• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN

2.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Pangkep yang membentang sepanjang 45 km tepatnya berada pada 4,40° LS – 8° LS dan 110° - 113° BT. Kabupaten ini memiliki luas wilayah daratan sebesar 1.112,29 km2 dan luas wilayah lautan mencapai 17.100 km2. Secara administratif, Kabupaten Pangkep berbatasan langsung dengan Kabupaten Barru (sebelah utara), Kabupaten Maros (sebelah selatan), Kabupaten Bone (sebelah timur) dan di sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Madura, Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Propinsi Nusa Tenggara Timur (Lihat Gambar 2.1). Topografi Kabupaten Pangkep terdiri dari wilayah pengunungan dan daratan landai. Wilayah pengunungan memiliki ketinggian 50 – 1000 meter dari

permukaan laut, sedangkan wilayah daratan terdiri dari persawahan, tambak, rawa-rawa dan empang. Sebagai wilayah dengan tingkat permukaan yang beragam, maka temperatur udara di Kabupaten Pangkep berada pada kisaran dari 21° C sampai dengan 31°C atau rata-rata mencapai 26,40°C dengan kecepatan angin dari tinggi sampai dengan sedang.

Gambar 2.1

Peta Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Lokasi Kepulauan (Desa Mattiro Bombang) Lokasi Pesisir (Kelurahan Pundata

Sumber : BPS Kabupaten Pangkep , 2005

Kecamatan Liukang Tupabbiring adalah salah satu kecamatan kepulauan di Kabupaten Pangkep yang terletak di kepulauan Spermonde. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 140 km2 atau 12,59 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Pangkep, terdiri dari 42 pulau dengan 11 pulau diantaranya belum berpenghuni. Secara administratif, Kecamatan Liukang Tuppabiring terbagi menjadi 14 desa dan satu kelurahan. Desa Mattiro Bombang merupakan salah satu desa di Kecamatan Liukang Tuppabiring yang terletak di kawasan kepulauan. Desa Mattiro Bombang terdiri dari empat pulau yang berpenghuni dan beberapa gusung karang. Keempat pulau tersebut adalah Pulau Salemo, Pulau Sagara, Pulau Sabangko dan Pulau

Sakuala. Secara administratif, Desa Mattiro Bombang berbatasan dengan Desa Pancana Kabupaten Barru (sebelah utara), Desa Mattiro Kanja (sebelah selatan), Desa Mattiro Walie (sebelah barat), dan Kelurahan Talaka, Kecamatan Ma’rang (sebelah timur). Sebagai wilayah kepulauan, Desa Mattiro Bombang bertopografi datar dan landai dengan rata-rata ketinggian mencapai kurang dari 50 meter dengan luas wilayah 22 km2. Secara geografis, Desa Mattiro Bombang juga merupakan salah satu desa yang terdekat dengan daratan Kabupaten Pangkep dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi (Lihat Gambar 2.2a).

Gambar 2.2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2.2a Desa Mattiro Bombang Kecamatan Liukang Tuppabiring

Gambar 2.2b Kelurahan Pundata Baji

Kecamatan Labakkang

Sumber: CRITC – COREMAP Sumber: Monografi Kelurahan Pundata Baji, 2005

Kecamatan Labakkang yang mewakili kawasan pesisir dalam penelitian ini, memiliki luas wilayah 101,73 km2 atau 12,69 persen dari luas wilayah Kabupaten Pangkep. Kecamatan ini terdiri dari sembilan desa dan empat kelurahan. Secara geografis, Kecamatan Labakkang terletak di antara 4,40° – 4,45° LS dan 111° – 112° BT, dengan batas administratif Kecamatan Ma’rang (sebelah utara), Kecamatan Bungoro (sebelah timur dan selatan) dan Kecamatan Liukang Tupabbiring (sebelah barat). Kelurahan Pundata Baji yang terpilih sebagai lokasi peneletian untuk kawasan pesisir secara administratif berbatasan dengan Desa Manakku dan

Bontomanae (sebelah utara), Desa Borimasunggu (sebelah selatan) dan Kelurahan Labakkang (sebelah timur) dan selat Makasar (sebelah barat). Kelurahan Pundata Baji merupakan hasil pemekaran, dari Kelurahan Pundata Baji (lama) yang sekarang wilayahnya terbagi dua menjadi Kelurahan Pundata Baji dan Desa Borimasunggu. Wilayah Kelurahan Pundata Baji terdiri dua lingkungan yaitu Lingkungan Pundata dan Lingkungan Maccine Baji dengan luas wilayah 522,58 km. Lingkungan Pundata terletak di daratan sedangkan lingkungan Maccine Baji berada di pesisir (lihat Gambar 2.2b).

Berdasarkan keadaan angin dan gelombang laut, Kabupaten Pangkep memiliki dua musim yaitu musim barat dan timur. Musim barat pada umumnya ditandai dengan keadaan gelombang laut yang kuat sedangkan musim timur ditandai dengan gelombang laut yang lemah. Musim barat biasanya juga diikuti dengan musim hujan yang berlangsung sejak Bulan Desember sampai dengan Maret. Pada puncak musim tersebut seringkali penduduk yang menetap di kepulauan tidak dapat berpergian akibat buruknya cuaca. Keadaan tersebut menyebabkan penduduk pulau menjadi terisolir. Musim timur sering disebut sebagai musim kering/kemarau, dimulai dari Bulan Mei sampai dengan September. Pada musim ini terjadi angin barubu dimana angin bertiup sangat kencang dan kering dari arah barat ke timur sehingga mempengaruhi kondisi perairan di sekitar Kabupaten Pangkep. Bagi penduduk yang bermatapencaharian tergantung pada laut, musim kering merupakan masa yang menguntungkan, tetapi tidak menguntungkan bagi sebagian penduduk lainnya, khususnya petambak. Berikut ini merupakan kalender musim di kedua lokasi penelitian (Tabel 2.1) .

Dengan melihat topografi kedua lokasi penelitian di atas maka diperlukan moda transportasi darat dan laut untuk mencapainya dari pusat pemerintahan Kabupaten Pangkep. Moda angkutan darat yang menghubungan kecamatan dan kota Pangkajene adalah mikrolet (pete-pete). Pete-pete juga merupakan alat angkutan antar kota dan antar desa yang menghubungkan seluruh kecamatan di daratan Kabupaten Pangkep. Kondisi jalan utama yang cukup baik, memperlancar hubungan antar desa, kecamatan dan Kota Pangkajene.

Tabel 2.1

Kalender Musim Gelombang Laut di Desa Mattiro Bombang dan Kelurahan Pundata Baji Menurut Bulan

Bulan Lokasi Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Desa Mattiro Bombang Gelombang Kuat Gelombang Tenang

Pancaroba Gelombang setengah

kuat

Kelurahan Pundata Baji Gelombang Kuat

Pancaroba Gelombang setengah

kuat

Gelombang Tenang

Sumber : Wawancara Mendalam dan Survei Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia, 2006.

Desa Mattiro Bombang dapat dicapai dengan menggunakan mikrolet (pete-pete) sampai ke dermaga Limbangan. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menggunakan alat transportasi laut dengan ongkos Rp. 6.000,- per orang. Sungai Limbangan merupakan pintu utama transportasi publik dengan 8 buah kapal beroperasi setiap hari sejak pukul 5.00 wita sampai dengan 17.00 wita. Perjalanan dari dermaga Limbangan menuju Desa Mattiro Bombang memakan waktu sekitar satu jam. Selain dari dermaga Limbangan, desa tersebut juga dapat dijangkau melalui dermaga Maccine Baji, dengan jarak tempuh juga sekitar satu jam serta dari darmaga Kasih Kebo yang terletak di Kecamatan Marang, dengan waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar 20 menit.

Kelurahan Pundata Baji yang terletak di Kecamatan Labakkang relatif lebih mudah dan cepat dijangkau. Moda angkutan yang menghubungkan Kelurahan Pundata Baji ke pusat kecamatan yang berjarak sekitar 3 km adalah dokar/andong. Dari pusat pasar kecamatan perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan pete-pete dengan jarak tempuh 11 km ke Kota Pangkajene.