• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kitab-Kitab Syi'ah Yang Menjawab Dan Mengokohkan Kebenaran Mazhabnya

1. Asy-Syafi fi al-Imamah.

Kitab ini terdiri dari empat jilid. Di dalam kitab ini, penulisnya Syarif al-Murtadha membuktikan keimamaham sebagai dasar agama, sosial dan politik. Dia juga membuktikan dengan dalil naql dan akal yang lurus bahwa keimamahan merupakan keharusan agama dan sosial, bahwasannya Ali as adalah khalifah sepeninggal Rasulullah saw yang telah ditetapkan dengan nas, dan barangsiapa yang menentangnya maka berati dia telah menentang kebenaran. Di dalam kitabnya ini juga Syarif al-Murtadha menjawab seluruh kecurigaan maupun kesamaran yang dikatakan atau yang mungkin akan dikatakan di seputar masalah keimamahan, dan kemudian dia menggugurkannya dengan logika akal dan hujjah yang cemerlang.[131]

2. Nahj al-Haq wa Kasyf ash-Shidq, karya Allamah al-Hilli. Kitab ini membahas sekumpulan masalah berikut ini, a. Pemahaman (al-Idrak).

b. Pandangan (an-Nazhar). c. Sifat-sifat Allah. d. Kenabian. e. Keimamahan. f. Ma’ad (hari kiamat). g. Ushul Fikih.

h. Masalah-masalah yang berkaitan dengan fikih.

Tampak sekali bagi para pembaca kitab ini bahwa penulisnya adalah seorang pengkaji yang objektif, yang tidak ta'assub terhadap pandangannya, dan tidak mendukung salah satu keyakinan pada permulaannya. Dia tidak membahas dan mencari dalil untuk medukung keyakinannya, melainkan dia menempatkan pendapat dan keyakinannya mengikuti Al- Qur'an, serta pendapat dan keyakinannya tunduk kepada dalil.

Fadhl bin Ruzbahan al-Asy'ari telah menulis sebuah kitab untuk mengkritik kitab ini, dan memberinya judul Ibthal al-Bathil wa Ihmal Kasyf al-'Athil. Namun dia tidak menggunakan metode sebagaimana yang digunakan oleh Allamah al- Hilli. Dia justru banyak menyerang dan mengecam. Namun, secara relatif kitab ini dapat dikatagorikan sebagai kitab yang dapat dipegang hujjahnya dan berisi diskusi ilmiah.

3. Ihqaq al-Haq, karya Sayyid Nurullah al-Husaini al-Tusturi.

Sebuah kitab yang besar, yang ditulis oleh penulisnya untuk menjawab kitab Ibthal al-Bathil yang ditulis oleh Fadhl bin Ruzbahan. Kitab lhqaq al-Haq ini telah diberi catatan oleh Ayatullah Syihabuddin al-Mar'asyi an-Najafi, sehingga tebalnya mencapai dua puluh lima jilid ukuran besar. Penulis kitab ini telah melakukan usaha yang besar dan tidak kenal lelah di dalam meneliti dan mengeluarkan hadis-hadis dan riwayat-riwayat dari kitab-kitab Ahlus Sunnah. Sungguh, alangkah bagusnya jika kitab ini ditempatkan di tempat-tempat penyimpanan barang berharga, karena dapat dikatakan sebagai sebuah karya besar, yang mungkin sebuah tim khusus pun tidak dapat menghasilkannya.

4. Jawaban terhadap Fadhl bin Ruzbahan juga diberikan oleh Allamah al-Mudzaffar, di dalam tiga jilid kitab yang berjudul Dala'il ash-Shidq. Kitab ini juga merupakan jawaban terhadap kitab Minhaj as-Sunnah, karya Ibnu Taimiyyah, yang ditulis untuk menjawab Allamah al-Hilli di dalam kitabnya yang berjudul Minhaj al-Karamah. Namun, Allamah al- Mudzaffar tidak membahas secara panjang lebar di dalam menjawab Ibnu Taimiyyah. Dia memberikan isyarat di dalam mukaddimahnya, "Apabila tidak ada kerendahan pada point-point pembahasannya, kekotoran lidah pada penanya, bertele- telenya ungkapannya, serta permusuhannya terhadap diri Nabi al-Amin dan anak-anaknya yang suci, maka tentu layak melakukan pembahasan dengannya."[132]

5. Ensiklopedia al-Ghadir, terdiri dari 11 jilid, karya Allamah Abdul Husain al-Amini.

Ini merupakan karya besar yang dipersembahkan oleh penulisnya. Kitab ini membuktikan kebenaran mazhab Ahlul Bait melalui segenap jalan dan argumentasi. Yang lebih mengagumkan ialah, bahwa penulisnya telah menghimpun kurang lebih sembilan puluh empat ribu kitab rujukan Ahlus Sunnah di dalamnya.

Kitab al-Ghadir ini ditujukan untuk menjawab beberapa kitab Ahlus Sunnah yang ditulis untuk menentang Syi'ah, seperti kitab:

a. al-'Iqd al-Farid. b. al-Farq Baina al-Firaq.

c. al-Milal wa an-Nihal. d. al-Bidayah wa an-Nihayah. e. al-Mahshar. f. as-Sunnahwaasy-Syi'ah. h. ash-Shira''. i. Fajr al-Islam. j. Zhuhr al-Islam. k. Dhuha al-Islam. l. 'Agidah asy-Syi'ah. m. al-Wasyi'ah. n. Minhaj as-Sunnah.

Allamah al-Amini telah menjawab mereka dengan baik, dengan menggunakan dalil-dalil yang terang dan argumentasi-argumentasi yang cemerlang.

Dia memiliki kelebihan dari sisi kajian yang objektif, yang tidak cenderung kepada sikap ta'assub.

6. Juga termasuk salah satu ensiklopedia besar yang membuktikan kebenaran mazhab Syi'ah, yang menjawab serangan musuh-musuhnya ialah kitab 'Abagat al-Anwar fi Imamah al-Aimmah al-Athhar, karya Sayyid Hamid Husain Ibnu Sayyid Muhammad Qili al-Hindi, namun saya belum mendapatkan naskah aslinya. Saya baru mendapat kitab ringkasannya yang berjudul Khulashah 'Abagat al-Anwar, karya Ali Husain al-Milani. Kitab ini terdiri dari 10 jilid. Kitab ini merupakan jawaban atas kitab at-Tuhfah al-Itsna 'Asyariyyah, karya Abdul Aziz ad-Dahlawi, yang mengkritik keyakinan-keyakinan Syi'ah. Sekumpulan para ulama Syi'ah telah menjawab kitab at-Tuhfah ini dengan beberapa kitab, yang di antaranya adalah kitab as-Saif al-Maslul 'ala Mukhrib Din ar-Rasul, karya Abu Ahmad bin Abdun Nabi an- Naisaburi, kitab yang terdiri dari empat jilid, yang masing-masing jilidnya dengan nama Sayyid Deldor Ali Taqi; kitab an- Nazhah al-ltsna 'Asyariyyah, karya Muhammad Qili, yang terdiri dari sekumpulan beberapa jilid kitab besar; berikutnya kitab al-Wajiz fi al-Ushul, karya Syeikh Subhan Ali Khan al-Hindi; dan kitab al-Imamah, karya Sayyid Muhammad bin Sayyid. Sayyid Muhammad bin Sayyid juga mempunyai kitab jawaban terhadap kitab at-Tuhfah dalam bahasa Persia, yang berjudul al-Bawariq al-Ilahiyyah.

Dan kitab-kitab lainnya yang merupakan jawaban terhadap ad-Dahlwi, yang disebutkan oleh penulis kitab adz- Dzari'ah dan kitab A'yan asy-Syi'ah. Dari kitab-kitab jawaban ini yang terbesar adalah kitab al- 'Abagat. Tampak dengan jelas, dari isi kitab ini, kebesaran penulis, ketajaman pandangannya, keluasan ilmunya, ketelitiannya terhadap berbagai perkataan, dan keamanahannya di penukilan ilmiah terhadap berbagai pembahasan, dan di dalam metodologinya di dalam menjawab berbagai kritikan dan sanggahan terhadap argumentasi-argumentasi yang diajukan. Dia telah memutus seluruh jalan dan alasan dengan sekuat-kuatnya hujjah dan sekokoh-kokohnya argumentasi, dan telah menolak berbagai keraguan, sehingga tidak tersisa lagi celah bagi musuh untuk menikam mazhab Syi'ah, mencela dalil dan melemahkan hadis. Dia telah menangkis semuanya dengan cara yang paling baik, dan telah menjawabnya dengan jawaban yang indah, disertai dengan penelitian yang anggun, penyelidikan yang cekatan, argumentasi yang kokoh, istidlal Alawi dan kebangkitan Ridhawi, dengan bersandar seluruhnya kepada kitab-kitab Ahlus Sunnah, dan berargumentasi dengan perkataan pilar-pilar ulama mereka, di dalam berbagai macam disiplin ilmu."[133]

Untuk melakukan itu dia telah dibantu oleh perpustakaan keluarganya yang terkenal yang terdiri lebih dari 30 ribu kitab, baik yang berupa kitab cetakan maupun kitab yang masih berupa transkrif, dari berbagai mazhab dan golongan. Hingga saat sekarang ini kita belum menemukan adanya kitab jawaban terhadap kitab al-'Abaqat, padahal kitab at-Tuhfah telah banyak mendapat jawaban. Adapun yang pertama menjawab kitab at-Tuhfah adalah Sayyid Deldor Ali di dalam kitabnya yang berjudul ash-Shawarim alllahiyyah dan kitab Sharim al-hlam. Lantas kedua kitab Sayyid Deldor itu dijawab oleh Rasyi-duddin ad-Dahlawi, murid penulis kitab at-Tuhfah, dengan kitabnya yang berjudul asy-Syawkah al'Umariyyah. Selanjutnya kitab asy-Syawkah al-'Umariyyah itu dijawab oleh Baqir Ali dengan kitabnya al-Hamlah al- Haidariyyah. Demikian juga kitab at-Tuhfah dijawab oleh al-Mirza di dalam kitabnya an-Nazhah al-Itsna 'Asyariyyah. Lalu salah seorang Ahlus Sunnah menjawab kitab an-Nazhah al-Itsna 'Asyariyyah dengan kitab Rujum asy-Syayathin. Selanjutnya kitab ar-Rujum asy-Syayathin dijawab oleh Sayyid Ja'far al-Musawi dengan kitabnya Mu'in ash-Shadiqin fl Radd Rujum asy-Syayathin.

Begitu juga kitab at-Tuhfah dijawab oleh Sayyid Muhammad Qili, ayah penulis kitab al- 'Abagat dengan kitabnya yang berjudul al-Ajnad al-Itsna 'Asyariiyah al-Muhammadiyyah. Selanjutnya kitab tersebut dijawab oleh Muhammad Rasyid ad-Dahlawi. Lalu Sayyid Muhammad Qili kembali menjawabnya dengan kitab al-Ajwibah al-Fakhirahfi ar-Radd 'ala al-Asya'irah, hingga akhrinya polemik ini disudahi oleh penulis kitab al'Abaqat, dan hingga sekarang belum ada yang menjawabnya. Ini cukup untuk membuktikan kelemahan dari pihak Ahlus Sunnah.

7. Ma'alim al-Madrasatain, karya Murtadha al-'Askari.

Kitab ini merupakan kitab perbandingan di antara madrasah Ahlul Bait dengan madrasah para khulafa. Penulis kitab ini bersandar kepada sikap objektif dan kajian ilmiah yang teliti. Kitab ini terdiri dari tiga juz.

8. Kitab al-Muraja'at (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul "Dialog Sunnah Syi'ah" — penerj.), karya Abdul Husain Syarafuddin.

Kitab ini merupakan hasil dialog di antara penulisnya dengan Syeikh al-Azhar, Salim al-Bisyri. Kitab ini terhitung sebagai dialog yang langka, di mana di dalamnya kedua orang yang berdialog menggunakan metode yang tenang dan percakapan yang santun. Abdul Husain juga mempunyai banyak kitab lain di dalam masalah ini, di antaranya adalah kitab an-Nash wa al-ljtihad, kitab al-Fushul al-Muhimmah fi Ta'lif al-Ummah, kitab al-Kalimah al-Gharra' fi Tafdhil az-Zahra, dan kitab Abu Hurairah.

Juga terdapat berbagai jawaban dari kalangan ulama Syi'ah terhadap kitab-kitab Ahlus Sunnah, seperti: 1. Ajwibah Masa'il Jarullah, oleh Abdul Husain Syarafuddin al-Musawi.

2. Ma 'a al-Khathibfi Khuthuth al- 'Aridhah, karya Luthfullah ash-Shafi. 3. Syubhat Hawla asy-Syi'ah.

4. Kadzib 'ala asy-Syi'ah.