakramen ini adalah:
Memberikah rahmat khusus yang mempersatukan si sakit lebih erat dengan pribadi Kristusutk kebaikannya dan kebaikan seluruh Gereja.
Memberikan penghiburan, kedamaian, keberanian dan bahkan
pengampunan dosa jika si sakit mampu mengakukan dosanya. Jika dikehendaki Allah, Sakramen ini dapat menyembuhkan. Mempersiapkan si sakit untuk perjalanan menuju rumah Bapa. f) Sakramen imamat
Umat membutuhkan pelayan-pelayan yang bertugas menunaikan tugas pelayanan di tengah umat demi kepentingan dan perkembangan umat dalam hidup beriman dan bermasyarakat. Pelayan-pelayan itu juga berfungsi untukmempersatukan umat,membimbing umat dengan berbagai cara demi penghayatan iman pribadi dan bersama; membantu melancarkan komunikasi iman demi tercapainya persekutuan umat, persekutuan iman. Pelantikan para pelayan itu dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan.
Tahbisan (ordo) menunjukkan tingkatan gerejawi yang dimasuki oleh seseorang melalui upacara pengudusan khusus (ordinasi).Melalui rahmat khusus Roh Kudus, sakramen ini membuat orang yang menerimanya mampu melaksanakan kuasa suci atas nama dan wewenang Kristus untuk pelayanan umat Allah.Sakramen ini dilaksanakan dengan penumpangan tangan oleh Uskup yang mengucapkan doa agung penahbisan. Yang dapat menerima Sakramen ini: orang yang sudah dibaptis secara katolik, belum dan tidak menikah, melewati penilaian kelayakan utk pelayanan oleh otoritas Gereja.Dalam Gereja Katolik terdapat tiga tingkatan tahbisan yakni Episkopat (Uskup), Prebisterat (Imam)dan Diakonat (Diakon).
Buah-buah yang dihasilkan sakramen ini adalah:
Memberikan pencurahan khusus Roh Kudus yang menjadikan orang yang menerimanya serupa dengan Kristus dalam tigajabatannya yakni sebagai Imam, Nabi & Raja sesuai dengan tingkatan sakramen yang diterimanya. Memberikan meterai kekal yang tidak terhapuskan.
75
g) Sakramen Perkawinan
Membangun keluarga merupakan kejadian yang sangat penting dalam hidup seseorang.Tentu usaha sepenting ini tidak luput dari perhatian Kristus serta umat-Nya.Maka Kristus sendiri hadir dalam cinta suami istri.Cinta mereka menjadi tanda dari cinta Kristus kepada Gereja-Nya.Kristus menguduskan cinta insane menjadi alat dan sarana keselamatan pribadi.Sakramen perkawinan berlangsung sepanjang hidup dan mengandung panggilan luhur untuk membina keluarga sebagai tanda kasih setia Allah bagi setiap insan.Suami istri yang hidup dalam perkawinan Katolik dipanggil pula untuk memberi kesaksian kepada dunia tentang cintaAllah kepada umat manusia melalui cinta suami istri.Hidup cinta mereka menjadi tanda (sakramen) cinta Allah kepada manusia.
Allah adalah cinta dan yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk cinta dan mtelah memanggil mereka untuk mencinta. Maka tujuan perkawinan adalah untuk persatuan dan kebaikan pasangan dan prokreasi (menurunkan serta mendidik anak-anak).Unsur baru yang diberikan Kristus kepada perkawinan tidak hanya memulihkan martabat perkawinan tetapi mengangkatnya kedalam martabat Sakramen.Juga memberikan rahmat khusus kepada kedua mempelai untuk menghayati perkawinan mereka sebagai simbol cinta Kristus kepada Gereja-Nya.cirimonogam dan tak terceraikan merupakan ciri perkawinan katolik.
Buah-buahnya yang dihasilkan sakramen ini adalah:
Menetapkan ikatan yang kekal dan eksklusif antar kedua mempelai Allah memeteraikan perkawinan mereka.
Tidak pernah dapat diceraikan.
Memberikan rahmat yang dibutuhkan kedua mempelai untuk mencapai kesucian dalam kehidupan perkawinan mereka,
jika dianugerahi anak-anak, menerima tanggung jawab untuk merawat dan mendidik mereka.
c. Perayaan Sakramentali dan Devosi
Sakramentali dan devosi merupakan bentuk dan kegiatan lain dari bentuk dan kegiatan pengudusan Gereja.Selain ketujuh sakramen,Gereja juga mengadakan tanda -tanda suci (berupa ibadat/upacara/pemberkatan) yang mirip dengan saramen-sakramen yang disebut sakramentali.Berkat tanda-tanda suci ini berbagai buah rohani ditandai dan diperoleh melalui doa-doa permohonan dengan perantaraan Gereja. Aneka ragam sakramentali: pemberkatan orang, benda atau barang rohani, tempat, makanan, dsbnya. Devosi (Latin: Devotio adalah penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan atau kebaktian khusus umat beriman kepada rahasia kehidupan Yesus yang tertentu misalnya, kesengsaraan-Nya, hati-Nya yang Mahakudus, Sakramen Mahakudus atau devosi kepada orang-orang kudus seperti, devosi kepada santo pelindung, Bunda Maria dengan berdoa Rosario atau berziarah. Segala bentuk devosi ini bersifat sukarela dan bertujuan untuk semakin menguatkan iman kita kepada Allah dalam diri Yesus Kristus.