Konjungsi cara dapat ditandai dengan kata kanthi „dengan‟, kanthi mangkono „dengan begitu‟. Berikut adalah contoh data yang menggunakan konjungsi cara.
(256) Sandhal Dhompet – Geneya sandhal iki diarani sandhal dhompet? Ora liya merga ing perangan mburine sandhal iki bisa kanggo nyimpen dhuwit, kunci utawa KTP pisan . Kanthi mangkono, sandhal iki uga bisa kanggo ngapusi tukang copet ta? (sauger dudu sandhale kuwi dhewe sing ilang! Hikhikhik....) (PS/22/1/06/2013).
„Sandal Dompet – Mengapa sandal ini dinamakan sandal dompet? Tidak lain karena di bagian belakangnya sandal ini bisa untuk menyimpan uang, kunci atau KTP sekalian. Dengan begitu, sandal ini juga bisa untuk membohongi tukang copet kan? (asalkan bukan sandalnya itu sendiri yang hilang! Hikhikhik....).‟
Pada data (256) di atas terdapat konjungsi cara berupa kanthi mangkono „dengan begitu‟. Konjungsi tersebut berfungsi untuk menerangkan cara membohongi copet dengan menyimpan uang, kunci atau KTP di sandal dompet.
Data (256) kemudian di atas diuji dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.
(256a) Geneya sandhal iki diarani sandhal dhompet? „Mengapa sandal ini dinamakan sandal dompet?
(256b) Ora liya merga ing perangan mburine sandhal iki bisa kanggo nyimpen dhuwit, kunci utawa KTP pisan .
„Tidak lain karena di bagian belakangnya sandal ini bisa untuk menyimpan uang, kunci atau KTP sekalian.‟
(256c) Kanthi mangkono, sandhal iki uga bisa kanggo ngapusi tukang copet ta? (sauger dudu sandhale kuwi dhewe sing ilang! Hikhikhik....)
„Dengan begitu, sandal ini juga bisa untuk membohongi tukang copet kan? (asalkan bukan sandalnya itu sendiri yang hilang! Hikhikhik....).‟
commit to user
Setelah diuji dengan teknik BUL, data (256c) kemudian diuji dengan teknik lesap. Berikut ini adalah hasil analisisnya.
(256d) Ø, sandhal iki uga bisa kanggo ngapusi tukang copet ta? (sauger dudu sandhale kuwi dhewe sing ilang! Hikhikhik....)
„Ø, sandal ini juga bisa untuk membohongi tukang copet kan? (asalkan bukan sandalnya itu sendiri yang hilang! Hikhikhik....).‟ Setelah data (256d) diuji dengan teknik lesap, terlihat bahwa kata kanthi mangkono „dengan begitu‟ setelah dilesapkan kalimat masih gramatikal dan berterima. Maka dari itu konjungsi cara yang berupa kanthi mangkono „dengan begitu‟ tidak wajib hadir.
Selanjutnya data (256c) diuji dengan menggunakan teknik ganti. hasilnya adalah sebagai berikut.
(256e) sandhal iki uga bisa kanggo ngapusi tukang copet ta? (sauger dudu sandhale kuwi dhewe sing ilang! Hikhikhik....)
sandal ini juga bisa untuk
membohongi tukang copet kan?
(asalkan bukan sandalnya itu sendiri yang hilang! Hikhikhik....).‟ Setelah data diuji dengan menggunakan teknik ganti, ternyata kata kanthi mangkono „dengan‟ begitu tidak bisa diganti dengan kata mawi mekaten „dengan begitu‟ karena kedua kata tersebut berbeda ragam bahasa, yaitu antara ragam bahasa ngoko dan ragam bahasa krama.
Berikut contoh data konjungsi cara yang lain.
(265) Bocah 8 taun Sepedhahan ing tol – Pancen perlu diawasi tenan kok bocah-bocah ki yen lagi dolanan. Kepriye ora, iki bocah umur 8 taun anggone dolanan nganti tekan dalan tol ing kutha Rio de Janiero, Brazil. Ing satengahing ramene kendharaan rodha papat, dheweke sakepenake udele wae nyelonong menyang dalan tol
Kanthi mangkono, *mawi mekaten
„Dengan begitu, *dengan begitu,
commit to user
kanthi numpak sepedhah rodha telu! Wah.. wah.. wah... (PS/41/12/10/2013).
„Anak 8 tahun bersepada di Tol - Memang perlu diawasi kalau anak-anak sedang bermain. Bagaimana tidak, anak ini berumur 8 tahun tempatnya bermain sampai jalan tol di kota Rio de Janiero, Brazil. Di tengah-tengah keramaian kendaraan roda empat, dia seenaknya pusarnya saja menyelonong di jalan tol dengan naik sepeda roda tiga! Wah...wah..wah.. ‟
Pada data (265) di atas terdapat konjungsi cara yang berupa kata kanthi „dengan‟. Konjungsi tersebut menjelaskan anak berumur 8 tahun bermain di tengah jalan tol dengan cara naik sepeda roda tiga. Kemudian data (265) dianalisis dengan teknik BUL seperti berikut ini.
(265a) Pancen perlu diawasi tenan kok bocah-bocah ki yen lagi dolanan. „Memang perlu diawasi kalau anak-anak sedang bermain.‟
(265b) Kepriye ora, iki bocah umur 8 taun anggone dolanan nganti tekan dalan tol ing kutha Rio de Janiero, Brazil.
„Bagaimana tidak, anak ini berumur 8 tahun tempatnya bermain sampai jalan tol di kota Rio de Janiero, Brazil.‟
(265c) Ing satengahing ramene kendharaan rodha papat, dheweke sakepenake udele wae nyelonong menyang dalan tol kanthi numpak sepedhah rodha telu! Wah.. wah.. wah...
„Di tengah-tengah keramaian kendaraan roda empat, dia seenaknya pusarnya saja menyelonong di jalan tol dengan naik sepeda roda tiga! Wah...wah..wah..‟
Setelah dibagi unsur langsungnya, data (265c) kemudian dianalisis dengan teknik lesap, seperti berikut.
(265d) Ing satengahing ramene kendharaan rodha papat, dheweke sakepenake udele wae nyelonong menyang dalan tol Ø numpak sepedhah rodha telu! Wah.. wah.. wah...
„Di tengah-tengah keramaian kendaraan roda empat, dia seenaknya pusarnya saja menyelonong di jalan tol Ø naik sepeda roda tiga! Wah...wah..wah..‟
commit to user
Analisis data (265d) dengan menggunakan teknik lesap ternyata membuat kalimat masih gramatikal dan berterima. Maka, konjungsi cara kanthi „dengan‟ kehadirannya tidak wajib. Selanjutnya data (265c) diuji dengan menggunakan teknik ganti seperti berikut.
(265e) Ing satengahing ramene kendharaan rodha papat, dheweke sakepenake udele wae nyelonong menyang dalan tol
numpak sepedhah rodha telu! Wah.. wah.. wah...
„Di tengah-tengah keramaian kendaraan roda empat, dia seenaknya pusarnya saja menyelonong di jalan tol naik sepeda roda tiga! Wah...wah..wah..‟
Hasil analisis data (265e) dengan menggunakan teknik ganti, membuat kalimat menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Kata mawi „dengan‟ yang termasuk ragam krama tidak dapat menggantikan kata kanthi „dengan‟ yang merupakan ragam ngoko.
Di atas telah dianalisis data-data perangkaian (konjungsi), masing berjumlah 3 untuk konjungsi sebab-akibat, aditif, dan waktu. Data-data yang berjumlah 2 data adalah untuk konjungsi tujuan dan cara. Dan data-data yang dianalisis yang berjumlah 1 adalah konjungsi pertentangan, kelebihan, kosesif, pilihan urutan dan syarat. Dalam penelitian ini ditemukan data konjungsi sebanyak 157 data dengan rincian 11 data konjungsi sebab-akibat, 21 data konjungsi pertentangan, 5 data konjungsi kelebihan, 8 data konjungsi kosesif, 7 data konjungsi tujuan, 51 data konjungsi penambahan, 7 data konjungsi pilihan, 8 data konjungsi urutan, 4 data konjungsi waktu, 12 data
kanthi *mawi
dengan
commit to user
konjungsi syarat, 23 data konjungsi cara. Data yang lebih lengkap dapat dilihat di bagian lampiran nomor 113 sampai dengan nomor 268