• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapasitas SDM

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

7. Menyiapkan regu pemadam kebakaran

8. Membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan. 9. Mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan. Tahun 3

1. Meningkatkan efektifitas koordinasi kegiatan perlindungan hutan. 2. pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah perlindungan.

3. Memantau biofisik lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana alam. 4. Mendorong terciptanya alternatif mata pencaharian masyarakat sekitar wilayah

perlindungan.

5. Membangun bangunan civil teknis.

6. Melakukan pembinaan kesadaran dan penyuluhan kepada masyarakat. 7. Menyelenggarakan penelitian hama dan penyakit tumbuhan dan satwa

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Tahun 3- 10

Melaksanakan kegiatan teknis perlindungan hutan pada wilayah-wilayah yang telah disebutkan

Tahun 4

1. Meningkatkan efektifitas pelaporan terjadinya gangguan keamanan hutan. 2. Mengambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap gangguan keamanan

hutan dan/atau memberikan sanksi terhadap pelanggaran hukum. Tahun 5

Evaluasi keberhasilan perlindungan wilayah perlindungan 5 tahun pertama. Tahun 6-10

Menegakan sanksi terhadap pelaku pelanggaran hukum di wilayah perlindungan. Tahun 10

Evaluasi keberhasilan perlindungan wilayah perlindungan selama 10 tahun.

Prinsip perlindungan hutan yang sekaligus merupakan pengertian perlindungan hutan adalah usaha untuk:

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, Hama serta penyakit.

b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Menurut PP 6/2007 jo PP 3/2008 bahwa yang termasuk kegiatan Perlindungan hutan antara lain:

a. Mencegah adanya pemanenan pohon tanpa izin. b. Mencegah atau memadamkan kebakaran hutan.

c. Menyediakan sarana dan prasarana pengamanan hutan.

d. Mencegah perburuan satwa liar dan atau satwa yang dlindungi.

e. Mencegah penggarapan dan atau penggunaan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak syah.

f. Mencegah perambahan kawasan hutan.

g. Mencegah terhadap gangguan hama dan penyakit. h. Membangun unit satuan pengamanan hutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Perlindungan hutan diwilayah KPH diselenggarakan oleh KPH, pelaksanaan perlindungan hutan pada wilayah yang telah dibebani izin/ hak pemanfaatan hutan dilakukan oleh pemegang izin/ hak yang bersangkutan, sedangkan pada wilayah yang tidak dibebani izin/ hak pelaksanaannya dilakukan oleh KPH yang meliputi: a. Mengamankan areal kerjanya menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil

hutan termasuk tumbuhan dan satwa.

b. Mencegah kerusakan hutan dari perbuatan manusia dan ternak, kebakaran hutan, hama dan penyakit serta daya daya alam.

c. Mengambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap gangguan keamanan hutan diareal kerjanya.

d. Melaporkan setiap adanya kejadian pelanggaran hukum di areal kerjanya kepada instansi kehutanan setempat.

e. Menyediakan sarana dan prasarana, serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mencegah, membatasi kerusakan hutan dan memperrtahankan serta mennjaga kawasan hutan dan hasil hutan, pemerintah, pemerintah daerah dan unit pengelolaan sebagai pelakana perlindungan hutan, melaksanakan kegiatan:

a. Melakukan sosialisasi dan penyuluHan peraturan perundan-undangan di bidang kehutanan.

b. Melakukan inventarisasi permasalahan.

c. Mendorong peningkatan produktifitas masyarakat. d. Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan masyarakat.

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan. f. Melakukan kerjasama dengan pemegang hak atau izin.

g. Meningkatkan efektifitas koordinasi kegiatan perlindungan hutan. h. Mendorong terciptanya alternatif mata pencaharian masyarakat.

i. Meningkatkan efektifitas pelaporan terjadinya gangguan keamanan hutan. j. Mengambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap gangguan keamanan

hutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

Rekapitulasi Rencana Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam pada KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga tahun 2016–2025, ada kegiatan Pembinaan Habitat Satwa, dalam artian selain ada kegiatan inventarisasi satwa liar yang dilindungi, juga ada kegiatan pembinaan habitatnya berupa perbaikan tempat hidupnya maupun penyediaan kebutuhan akan pakan/ makanannya, sehingga kelestarian jenis satwa yang dilindungi tersebut dapat dipertahankan. Selain itu kegiatan penilaian ekonomi kawasan, penting untuk mengetahui seberapa besar nilai kawasan KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga bila dilihat menurut aspek ekonomi, sehingga upaya untuk mengkonversi kawasan menjadi peruntukan lainnya dapat mempertimbangkan fungsi dan manfaat serta nilai ekonomi kawasan.

Pada kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan, selain ada operasi yang bersifat represif, harus ada kegiatan tindak lanjutnya berupa pemberkasan kasus (penyidikan) oleh PPNS Kehutanan ataupun diperbantukan dari Polres maupun Polda setempat, sehingga segala bentuk kegiatan ilegal terhadap kawasan dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah masyarakat untuk melakukan tindakan tersebut.

a. Perlindungan Hutan dari Kebakaran Hutan

Untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan yang disebabkan oleh kebakaran, dilakukan kegiatan pengendalian yang meliputi Pencegahan, Pemadaman, dan Penanganan pasca kebakaran. Kepala KPH menetapkan rencana kegiatan pengendalian kebakaran hutan yang menjadi tanggungjawabnya. Dalam pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan, KPH sebagai unit Pengelolaan Hutan membentuk lembaga pengendalian kebakaran hutan yang disebut brigade pengendalan kebakaran hutan yang bertugas menyusun dan melaksanakan program pengendalian kebakaran hutan.

1. Pencegahan

Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat KPH. izin pemanfaatan hutan, izin penggunaan kawasan hutan dan hutan Hak, dilakukan kegiatan antara lain:

 Melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan.  Menginventarisasi faktor penyebab kebakaran hutan.  Menyiapkan regu pemadam kebakaran.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

 Mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan.  Membuat sekat bakar.

2. Pemadaman

Dalam rangka pemadaman, maka setiap pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang izin penggunaan kawasan hutan, pemilik hutan hak dan atau kepala KPH, berkewajiban melakukan rangkaian tindakan pemadaman dengan cara:

 Melakukan deteksi terjadinya kebakaran hutan.  Mendayagunakan seluruh sumberdaya yang ada.  Membuat sekat bakar dalam rangka melokalisir api.

 Memobilisasi masyarakat untuk mempercepat pemadaman.

Pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang izin penggunaan kawasan hutan, pemilik hutan hak dan atau kepala KPH melakukan:

 Koordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat dalam rangka mempercepat pemadaman, evaluasi, litigasi dan mencegah bencana.

 Pelaporan kepada Gubernur (Dinas Kehutanan Provinsi) tentang kebakaran hutan yang terjadi dan tindakan pemadaman yang dilakukan.

3. Penanganan Pasca Kebakaran

Penanganan pasca kebakaran hutan dilakukan upaya kegiatan meliputi identifikasi dan evaluasi, rehabilitasi, penegakan hukum. Kepala KPH, pemegang izin pemanfaatan, pemegang izin penggunaan kawasan hutan melakukan kegiatan identifikasi dan evaluasi yang berupa:

 Pengumpulan data dan informasi terjadinya kebakaran hutan.  Pengukuran dan sketsa lokasi kebakaran.

 Analisis tingkat kerusakan dan rekomendasi. b. Perlindungan Hutan atas Hasil Hutan

KPH sebagai unit pengelola berkewajiban dalam melindungi hasil hutan dari kegiatan illegal logging dan illegal trade. Perlindungan hasil hutan dilaksanakan untuk menghindari pemanfaatan hutan secara berlebihan dan atau tidak syah dan dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan, pengawasan dan penertiban.

Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan hanya dapat dilakukan apabila telah memiliki izin dari pejabat yang berwewenang. Kegiatan pemanfaatan hutan yang tergolong tidak memiliki izin adalah:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

 Pemegang izin melakukan pemanfaatan hutan di luar areal yang diberi izin.  Pemegang izin melakukan pemanfaatan melebihi target volume yang diizinkan.  Pemegang izin melakukan penangkapan/ pengumpulan flora fauna melebihi

target/ quota yang telah ditetapkan.

 Pemegang izin melakukan pemanfaatan hutan dalam radius dari lokasi tertentu yang dilarang undang undang.

c. Perlindungan Hutan dari Kebakaran.

Kepala KPH dapat menetapkan lokasi perlindungan hutan dalam hutan produksi dan hutan lindung untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Sebaliknya juga Kepala KPH mempunyai kewenangan untuk menutup lokasi penggembalaan ternak untuk kepentingan konservasi dan rehabilitasi hutan, tanah dan air.

d. Perlindungan Hutan dari Daya Alam

Usaha-usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan yang disebabkan oleh daya alam yang berupa gunung meletus, tanah longsor, gempa, badai, banjir dan kekeringan dilaksanakan kegiatan:

 Memantau biofisik lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana alam.  Membuat peta lokasi kerawanan bencana.

 Membangun bangunan civil teknis.

 Melakukan pembinaan kesadaran dan penyuluhan kepada masyarakat.  Menjaga kelestarian nilai dan fungsi hutan serta lingkungan.

 Menjaga mutu, nilai serta kegunaan hasil hutan. e. Perlindungan Hutan dari Hama dan Penyakit

Untuk mencegah dan membatasi kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah:

 Menyelenggarakan penelitian hama dan penyakit tumbuHan dan satwa.

 Mengendalikan hama dan penyakit dengan metoda biologis, mekanis, kimiawi dan atau terpadu.

 Hasil penelitian disampaikan kepada KPH untuk dilaksanakan. f. Polisi Kehutanan

Polisi Kehutanan memiliki wewenang memiliki tugas di wilayah hukumnya yang meliputi:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL XXV Tapanuli Tengah–Sibolga 2016–2025

 Mengadakan patroli/ perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya.

 Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan Hasil hutan didalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya.

 Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.

 Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.

 Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk diserahkan kepada yang berwewenang.

 Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.

H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin