• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i Disunting oleh:

Katarina Leba, S.Ag., M.Th

(Edisi Revisi)

UPT BS MKU UNIVERSITAS JEMBER

2014-2015

DIKTAT KULIAH

(2)

ii

Perguruan Tinggi Umum menyelengarakan Pendidikan Agama Katolik untuk membentuk mahasiswa menjadi Sarjana yang beriman kepada Allah menurut pola Yes us Kristus dengan senantiasa mempertanggungjawabkan imannya dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Sebagai seorang sarjana yang beragama Katolik, seorang mahasiswa diharapkan mampu memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. Ia harus unggul secara intelektual, anggun secara moral, berkompeten dibidangnya, menguasai IPTEK, memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai peran sosial yang ada di masyarakat.

Dalam buku ajar ini disajikan materi-materi pokok yang berisi tentang berbagai persoalan dasar yang dihadapi manusia dan berusaha untuk memecahkannya dalam rangka membangun hidup yang bermartabat, makna agama dan persoalannya dalam kehidupan, hidup dan karya Yesus Kristus yang dituliskan dalam Kitab Suci dan diwartakan oleh Gereja, wajah Gereja Indonesia sejarah, hakikat dan sifat-sifat Gereja serta situasi kehidupan masyarakat masa kini dengan berbagai persoalannya dan tanggungjawabnya sebagai umat beriman.

Materi-materi dalam buku ajar ini diambil dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai bahan ajar dalam Pendidikan Agama Katolik di Universitas Jember. Besar harapan kami semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam menggumuli berbagai persoalan yang berkaitan dengan hidup dan imannya, dan pada akhirnya mampu mewujudkan imannya dalam kehidupan menggereja dan memasyarakat.

(3)

iii Capaian Pembelajaran (CP) Prodi:

1. Mampu menguasai konsep tentang asal-usul, hakekat dan tujuan hidup manusia, hidup beragama, hidup dan karya Yesus Kristus, Gereja dan karya perutusannya serta mewujudkan iman yang memasyarakat (Penguasaan Materi/ Kognitif).

a. Mempertanyakan asal-usul, hakekat dan tujuan hidup manusia.

b. Menganalisis makna hidup beragama dan membangun kerjasama dengan umat beragama lain untuk menanggapi masalah-masalah aktual dewasa ini.

c. Mengenal dan memahami hidup dan karya Yesus Kristus yang ditulis dalam Kitab suci dan diwartakan oleh Gereja.

d. Menganalisis gambaran Gereja universal dan Gereja Indonesia (lokal) dan menanggapi masalah-masalah aktual dewasa ini.

2. Mampu menerapkan tujuan dari Pendidikan Agama Katolik (Kemampuan kerja/ Psikomotor). a. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan

hati nurani.

b. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara -cara pemecahannya.

c. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Memiliki kemampuan untuk memaknai setiap peristiwa dan pengalaman religious untuk membangun hidup yang lebih baik.

e. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan iman di tengah masyarakat/dunia

3. Mampu mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung-jawab (Kemampuan Manajerial). a. Menjadikan nilai-nilai kekatolikan sebagai dasar perilaku dalam kehidupan sehari-hari. b. Bertanggung-jawab dalam mewujudkan iman di masyarakat.

4. Bersikap dengan berlandaskan pada ajaran-ajaran Yesus Kristus (religius, etis, humanis, toleransi, kreatif, komunikatif, kerjasama, dll) (sikap dan tata nilai/ afektif).

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.

c. Berjiwa toleransi/ menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi keadilan.

d. Disiplin dalam menganalisis dan menyajikan tugas terkait Pendidikan Agama Katolik. e. Bekerjasama dalam melakukan analisis terkait kehidupan/pembangunan di Indonesia. f. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

g. Komunitatif dalam penyajian hasil analisis terkait masalah-masalah sosial.

h. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara mandiri.

i. Menerapkan ajaran iman dan moral Katolik dalam kehidupan sehari-hari (di keluarga, kampus dan masyarakat luas).

Capaian Pembelajaran M.K : Memahami dirinya dari segi asal-usul dan tujuan hidupnya sebagai citra Allah yang beragama dan beriman akan Yesus Kristus serta sebagai Gereja diutus untuk melanjutkan karya keselamatan di tengah masyarakat

(4)

iv

yang bersifat wajib bagi mahasiswa merupakan bagian atau cabang ilmu yang mengajarkan tentang ajaran iman serta bagaimana mewujudkan iman di tengah dunia/masyarakat. Penekanannya adalah pada penerapan nilai-nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan profesi mahasiswa, termasuk bersikap dalam kehidupan sosial, dan dalam berbagai lini kehidupan.

(5)

v

Pertemuan ke

Kemampuan akhir

yang diharapkan Indikator Bahan kajian

Metode

Pembelajar an Tugas Mahasiswa

Metode Penilaian Bobot Penilaian 1 Kesepahaman dan kesepakatan tentang kontrak kuliah 1. Kontrak Kuliah 2. Dokumen Pembelajaran (RPS, RTM, LKM, LPHB, Kontrak Kuliah 1. Silabus 2. RPS 3. RTM 4. LKM 5. LPHB 6. Kontrak Kuliah

Penjelasan Mempelajari kontrak kuliah dan dokumen pembelajaran.

- -

2 Memahami arti kata katolik sehingga memiliki sikap mendahulukan kepentingan umum. 1. Ketepatan penjelasan tentang arti kata Katolik 2. Komunikasi lisan dalam menyampaikan sharing 1. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum 2. Menjadi Katolik Penjelasan, diskusi dan sharing

1. Memilih dan membaca sebuah naskah yang berjudul “Diberi Nama atau Tidak?” atau “Memakai Identitas Katolik atau Tidak?”

2. Masuk dalam kelompok pilihan yang sama, mengumpulkan alasan mengapa memilih tokoh cerita yang satu dan bukan yang lain

3. Menyusun argumen untuk memperdebatkan pilihan-pilihan itu. Tes lisan Tes Tulis 10 % 3-4 Mampu mempertanyakan asal-usul, hakekat dan tujuan hidup manusia sehingga dapat membangun hidup yang lebih bermartabat. 1. Ketepatan penjelasan 2. Komunikasi secara

tertulis dan lisan 3. kemampuan menemukan problem solving 1. Beberapa pandangan tentang asal-usul manusia.

Discovery Learning 1. Mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi tentang asal-usul, hakekat dan tujuan hidup manusia.

2. Mengkritisi beberapa pandangan tentang penciptaan manusia dan membandingkan antara

Tes lisan Lembar Observasi

(6)

vi

2. Martabat manusia.

Cooperaative Learning

Sains dan iman

3. Menjelaskan bahwa sains dan iman tidak

bertentangan

4. Membuat paper tentang Manusia

5. Membahas dan mengkritisi berbagai masalah yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Laporan tertulis Presentasi Tugas 5-6 Mampu menganalisis makna hidup beragama dan membangun kerjasama dengan umat beragama lain untuk menanggapi masalah-masalah aktual dewasa ini

1. Kerjasama

2. Menghargai pendapat orang lain

3. Ketepatan penjelasan 4. Komunikasi (tertulis dan lisan) 1. Pluralitas Agama. 2. Kerukunan antar umat beragama. Small Group Discussion 1. Membentuk kelompok kelompok kecil, (4-6 orang)

2. Memilih bahan diskusi tentang pluralitas dan kerukunan antar umat beragama.

3. Membuat video tentang pluralisme agama yang ada di Indonesia.

4. Mempresentasikan video tersebut melalui youtube

Tes lisan

Tes Tulis

20 %

7 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) 10 %

8-11 Mampu mengenal dan memahami hidup dan karya Yesus Kristus yang ditulis dalam Kitab suci dan

1. Kemampuan menemukan sumber-sumber dalam Kitab suci tentang Yesus 1. Kitab Suci sebagai sumber untuk mengenal Yesus Kristus. Contex tual Instruction 1. Menelusuri sumber-sumber berbicara tentang Yesus Kristus

2. Menemukan alasan munculnya harapan

Tes ter tulis Lembar Observasi

(7)

vii diwartakan oleh Gereja

sehingga mampu menghayati pola hidup Yesus Kristus dalam kehidupan nyata. Kristus sebagai pemenuhan harapan mesianis secara tepat 2. Kemampuan menganalisis dan menemukan makna bagi dirinya dan sesama 3. Kemampuan menarik relevansi materi bagi hidupnya 4. Kemampuan menemukan problem solving 2. Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah. 3. Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus. 4. Makna hidup Yesus Kristus bagi manusia. 5. Allah Tritunggal (Bapa, Putera dan Roh Kudus). mesianis dan membandingkan dengan konsep ratu adil di Indonesia

3. Menganalisis warta kabar baik Yesus Kristus dan interpretasinya untuk konteks Indonesia 4. Menguraikan sengsara,

wafat dan kebangkitan Yesus Kristus dan menginterpretasikan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus

5. Menemukan makna hidup Yesus bagi manusia dewasa ini khususnya dalam konteks masyarakat Indonesia 6. Membahas konsep Allah

Tritunggal dan perannya serta relevansinya bagi hidup manusia saat ini. 12-15 Mampu menganalisis

gambaran Gereja universal dan Gereja Indonesia (lokal) sehingga memiliki empati dan melibatkan diri di dalamnya serta mengambil bagian dalam tugas perutusan Gereja di tengah masyarakat/dunia. 1. Kemampuan menggali dan menemukan informasi 2. kemampuan mengidentifikasi masalah sosial serta menemukan problem solvingnya. 3. Kerjasama

4. Menghargai pendapat orang lain 5. Ketepatan 1. Gereja 2. Gambaran Gereja dan perutusannya 3. Masalah-masalah sosial Problem Based Learning

1. Menggali dan mencari informasi tentang Ger eja dan karya perutusannya di dunia

2. Menemukan masalah-masalah sosial aktual dewasa ini yang berkaitan dengan kejujuran dan keadilan.

3. Mencari dan menemukan solusi bagi masalah-masalah sosial tersebut. 4. Membuat laporan Tes lisan Presentasi Tugas Lembar Observasi Laporan Tertulis 20 %

(8)

viii penjelasan 6. Komunikasi (tertulis dan lisan) 4. Iman yang memasyarakat Small Group Discussion tentang masalah-masalah sosial yang telah

ditemukan beserta dengan problem solvingnya. 1. Membentuk kelompok kelompok, (6-8 orang) 2. Mengidentifikasi masalah-masalah sosial di Indonesia

3. Mengambil bahan diskusi tentang 3 masalah besar di Indonesia, yakni korupsi, kekerasan dan kerusakan lingkungan. 4. Membuat makalah

tentang 3 masalah besar di Indonesia (setiap kelompok memilih 1 masalah). 5. Mempresentasikan makalah tentang 3 masalah besar di Indonesia dan mendiskusikan di dalam kelas.

(9)

ix RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM )

RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 1 )

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 2 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 2

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Mempertanyakan arti kata katolik sehingga memiliki

sikap mendahulukan kepentingan umum. 2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Arti kata katolik, Perbedaan Gereja Katolik dengan

Gereja Protestan, Konsekwensi menjadi orang katolik. b. Batasan yang harus

dikerjakan

1. Mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi

tentang Arti kata katolik, Perbedaan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan, Konsekwensi menjadi orang katolik.

Sumber :

a. Ismartono SJ, Pendidikan Agama Katolik di

Perguruan Tinggi Umum, Yogyakarta: Kanisius,

b. www.katolisitas.org c. Hasil wawancara

2. Melakukan wawancara dengan Pastor, Suster,

Bruder atau Guru Agama dan menganalisis informasi-informasi yang telah dikumpulkan.

3. Semua hasil analisis ditulis dan dibuat dalam bentuk laporan tertulis

c. Metode dan cara pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LKM 1, membuat laporan tertulis dari hasil analisis.

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

Laporan berisi tentang: 1) Sejarah Singkat Gereja Katolik, 3) Perbedaan pokok Gereja Katolik dengan Gereja Protestan, 4) Konsekwensi Menjadi Orang Katolik.

3. Kriteria penilaian 1. Ketepatan penjelasan 50 %

2. Komunikasi tertulis yang

tertuang dalam hasil laporan 25 %

(10)

x 3.1 RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 2 )

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 2 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 3

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Mempertanyakan asal-usul, hakekat dan tujuan hidup

manusia sehingga dapat membangun hidup yang lebih bermartabat.

2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Beberapa pandangan tentang asal-usul manusia

berdasarkan Sains dan Kitab Suci. b. Batasan yang harus

dikerjakan

1. Mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi

tentang asal-usul, hakekat dan tujuan hidup manusia Sumber :

a. Diktat Kuliah (Katarina, 2011)

b. Alkitab Deutero-kanonika. Ende-Flores, NTT, 2001

c. Franz Dahler, Pijar Peradaban Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 2000

d. Josef Bouman SVD, Telaah Pastoral Tentang

Manusia. Jakarta Celesty Hironika, 2000, hal

184-166

e. KWI, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta, Obor, 1996

2. Menganalisis informasi-informasi yang telah

dikumpulkan.

3. Hasil analisis ditulis dan dibuat dalam bentuk Paper c. Metode dan cara

pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LKM 2, membuat paper dari hasil analisa

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

Paper berisi tentang: 1) Pengertian manusia, 2) pandangan sains tentang asal-usul manusia, 3) Sains Vs Iman, 4) Pandangan Kitab Suci tentang asal-usul manusia, 5) Manusia Imago Dei.

3. Kriteria penilaian 1. Ketepatan penjelasan 50 %

2. Komunikasi tertulis yang

(11)

xi RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 3 )

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 2 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 4

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Mempertanyakan asal-usul, hakekat dan tujuan hidup

manusia sehingga dapat membangun hidup yang lebih bermartabat.

2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Pandangan martabat manusia menurut Kitab Suci dan

Ajaran Gereja, dan berbagai masalah yang terjadi berkaitan dengan martabat manusia.

b. Batasan yang harus dikerjakan

1. Membaca dan menganalisis beberapa ajaran dari Kitab Suci dan Ajaran Gereja berkaitan dengan martabat manusia.

2. Menganalisis berbagai masalah yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber :

a. Diktat Kuliah (Katarina, 2011)

b. Alkitab Deutero-kanonika. Ende-Flores, NTT, 2001

c. KWI, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta, Obor, 1996

d. Kliping koran dan majalah tentang pelanggaran terhadap martabat manusia

3. Mendiskusikan dan mengkritisi hasil analisis dalam diskusi kelompok.

4. Semua hasil diskusi ditulis dan dibuat dalam bentuk laporan tertulis dan dipresentasikan.

c. Metode dan cara pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LKM 3, membuat laporan tertulis terkait hasil diskusi kelompok.

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

laporan berisi tentang: 1) Ajaran Kitab Suci tentang Martabat Manusia, 2) Ajaran Gereja tentang Martabat Manusia, 3) Berbagai pelanggaran terhadap martabat manusia 4) Upaya dalam mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia.

3. Kriteria penilaian 1. Ketepatan penjelasan 25 %

2. Komunikasi tertulis yang

tertuang dalam laporan 25 %

3. Komunikasi lisan melalui diskusi 25 % 4. Komunikasi lisan melalui presentasi 25 %

(12)

xii RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 4)

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 2 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 5-6

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Menjelaskan tentang pluralitas agama yang ada di

Indonesia dan upaya membangun kerukunan antar umat beragama.

2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Pluralitas agama dan kerukunan antar uman beragama

b. Batasan yang harus dikerjakan

1. Mengumpulkan dan menemukan informasi tentang berbagai agama yang ada di Indonesia; menganalisis hubungan antara agam di Indonesia; upaya untuk membangun kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Sumber :

a) Diktat Kuliah Pendidikan Agama Katolik

(Katarina, 2012) b) Kitab Suci: Efesus 4:1-6

c) Dokumen Konsili Vatikan II, Nostra Aetate, Dokpen KWI dan OBOR, Jakarta1996

d) Kliping koran dan majalah tentang kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia

2. Mendiskusikan informasi-informasi yang telah

dikumpulkan.

3. Membuat 1 kegiatan tentang pentingnya

PLURALISME di Indonesia yang melibatkan teman-teman yang beragama lain. Kegiatan tersebut didokumentasikan dalam bentuk video.

4. Video yang sudah di buat di upload di Youtube . c. Metode dan cara

pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LKM 4, membuat Video tentang kerukunan antar umat beragama dan mengupload lewat Youtube.

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

Video berisi tentang: 1) kegiatan yang sedang dilaksanakan 2) macam-macam agama di Indonesia, 3) hubungan antar agama di Indonesia, 4) upaya membangun kerukunan antar umat.

3. Kriteria penilaian 1. Ketepatan penjelasan 50 %

2. Komunikasi tertulis

yang tertuang dalam Video 30 %

(13)

xiii 3.2 RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 5)

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 23 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 8-11

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Mengenal dan memahami hidup dan karya Yesus Kristus

yang ditulis dalam Kitab suci dan diwartakan oleh Gereja sehingga mampu menghayati pola hidup Yesus Kristus dalam kehidupan nyata.

2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Yesus Kristus dan karya Penyelamatan-Nya

b. Batasan yang harus dikerjakan

1. Menemukan teks-teks Kitab suci Perjanjian Lama tentang Yesus Kristus sebagai pemenuhan harapan mesianis.

2. Menemukan konsep tentang Kerajaan Allah.

3. Menganalisis makna sengsara, wafat dan

kebangkitan Yesus dalam hidup umat Kristiani. Sumber :

a. Diktat Kuliah Pendidikan Agama Katolik

(Katarina, 2012)

b. Tom Jacobs SJ, Imanuel: Perubahan dan

Perumusan Iman akan Yesus Kristus. Yogyakarta:

Kanisius, 2000

c. Yos Lalu, Pr. Yesus Mewartakan Kabar Baik

Kerajaan Allah. Jakarta: Komisi ateketik KWI,

2000

d. Leonardo Boff, Allah Persekutuan: Ajaran

Tentang Allah Tritunggal. Ende: LPBAJ, Arnoldus,

1999

e. David Amfostis, SVD, Merenungkan Allah

Tritunggal. Jakarta: Celesty Hieronika, 2000

f. Kliping dari media tentang potret krisis multidimensi di Indonesia

4. Menganalisis situasi krisis masyarakat Indonesia saat ini

5. Menginterpretasikan makna hidup Yesus Kristus bagi masyarakat saat ini melalui observasi

6. Hasil observasi dianalisis untuk menemukan problem solving yang tepat dan dibuat dalam bentuk laporan individu.

c. Metode dan cara pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LKM 5, melakukan observasi dan membuat laporan tertulis secara individu

(14)

xiv

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

Laporan berisi tentang: 1) situasi krisis masyarakat dalam bidang ekonomi dan sosial, 2) penyebab masalah-masalah tersebut, 3) upaya untuk mengatasinya, 3) tindakan konkret yang dilakukan mahasiswa

3. Kriteria penilaian 1. Ketajaman menganalisis 25 %

2. Ketrampilan menganalisisis 30 %

3. Kemampuan menemukan problem solving 30 %

3. Komunikasi tertulis dalam bentuk laporan 15 %

RANCANGAN TUGAS MAHASISWA (RTM 6)

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik SKS : 2 SKS

Program Studi : Sistem Informasi Pertemuan : 12-15

Fakultas : -

Komponen Tugas Rincian

1. Tujuan Tugas Menganalisis gambaran Gereja universal dan Gereja

Indonesia (lokal) sehingga memiliki empati dan melibatkan diri di dalamnya serta mengambil bagian

dalam tugas perutusan Gereja di tengah

masyarakat/dunia. 2. Uraian Tugas

a. Objek garapan Gereja dan karya Perutusannya

b. Batasan yang harus dikerjakan

1. Menganalisis Ajaran Sosial Gereja

2. Mengidentifikasi masalah-masalah sosial aktual dewasa ini sebagai peluang dalam pembangunan masyarakat

3. Menganalisis tiga masalah besar yang terjadi di Indonesia berdasarkan Nota Pastoral KWI 2004 Sumber :

a. Tom Jacobs, SJ. Gereja Menurut Konsili Vatikan II. Yogyakarta: Kanisius, 1987

b. Franz Magnis Suseno, SJ. Gereja Katolik Indonesia

Menjelang Tahun 2000. Tantangan dan Harapan,

dalam Spektrum XXVIII: 2 (2000)) 75

c. Al. Andang. Agama Yang Berpijak dan Berpihak. Yogyakarta: Kanisius, 1998

d. B. Kieser, SJ. Solidaritas 100 Tahun Ajaran Sosial

Gereja. Yogyakarta: Kanisius, 1992

e. Nota Pastoral KWI 2006, Habitus Baru dan

Kesejahteraan Bersama.

f. www.vatican.va. tentang Ajaran Sosial Gereja. 4. Berdasarkan hasil analisa, mahasiswa membangun

wacana untuk melibatkan diri mengatasi masalah-masalah sosial

(15)

xv

5. Membuat proyek untuk mengatasi masalah masalah sosial aktual masyarakat (memilih 1 dari 3 masalah yang telah dianalisa)

c. Metode dan cara pengerjaan, acuan yang digunakan

Mengerjakan tugas sesuai LK 6, membuat sebuah proyek yang akan dilakukan secara tertulis dan kelompok, dan membuat laporan tertulis tentang hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

d. Deskripsi luaran tugas yang

dihasilkan/dikerjakan

Rancangan proyek berisi tentang: 1) Latar belakang dan alasan pemilihan masalah, 2) Kajian pustaka 3) analisa tentang masalah tersebut, 3) langkah-langkah konret yang dilakukan, 4) Penutup: evaluasi, saran dan kritik kegiatan.

3. Kriteria penilaian 1. Ketajaman menganalisis 25 %

2. Ketrampilan menganalisis 30 %

3. Kemampuan menemukan problem solving 30 %

3. Komunikasi tertulis dalam bentuk laporan 15 %

LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM)

LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 1): Menjadi Katolik Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Cari berbagai informasi dengan membaca literature baik dari buku maupun internet dan melakukan wawancara dengan Pastor, Suster, Bruder atau Guru Agama tentang arti kata katolik, sejarah singkat Gereja Katolik (berkaitan dengan waktu penggunaan istilah katolik dan pencetusnya), perbedaan hakiki antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan, dan konsekwensi menjadi orang katolik.

2. Hasil wawancara dan informasi dari literature dianalisis, ditulis dan dibuat dalam bentuk laporan tertulis, dengan pengetikan font Times New Roman/Arial 11/Calibri dengan spasi 1,5 pada kertas ukuran A4 seberat 70 gram maksimal 3 halaman. Laporan diketik menggunakan bahasa Indonesia yang baku, mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang berlaku, dijilid rapi dan dikumpulkan pada pertemuan ke-2.

(16)

xvi LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 2): Manusia

Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Cari beberapa pandangan tentang asal-usul manusia menurut sains.

2. Kritisi pandangan-pandangan (teori) tersebut berkaitan dengan asal-usul manusia 3. Uraikan bahwa teori evolusi tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar hidup

manusia.

4. Cari perikop Kitab Suci tentang penciptaan manusia.

5. Buat analisa tentang penciptaan manusia berdasarkan perikop Kitab Suci.

6. Membuat perbandingan antara sains dan iman (Kitab Suci) tentang asal-usul manusia dan menjelaskan bahwa keduanya bertentangan atau tidak.

7. Temukan dan jelaskan maksud dari “Manusia Imago Dei”.

8. Tarik implikasi manusia sebagai citra Allah bagi kehidupan bersama. 9. Temukan unsur-unsur konstitutif manusia sebagai citra Allah.

10. Semua hasil telaah (1-9) dimuat dalam laporan tertulis dengan pengetikan font Times New Roman/Arial 11/Calibri dengan spasi 1,5 pada kertas ukuran A4 seberat 70 gram maksimal 7 halaman. Laporan diketik menggunakan bahasa Indonesia yang baku, mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang berlaku, dijilid rapi dan dikumpulkan pada pertemuan ke-4.

11. Laporan dibuat berkelompok, per kelompok terdiri dari 5 orang.

LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 3): Martabat Manusia Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Baca dan buat analisis mengenai pandangan Kitab Suci (Kej 1:1-2:7; Mazmur 8:1-10; Kitab Yesus Bin Sirakh 17:1-11) berkaitan dengan martabat manusia

2. Baca dan buatlah analisis mengenai Ajaran Gereja (Konsili Vatikan II-Gaudium et Spes art. 12) berkaitan dengan martabat manusia.

3. Temukan dan analisis berbagai masalah yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia dalam kehidupan sehari-hari.

(17)

xvii

5. Temukan upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi berbagai pelanggaran terhadap martabat manusia.

4. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk laporan tertulis dengan pengetikan font: Times New Roman/Arial 11/Calibri dengan spasi 1,5 pada kertas ukuran A4 seberat 70 gram maksimal 5 halaman. Laporan diketik menggunakan bahasa Indonesia yang baku, mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang berlaku, dijilid rapi dan dikumpulkan pada pertemuan ke-5.

5. Laporan dibuat berkelompok, per kelompok terdiri dari 5 orang.

LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 4): Pluralitas Agama Dan Kerukunan Antar Umat Beragama

Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Temukan informasi tentang berbagai agama yang ada di Indonesia;

2. Temukah kekhasan dari masing-masing agama (Kitab Suci, hari raya, ajaran khas, dan sebagainya) serta semua yang berkaitan dengan agama tersebut.

3. Buat analisa tentang hubungan antara agama di Indonesia.

4. Temukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membangun kerukunan antar umat

beragama di Indonesia.

5. Buatlah 1 kegiatan di sekolah baik SD maupun SMP (Katolik atau Kristen) tentang

PENTINGNYA PLURASLISME DI INDONESIA. Libatkan teman-teman yang tidak seagama

dalam kegiatan tersebut.

6. Semua hasil analisa dan diskusi (1-5) di buat dalam bentuk Video dengan tema utama: “PENTINGNYA PLURASLISME DI INDONESIA”. Sedangkan judul video dapat ditentukan sendiri berdasarkan tema. Video tersebut berdurasi maksimal 15 menit. Video harus dibuat secara menarik dan di upload di Youtube. Hasil uplod dilaporkan pada pertemuan ke-7.

(18)

xviii LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 5): Yesus Kristus dan Karya Penyelamatan-Nya

Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Buat identifikasi/analisa/deskripsi tentang situasi krisis masyarakat Indonesia saat ini. 2. Temukan 1 situasi krisis (Ekonomi dan sosial) yang sangat memprihatinkan masyarakat

saat ini

3. Kajilah secara lebih mendalam penyebab dan akibatnya dari situasi krisis tersebut. 4. Lakukan observasi mendalam tentang masalah yang anda pilih. Nilai-nilai Kerajaan

Allah yang mana yang kurang dihayati sehingga terjadi masalah tersebut.

5. Hasil observasi dianalisis untuk menemukan problem solving yang tepat (sebutkan bentuk konkret dari problem solvingnya).

6. Hasil analisis (1-6) dibuat dalam bentuk laporan tertulis dengan pengetikan font: Times New Roman/Arial 11/Calibri dengan spasi 1,5 pada kertas ukuran A4 seberat 70 gram maksimal 6 halaman. Laporan diketik menggunakan bahasa Indonesia yang baku, mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang berlaku, dijilid rapi dan dikumpulkan pada pertemuan ke-12.

7. Hasilnya dibuat dalam bentuk laporan Kelompok yang beranggotakan 5 orang.

LEMBAR KERJA MAHASISIWA (LKM 6): Gereja dan Karya Perutusan-Nya

Petunjuk Pelaksanaan Tugas:

1. Baca Nota Pastoral KWI 2004: “Keadaban Publik Menuju Habitus Baru Bangsa” dan Ajaran Sosial Gereja.

2. Buat analisa tentang tiga masalah besar di Indonesia berdasarkan Nota Pastoral KWI 2004.

3. Buat analisa tentang masalah-masalah sosial lokal yang sedang terjadi dan sangat memprihatinkan masyarakat.

4. Deskripsikan 10 kata kunci Ajaran Sosial Gereja

5. Deskripsikan masalah-masalah sosial tersebut sebagai peluang dalam pembangunan masyarakat.

(19)

xix

6. Bangun sebuah wacana dalam melibatkan diri untuk mengatas i masalah-masalah social yang sudah dianalisa.

7. Buat 1 proyek konkret untuk mengatasi masalah-masalah aktual sosial masyarakat dewasa ini.

8. Membuat laporan tentang proyek yang telah dilaksanakan. Laporan tersebut diketik secara rapi dengan menggunakan kertas A4/70 gram, font Times New Roman/Aria 11 dengan spasi 1,5 maksimal 8 halaman. Laporan tersebut dimpulkan ke dosen terkait 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

KONTRAK PERKULIAHAN 1. MANFAAT MATA KULIAH

Dengan menerima pendidikan Agama Katolik, mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan dan pengalaman belajar tentang menjadi orang katolik yang memahami nilai-nilai luhur martabat manusia, membangun hubungan dan dialog antar agama, mengenal hidup dan karya Yesus dan dapat mewujukan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab umat beriman sebagai anggota Gereja

2. DESKRIPSI MATERI

Pendidikan Agama Katolik merupakan bagian atau cabang ilmu yang terkait dengan keyakinan yang melandasi manusia dalam bertindak dan bersikap. Penekanannya adalah pada penerapan nilai-nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan profesi mahasiswa, termasuk bersikap dalam kehidupan sosial dan dalam berbagai lini kehidupan.

3. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mampu menguasai konsep tentang manusia dan martabatnya, hidup beragama, hidup dan karya Yesus Kristus, Gereja dan karya perutusannya (Penguasaan Materi/ Kognitif).

(20)

xx

f. Menganalisis makna hidup beragama, membangun kerjasama dengan umat beragama lain dan menanggapi masalah-masalah aktual dewasa ini.

g. Mengenal dan memahami hidup dan karya Yesus Kristus h. Menganalisis gambaran hidup Gereja dan karya perutusannya.

5. Mampu menerapkan tujuan dari Pendidikan Agama Katolik (Kemampuan kerja/ Psikomotor).

f. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani.

g. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.

h. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

i. Memiliki kemampuan untuk memaknai setiap peristiwa dan pengalaman religious untuk membangun hidup yang lebih baik.

j. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan iman di tengah masyarakat/dunia 6. Mampu mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung-jawab (Kemampuan

Manajerial).

c. Menjadikan nilai-nilai kekatolikan sebagai dasar perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bertanggung-jawab dalam mewujudkan iman di masyarakat.

7. Bersikap dengan berlandaskan pada ajaran-ajaran Yesus Kristus (religius, etis, humanis, toleransi, kreatif, komunikatif, kerjasama, dll) (sikap dan tata nilai/ afektif). j. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious k. Menjunjung tinggi nilkai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

agama, moral dan etika.

l. Berjiwa toleransi/ menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi keadilan. m. Disiplin dalam menganalisis dan menyajikan tugas terkait Pendidikan Agama

Katolik.

n. Bekerjasama dalam melakukan analisis terkait kehidupan/ pembangunan di Indonesia.

(21)

xxi

o. Bekrjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

p. Komunitatif dalam penyajian hasil analisis terkait masalah-masalah sosial.

q. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara mandiri.

r. Menerapkan ajaran iman dan moral Katolik dalam kehidupan sehari-hari (di keluarga, kampus dan masyarakat luas).

4. ORGANISASI MATERI

MENJADI ORANG KATOLIK MANUSIA

Pandangan Tentang

Asal-usul Manusia Martabat Manusia AGAMA SEBAGAI JALAN HIDUP

MANUSIA MENUJU KEBAHAGIAAN YESUS KRISTUS DAN KARYA

PENYELAMATANNYA GEREJA

Hidup dan Karya Yesus Allah Tri Tunggal Gereja dan Karya Perutusannya Iman Yang Memasyarakat

(22)

xxii 5. STRATEGI PERKULIAHAN

a. Metode: SCL (Penjelasan, sharing, Discovery Learning, Cooperaative Learning, Small

Group Discussion, Contextual Instruction, Problem Based Learning)

b. Media: LCD Proyektor

6. MATERI/BACAAN PERKULIAHAN

1. Alkitab Deutero-kanonika. Ende-Flores, NTT, 2001

2. Franz Dahler, Pijar Peradaban Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 2000

3. Josef Bouman SVD, Telaah Pastoral Tentang Manusia. Jakarta Celesty Hironika, 2000, hal 184-166

4. KWI, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta, Obor, 1996

5. Alfra Siauwarjaya, Th. Huber SJ. Mengena Iman Katolik. Jakarta, Obor, 1987 6. KWI, Iman Katolik Buku informasi dan Referensi. Jakarta: Obor dan Yogyakarta:

Kanisius, 1996, hal 1-17

7. Tom Jacobs SJ, Imanuel: Perubahan dan Perumusan Iman akan Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius, 2000

8. Yos Lalu ,Pr. Yesus Mewartakan Kabar Baik Kerajaan Allah. Jakarta: Komisi ateketik KWI, 2000

9. Leonardo Boff, Allah Persekutuan: Ajaran Tentang Allah Tritunggal. Ende: LPBAJ, Arnoldus, 1999

10. David Amfostis, SVD, Merenungkan Allah Tritunggal. Jakarta: Celesty Hieronika, 2000 11. Tom Jacobs, SJ. Gereja Menurut Konsili Vatikan II. Yogyakarta: Kanisius, 1987

12. Franz Magnis Suseno, SJ. Gereja Katolik Indonesia Menjelang Tahun 2000. Tantangan dan Harapan, dalam Spektrum XXVIII: 2 (2000)) 75

13. Al. Andang. Agama Yang Berpijak dan Berpihak. Yogyakarta: Kanisius, 1998 14. Nota Pastoral KWI 2004: “Keadaban Publik Menuju Habitus Baru Bangsa” 15. www.vatican.va. Tentang Ajaran Sosial Gereja.

(23)

xxiii 7. TUGAS MATA KULIAH

Diskusi, laporan hasil diskusi, paper/makalah, presentasi, argumentasi, pengamalan iman Katolik.

8. KRITERIA PENILAIAN MATA KULIAH

a. Evaluasi perkuliahan diperoleh dari evaluasi proses perkuliahan dan evaluasi akhir perkuliahan berdasarkan penugasan individual dan/atau berkelompok, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan observasi kinerja mahasiswa melalui

performance lisan dan tertulis.

b. Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak universitas sebagai berikut:

Nilai dalam huruf

Point Rentang skor

A 4,0 80-100

B 3,0 70-74

C 2,0 60-64

D 1,0 50-54

E 0 00-49

c. Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

Nilai Tugas : 30%

UTS : 25%

UAS : 30%

Keaktifan : 10%

d. Keterlambatan dalam pengumpulan tugas akan mengurangi point penilaian sesuai dengsn kesepakatan bersama

e. Apabila mahasiswa menunjukkan gerak-gerik mencurigakan selama UTS dan UAS tersebut, atau ditemukan mencontek/memberikan contekan, akan mendapatkan akan memperoleh nilai D pada mata kuliah Sistem Operasi sesuai kesepakatan bersama diawal perkuliahan.

(24)

xxiv

f. Mahasiswa diharuskan mengikuti tatatertib perkuliahan seshai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh universitas berpakaian rapi, sopan, bersepatu, disiplin dan datang tepat waktu.

g. JADWAL PERKULIAHAN

No. Hari/

Tanggal Topik Referensi

1. 1. Kontrak Kuliah 2. 1. Menjadi Orang Katolik 2. Persoalan Dasar Manusia 1. Diktat Kuliah

2. I.Ismartono,SJ. Kuliah Agama Katolik di

Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Obor, 1993

3. Franz Dahler, Pijar Peradaban Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 2000

4. Josef Bouman SVD, Telaah Pastoral Tentang

Manusia. Jakarta Celesty Hironika, 2000, hal

184-166 3.

Pandangan Sains dan Iman tentang asal-usul manusia

4. Martabat Manusia

1. Diktat Kuliah

2. KWI, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta, Obor, 1996

3. Kliping koran dan majalah tentang pelanggaran terhadap martabat manusia

5. 1. Pengertian, Fungsi dan makna Agama 2. Motivasi dan masalah-masalah Beragama 3. Kebebasan Beragama dan Hubungan Antar Agama 1. Diktat Kuliah

2. Alkitab Deutero-kanonika. Ende-Flores, NTT, 2001

3. KWI, Dokumen Konsili Vatikan II, Nostra Aetate

&Dignitatis Humanae. Jakarta, Obor, 1996

4. Kliping koran dan majalah tentang kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia

6. Presentasi 7. UTS 8. Tradisi dan KS: Sumber Untuk Mengenal Yesus Kristus 1. Diktat Kuliah

2. Alkitab Deutero-kanonika. Ende-Flores, NTT, 2001

3. Tom Jacobs SJ, Imanuel: Perubahan dan

Perumusan Iman akan Yesus Kristus. Yogyakarta:

Kanisius, 2000

9. Pribadi, Pewartaan

(25)

xxv

Kristus 4. Yos Lalu ,Pr. Yesus Mewartakan Kabar Baik

Kerajaan Allah. Jakarta: Komisi Kateketik KWI,

2000

5. Kliping dari media tentang potret krisis multidimensi di Indonesia

10

Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus

11. Allah Tritunggal

1. Diktat Kuliah

2. Leonardo Boff, Allah Persekutuan: Ajaran

Tentang Allah Tritunggal. Ende: LPBAJ,

Arnoldus, 1999

3. David Amfostis, SVD, Merenungkan Allah

Tritunggal. Jakarta: Celesty Hieronika, 2000

12. 1. Wajah Gereja Dewasa ini 2. Sejarah, Hakekat dan Sifat-Sifat Gereja 3. Tugas-Tugas Gereja 1. Diktat Kuliah

2. Tom Jacobs, SJ. Gereja Menurut Konsili Vatikan

II. Yogyakarta: Kanisius, 1987

3. Franz Magnis Suseno, SJ. Gereja Katolik

Indonesia Menjelang Tahun 2000. Tantangan dan Harapan, dalam Spektrum XXVIII: 2 (2000))

75

4. KWI, Iman Katolik Buku informasi dan Referensi. Jakarta: Obor dan Yogyakarta: Kanisius, 1996,

13. Ajaran Sosial Gereja

1. www.vatican.va. Tentang Ajaran Sosial Gereja. 2. B. Kieser, SJ. Solidaritas 100 Tahun Ajaran Sosial

Gereja. Yogyakarta: Kanisius, 1992

14.

Tugas Umat Beriman Dalam Masyarakat

1. Diktat Kuliah

2. Al. Andang. Agama Yang Berpijak dan Berpihak. Yogyakarta: Kanisius, 1998

3. Nota Pastoral KWI 2004: “Keadaban Publik

Menuju Habitus Baru Bangsa

15. Presentasi

16. UAS

Jember,

Menyetujui,

Dosen Pengampu Mahasiswa

Katarina Leba, S.Ag.,M.Th.

NIP 197904292008122002 Mengetahui, Jurusan/Program Studi Ketua NIP

(26)
(27)

1 MANUSIA

Pengantar

Setiap orang baik yang beriman maupun yang tidak beriman sepakat bahwa segala sesuatu di dunia ini diarahkan kepada manusia sebagai pusat dan puncak ciptaan. Apakah manusia itu? Dahulu dan sekarang terdapat banyak pandangan dan pendapat yang sama maupun bertentangan. Manusia seringkali menyanjung dirinya sebagai tolak ukur yang mutlak, atau merendahkan dirinya hingga sampai pada ambang keputusasaan; dan s ebagai akibatnya ia merasa bimbang dan gelisah. Berbagai kesulitan yang dialami manusia turut pula dirasakan oleh Gereja. Berkat karya Allah yang mewahyukan diri, Gereja diterangi sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan seputar manusia, melukiskan keadaan manusia yang sesungguhnya, menjelaskan kelemahan serta martabat dan panggilannya.

Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut “gambar dan rupa Allah” artinya manusia secitra dengan Allah. Karena itu ia mampu mengenal dan mengasihi penciptanya. Sejak diciptakan, manusia telah ditetapkan sebagai “tuan” atas ciptaan lain (Kej 1:26; Keb 2:33), untuk menguasai dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah (Sir 17:3-10). Penulis Kitab Mazmur melukiskan dengan indahnya tentang manusia: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau menjadikannya berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya” (Mzm 8:5-7)

A. PANDANGAN TENTANG ASAL USUL MANUSIA 1. Pandangan Sains Tentang Asal-Usul Manusia.

a. Teori Evolusi

Berbagai pandangan tentang asal-usul manusia di jaman modern ini dikalahkan oleh TEORI EVOLUSI yang muncul pada abad 19. Teori ini mengulas tentang bagaimana asal-usul manusia yang terus berevolusi dari tingkatan yang paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Melalui pembuktian-pembuktian dilakukan, para ahli penganut teori evolusi agama bersikap kompromi. Kompromi tersebut dikenal dengan “teori evolusi terbatas” yang bersifat moderat. Pandangan pokoknya adalah bahwa tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia selama ribuan tahun benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang tidak sedikit. Namun mereka menolak mengakui adanya penyeberangan antara tingkatan mahluk yang satu menuju tingkatan mahluk yang lain. Jadi mutasi benda tak berhayat menuju tumbuh-tumbuhan, dan tumbuh-tumbuhan menuju binatang, dan dari binatang menuju manusia tetaplah disangkal dengan kerasnya. Yang terutama ditolak adalah gagasan bahwa manusia seluruhnya, jiwa dan badan, berasal dari binatang. Hal ini karena pihak ilmu pengetahuan pun belum bisa membuktikan secara meyakinkan dengan teori “missing link”nya.

(28)

2 b. Pandangan filosofis

Menghadapi permasalahan hidup seperti tersebut di atas, manusia berusaha dengan berbagai kemampuannya untuk mengatasinya. Pertanyaan besar yang selalu mengganggu pikiran manusia adalah mengenai asal-usulnya. Menurut Frans Dahler usaha untuk menjawab hal ini menjadi pangkal lahirnya mitos -mitos, dongeng-dongeng kuno, berbagai macam filsafat dan agama-agama. Sejak ribuan tahun lamanya, manusia menciptakan gambaran akan asal-usulnya sendiri. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha memuaskan nafsu dan kehausan untuk mengetahui asal-usulnya sendiri. Dari manakah manusia berasal? Bagaimana ia diciptakan? Bagaimanakah manusia berkembang sehingga memiliki daya rohani yang agung sekaligus yang membedakannya dengan binatang?

Bangsa-bangsa primitif di Afrika, Asia dan Australia bicara tentang semacam “Tuhan purba” yang menciptakan manusia. Sedangkan agama-agama polytheis dari jaman kuno maupun jaman modern membayangkan adanya “Tuhan jamak”, dewa-dewi yang menciptakan dunia dan manusia. Sebaliknya ada aliran filsafat yang pengaruhnya terasa pada agama Hindu dan Buddha yang justru menyangkal adanya “ciptaan”. Manusia dalam pandangan itu dikatakan merupakan unsur dalam “Dunia Ilahi” yang

sudah selalu ada. Alam semesta bersama manusia di dalamnya merupakan kenyataan

ilahi, dan alam ini berputar tanpa henti-hentinya dalam lingkaran reinkarnasi, lingkaran tertutup, dari kekal sampai kekal.

Demikian pula berdasarkan pengalaman eksistensi manusia yang selalu berhadapan dengan “baik” dan “buruk” maka berkembanglah aliran filsafat dualisme yang menyatakan bahwa asal dunia ini dari dua prinsip, dua sumber yaitu sumber kebaikan (Allah) dan sumber kejahatan (Iblis, setan dsb).

1) Pandangan filosofis Kristen, Islam, Yahudi tentang manusia

2) Pandangan filosofis timur yang mempengaruhi agama Hindu dan Budha.

SIKLUS ALAM Alam semesta selalu ada

dalam lingkungan tertutup. Semua akan terulang lagi. Tak ada evolusi, tak ada ciptaan.

Tidak ada perbedaan tajam antara Tuhan dan

manusia

Tuhan menciptakan

Manusia berkembang, berjalan menuju tujuan akhir, yaitu Akhirat.

(29)

3 Tubuh dengan

nafsu-nafsu 3) Pandangan filosofis Dualisme tentang manusia.

JIWA

ROH

2. Sains dan Iman

Apakah teori evolusi ini bertentangan dengan iman? Pertama-tama kita harus memegang bahwa karena iman dan akal itu sama-sama berasal dari Allah, maka kita percaya bahwa seharusnya tidak ada pertentangan antara iman dan akal (reason) dan science yang menjadi hasil dari akal tersebut untuk mencapai kebenaran, asalkan pencarian kebenaran tersebut dilakukan dengan tulus tanpa memasukkan ide-ide pribadi yang kemudian dianggap sebagai kebenaran.

Teori Evolusi yang kita kenal sebenarnya merupakan suatu hipotesa, yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, agar dapat dikatakan sebagai kebenaran. Sementara ini, bukti ilmiah belum dapat dikatakan mendukung hipotesa tersebut. Ada dua inti besar teori Evolusi- yang dikenal sebagai "Macroevolution/ evolusi makro" yang dipelopori oleh Darwin:

a. Semua mahluk hidup berasal dari mahluk sederhana yang terdiri dari satu sel atau lebih, yang terbentuk secara kebetulan.

b. Species baru terbentuk dari species lain melalui seleksi alam, dengan melibatkan kemungkinan variasi, di mana variasi tersebut dapat bertahan dan berkembang biak. Dalam abad ke-20, hal ini diperjelas dengan memberi penekanan pada kemungkinan mutasi sebagai cara pembentukan variasi. Posisi ini dikenal sebagai Neo- Darwinism.

Bagaimana pandangan Gereja mengenai hal evolusi? Berikut ini adalah beberapa

penjelasan yang dirumuskan dalam beberapa point:

a. Kita percaya bahwa jiwa manusia diciptakan secara langsung oleh Allah, dari yang tadinya tidak ada jadi ada. Jiwa manusia bukan berasal dari produk evolusi. Dalam surat ensiklik Humani Generis (1950), Paus Pius XII menolak ide evolusi total (yang menyangkut tubuh dan jiwa) manusia dari kera (primate). Dalam Humani Generis

36, Paus Pius XII mengajarkan bahwa meskipun dalam hal asal usul tubuh manusia,

masih dapat diselidiki apakah terjadi dari proses evolusi, namun yang harus dipegang adalah: semua jiwa manusia adalah diciptakan langsung oleh Tuhan. Namun demikian mengenai evolusi tubuh manusia itu sendiri, masih harus diadakan penyelidikan yang cermat, dan tidak begitu saja disimpulkan bahwa manusia yang terbentuk dari 'pre-existing matter' tersebut sebagai sesuatu yang definitif.

TUHAN Sumber kebaikan

Iblis, setan, benda: sumber kegelapan & kejahatan

(30)

4

b. Mengenai penciptaan tubuh manusia dari materi yang sudah ada sebenarnya tidak bertentangan dengan sabda Tuhan yang menciptakan tubuh Adam dari tanah/debu, yang kemudian dihembusi oleh kehidupan, yang menjadi jiwa manusia (Kejadian 2:7). Namun hal ini tidak bertentangan dengan penciptaan manusia seturut gambaran Allah, sebab yang dimaksudkan di sini adalah manusia sebagai mahluk rohani yang berakal dan memiliki kehendak bebas.

c. Jadi diperbolehkan jika orang berpikir bahwa kemungkinan tubuh kera dapat berkembang mendekati tubuh manusia dan pada titik tertentu (di tengah jalan), Tuhan menghembusi jiwa manusia ke dalam tubuh manusia itu yang kemudian terus berevolusi (evolusi mikro) sampai menjadi manusia yang kita ketahui sekarang. St. Thomas Aquinas I, q.76, a.5, menyebutkan bahwa teori yang

menyebutkan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari kera (evolusi makro), harus kita tolak. Tubuh Adam haruslah merupakan hasil dari campur tangan Tuhan

untuk mengubah materi apapun yang sudah ada (pre-existing matter) dan menjadikannya layak sebagai tubuh yang dapat menerima jiwa manusia. Campur tangan ini mungkin saja luput dari pengamatan ilmiah, seperti yang diakui sendiri oleh Monod, saat mengatakan bahwa asal usul hidup manusia adalah suatu teka -teki. Tidak mungkin bahwa dalam satu tubuh dapat terdapat dua macam jiwa, yang satu adalah rational (manusia) dan yang kedua, irrational (kera), sebab terdapat perbedaan yang teramat besar, yang tidak terjembatani antara jiwa kera dan jiwa manusia. Lagipula tubuh kera bersifat spesifik yang diadaptasikan dengan lingkungan hidup yang tertentu. Jadi tidak mungkin bahwa tubuh manusia merupakan hasil dari perubahan-perubahan ‘kebetulan’ dari tubuh kera. Kemungkinan yang lebih masuk akal adalah, jika manusia diciptakan melalui

‘pre-existing matter’ seperti dari tubuh kera sekalipun, terdapat campur tangan Tuhan

untuk mengubah tubuh tersebut menjadi tubuh manusia, yang tidak merupakan kelanjutan dari tubuh kera tersebut, seperti halnya terdapat campur tangan Tuhan untuk menghembuskan jiwa manusia ke dalam tubuh manusia itu, yang bukan merupakan kelanjutan dari jiwa kera. Inilah yang secara ilmiah dikenal sebagai ‘lompatan genetik’, namun bedanya, ilmuwan mengatakan itu disebabkan karena kebetulan semata, sedangkan oleh Gereja dikatakan sebagai sesuatu yang disebabkan oleh campur tangan Tuhan.

d. Cardinal Schonborn dalam artikel di New York Times tgl 7 Juli 2005 menjelaskan bahwa pengamatan pada mahluk hidup yang telah menunjukkan ciri-ciri yang final menyebabkan kita terkagum dan mengarahkan pandangan kepada Sang Pencipta. Membicarakan bahwa alam semesta yang kompleks dan terdiri dari mahluk-mahluk yang ciri-cirinya sudah final ini, sebagai suatu hasil ‘kebetulan’, sama saja dengan ‘menyerah’ untuk menyelidiki dunia lebih lanjut. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa akibat terjadi tanpa sebab. Ini tentu saja seperti membuang pemikiran akal manusia yang selalu mencari solusi dari masalah." e. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa, akal sehat manusia pasti dapat

memperoleh jawaban untuk pertanyaan yang menyangkut asal usul manusia. Keberadaan Tuhan Pencipta dapat diketahui secara pasti melalui karya-karya ciptaan-Nya, dengan terang akal budi manusia… KGK no 295 mengatakan, "Kita percaya bahwa Allah menciptakan dunia menurut kebijaksanaan-Nya. Dunia bukan merupakan hasil dari kebutuhan apapun juga, ataupun takdir yang buta atau kebetulan."

(31)

5 3. Pandangan Kitab Suci Tentang Asal-Usul Manusia

Berawal dari kisah penciptaan seperti terungkap dalam Kitab Suci, manusia menemukan bahwa ia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kej 1:27). Ia dipanggil untuk mewujudnyatakan kepenuhan citra Allah tersebut. “Secitra dengan Allah” berarti pribadi manusia diciptakan dalam wujud jasmani dan rohani yang tidak terpisahdan merupakan satu kesatuan yang utuh. Dalam kisah penciptaan manusia, dikisahkan tentang Allah yang menciptakan manusia dari debu tanah lalu menghembuskan nafas kehidupan (Roh) dalam dirinya, sehingga manusia menjadi utuh (bdk. Kej 2:7). Beberapa ungkapan yang dipakai untuk menyatakan nafas hidup antara lain: Nefes atau Nous yang berarti nyawa, nafas, pernapasan (dalam arti: nafas yang keluar dari tenggorokan sebagai tanda kehidupan). Ada juga ungkapan lain yaitu Ruah (roh) yang berarti nafas kehidupan yang menunjukkan keutuhan makhluk. Bahkan Kitab Kejadian menceritakan bahwa manusia pertama yang ciptakan Allah adalah Adam dan Hawa. Adam berarti tanah (manusia yang dibentuk dari debu tanah). Sedangkan Hawa berarti kehidupan (Kej 2:20). Apa yang diberikan Tuhan Allah bukanlah suatu bagian yang dimasukkan kedalam tubuh tetapi merupakan daya kekuatan yang menciptakan dan memberi hidup.

Dari semua ciptaan yang ada, manusialah satu-satunya yang “mampu mengenal dan mencintai penciptaNya” (GS art. 12). Hanya manusialah yang dipanggil supaya dalam pengertin dan kehendaknya mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri. Untuk tujuan inilah manusia diciptakan dan inilah yang menjadi dasar dari martabanya yang sungguh luhur dan mulia. Mengapa Allah memberikan keistimewaan kepada manusia dengan mengangkatnya ke dalam martabat yang begitu mulia? Apa maksudnya? Keluhuran dan keagungan manusia sebagai ciptaan tertinggi merupakan cinta yang tak ternilai dari Sang Penciptanya. Karena cinta-Nya, Allah menganugerahkan keinginan dalam kodrat kemanusiaan kita suatu keinginan dan kerinduan terdalam untuk berelasi dengan Allah. Kitapun turut mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri. Kita diciptakan oleh Allah dengan tujuan agar kita tetap berada dalam hubungan dengan Allah. Inilh yang menjadi kunci kebahagiaan manusia itu sendiri.

4. Usaha Manusia dalam Menjawab Persoalan Dasar Kehidupannya.

Berbagai persoalan dasar yang muncul dalam kehidupan manusia menimbulkan pertanyaan serius tentang dirinya. Manusia mulai memikirkan dan merefleksikan pengalamannya dalam dinamika perjalanan hidupnya. Dalam keterbatasan, manusia berusaha mengetahui asal, tujuan dan makna hidupnya. Refleksi terhadap pengalaman hidupnya membawa manusia pada sebuah kesadaran bahwa ia diciptakan oleh Allah dan terarah kepada-Nya. Manusia makin menyadari bahwa Allah terus menariknya ke dalam pelukan-Nya, karena itu muncul kesadaran dalam diri manusia bahwa hanya dalam Allahlah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang secara terus menerus dicarinya ( KGK art 28). Allah adalah sumber kehidupan dan hanya pada Allah saja manusia dapat menemukan identitas dirinya. Hal ini ditegaskan dalam pernyataan berikut:

“Makna paling luhur martabat manusia terletak pada panggilannya untuk memasuki persekutuan dengan Allah. Sudah sejak awal mula manusia diundang untuk berwawancara dengan Allah. Sebab manusia hanyalah hidup, karena ia diciptakan Allah dalam cinta kasih-Nya. Dan manusia tidak sepenuhnya hidup menurut kebenaran, bila tidak dengan sukarela mengakui cinta kasih itu, serta menyerahkan diri kepada pencipta-Nya.” (GS art 19)

(32)

6

Untuk bisa menjawab persoalan-persoalan dasar yang dihadapinya, manusia berusaha menemukan Allah dalam kehidupannya. Beberapa usaha yang dilakukan misalnya: doa, kurban, upacara, meditasi, dll. Hal ini mau menunjukkan bahwa inti kebahagiaan manusia terletak dalam persatuannya dengan Allah dalam relasi yang mesra. Namun dalam kenyataannya, manusia seringkali mengingkari bahkan menolak hal tersebut karena berbagai sebab. Beberapa penolakan yang dilakukan manusia misalnya: protes terhadap kejahatan yang ada di dunia ini, ketidakpahaman atau ketidakpedulian religious, kesusahan hidup, godaan harta, hawa nafsu, teladan hidup yang kurang baik dari orang beriman, kesombongan manusia yang berdosa sehingga menyembunyikan diri dari Allah karena rasa takut, dsbnya. Walau demikian Tuhan senantiasa memanggil manusia untuk kembali kepadaNya; Tuhan berharap agar manusia tidak pernah berhenti mencari-Nya sehingga dapat mengalami kebahagiaan bersama Dia.

Tuhan selalu membuka jalan bagi manusia untuk mengenal-Nya secara lebih dekat. Manusia dapat menempuh berbagai jalan untuk dapat mencapai pengenalannya akan Allah. Jalan-jalan itu disebut juga sebagai “pembuktian Allah”. Jalan-jalan pengenalan menuju Allah bertitik tolak dari adanya dunia dan segala isinya serta keberadaan manusia itu sendiri. Melalui jalan-jalan itulah manusia dapat menemukan Allah.

a. Dunia

Dalam diri manusia muncul pertanyaan ketika melihat dunia dengan segala isinya yang begitu menakjubkan. Manusia bertanya tentang asal-usul dunia dan keteraturan yang terjadi di alam semesta juga tentang siapa yang berada dibalik semuanya itu. Melalui berbagai pertanyaan tersebut, manusia dihantar untuk mengenal Allah melalui dunia ini. Dengan melihat gerak dan perkembangan, tatanan dan keindahan dunia ini, manusia dituntun untuk mengenal Allah sebagai sumber dan tujuan alam semesta (KGK, 32). Dunia dapat mengenalkan manusia pada Allah yang adalah sang “Arsitek Agung”. Dialah yang merancang dunia dan segala isinya sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengagumi keindahannya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak manusi bermuara pada satu jawaban yang pasti, yakni adanya “Sang Pencipta” yang menciptakan dunia. Dialah yang disebut Allah.

b. Manusia

Dengan keterbukaannya kepada keindahan dunia dan kenyataan akan adanya alam semesta dengan segala isinya; dengan pengertiannya akan kebaikan moral, kebebasan, suara hati; serta dengan kerinduannya akan ketidakterbatasan dan akan kebahagiaan, manusia terus bertanya-tanya akan adanya Allah. Dalam semuanya itu manusia menemukan dalam dirinya adanya tanda-tanda jiwa rohani. Karena benih keabadian yang ia bawa dalam dirinya tidak dapat dijelaskan hanya dengan asal dalam materi saja (GS 18,1),maka jiwanya hanya dapat mempunyai Tuhan sebagai sumber. Manusia dapat sampai kepada realitas yang merupakan Causa Prima (Sebab Pertama) dan Causa Finita (Tujuan Akhir) dari segala sesuatu. Realitas itulah yang dinamakan Allah. Manusia dengan keberadaannya mampu menghantarnya untuk mencari dan menemukan Allah dalam hidupnya.

(33)

7 c. Hidup Manusia Sangat Bernilai, Indah, namun Terbatas dan Penuh Misteri

1) Hidup Manusia Sangat Berharga

Sepanjang hidupnya manusia terus berusaha untuk menggapai kebadian. Ia ingin terus hidup karena bagi manusia hidup itu sangat berarti dan bernilai. Bagaimanapun juga manusia senantiasa berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Berbagai cara akan dilakukannya, misalnya: apabila sakit manusia akan berobat atau dengan perawatan; ketika nyawanya teracam karena berbagai sebab ia akan mempertahankannya, jika perlu dengan senjata. Karena hidup itu sangat berharga, masyarakat kita sangat menjunjug tinggi kehidupan. Mereka berusaha mengamankan hidupnya dengan menjaga hubungan yang selaras dengan sesama, alam/lingkungan dan dengan dunia adikodrati. Manusia juga melanggengkan hidupnya melalui keturunan.

Kehidupan itu sungguh sangat bernilai. Manusia tidak akan menukarkannya dengan apapun atau menyia-nyiakan hidupnya. Kitab Suci mengatakan, “apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Mrk 8:36). Apapun yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan hidup. Maka Ayub mengatakan: “orang akan memberikan segala yang dipunyainya sebagai ganti nyawanya” (Ayb 2:4). Hidup memang sangat bernilai, dan karena itu harus diselamatkan.

2) Hidup Manusia Indah Dan Mengagumkan

Hidup tidak hanya bernilai tetapi juga indah. Manusia bisa saja mengatakan bahwa hidup ini terasa pahit karena penderitaan dan tantangan yang dialami. Namun hal ini tidak akan mengaburkan kenyataan yang sesungguhnya bahwa hidup kita indah dan sungguh mengagumkan. Pada saat manusia berada dalam kondisi normal, ia cenderung tidak menyadari keindahan hidup itu. Baru pada saat saat mengalami cobaan, penderitaan, sakit dan mendapat vonis bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, manusia mulai berpikir tentang mutu hidupnya. Pada saat ini segala sesuatu yang dilakukan manusia mempunyai sisi yang lebih tajam dan mereka seakan melihat makna hidup.

Bila kita cermati, kita akan menemukan bahwa ternyata sebagian orang tidak pernah menjadi manusia yang sungguh-sungguh utuh sebelum mengetahui bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Berhadapan dengan kematian, manusiabaru menyadari betapai indah dan bernilainya hidup ini. Hidup manusia memang sungguh mengagumkan!

3) Hidup Manusia Terbatas

Sekalipun hidup manusia itu berharga dan indah, namun manusia tidak berkuasa atasnya. Manusia akan selalu dihadang oleh berbagai tantangan dan penderitaan, bahkan berakhir dengan kematian. Betapapun kerasnya usaha manusia untuk mencapai keabadian, ia harus menerima kenyataan kalau pada akhirnya ia akan menghadapi maut. Mengapa harus ada penderitaan dan kematian? Apa maknanya?Dari dirinya sendiri, manusia tidak dapat memberi jawaban atas pertanyaan yang sangat mendasar itu. Mungkin karena itu pula,

(34)

8

banyak orang yang menjalani hidupnya dengan pesimis, sehingga pada akhirnya mautlah yang berkuasa. Beberapa penyair seperti Chairil Anwar pernah menuliskan bahwa: “Hidup hanya menunda kekalahan!”Begitu pula dengan WS Rendra yang mengungkapkan, “Kelahiran dan kematian adalah keniscayaan. Namun bagi yang

hidup, wafat kerabat adalah kehilangan. Selalu menimbulkan kesedihan.” Dalam

Kitab Ayub 14:1-2, Ayub menuturkan bahwa: “Manusia lahir dari perempuan,

singkat umurnya. Ia hilang, lenyap, dan tidak dapat bertahan”. Serta dalam

Mazmur 90:5-6,10, dikatakan:“Hidup manusia hilang lenyap seperti mimpi, seperti

rumput yang disabit. Pagi-pagi berkembang dan berbunga, waktu sore layu dan kering. Batas umur manusia tujuh puluh tahun, atau delapan puluh jika kuat.”

Sebagai orang beriman, kita dapat belajar dari Yesus yang tidak lari dari penderitaan yang menghadang-Nya. Bagi Yesus seberat apapun penderitaan yang akan Ia tanggung, Ia harus berani menghadapi-Nya sampai akhir. Yesus tidak menjelaskan secara gamblang arti dan makna penderitaan dan maut, tetapi dari Salib dan kebangkitan kita dapat melihat dan menemukan tawaran yang me mberi arti pada penderitaan dan maut tersebut. Bagi orang lain, salib adalah kebodohan, namun bagi kita orang Kristen, salib adalah kekutan Allah (bdk. 1Kor 1:18). Bagi kebanyakan orang, Yesus “mati konyol disalib”. Tetapi ternyata tidak! Terbukti bahwa Allah membangkitkan Dia dari alam maut. Kebangkitan inilah yang memberi arti dari penderitaan dan kematian itu sendiri. Juga menjelaskan bahwa Allah hadir didalam setiap penderitaan yang dialami manusia.

Melalui penderitaan dan wafat Yesus, kita diajar untuk menemukan keselamatan dalam penderitaan dan kematiaan yang kita alami. Karena itu kita boleh berharap dan percaya bahwa:

 Dalam setiap penderitaan, kegagalan, kekecewaan, dan keputusasaan, kita dapat bertemu dengan Allah karena ia senantiasa ada didekat kita

 Allah ikut menderita bersama dengan kita. Ia solider dengan kita. Setiap keberhasilan dan kesuksesan yang kita capai belum tentu memiliki makna bagi Allah, namun sebaliknya justru dalam penderitaan, kegagalan, kehinaan, ketidakberdayaan dan kematianlah kita dirangkul oleh kasih setia Allah.

Dengan demikian, kita tidak dibebaskan dari penderitaan dan maut. Derita dan maut adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita dan pasti aka n kita lalui. Namun kita dapat menerima bahwa derita dan maut bukanlah akhir dari segala-galanya; bukan juga malapetaka yang harus dihindari. Melalui penderitaan kita boleh berharap Allah selalu bersama kita. “Allah sendiri akan hidup dengan

mereka dan akan menjadi Allah mereka. Ia akan menyeka air mata dari pipi mereka. Kematianpun tidak ada lagi. Sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu” (Why 21:4)

4) Hidup Manusia Penuh Misteri

Kita telah melihat bahwa hidup manusia itu sangat bernilai, indah namun terbatas. Ketika kita membicarakannya, kita merasakan bahwa masih banyak hal yang tersembunyi dan tidak bisa dimengerti secara tuntas. Hidup manusia memang penuh dengan misteri dan akan tetap menjadi misteri yang tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia. Akal pikiran dapat merumuskan banyak pengetahuan tentang manusia, tetapi “keseluruhan” manusia tidak pernah bisa diselesaikan dengan

(35)

9

tuntas oleh ilmu pengetahuan. Misteri tetap ada didalamnya dan bahkan semakin lama semakin “besar” untuk disadari. Seorang filsuf dan orang kudus jaman ini yakni Edith Stein pernah mengatakan:

“Manusia selalu ingin mengerti dirinya. Sejarah peradaban manusia merupakan sejarah ide-ide tentang dirinya. Betapa banyak pengetahuan manusia tentang dirinya dalam kurun sejarah. Namun sampai kini tetap merupakan misteri, rahasia terselubung yang mahabesar. Ia menjadi teka-teki bagi dirinya sendiri. Karena dalam diri manusia memang terkandung banyak keajaiban.”

Bahwa manusia dapat hidup, bernafas, bergerak, melihat dan merasakan, mendengar, berbicara dan berkomunikasi, berteman, mencintai….dsbnya, merupakan hal-hal yang sangat mengagumkan dan sangat ajaib. Maka hidup manusia sunguh-sungguh penuh dengan misteri.

B. MARTABAT MANUSIA

Manusia dapat hidup sebagai pribadi terhormat dan mandiri apabila ia mampu menghayati otonominya, membangun dan memelihara kehidupan yang manusiawi dengan penuh tanggung jawab. Sepanjang perjalanan hidupnya, manusia terus bertanya tentang tuntutan-tuntutan pokok yang harus dilakukan agar hidup benar-benar menjadi manusiawi. Jawaban yang diperolehpun beraneka ragam. Kendati demikian, ada satu keyakinan dasar yang diyakini manusia di mana keputusan moral yang mandiri harus berkiblat pada sejumlah tuntutan dasar yakni sejumlah tuntutan yang sesuai dengan ciri khas hidup manusia yang dikehendaki oleh Sang Pencipta.

Dalam tradisi Kristen terdapat nilai-nilai yang dipandang sebagai yang utama, yakni hormat terhadap pribadi manusia, daya cipta manusia dan solidaritas dalam membangun paguyuban manusia. Namun nilai-nilai tersebut terkadang tidak sama artinya, karena itu dapat diurutkan berdasarkan tuntutan. Dalam perkembangan zaman, tatanan nilai tidak sama karena mengikuti kebudayaan yang berbeda-beda, maka nilai yang diutamakan juga berbeda-beda. Dewasa ini Gereja berusaha untuk mempermaklumkan dengan resmi hak-hak manusia, demi injil yang dipercayakan kepadanya seperti hak-hak-hak-hak perorangan khususnya kaum buruh, hak-hak keluarga dan pendidikan, hormat terhadap kehidupan dan sebagainya(GS art 41).

1. Martabat Manusia Menurut Kitab Suci (Kej 1:1-2:7)

Berdasarkan Kej 1:26-28; dan Kej 2:7-8, 15-18, 21-25 dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Sang Pencipta pada hari ke-6 dengan bersabda dan bertindak. Dalam kisah penciptaan itu manusia diciptakan dalam proses yang terakhir setelah semua yang ada di alam semesta di ciptakan. Hal itu dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan sebagai puncak ciptaan Allah. Sebagai puncak ciptaan. manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, dengan karunia istimewa yaitu: akal-budi, hati/perasaan, dan kehendak

bebas (bdk. Kejadian 1:26). Adanya karunia akal-budi menjadikan manusia bisa atau

memiliki kemampuan untuk memilih, karunia hati/perasaan menjadikan manusia bisa merasakan dan mencintai, dan karunia kehendak bebas menjadikan manusia mampu membangun niat-niat. Karunia-karunia itulah yang menjadikan manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki kesadaran dan kebebasan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada

Dewasa ini banyak masalah terjadi yaitu berkaitan dengan tubuh dan seksualitas. Tubuh dan seksualitas manusia kurang dihargai sebagai karunia ciptaan Allah yang sungguh baik

Sesungguhnya hanya kebajikan yang berkenan kepada Tuhan, dan manusia mesti memiliki yang satu itu: “kebajikan.” Wei De Dong Tiān adalah sabda dari nabi Yi kepada Raja Suci

Allah menciptaakan binatang- binatang dan burung-burung dan semua makluk yang hidup, namun manusia itu tidak menemukan salah satupun dari makluk itu yang dapat diajaknya

Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah, yang artinya adalah: 1) manusia dapat mengenal dan mengasihi Penciptanya; 2) manusia

ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga

disebut religius, sebab agama dan Tuhan tidak ada kaitannya dengan kegiatan ituJika menjadi sosial dimaksudkan sebagaiciri dari keberagaman maka secara konseptual harus berdasarkan

Secara sepesifik, kedua dua elemen dijabarkan menjadi empat elemen yaitu: Allah Berkarya, Manusia dan Nilai- nilai Kristiani, Gereja dan Masyarakat Majemuk, Alam dan Lingkungan Hidup,