• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Biofisik Areal KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga a. Geologi dan Tanah

Tapanuli Tengah–Sibolga dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah

4. Kondisi Biofisik Areal KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga a. Geologi dan Tanah

Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga berdasarkan Peta Geologi Provinsi Sumatera Utara skala 1 : 500.000 yang diterbitkan oleh Badan Intag, termasuk ke dalam formasi dan luasan sebagaimana Tabel 2.9. Sedangkan berdasarkan klasifikasi peta tanah Provinsi Sumatera Utara skala 1 : 500.000 yang diterbitkan oleh Badan Intag, wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga sebagaimana disajikan pada Tabel 2.10.

Tabel 2.9. Formasi geologi pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Bahan Induk Luas (Ha) Persentase (%)

1 Formasi Barus 17,417.46 28.99

2 Komplek Sibolga 10,346.60 17.22 3 Formasi Gunungapi Angkola 9,580.50 15.94

4 No Data 8,087.77 13.46 5 Tuffa Toba 4,758.72 7.92 6 Formasi Kluet 3,614.59 6.02 7 Retas Dolerit 2,938.43 4.89 8 Aluvium Muda 1,613.09 2.68 9 Aluvium Tua 1,609.64 2.68 10 Granit Haporas 121.04 0.20 Total 60,087.83 100.00

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Tabel 2.10. Klasifikasi tanah pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Podsolik Coklat 32,487.64 54.07 2 Podsolik Merah Kuning 13,395.81 22.29

3 No Data 8,087.77 13.46

4 Andosol 3,027.42 5.04

5 Organosol 1,958.92 3.26

6 Aluvial 1,130.27 1.88

Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

b. Topografi

Secara umum wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga merupakan dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian tempat bervariasi dari mulai 0 meter diatas permukaan laut (mdpl) sampai dengan 1.266 mdpl dan fisiografinya bervariasi dari dataran, pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga didominasi oleh formasi pegunungan (49,549.82 ha) yang merupakan bagian dari gugusan Pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera, mulai dari Aceh sampai Lampung. Selebihnya adalah formasi dataran, bukit dan rawa. Unit lahan pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga disajikan pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Unit lahan pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Unit Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Mountains 49,549.82 82.46 2 Hills 3,746.23 6.23 3 Plains 3,693.78 6.15 4 Swamps 2,014.40 3.35 5 Alluvial Plains 666.72 1.11 6 Tidal Swamps 416.49 0.69 7 No data 0.39 0.00 Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

Daerah yang bertopografi daratan sampai berbukit-bukit dengan kemiringan antara datar (0-8%) sampai dengan sangat curam (>45%). Sebagian besar didominasi wilayah dengan lereng sangat curam (41,317.90 ha) dan curam

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

(13,432.64 ha). Luasan kelerengan wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga disajikan pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Kemiringan lereng pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Kelas Lereng Kelerengan (%) Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sangat Curam > 40 41,317.90 68.76 2 Curam 25 - 40 13,432.64 22.36 3 Agak Curam 15 - 25 1,818.69 3.03 4 Landai 8 - 15 - 0.00 5 Datar 0 - 8 3,513.40 5.85 6 No Data 5.21 0.01 Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

c. Iklim

Menurut BPS Tapanuli Tengah (2015) sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan, sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong daerah beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari–Desember 2014, suhu udara maksimum bisa mencapai 33,80 oC dan suhu minimum mencapai 21,20 oC. Rata‐rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah selama tahun 2014 sebesar 26,40 oC. Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai Maret, serta diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba. Di Kota Sibolga menurut BPS Sibolga (2015), iklimnya dalah iklim tropis dengan suhu maksimum 33,8 oC. Jumlah hari hujan di Kota Sibolga pada tahun 2014 adalah sebanyak 298 hari, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 223 hari.

Curah hujan pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga cukup tinggi yaitu didominasi oleh curah hujan 3.700 mm (23,936.22 ha) dan 3.600 mm (20,325.22 ha). Curah hujan pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga disajikan pada Tabel 2.13.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Tabel 2.13. Curah hujan pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Cuarah Hujan (Mm/Tahun) Luas (Ha) Persentase (%)

1 2650 3,432.98 5.71 2 2700 4,003.49 6.66 3 2800 2,816.22 4.69 4 3000 1,398.27 2.33 5 3150 2,950.70 4.91 6 3300 992.23 1.65 7 3350 169.58 0.28 8 3450 62.92 0.10 9 3600 20,325.22 33.83 10 3700 23,936.22 39.84 Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

d. Hidrologi

Penyerapan air ke dalam tanah pada umumnya berlangsung cukup baik, ditempat-tempat yang lebih rendah masih banyak ditemukan mata air dan membentuk anak sungai dengan pola yang biasa disebut dendritik (bercabang mirip percabangan pohon beringin). Pola arus sungai yang dendritik ini menunjukan bahwa formasi batuan (geologi) di wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga secara umum relatif seragam ketahanannya terhadap pengikisan oleh air sungai (meskipun fungsi geologisnya bervariasi). Pada umumnya, wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga memiliki banyak sungai dan anak sungai dalam kesatuan daerah aliran sungai (DAS) yang bermuara di Samudera Indonesia. DAS yang ada di wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga adalah DAS Bangop, DAS Batang Toru, DAS Kolang, DAS Lumut, DAS Pini, dan DAS Sibundong.

e. Daerah Aliran Sungai

Menurut pembagian wilayah daerah aliran sungai (DAS), wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga masuk ke dalam pengelolaan DAS Bangop, DAS Batang Toru, DAS Kolang, DAS Lumut, DAS Pini, dan DAS Sibundong. Sebagian besar wilayah termasuk dalam DAS Kolang (26,386.12 ha), DAS Bangop (13,415.13 ha) dan DAS Lumut (12,047.49 ha) seperti disajikan pada Tabel 2.14.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Tabel 2.14. Nama DAS pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Kesesuaian Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Bangop 13,415.13 22.33 2 Batang Toru 300.56 0.50 3 Kolang 26,386.12 43.91 4 Lumut 12,047.49 20.05 5 Pini 7,925.47 13.19 6 Sibundong 13.07 0.02 Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

f. Tutupan Lahan

Tutupan lahan hasil penafsiran citra landsat wilayah Sumatera Utara, menunjukkan bahwa pada wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga dengan luas 60,087.83 ha yang masih didoninasi oleh kawasan berhutan, baik hutan primer, hutan sekunder, hutan rawa sekunder dan hutan mangrove sekunder. Adapun luasan masing-masing tutupan lahannya dapat dilihat pada Tabel 2.15. Tabel 2.15. Luas tutupan lahan pada Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga

No. Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Hutan Sekunder 19,238.34 32.02

2 Semak Belukar 14,493.42 24.12

3 Hutan Primer 13,518.44 22.50

4 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 5,247.08 8.73

5 Pertanian Lahan Kering 5,032.25 8.37

6 Lahan Terbuka 1,438.63 2.39

7 Semak Belukar Rawa 494.71 0.82

8 Hutan Rawa Sekunder 263.73 0.44

10 Pemukiman 145.12 0.24

11 Sawah 135.17 0.22

12 Perkebunan 72.52 0.12

13 Hutan Mangrove Sekunder 5.87 0.01

14 Air 1.74 0.00

15 Tambak 0.82 0.00

Total 60,087.83 100.00

Sumber: BPKH Wilayah I Medan (2015)

Tutupan lahan hutan yang terdiri dari hutan sekunder (19,238.34 ha), hutan primer (13,518.44 ha), hutan rawa sekunder (263.73 ha) dan hutan mangrove

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

sekunder (5.87 ha), menunjukkan jumlah luasan yang dominan dibandingkan tutupan lahan lainnya seperti semak belukar, perkebunan, pertanian maupun pemukiman.

g. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga cukup lancar, bila ditempuh dari Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Hal ini didukung kondisi jalan yang cukup baik serta berkelok-kelok di wilayah alur Pegunungan Bukit Barisan. Kabupaten Tapanuli Tengah beribukota di Kota Pandan berjarak 359 km dari Kota Medan. Kota Sibolga berjarak 347 km dari Kota Medan. Posisi Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga merupakan perlintasan jalan kabupaten dan provinsi yang menghubungkan antara masyarakat yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Kepulauan Nias, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Ada tiga jalur yang bisa digunakan untuk mencapai wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga, yaitu jalur darat, udara dan laut. Jalur darat bisa ditempuh dari Medan atau Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Untuk perhubungan darat, Sibolga telah terhubung langsung dengan kota-kota lainnya di Sumatera Utara, yakni dengan Padang Sidempuan, Dolok Sanggul dan Tarutung. Melalui jalur udara, Sibolga memiliki Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang melayani rute Sibolga–Medan dan Sibolga–Jakarta. Melalui jalur air (laut) Sibolga memiliki Pelabuhan Laut Sibolga, yang merupakan tempat penyeberangan menuju Pulau Nias dan kota-kota pesisir barat Sumatera lainnya. Di pelabuhan ini juga berlabuh KM Lambelu dan KM Umsini, yang melayani rute Sibolga–Gunung Sitoli–Padang. Aksesibilitas pada Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga disjikan pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Aksesibilitas pada Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga No. Aksesibilitas Luas (Ha) Persentase (%)

1 Rendah 11,090.25 18.46

2 Sedang 33,996.48 56.58

3 Tinggi 15,001.10 24.97

Total 60,087.83 100.00

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

B. Potensi Wilayah KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga