• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

50

BAB IV

ANALISIS DATA

Bab empat berisi analisis data yang akan mendeskripsikan tentang penanda kohesi leksikal dan kohesi gramatikal, koherensi dan karakteristik wacana deskriptif rubrik Klik. Uraiannya adalah sebagai berikut.

A. Penanda Kohesi

Kohesi dalam wacana dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek gramatikal dan aspek leksikal. Aspek gramatikal meliputi pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi). Aspek leksikal meliputi repetisi (pengulangan), sinonimi (pada kata), antonimi (oposisi makna), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas bawah) dan ekuivalensi (kesepadanan). Berikut penjelasan yang lebih rinci.

1. Penanda Kohesi Gramatikal

Analisis aspek gramatikal dalam wacana meliputi: (1) pengacuan (referensi), (2) penyulihan (subtitusi), (3) pelesapan (elipsis), (4) perangkaian (konjungsi). Berikut penjelasan keempat aspek gramatikal.

a. Pengacuan (Referensi)

Pengacuan atau referensi terdapat tiga jenis pengacuan yaitu pengacuan persona (kata ganti orang), pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk), dan pengacuan komparatif (perbandingan). Berikut penjelasan beserta contoh datanya.

(2)

commit to user

1) Referensi Persona

Dalam penelitian ini terdapat tiga pengacuan persona (kata ganti orang) meliputi persona pertama jamak, persona kedua tunggal, dan persona ketiga tunggal dan jamak. Berikut adalah contoh data referensi pronomina.

Pengacuan persona pertama jamak yang ditemukan dalam penelitian ini berupa kata kita „kita‟. Berikut adalah contoh datanya.

2) Cumplung- nalika pisanan ndeleng Billy Owen kang cumplung mripate

iki mbokmenawa kita bakal ngira yen iki foto di gawe-gawe kaya kang ana ing film zombie kae. Nanging iki asli, kang ora liya akibat kena kanker sinonasal undifferentiated carcinoma (SNUC), sawijining kanker langka kang ngrikiti saperangan tengkorake, klebu mata tengen, otot-otot lan syaraf. Penyakit iki uga kang wusanane ninggalake bolongan „raseksa‟ ing tilas mripate engga drijine bisa nembus mripat mau liwat cethake (PS/16/20/04/2013)

„Lubang - ketika pertama kali melihat Billy Owen yang bolong matanya ini mungkin kita akan mengira jika foto ini dibuat-buat seperti yang ada pada film zombie itu. Tetapi ini asli, yang tidak lain akibat terkena kanker sinonasal undifferentiated carcinoma (SNUC), salah satu kanker langka yang menggerogoti tengkoraknya, termasuk mata kanan, otot-otot dan syaraf. Penyakit ini juga yang akhirnya meninggalkan lubang „rasaksa‟ di bekas matanya hingga jarinya bisa menembus mata tadi lewat mulutnya ‟ Kata kita „kita‟ pada data (2) termasuk salah satu jenis pronomina persona I jamak yang mengacu pada penulis dan pembaca rubrik Klik. Pengacuan ini termasuk dalam pengacuan eksofora karena acuannya berada diluar teks.

Selanjutnya data (2) dibagi unsur langsungnya menjadi seperti berikut. (2a) nalika pisanan ndeleng Billy Owen kang cumplung mripate iki mbokmenawa kita bakal ngira yen iki foto di gawe-gawe kaya kang ana ing film zombie kae.

„ketika pertama kali melihat Billy Owen yang bolong matanya ini mungkin kita akan mengira jika foto ini dibuat-buat seperti yang ada pada film zombie itu.‟

(3)

commit to user

(2b) Nanging iki asli, kang ora liya akibat kena kanker sinonasal undifferentiated carcinoma (SNUC), sawijining kanker langka kang ngrikiti saperangan tengkorake, klebu mata tengen, otot-otot lan syaraf.

„Tetapi ini asli, yang tidak lain akibat terkena kanker sinonasal undifferentiated carcinoma (SNUC), salah satu kanker langka yang menggerogoti tengkoraknya, termasuk mata kanan, otot-otot dan syaraf.‟

(2c) Penyakit iki uga kang wusanane ninggalake bolongan „raseksa‟ ing tilas mripate engga drijine bisa nembus mripat mau liwat cethake. „Penyakit ini juga yang akhirnya meninggalkan bolongan „rasaksa‟ di bekas matanya hingga jarinya bisa menembus mata tadi lewat mulutnya‟

Data (2a) kemudian diuji dengan menggunakan teknik lesap, hasilnya adalah sebagai berikut.

(2d) *nalika pisanan ndeleng Billy Owen kang cumplung mripate iki mbokmenawa Ø bakal ngira yen iki foto di gawe-gawe kaya kang ana ing film zombie kae.

*„ketika pertama kali melihat Billy Owen yang bolong matanya ini mungkin Ø akan mengira jika foto ini dibuat-buat seperti yang ada pada film zombie itu.‟

Setelah data (2d) di atas diuji dengan teknik lesap, kata kita „kita‟, ketika dilesapkan kalimat menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Sehingga kehadiran pronomina persona I jamak kita „kita‟ harus dihadirkan agar informasi yang didapatkan menjadi jelas.

Setelah diuji dengan teknik lesap, lalu data (2a) diuji dengan menggunakan teknik ganti. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(2e) Nalika pisanan ndeleng Billy Owen kang cumplung mripate iki mbokmenawa bakal ngira yen iki foto

digawe-gawe kaya kang ana ing film zombie kae.

„Ketika pertama kali melihat Billy Owen yang bolong matanya ini mungkin akan mengira jika foto ini dibuat-buat

kita

awake dhewe aku lan kowe

kita

kita

(4)

commit to user seperti yang ada pada film zombie itu.‟

Hasil yang didapat setelah data (2g), (2h), dan (2i) diuji dengan menggunakan teknik ganti kata kita „kita‟, dapat diganti dengan awake dhewe „kita‟, dan aku lan kowe „aku dan kamu‟, kalimat masih bisa berterima, dan tetap gramatikal karena sama-sama menggunakan bahasa Jawa ngoko.

Pengacuan persona kedua tunggal yang ditemukan dalam penelitian ini ditandai dengan kata panjenengan „anda‟. Berikut contoh datanya.

(5) Al Quran Paling Gedhe ana ing Solo - Tau pirsa Al Quran ukuran raseksa? Yen durung, panjenengan bisa tindhak Solo, Jawa Tengah, yakuwi menyang mesjid Fatima. Al Quran iki dawane 1,5 meter lan ambane 2,5 meter kanthi bobot 200kg. Al Quran iki kagawe saka kulit unta saengga kandele nggayuh 20 cm dhewe. Ditulis nganggo tangan kanthi migunakake mangsi emas. Lan senajan wis umur atusan taun Quran iki isih kajaga kanthi becik (PS/30/27/07/2013). „Al Quran Paling Besar ada di Solo – Pernah melihat Al Quran ukuran raseksa? Jika belum, Anda bisa pergi ke Solo, Jawa Tengah, yaitu ke masjid Fatima. Al Quran ini panjangnya 1,5 meter dan lebarnya 2,5 meter dengan berat 200kg. Al Quran ini terbuat dari kulit unta sehingga tebalnya mencapai 20 cm sendiri. Ditulis menggunakan tangan dengan menggunakan tinta emas. Dan walaupun sudah berumur ratusan tahun Quran ini masih terjaga dengan baik‟

Pada data (5) di atas terdapat pengacuan persona II tunggal yaitu kata panjenengan „anda‟ yang mengacu pada pembaca. Maka pengacuan tersebut merupakan pengacuan eksofora karena acuannya berada di luar teks. Kemudian data (5) di atas dikenai teknik BUL, hasilnya adalah sebagai berikut.

(5a) Tau pirsa Al Quran ukuran raseksa? „Pernah melihat Al Quran ukuran raseksa?‟

(5b) Yen durung, panjenengan bisa tindhak Solo, Jawa Tengah, yakuwi menyang mesjid Fatima.

(5)

commit to user

„Jika belum, Anda bisa pergi ke Solo, Jawa Tengah, yaitu ke masjid Fatima.‟

(5c) Al Quran iki dawane 1,5 meter lan ambane 2,5 meter kanthi bobot 200kg.

„Al Quran ini panjangnya 1,5 meter dan lebarnya 2,5 meter dengan berat 200kg.‟

(5d) Al Quran iki kagawe saka kulit unta saengga kandele nggayuh 20 cm dhewe.

„Al Quran ini terbuat dari kulit unta sehingga tebalnya mencapai 20 cm sendiri.‟

(5e) Ditulis nganggo tangan kanthi migunakake mangsi emas. „Ditulis menggunakan tangan dengan menggunakan tinta emas.‟ (5f) Lan senajan wis umur atusan taun Quran iki isih kajaga kanthi

becik.

„Dan walaupun sudah berumur ratusan tahun Quran ini masih terjaga dengan baik‟

Setelah data dikenai teknik BUL, kemudian data (5b) di uji dengan teknik lesap untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan.

(5g) Yen durung, Ø bisa tindhak Solo, Jawa Tengah, yakuwi menyang mesjid Fatima.

„Jika belum, Ø bisa pergi ke Solo, Jawa Tengah, yaitu ke masjid Fatima.‟

Data (5g) telah dikenai teknik lesap dengan menghilangkan kata panjenengan „anda‟ dan hasilnya kalimat menjadi tidak gramatikal. Hal tersebut berarti bahwa kata panjenengan „anda‟ wajib hadir.

Selanjutnya data (5b) diuji dengan menggunakan teknik ganti. Hasilnya menjadi berikut ini.

(5h) Yen durung, bisa tindhak Solo, Jawa Tengah, yakuwi

menyang mesjid Fatima.

„Jika belum, bisa pergi ke Solo, Jawa Tengah, yaitu ke masjid panjenengan sampeyan *kowe anda anda *kamu

(6)

commit to user Fatima.‟

Setelah data (5h) diuji dengan teknik ganti, panjenengan „anda‟ bisa diganti dengan sampeyan „anda‟ karena tingkat tuturnya masih sama jadi masih berterima, tetapi kowe „kamu‟ tidak dapat menggantikan panjenengan „anda‟ karena sudah berbeda tingkat tutur sehingga kalimat menjadi tidak gramatikal dan terkesan kurang sopan.

Berikut contoh data lain yang merupakan pronomina persona III tunggal.

(20) Petruk? – Kazuhiro kasil gawe rekor rambut mohawk paling dhuwur sa donya, yakuwi 1,3 meter. Manut Kazuhiro dheweke mbutuhake 15 taun kanggo ndawakake rambute ksb. Lan ing saben dinane paling ora mbutuhake wektu rong jam, sak umplung minyak rambut sarta rambute Petruk kuwi (PS/36/7/9/2013).

„Petruk? – Kazuhiro berhasil membuat rekor rambut mohawk paling tinggi sedunia, yaitu 1,3 meter. Menurut Kazuhiro dia membutuhkan 15 tahun untuk memanjangkan rambutnya tersebut. Dan di setiap harinya paling tidak membutuhkan waktu duan jam, sebotol minyak rambut serta lebih panjang dari rambutnya Petruk itu‟

Data (20) terdapat dua jenis pengacuan persona yaitu kata dheweke „dia‟ yang merupakan pengacuan persona III tunggal, dan –e „-nya‟ pada kata rambute „rambutnya‟ yang merupakan pengacuan persona III tunggal lekat kanan yang mengacu pada Kazuhiro. Maka pengacuan tersebut merupakan pengacuan endofora yang anaforis karena acuannya disebutkan di sebelah kiri.

Data (20) kemudian diuji dengan menggunakan teknik BUL menjadi berikut ini.

(20a) Kazuhiro kasil gawe rekor rambut mohawk paling dhuwur sa donya, yakuwi 1,3 meter.

(7)

commit to user

„Kazuhiro berhasil membuat rekor rambut mohawk paling tinggi sedunia, yaitu 1,3 meter.‟

(20b) Manut Kazuhiro dheweke mbutuhake 15 taun kanggo ndawakake rambute ksb.

„Menurut Kazuhiro dia membutuhkan 15 tahun untuk memanjangkan rambutnya tersebut.‟

(20c) Lan ing saben dinane paling ora mbutuhake wektu rong jam, sak umplung minyak rambut sarta rambute Petruk kuwi

„Dan di setiap harinya paling tidak membutuhkan waktu duan jam, sebotol minyak rambut serta lebih panjang dari rambutnya Petruk itu‟

Selanjutnya data (20b) dianalisis dengan menggunakan teknik lesap, hasilnya sebagai berikut.

(20d) Manut Kazuhiro Ø mbutuhake 15 taun kanggo ndawakake rambutØ ksb.

„Menurut Kazuhiro Ø membutuhkan 15 tahun untuk memanjangkan rambutØ tersebut.‟

Hasil yang diperoleh setelah data (20d) diuji dengan teknik lesap adalah menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Oleh karena itu kedua jenis pronomina persona tersebut wajib dihadirkan agar informasi yang didapatkan menjadi lebih jelas.

Selanjutnya, data (20b) di atas diuji dengan menggunakan teknik ganti. Hasilnya menjadi berikut ini.

(20e) Manut Kazuhiro mbutuhake 15 taun kanggo

ndawakake rambut ksb.

„Menurut Kazuhiro membutuhkan 15 tahun untuk

memanjangkan rambut tersebut.‟ dheweke *piyambakipun *panjenenganipun e *ipun dia *dia *dia nya *-nya

(8)

commit to user

Setelah data diuji dengan menggunakan teknik ganti, pronomina persona III tunggal dheweke „dia‟ tidak bisa diganti dengan piyambakipun „dia‟, dan panjenenganipun „dia‟, dan pronomina persona III lekat kanan –e „nya‟ tidak bisa diganti dengan pronomina –ipun „nya‟ karena terdapat perbedaan tingkat tutur antara bahasa Jawa ngoko dengan bahasa Jawa krama.

1) Pengacuan Demonstratif

Pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk) dibedakan menjadi dua, yaitu pronomina demonstratif waktu (temporal) dan pronomina demonstratif tempat (lokasional) seperti yang terdapat pada data berikut ini.

a) Pronomina Demonstratif Waktu (temporal)

Pronomina demonstrasi waktu yang terdapat pada wacana deskriptif rubrik Klik terdiri dari waktu kini (saiki, „sekarang‟ dinane iki „saat ini/kini‟), waktu lampau (...kepungkur „...yang lalu‟), waktu yang akan datang (...mengko „...nanti‟). Berikut contoh datanya.

(36) Rambut Topi – Iki rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan mbentuk kayadene topi. Amrih ora gampang rusak, dheweke ora lali nyemprotake hairspray. Lan... rambut kuwi saiki dadi topi kang ngancani priya ksb menyang ngendi wae (PS/51/21/12/2013).

„Rambut Topi – Ini rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk seperti topi. Agar tidak mudah rusak, dia tidak lupa menyemprotkan hairspray. Dan... rambut itu sekarang menjadi topi yang menemani pria tersebut ke mana saja‟

Data (36) di atas terdapat pengacuan demonstratif waktu kini yaitu saiki „sekarang‟. Data diatas termasuk pengacuan endofora yang anaforis.

(9)

commit to user

Kemudian data (36) diuji dengan menggunakan teknik BUL, hasilnya adalah sebagai berikut.

(36a) Iki rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan mbentuk kayadene topi.

„Ini rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk seperti topi‟.

(36b) Amrih ora gampang rusak, dheweke ora lali nyemprotake hairspray. „Agar tidak mudah rusak, dia tidak lupa menyemprotkan hairspray‟. (36c) Lan... rambut kuwi saiki dadi topi kang ngancani priya ksb menyang

ngendi wae.

„Dan ... rambut itu sekarang menjadi topi yang menemani pria tersebut ke mana saja‟.

Setelah diuji dengan teknik BUL, data (36c) kemudian di uji dengan teknik lesap sebagai berikut.

(36d) Lan... rambut kuwi Ø dadi topi kang ngancani priya ksb menyang ngendi wae.

„Dan ... rambut itu Ø menjadi topi yang menemani pria tersebut ke mana saja‟.

Setelah data diuji dengan teknik lesap hasilnya masih gramatikal dan berterima meski kata saiki „sekarang‟ dilesapkan.

Kemudian data (36c) diuji dengan teknik ganti, dan hasilnya adalah sebagai berikut.

(36e) Lan... rambut kuwi dadi topi kang ngancani priya

ksb menyang ngendi wae.

„Dan ... rambut itu menjadi topi yang menemani

pria tersebut ke mana saja‟.

saiki *samenika *sapunika sekarang *sekarang *sekarang

(10)

commit to user

Setelah data (36e) diuji dengan menggunakan teknik ganti, pengacuan demonstratif waktu kini saiki „sekarang‟ tidak bisa diganti dengan kata samenika „sekarang‟ dan sapunika „sekarang‟. Hal ini dikarenakan kalimat menjadi tidak gramatikal, karena perbedaan tingkat tutur yaitu ngoko dengan krama.

(37) Menara Korek Paling Dhuwur – Menara kang kagawe saka korek iki paling dhuwur sadonyan yakuwi dhuwure 6 meter 53 cm, kang digawe dening pengrajin asal Lebanon, Tofic Daher. Bangunan kanthi modhel Menara Eiffel iki karipta saka 6 yuta biting korek nalika tanggal 11 november 2009 kepungkur. Pengrajin kang sedina-dinane urip ing dhuwur kursi rodha iki ngentekake 2316 jam kerja lan dhuwit US $ 11.000 kanggo tuku 6 yuta korek mau, 6.240 lampu cilik, lan 23 lampu sorot. Kasuksesan Tofic ngalahake rekor dunia sadurunge, kang migunakake modhel bangunan Big Ben kang dhuwure 3,98 meter lan mbutuhake 1,25 yuta korek. (PS/2/12/01/2013)

„Menara Korek Paling Tinggi – Menara yang terbuat dari korek ini paling tinggi sedunia yaitu tingginya 6 meter 53 cm, yang dibuat oleh pengrajin Lebanon, Tofic Daher. Bangunan dengan model Menara Eiffel ini tercipta dari 6 juta lidi korek ketika tanggal 11 November 2009 yang lalu. Pengrajin yang sehari-harinya hidup di ata kursi roda ini menghabiskan 2316 jam kerja dan uang US $ 11.000 untuk membeli 6 juta korek tadi, 6420 lampu kecil, dan 23 lampu sorot. Kesuksesan Tofic mengalahkan rekor dunia sebelumnya, yang menggunakan model bangunan Big Ben yang tingginya 3,98 meter dan membutuhkan 1,25 juta korek.‟

Pada data (37) di atas terdapat pengacuan demonstratif waktu lampau yaitu kepungkur „yang lalu‟. Pengacuan tersebut termasuk pengacuan endofora yang anaforis yang mengacu tanggal 11 november 2009 „tanggal 11 November 2009‟ yang disebutkan sebelum kata kepungkur „yang lalu‟.

Data (37) kemudian diuji dengan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(11)

commit to user

(37a) Menara kang kagawe saka korek iki paling dhuwur sadonyan yakuwi dhuwure 6 meter 53 cm, kang digawe dening pengrajin asal Lebanon, Tofic Daher.

„Menara yang terbuat dari korek ini paling tinggi sedunia yaitu tingginya 6 meter 53 cm, yang dibuat oleh pengrajin Lebanon, Tofic Daher.‟

(37b) Bangunan kanthi modhel Menara Eiffel iki karipta saka 6 yuta biting korek nalika tanggal 11 november 2009 kepungkur.

„Bangunan dengan model Menara Eiffel ini tercipta dari 6 juta lidi korek ketikal tanggal 11 November 2009 yang lalu.‟

(37c) Pengrajin kang sedina-dinane urip ing dhuwur kursi rodha iki ngentekake 2316 jam kerja lan dhuwit US $ 11.000 kanggo tuku 6 yuta korek mau, 6.240 lampu cilik, lan 23 lampu sorot.

„Pengrajin yang sehari-harinya hidup di ata kursi roda ini menghabiskan 2316 jam kerja dan uang US $ 11.000 untuk membeli 6 juta korek tadi, 6420 lampu kecil, dan 23 lampu sorot.‟

(37d) Kasuksesan Tofic ngalahake rekor dunia sadurunge, kang migunakake modhel bangunan Big Ben kang dhuwure 3,98 meter lan mbutuhake 1,25 yuta korek.

„Kesuksesan Tofic mengalahkan rekor dunia sebelumnya, yang menggunakan model bangunan Big Ben yang tingginya 3,98 meter dan membutuhkan 1,25 juta korek.‟

Selanjutnya data (37b) diuji dengan teknik ganti. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(37e) Bangunan kanthi modhel Menara Eiffel iki karipta saka 6 yuta biting korek nalika tanggal 11 november 2009 Ø.

Bangunan dengan model Menara Eiffel ini tercipta dari 6 juta lidi korek ketikal tanggal 11 November 2009 Ø.

Setelah data (37e) diuji dengan teknik lesap kalimat masih berterima dan gramatikal karena pada data tersebut terdapat tanggal yang sudah menandakan waktu lampau.

Kemudian data (37b) diuji dengan teknik ganti. hasilnya adalah sebagai berikut.

(12)

commit to user

(37f) Bangunan kanthi modhel Menara Eiffel iki karipta saka 6 yuta biting korek nalika tanggal 11 november 2009

„Bangunan dengan model Menara Eiffel ini tercipta dari 6 juta lidi korek ketikal tanggal 11 November 2009

Setelah data (37f) dijuji dengan teknik ganti, kalimat menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Hal ini disebabkan karena kata kepungkur „yang lalu‟ menggunakan ragam bahasa ngoko, sedangkan kepengker „yang lalu‟menggunakan ragam bahasa krama.

(41) Endhog Paling Gedhe Sadonya – iki dudu gaweyan, nanging tenanan. Yakuwi endhoge manuk Gajah utawa elephant Bird. Elephant Bird mujudake manuk raseksa kang urip ing Madagascar. Mung Gajah iki wis punah wiwit abad 13 engga 17 kepungkur. Endhog fosil kang gedhene kaping 120 endhog pitik kepara luwih gedhe saka endhoge dinosaurus iki ditemokake arkeolog nalika taun 1800-an lan saikine dilelang dening Christine Auction House nganti tanggal 29 April mengko kanthi rega Rp 438 yuta. Penjenengan kersa mundhut pa? (PS/17/27/04/2013).

„Telur Paling Besar Sedunia – ini bukan buatan, tetapi sungguhan. Yaitu telurnya burung Gajah atau elephant Bird. Elephant Bird merupakan burung rasaksa yang hidup di Madagascar. Hanya burung gajah ini sudah punah dari abad 13 hingga 17 yang lalu. Telur fosil yang besarnya 120 kali telur ayam malah lebih besar dari telurnya dinosaurus ini ditemukan arkeolog ketika tahun 1800-an dan sekarang dilelang oleh Christine Auction House sampai tanggal 29 April nanti dengan harga Rp 438 juta. Anda ingin membelinya?‟ Pada data (41) di atas terdapat pengacuan demonstratif waktu yang akan datang berupa kata mengko „nanti‟ yang mengacu pada tanggal 29 April „tanggal 29 April‟. Pengacuan demonstratif ini termasuk jenis pengacuan endofora yang anaforis karena mengacu pada anteseden yang berada di sebelah kirinya.

kepungkur. *kepengker.

yang lalu.‟ *yang lalu.‟

(13)

commit to user

Data (41) di atas kemudian dikenai teknik BUL. Berikut adalah hasilnya.

(41a) Iki dudu gaweyan, nanging tenanan. „Ini bukan buatan, tetapi sungguhan.‟

(41b) Yakuwi endhoge manuk Gajah utawa elephant Bird. „Yaitu telurnya burung Gajah atau elephant Bird.‟

(41c) Elephant Bird mujudake manuk raseksa kang urip ing Madagascar. „Elephant Bird merupakan burung rasaksa yang hidup di Madagascar.‟

(41d) Mung Gajah iki wis punah wiwit abad 13 engga 17 kepungkur. „Hanya burung gajah ini sudah punah dari abad 13 hingga 17 yang lalu.‟

(41e) Endhog fosil kang gedhene kaping 120 endhog pitik kepara luwih gedhe saka endhoge dinosaurus iki ditemokake arkeolog nalika taun 1800-an lan saikine dilelang dening Christine Auction House nganti tanggal 29 April mengko kanthi rega Rp 438 yuta.

„Telur fosil yang besarnya 120 kali telur ayam malah lebih besar dari telurnya dinosaurus ini ditemukan arkeolog ketika tahun 1800-an dan sekarang dilelang oleh Christine Auction House sampai tanggal 29 April nanti dengan harga Rp 438 juta.

(41f) Panjenengan kersa mundhut pa? „Anda ingin membelinya?‟

Data (41e) kemudian di uji dengan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(41g) Endhog fosil kang gedhene kaping 120 endhog pitik kepara luwih gedhe saka endhoge dinosaurus iki ditemokake arkeolog nalika taun 1800-an lan saikine dilelang dening Christine Auction House nganti tanggal 29 April Ø kanthi rega Rp 438 yuta.

„Telur fosil yang besarnya 120 kali telur ayam malah lebih besar dari telurnya dinosaurus ini ditemukan arkeolog ketika tahun 1800-an dan sekarang dilelang oleh Christine Auction House sampai tanggal 29 April Ø dengan harga Rp 438 juta.‟

Setelah data (41g) diuji dengan teknik lesap hasilnya masih gramatikal. Maka kata mengko „nanti‟ tidak wajib hadir,

(14)

commit to user b) Pronomina Demonstratif Tempat (lokasional)

Pronomina demonstratif tempat yang ditemukan dalam penelitian ini mengacu pada tempat dekat dengan penutur (kene „sini‟), agak jauh dengan penutur (kono „situ‟, iku „itu‟, kuwi „itu‟), jauh dengan penutur (kana „sana‟), dan menunjuk secara eksplisit. Berikut ini adalah data yang terdapat pengacuan demonstratif tempat (lokasional).

(44) Aksi Akrobat ing Buka Bareng – Warga Karachi, Pakistan, duwe tradhisi jroning buka bareng. Yakuwi nindakake ing papan tinarbuka lan ana pawongan kang ngladeni andum panganan. Sing rada unik ing kene, priya kang ngedum panganan ksb bisa nggawa piring isi panganan jroning jumlah lusinan sekaligus. Dadi ana akrobat sethithik jroning ngenteni buka bareng mau (PS/33/17/08/2013).

„Aksi Akrobat di Buka Bersama – Warga Karachi, Pakistan, mempunyai tradisi dalam buka bersama. Yaitu melakukan di tempat terbuka dan ada orang yang melayani membagi makanan. Yang agak unik di sini, pria yang membagi makanan tersebut bisa membawa piring isi makanan dalam jumlah lusinan sekaligus. Jadi ada akrobat sedikit dalam menunggu buka bersama tadi.‟

Terdapat pengacuan demonstratif tempat pada data (7/44) di atas yaitu kata kene „sini‟ yang merupakan pengacuan demonstratif tempat yang dekat dengan penutur. Pengacuan tersebut merupakan pengacuan endofora yang anaforis yang mengacu pada Warga Karachi, Pakistan „warga Karachi, Pakistan‟ yang disebutkan sebelumnya.

Data (44) di atas kemudian dibagi unsur langsung dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(44a) Warga Karachi, Pakistan, duwe tradhisi jroning buka bareng. „Warga Karachi, Pakistan, mempunyai tradisi dalam buka bersama.‟

(44b) Yakuwi nindakake ing papan tinarbuka lan ana pawongan kang ngladeni andum panganan.

(15)

commit to user

„Yaitu melakukan di tempat terbuka dan ada orang yang melayani membagi makanan.‟

(44c) Sing rada unik ing kene, priya kang ngedum panganan ksb bisa nggawa piring isi panganan jroning jumlah lusinan sekaligus. „Yang agak unik di sini, pria yang membagi makanan tersebut bisa membawa piring isi makanan dalam jumlah lusinan sekaligus.‟ (44d) Dadi ana akrobat sethithik jroning ngenteni buka bareng mau

„Jadi ada akrobat sedikit dalam menunggu buka bersama tadi.‟ Setelah data dibagi unsur langsung kemudian data diuji dengan menggunakan teknik lesap. Hasilnya sebagai berikut ini.

(44e) *Sing rada unik ing Ø, priya kang ngedum panganan ksb bisa nggawa piring isi panganan jroning jumlah lusinan sekaligus. *„Yang agak unik di Ø, pria yang membagi makanan tersebut bisa membawa piring isi makanan dalam jumlah lusinan sekaligus. Tampak pada data (44e) di atas setelah diuji dengan teknik lesap kalimat menjadi tidak jelas. Maka dari itu, pengacuan demonstratif berupa kata kene „sini‟ wajib dihadirkan.

Data (44c) kemudian di uji dengan teknik ganti. Hasilnya dapat dilihat dibawah ini.

(44f) Sing rada unik ing priya kang ngedum panganan ksb

bisa nggawa piring isi panganan jroning jumlah lusinan sekaligus. „Yang agak unik di pria yang membagi makanan tsb

bisa membawa piring isi makanan dalam jumlah lusinan sekaligus.‟ Setelah di uji dengan menggunakan teknik ganti, pengacuan demonstratif tempat kene „sini‟ tidak dapat diganti dengan mriki „sini‟. Hal

kene,

*mriki,

sini,

*sini ,

(16)

commit to user

ini disebabkan karena pada data di atas menggunakan ragam bahasa ngoko sehingga tidak bisa digantikann dengan ragam bahasa krama.

(46) Pencolodan ing Keyboard – Sawijining seniman Rusia aran Anatoly Vyatkin nggawe „patung‟ wujud tombol keyboard raseksa. Patung utawa monumen keyboard iki migunakake 86 balok watu lan dipapanake ing lapangan Yekaterinburg, Rusia. Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat kono. Kabukten, akeh wong kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, kaya-kaya sajak lagi ngetik ing keyboard komputer ngono kae. (PS/14/6/04/2013).

„Melompat di Keyboard – Seorang seniman Rusia bernama Anatoly Vyatkin membuat „patung‟ berwujud tombol keyboard rasaksa. Patung atau monumen ini menggunakan 86 balok batu dan ditempatkan di lapangan Yaketerinburg, Rusia. Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat situ. Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, seperti sedang mengetik di keyboard komputer begitu.‟

Tampak pada data (46) di atas terdapat pengacuan demonstratif tempat yaitu kono „situ‟ yang menyatakan agak dekat dengan penutur. pengacuannya demonstratif tersebut merupakan pengacuan endofora yang anaforis karna acuannya berada di sebelah kiri yaitu lapangan Yekaterinburg, di Rusia.

Data (46) kemudian diuji dengan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(46a) Sawijining seniman Rusia aran Anatoly Vyatkin nggawe „patung‟ wujud tombol keyboard raseksa.

„Seorang seniman Rusia bernama Anatoly Vyatkin membuat „patung‟ berwujud tombol keyboard rasaksa.‟

(46b) Patung utawa monumen keyboard iki migunakake 86 balok watu lan dipapanake ing lapangan Yekaterinburg, Rusia.

„Patung atau monumen ini menggunakan 86 balok batu dan ditempatkan di lapangan Yaketerinburg, Rusia.‟

(17)

commit to user

(46c) Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat kono.

„Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat situ.‟

(46d) Kabukten, akeh wong kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, kaya-kaya sajak lagi ngetik ing keyboard komputer ngono kae.

„Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, seperti sedang mengetik di keyboard komputer begitu.‟

Setelah diuji dengan teknik BUL, maka selanjutnya data (46c) dianalisis dengan teknik lesap menjadi berikut.

(46e) *Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat Ø.

*„Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat Ø.‟

Setelah dianalisis dengan teknik lesap data (46c) pronomina demonstratif tempat kono „situ‟ ternyata setelah dilesapkan kalimat menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima, serta informasi yang disampaikan tidak jelas. Maka dari itu, kata kono „situ‟ kehadirannya wajib dalam kalimat tersebut.

Kemudian data diuji dengan teknik ganti. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(46f) Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat .

„Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat .‟

Data (46f) setelah diuji dengan teknik ganti ternyata pronomina demonstratif tempat kono „situ‟ sebagai penanda kohesi tidak dapat diganti dengan kata kene „sini‟ karena tempatnya sudah berbeda.

kono *kene

situ *sini

(18)

commit to user

Data di bawah ini merupakan pronomina demonstratif tempat yang menunjuk tempat yang jauh dengan penutur.

(48) Pizza Raseksa- Itali nyengkakake posisine minangka negara pizza paling hebat ing donya kanthi mecahake rekor dunia anyar. Para ahli masak ing kana mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter. Pizza ksb mesisan dadi pizza tanpa gluten (bahan kang sifate elastis) kang paling gedhe sadonya. [...] (PS/1/5/012013)

„Pizza Rasaksa- Itali mengusahakan posisinya yang merupakan negara pizza paling hebat di dunia hingga memecahkan rekor dunia baru. Para ahli masak di sana baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter. Pizza ksb mesisan menjadi pizza tanpa gluten (bahan yang sifatnya elastis) yang paling besar sedunia. [...]‟

Pada data (48) di atas terdapat pengacuan demonstratif lokasional. Kata ing kana „di sana‟ yang menunjukan pada tempat yang jauh dengan penutur. Pengacuan demonstratif tersebut merupakan pengacuan endofora.

Selanjutnya data (48) di atas diuji dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(48a) Itali nyengkakake posisine minangka negara pizza paling hebat ing donya kanthi mecahake rekor dunia anyar.

„Itali mengusahakan posisinya yang merupakan negara pizza paling hebat di dunia hingga memecahkan rekor dunia baru.‟

(48b) Para ahli masak ing kana mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter .

„Para ahli masak di sana baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter.‟

(48c) Pizza ksb mesisan dadi pizza tanpa gluten (bahan kang sifate elastis) kang paling gedhe sadonya. [...].

„Pizza ksb mesisan menjadi pizza tanpa gluten (bahan yang sifatnya elastis) yang paling besar sedunia. [...]‟

Setelah data diuji dengan teknik BUL, kemudian data (48b) diuji dengan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(19)

commit to user

(48d) Para ahli masak ing Ø mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter .

„Para ahli masak di Ø baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter.‟

Setelah kata kana „sana‟ dilesapkan data menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Informasinya menjadi tidak jelas. Maka dari itu kata kana „sana‟ harus dihadirkan.

Kemudian data (48b) diuji dengan teknik ganti. hasilnya adalah sebagai berikut.

(48e) Para ahli masak mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter .

„Para ahli masak baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter.‟

Setelah data (48e) diuji dengan teknik ganti, kalimat menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Karena kata ing kana „di sana‟ yang menggunakan ragam bahasa ngoko tidak dapat diganti dengan kata wonten mrika „di sana‟ yang menggunakan ragam bahasa krama.

(60) Gedhang Ngepang – Wit gedhang kaya kang katon ing foto iki ora kaya lumrahe, nanging ngepang loro. Kajepret durung suwe ing daerah Sidoarjo (PS/21/25/05/2013).

„Pisang Terkepang – pohon pisang seperti yang ada di foto ini tidak seperti wajarnya, tetapi terkepang dua. Terjepret belum lama di daerah Sidoarjo‟.

Pada data (60) di atas terdapat pengacuan demonstratif tempat yang menunjuk pada tempat yang eksplisit yaitu Sidoarjo „Sidoarjo‟. Data (60) kemudian diuji dengan teknik BUL, menjadi berikut ini.

kana * mrika

sana * sana

(20)

commit to user

(60a) Wit gedhang kaya kang katon ing foto iki ora kaya lumrahe, nanging ngepang loro.

„Pohon pisang seperti yang ada di foto ini tidak seperti wajarnya, tetapi terkepang dua‟.

(60b) Kajepret durung suwe ing daerah Sidoarjo „Terjepret belum lama di daerah Sidoarjo‟

Setelah data diuji dengan teknik BUL, selanjutnya data (60b) di atas diuji dengan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(60c) *Kajepret durung suwe ing daerah Ø *„Terjepret belum lama di daerah Ø‟

Pengacuan demonstratif tempat eksplisit Sidoarjo „Sidoarjo‟ pada data (60c) setelah dianalisis dengan teknik lesap, kalimat menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Maka penanda kohesi pronomina demonstratif tempat eksplisit tersebut harus dihadirkan.

Selanjutnya data (60c) di uji dengan menggunakan teknik ganti. Hasilnya adalah sebagai berikut ini.

(60d) Kajepret durung suwe ing daerah

„Terjepret belum lama di daerah

Data (60d) setelah diuji dengan teknik ganti, pengacuan demonstratif tempat yang menunjuk secara eksplisit pada kota Sidoarjo „Sidoarjo‟ tidak dapat diganti dengan Nganjuk „Nganjuk‟ karena pohon pisang yang terkepang dua itu berada di Sidoarjo bukan di Nganjuk.

Sidoarjo * Nganjuk

Sidoarjo‟

(21)

commit to user

2) Pengacuan Komparatif (Perbandingan)

Pengacuan komparatif (perbandingan), ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang mempunyai kemiripan atau kesamaan, dalam penelitian ini hanya ditemukan pengacuan komparatif dalam segi bentuk/ wujud dan perilaku. Contoh datanya adalah sebagai berikut.

(86) Pasar paling mbebayani ing donya – Satleraman, Pasar Maeklong ing Thailand iki padha karo pasar tradisonal liyane, adol woh-wohan lan janganan. Nanging pranyata, pasar iki mujudake pasar paling mbebayani ing donya. Kepriye ora, anggone mbeber dagangan mung kacek 2 cm wae saka ril sepur. Ora mung kuwi wae, para bakul ing kene uga ngedegake tendha engga tengah ril. Banjur, piye yen ana sepur liwat? Para bakul apadene sing tuku sajak wis lihai marang kabeh iku. Nalika sirine diunekake tanpa sepur teka, kabeh siap-siap mlipir menyang panggonan sing aman. Dene tendhane dilempit ngono wae amrih sepure bisa liwat (PS/3/19/01/2013).

„Pasar Paling Membahayakan di dunia – Sekilas, Pasar Maeklong di Thailand ini sama dengan pasar tradisional lainnya, jual buah-buahan dan sayuran. Tetapi ternyata, pasar ini merupakan pasar paling membahayakan di dunia. Bagaimana tidak, tempatnya menggelar dagangan hanya beda 2 cm saja dari rel kereta. Tidak hanya itu saja, para pedagang di sini juga mendirikan tenda hingga tengah rel. Kemudian, bagaimana jika ada kereta lewat? Para pedagang dan juga yang beli seperti sudah lihai dengan semua itu. ketika sirine dibunyikan tanda kereta datang, semua siap-siap minggir ke tempat yang aman. Sedangkan tendanya dilipat begitu saja agar kereta bisa lewat.‟

Pada data (86) di atas terdapat pengacuan komparatif yang berupa padha karo „sama dengan‟. Pengacuan komparatif tersebut membandingkan antara pasar Maeklong di Thailand yang sama dengan pasar tradisonal lainnya. Data di atas kemudian dibagi unsur langsungnya menjadi berikut ini.

(86a) Satleraman, Pasar Maeklong ing Thailand iki padha karo pasar tradisonal liyane, adol woh-wohan lan janganan.

(22)

commit to user

„Sekilas, Pasar Maeklong di Thailand ini sama dengan pasar tradisional lainnya, jual buah-buahan dan sayuran.‟

(86b) Nanging pranyata, pasar iki mujudake pasar paling mbebayani ing donya.

„Tetapi ternyata, pasar ini merupakan pasar paling membahayakan di dunia.‟

(86c) Kepriye ora, anggone mbeber dagangan mung kacek 2 cm wae saka ril sepur.

„Bagaimana tidak, tempatnya menggelar dagangan hanya beda 2 cm saja dari rel kereta.‟

(86d) Ora mung kuwi wae, para bakul ing kene uga ngedegake tendha engga tengah ril.

„Tidak hanya itu saja, para pedagang di sini juga mendirikan tenda hingga tengah rel.‟

(86e) Banjur, piye yen ana sepur liwat? Para bakul apadene sing tuku sajak wis lihai marang kabeh iku.

„Kemudian, bagaimana jika ada kereta lewat? Para pedagang dan juga yang beli seperti sudah lihai dengan semua itu.‟

(86f) Nalika sirine diunekake tanpa sepur teka, kabeh siap-siap mlipir menyang panggonan sing aman.

„Ketika sirine dibunyikan tanda kereta datang, semua siap-siap minggir ke tempat yang aman.‟

(86g) Dene tendhane dilempit ngono wae amrih sepure bisa liwat „Sedangkan tendanya dilipat begitu saja agar kereta bisa lewat.‟ Kemudian data (86a) diuji dengan teknik lesap. Hasilnya seperti berikut ini.

(86h) Satleraman, Pasar Maeklong ing Thailand iki Ø pasar tradisonal liyane, adol woh-wohan lan janganan.

„Sekilas, Pasar Maeklong di Thailand ini Ø pasar tradisional lainnya, jual buah-buahan dan sayuran.‟

Terlihat pada data (86h) di atas setelah pengacuan komparatif padha karo „sama dengan‟ dilesapkan maka wacana menjadi tidak gramatikal dan

(23)

commit to user

tidak berterima. Maka dari itu, kehadirannya wajib hadir agar wacana menjadi padu.

Selanjutnya data (86a) dianalisis dengan menggunakan teknik ganti. Berikut ini adalah hasilnya.

(86i) Satleraman, Pasar Maeklong ing Thailand iki pasar tradisonal liyane, adol woh-wohan lan janganan.

„Sekilas, Pasar Maeklong di Thailand ini pasar

tradisional lainnya, jual buah-buahan dan sayuran.‟

Setelah data (86i) diuji dengan teknik ganti, ternyata kata kaya „seperti‟ dapat menggantikan frasa padha karo „sama dengan‟. Hal ini disebabkan karena keduanya merupakan ragam ngoko, sehingga kedua kata tersebut bisa saling menggantikan.

(87) Angler ing Closet – Tau ngrasakake ngantuk nemen nalikane ing perjalanan, taman, utawa ing kantor? Mesthine tau ya, lan kanthi ora sengaja banjur keturon, utawa malah nganti angler banget kaya adhik kita iki hehe... (PS/4/26/01/2013).

„Nyeyak di Closet – Pernah merasakan mengantuk sekali ketika di perjalanan, taman atau di kantor? Pastinya pernah ya, dan dengan tidak sengaja kemudian tertidur, atau malah sampai nyenyak sekali seperti adik kita ini hehe...‟

Pada data (87) di atas terdapat pengacuan komparatif yaitu pada kata kaya „seperti‟. Kata tersebut membandingkan sikap atau perilaku seseorang ketika mengantuk sampai-sampai ketiduran seperti yang dilakukan oleh anak kecil pada rubrik yang mengantuk hingga tertidur di atas closet. Selanjutnya data (87) di atas dibagi unsur langsungnya sebagai berikut.

(87a) Tau ngrasakake ngantuk nemen nalikane ing perjalanan, taman, utawa ing kantor?

padha karo kaya

sama dengan

(24)

commit to user

„Pernah merasakan mengantuk sekali ketika di perjalanan, taman atau di kantor?‟

(87b) Mesthine tau ya, lan kanthi ora sengaja banjur keturon, utawa malah nganti angler banget kaya adhik kita iki hehe...

„Pastinya pernah ya, dan dengan tidak sengaja kemudian tertidur, atau malah sampai nyenyak sekali seperti adik kita ini hehe...‟ Kemudian data (87b) diuji dengan menggunakan teknik lesap. Hasilnya menjadi sebagai berikut ini.

(87c) *Mesthine tau ya, lan kanthi ora sengaja banjur keturon, utawa malah nganti angler banget Ø adhik kita iki hehe...

*„Pastinya pernah ya, dan dengan tidak sengaja kemudian tertidur, atau malah sampai nyenyak sekali Ø adik kita ini hehe...‟ Setelah kata kaya „seperti‟ pada data (87c) dilesapkan kalimat menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Maka dari itu, kehadirannya wajib agar wacana menjadi padu. Kemudian data dianalisis dengan teknik ganti seperti berikut ini.

(87d) Mesthine tau ya, lan kanthi ora sengaja banjur keturon, utawa malah nganti angler banget adhik kita iki hehe... „Pastinya pernah ya, dan dengan tidak sengaja kemudian tertidur, atau malah sampai nyenyak sekali adik kita ini hehe...‟

Setelah data (87d) diuji dengan teknik ganti, kata kaya „seperti‟ tidak dapat diganti dengan kata kados „seperti‟. Hal ini disebabkan kata kados „seperti‟ merupakan ragam krama, jadi tidak dapat menggantikan kata kaya „seperti‟ yang merupakan ragam ngoko.

(88) Pencolodan ing Keyboard – Sawijining seniman Rusia arabn Anatoly Vyatkin nggawe „patung‟ wujud tombol keyboard raseksa. Patung utawa monumen keyboard iki migunakake 86 balok watu lan dipapanake ing lapangan Yekaterinburg, Rusia. Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat kono. Kabukten, akeh wong

kaya *kados

seperti

(25)

commit to user

kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, kaya-kaya sajak lagi ngetik ing keyboard komputer ngono kae. (PS/14/6/04/2013).

„Melompat di Keyboard – Seorang seniman Rusia bernama Anatoly Vyatkin membuat „patung‟ berwujud tombol keyboard rasaksa. Patung atau monumen ini menggunakan 86 balok batu dan ditempatkan di lapangan Yaketerinburg, Rusia. Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat sana. Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, seperti sedang mengetik di keyboard komputer begitu.‟

Pada data (88) di atas terdapat pronomina komparatif yaitu pada kata kaya-kaya „seperti‟. Pengacuan komparatif tersebut membandingkan pernyataan banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, dengan mengetik di keyboard komputer.

Selanjutnya data (88) di atas dibagi unsur langsungnya dengan menggunakan teknik BUL. Dan hasilnya adalah sebagai berikut.

(88a) Sawijining seniman Rusia aran Anatoly Vyatkin nggawe „patung‟ wujud tombol keyboard raseksa.

„Seorang seniman Rusia bernama Anatoly Vyatkin membuat „patung‟ berwujud tombol keyboard rasaksa.‟

(88b) Patung utawa monumen keyboard iki migunakake 86 balok watu lan dipapanake ing lapangan Yekaterinburg, Rusia.

„Patung atau monumen ini menggunakan 86 balok batu dan ditempatkan di lapangan Yaketerinburg, Rusia.‟

(88c) Tujuan utamane ora liya kanggo narik kawigaten wong mlaku utawa turis sing kebeneran liwat kono.

„Tujuan utamanya tidak lain untuk menarik perhatian orang jalan atau turis yang tidak sengaja lewat sana.‟

(88d) Kabukten, akeh wong kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, kaya-kaya sajak lagi ngetik ing keyboard komputer ngono kae

„Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, seperti sedang mengetik di keyboard komputer begitu.‟

(26)

commit to user

Selanjutnya data (88d) diuji dengan teknik lesap. Hasilnya menjadi sebagai berikut.

(88e) Kabukten, akeh wong kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, Ø sajak lagi ngetik ing keyboard komputer ngono kae „Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, Ø sedang mengetik di keyboard komputer begitu.‟

Setelah data (88e) di atas diuji dengan teknik lesap, kalimat menjadi tindak gramatikal dan tidak berterima. Maka kata kaya-kaya „seperti‟ harus dihadirkan. Kemudian data (88d) diuji dengan teknik ganti, seperti berikut ini.

(88f) Kabukten, akeh wong kang kerep pencolodan saka tuts siji menyang tuts liyane, sajak lagi ngetik ing

keyboard komputer ngono kae

„Terbukti, banyak orang yang sering melompat-lompat dari tuts satu ke tuts lainnya, sedang mengetik di keyboard

komputer begitu.‟

Teknik ganti yang dikenakan pada data (88f) di atas membuat kalimat tidak berterima dan tidak gramatikal. Kata kaya-kaya „seperti‟ tidak dapat diganti dengan kata kayadene „seperti‟.

(96) Rambut Topi – Iki rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan mbentuk kayadene topi. Amrih ora gampang rusak, dheweke ora lali nyemprotake hairspray. Lan... rambut kuwi saiki dadi topi kang ngancani priya ksb menyang ngendi wae (PS/51/21/12/2013).

„Rambut Topi – Ini rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk seperti topi. Agar tidak mudah rusak, dia tidak lupa menyemprotkan hairspray. Dan... rambut itu sekarang menjadi topi yang menemani pria tersebut ke mana saja‟

kaya-kaya *kayadene

seperti

(27)

commit to user

Pada data (96) di atas terdapat pengacuan komparatif kayadene „seperti‟ yang membandingkan antara rambut dengan topi. Maksud dari pengacuan tersebut adalah seorang yang memotong dan membentuk rambut kribonya seperti topi.

Data (96) di atas kemudian diuji dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(96a) Iki rambut apa topi ya? Topi apa rambut? „Ini rambut apa topi ya? Topi apa rambut?‟

(96b) Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan mbentuk kayadene topi.

„Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk seperti topi.

(96c) Amrih ora gampang rusak, dheweke ora lali nyemprotake hairspray.

„Agar tidak mudah rusak, dia tidak lupa menyemprotkan hairspray.‟

(96d) Lan... rambut kuwi saiki dadi topi kang ngancani priya ksb menyang ngendi wae

„Dan ... rambut itu sekarang menjadi topi yang menemani pria tersebut ke mana saja‟

Kemudian data (96b) diuji dengan menggunakan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(96e) *Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan mbentuk Ø topi.

*„Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk Ø topi.

Setelah data (96e) di atas dianalisis dengan menggunakan teknik lesap, kalimat menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Oleh karena itu, kata kayadene „seperti‟ harus dihadirkan.

(28)

commit to user

Kemudian data (96b) diuji lagi dengan menggunakan teknik ganti. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(96f) Iki rambut apa topi ya? Topi apa rambut? Sing jelas, merga bosen klawan rambut kribone, priya iki duwe ide motong lan

mbentuk topi.

„Yang jelas, karena bosan dengan rambut kribonya, pria ini mempunyai ide memotong dan membentuk topi.

Setelah data diuji dengan teknik ganti, terlihat bahwa kata kayadene „seperti‟ tidak bisa diganti dengan kata kados „seperti‟, karena berbeda tingkat tutur. Kata kayadene „seperti‟ menggunakan ragam ngoko sedangkan kados „seperti‟ menggunakan ragam krama.

Data-data pengacuan (referensi) yangg telah dianalisis di atas adalah sebagian kecil dari data yang terkandung pada rubrik Klik dalam majalah Panjebar Semangat. Data-data yang di analisis di atas masing-masing berjumlah 3 untuk pronomina persona, 7 untuk pronomina demonstratif, dan 4 untuk pronomina komparatif. Data-data pengacuan pada rubrik Klik dalam majalah Panjebar Semangat secara keseluruhan ditemukan data sebanyak 96 dengan rincian, pengacuan persona sebanyak 29 data, pengacuan demonstratif sebanyak 56 data, dan pengacuan komparatif sebanyak 11 data. Keseluruhan data pengacuan (referensi) tersebut dapat dilihat di bagian lampiran nomor 1 sampai 96.

kayadene

*kados

seperti

(29)

commit to user

b. Penyulihan (Subtitusi)

Penyulihan merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut) dengan satuan lingual yang lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Substitusi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah subtitusi nominal, frasal, klausal.

Data yang mengandung penyulihan (substitusi) tidak dikenai teknik ganti karena substitusi sudah merupakan penggantian dari unsur yang satu dengan unsur yang lain, jadi sudah ada penggantian unsur dalam kalimat. Jadi pada data yang mengandung substitusi hanya dikenai teknik BUL dan teknik lesap.

Berikut ini adalah contoh data yang mengandung substitusi nominal. (99) Pakunjaran apa Kandhang? – Nrenyuhake banget kahanan penjara

ing El Salvador iki, malah kepara bisa diarani luwih miris katimbang penjara ing Indonesia. Kepriye ora, ing pakunjaran iki para napi urip kayadene kewan ing njero kandhang kanthi suk-sukan. Kepara kanggo slonjor wae uga ora bisa. Sel iki sakawit pancen pakunjaran sementara kanggo tahanan 72 jam.[...] (PS/39/28/09/2013).

„Penjara apa Kandang? – Memprihatinkan sekali keadaan penjara di El Salvador ini, malah bisa dikatakan lebih miris daripada penjara di Indonesia. Bagaimana tidak, di penjara ini para napi hidup seperti hewan di dalam kandang dengan derdesak-desakan. Jangankan untuk selonjor saja juga tidak bisa. Sel ini awalnya memang penjara sementara untuk tahanan 72 jam. [...]

Pada data (99) di atas terdapat penyulihan kata dengan kata, yaitu kata pakunjaran „penjara‟ dengan sel „sel‟. Substitusi tersebut berfungsi agar teks menjadi bervariasi jadi tidak monoton.

Kemudian data (99) di atas dianalisis dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(30)

commit to user

(99a) Nrenyuhake banget kahanan penjara ing El Salvador iki, malah kepara bisa diarani luwih miris katimbang penjara ing Indonesia. „Memprihatinkan sekali keadaan penjara di El Salvador ini, malah bisa dikatakan lebih miris daripada penjara di Indonesia.‟

(99b) Kepriye ora, ing pakunjaran iki para napi urip kayadene kewan ing njero kandhang kanthi suk-sukan.

„Bagaimana tidak, di penjara ini para napi hidup seperti hewan di dalam kandang dengan derdesak-desakan.‟

(99c) Kepara kanggo slonjor wae uga ora bisa. „Jangankan untuk selonjor saja juga tidak bisa.‟

(99d) Sel iki sakawit pancen pakunjaran sementara kanggo tahanan 72 jam.[..]

„Sel ini awalnya memang penjara sementara untuk tahanan 72 jam.‟ [...]

Setelah data dikenai teknik BUL, kemudian data (99b) dan (99d) dianalisis dengan menggunakan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(99e) *Kepriye ora, ing Ø iki para napi urip kayadene kewan ing njero kandhang kanthi suk-sukan.

*„Bagaimana tidak, di Ø ini para napi hidup seperti hewan di dalam kandang dengan derdesak-desakan.‟

(99f) *Ø iki sakawit pancen pakunjaran sementara kanggo tahanan 72 jam.

*„Ø ini awalnya memang penjara sementara untuk tahanan 72 jam.‟ Setelah data dikenai teknik lesap data menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Maka kedua kata nominal tersebut wajib hadir, agar informasinya menjadi lebih jelas.

Berikut ini adalah contoh data yang substitusi frasal.

(100) Pizza Raseksa - Itali nyengkakake posisine minangka negara pizza paling hebat ing donya kanthi mecahake rekor dunia anyar. Para ahli masak ing kana mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter. Pizza ksb mesisan dadi pizza tanpa gluten (bahan kang sifate elastis) kang paling gedhe sadonya. Mula ora

(31)

commit to user

mokal yen banjur kacathet ing Guinness World Records. Pizza aran Ottavia iki dipanggang suwenen 48 jam tanpa mandheg. Koki ahli gluten-free kang cacahe 5 migunakake 9 ton glepung bebas gluten lan maton-ton bahan liyane kayadene keju lan margarin. [...] (PS/1/5/01/2013).

„Pizza Rasaksa- Itali mengusahakan posisinya yang merupakan negara pizza paling hebat di dunia hingga memecahkan rekor dunia baru. Para ahli masak di sana baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter. Pizza ksb mesisan menjadi pizza tanpa gluten (bahan yang sifatnya elastis) yang paling besar sedunia. Maka tidak heran jika kemudian tercatat di Guinness World Records. Pizza Ottavia ini dipanggang lamanya 48 jam tanpa henti.

Koki ahli gluten-free yang jumlahnya 5 menggunakan 9 ton tepung

bebas gluten dan berton-ton bahan lainnya seperti keju dan margarin. [...]‟

Pada data (100) di atas terdapat substitusi frasal. Pada data di atas frasa ahli masak „ahli masak‟ digantikan dengan kata koki „koki‟. Substitusi ini berfungsi untuk menjadikan kalimat lebih variatif dan tidak terkesan monoton.

Kemudian data (100) di bagi unsur langsung dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya menjadi berikut ini.

(100a) Itali nyengkakake posisine minangka negara pizza paling hebat ing donya kanthi mecahake rekor dunia anyar.

„Itali mengusahakan posisinya yang merupakan negara pizza paling hebat di dunia hingga memecahkan rekor dunia baru.‟

(100b) Para ahli masak ing kana mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter.

„Para ahli masak di sana baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter.‟

(100c) Pizza ksb mesisan dadi pizza tanpa gluten (bahan kang sifate elastis) kang paling gedhe sadonya.

„Pizza ksb mesisan menjadi pizza tanpa gluten (bahan yang sifatnya elastis) yang paling besar sedunia.‟

(100d) Mula ora mokal yen banjur kacathet ing Guinness World Records. „Maka tidak heran jika kemudian tercatat di Guinness World Records.‟

(32)

commit to user

(100e) Pizza aran Ottavia iki dipanggang suwenen 48 jam tanpa mandheg. „Pizza Ottavia ini dipanggang lamanya 48 jam tanpa henti.‟

(100f) Koki ahli gluten-free kang cacahe 5 migunakake 9 ton glepung bebas gluten lan maton-ton bahan liyane kayadene keju lan margarin. [...]

„Koki ahli gluten-free yang jumlahnya 5 menggunakan 9 ton tepung bebas gluten dan berton-ton bahan lainnya seperti keju dan margarin. [...]‟

Setelah dibagi unsur langsungnya, data (100b) dan (100f) diuji dengan teknik lesap menjadi seperti berikut ini.

(100g) Para Ø ing kana mentas iki nggawe pizza raseksa kang diametere 40 meter.

„Para Ø di sana baru saja membuat pizza raksasa yang diameternya 40 meter.‟

(100h) Ø ahli gluten-free kang cacahe 5 migunakake 9 ton glepung bebas gluten lan maton-ton bahan liyane kayadene keju lan margarin. [...] „Ø ahli gluten-free yang jumlahnya 5 menggunakan 9 ton tepung bebas gluten dan berton-ton bahan lainnya seperti keju dan margarin. [...]‟

Hasil analisis data (100b) dan (100f) dengan menggunakan teknik lesap, menjadikan wacana menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima. Hal ini berarti kadar keintian penanda kohesi tersebut tinggi, maka dari itu kehadirannya wajib agar informasi menjadi lebih jelas.

Berikut adalah contoh data susbtitusi klausal.

(104) Amrih Sehat?- Iki dudu upaya lampus dhiri kanthi turu ing sandhuwure ril amrih diplindhes sepur, nanging iki terapi kesehatan jarene. Sawenehing masyarakat padha nindhaake bab iki ing stasiun sepur Rawa Buaya Jakarta kang ngandhut aliran listrik ringan 5-10 volt. Ujare, kanthi teturon kaya mangkono awake ngrasakake kena strum kang malah ndadekake sehat. Ana-ana bae? (PS/15/13/04/2013)

„Agar Sehat? – Ini bukan upaya bunuh diri dengan tidur di atas rel

agar dilindas kereta, tetapi ini terapi kesehatan katanya. Sebagian

(33)

commit to user

yang mengandung aliran listrik ringan 5-10 volt. Katanya, dengan tiduran seperti itu badannya merasakan terkena setrum yang malah menjadikan sehat. Ada-ada saja?‟

Pada data di atas terdapat penyulihan klausa turu ing sandhuwure ril amrih diplindhes sepur „tidur di atas rel agar dilindas kereta‟ disubtitusi dengan frasa bab iki „hal ini‟. Fungsinya adalah agar tidak terjadi pengulangan kata yang sama dalam satu kontruksi kalimat sehingga tidak monoton. Data di atas termasuk subtitusi klausa dengan kata.

Data (104) kemudian diuji dengan menggunakan teknik BUL. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(104a) Iki dudu upaya lampus dhiri kanthi turu ing sandhuwure ril amrih diplindhes sepur, nanging iki terapi kesehatan jarene.

„Ini bukan upaya bunuh diri dengan tidur di atas rel agar dilindas kereta, tetapi ini terapi kesehatan katanya‟.

(104b) Sawenehing masyarakat padha nindhaake bab iki ing stasiun sepur Rawa Buaya Jakarta kang ngandhut aliran listrik ringan 5-10 volt. „Sebagian masyarakat melakukan hal ini di stasiun kereta Rawa Buaya Jakarta yang mengandung aliran listrik ringan 5-10 volt‟. (104c) Ujare, kanthi teturon kaya mangkono awake ngrasakake kena

strum kang malah ndadekake sehat. Ana-ana bae?

„Katanya, dengan tiduran seperti itu badannya merasakan terkena setrum yang malah menjadikan sehat. Ada-ada saja?‟

Selanjutnya data (104a) dan (104b) diuji dengan menggunakan teknik lesap. Hasilnya sebagai berikut.

(104d) *Iki dudu upaya lampus dhiri kanthi Ø amrih diplindhes sepur, nanging iki terapi kesehatan jarene.

*„Ini bukan upaya bunuh diri dengan Ø agar dilindas kereta, tetapi ini terapi kesehatan katanya‟.

(104e) *Sawenehing masyarakat padha nindhaake Ø ing stasiun sepur Rawa Buaya Jakarta kang ngandhut aliran listrik ringan 5-10 volt. *„Sebagian masyarakat melakukan Ø di stasiun kereta Rawa Buaya Jakarta yang mengandung aliran listrik ringan 5-10 volt‟.

(34)

commit to user

Setelah data di atas diuji dengan teknik lesap, kalimat menjadi tidak berterima dan tidak gramatikal. Informasi yang disampaikanpun menjadi tidak jelas. Oleh karena itu frasa dan kata tersebut harus dihadirkan.

Data-data penyulihan (substitusi) yang telah dianalisis di atas adalah sebagian kecil dari keseluruhan data substitusi yang ditemukan dalam wacana deskriptif rubrik Klik dalam majalah Panjebar Semangat. Data-data yang dianalisis di atas masing-masing berjumlah 1 untuk substitusi nominal, 1 untuk substitusi frasal, 1 untuk substitusi klausal. Secara keseluruhan data substitusi yang ditemukan pada rubrik Klik dalam majalah Panjebar Semangat berjumlah 9 dengan rincian yaitu 3 untuk substitusi nominal, 2 untuk substitusi frasal, dan 4 untuk substitusi klausal. Untuk mengetahui data-data substitusi yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran nomor 97 sampai dengan nomor 105.

c. Pelesapan (elipsis)

Pelesapan (elipsis) merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur yang dilesapkan berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat. Unsur yang biasanya dilesapkan dalam kalimat adalah subyek atau predikat. Pada penelitian ini ditemukan beberapa pelesapan (elipsis) yaitu berupa pelesapan kata, frasa, dan klausa.

Untuk menganalisis data pelesapan (elipsis) tidak menggunakan teknik BUL, teknik lesap maupun teknik ganti. Namun dengan cara membagi

(35)

commit to user

data menjadi dua bentuk yaitu bentuk utuh atau asli dan bentuk yang dilesapkan. Berikut adalah contoh data pelesapan (elipsis).

(107) Dudu Debus, Dudu Akrobat. Aja Ditiru! – Nyuwun pangapura yen gambar iki rada nggegirisi, mula ora perlu dipirsani yen pancen ngganggu emosine para maos. Jer gambar iki dudu rekayasa, akrobat apadene debus, nanging iki tenanan. Iki mujudake ritual “pembersihan diri” kang ditindakake dening warga Phuket, Thailand. [...] (PS/9/2/03/2013).

„Bukan Debus, Bukan Akrobat. Jangan Ditiru ! – Mohon maaf jika gambar ini agak menakutkan, maka tidak perlu dilihat jika memang mengganggu emosinya para pembaca. Karena gambar ini bukan rekayasa, akrobat atau debus, tetapi ini sungguhan. Ini merupakan ritual “pembersihan diri” yang dilakukang oleh warga Phuket, Thailand. [...]‟

Pada data di atas terdapat proses pelesapan kata gambar „gambar. Pelesapan ini terjadi dua kali, pertama diantara kata nanging „tetapi dan iki „ini‟. Pelesapan kedua diantara kata tenanan (sungguhan) dan kata iki „ini‟. Data (107) kemudian dibagi menjadi dua, yaitu yang dilesapkan dan yang tidak dilesapkan seperti di bawah ini.

(107a) Dudu Debus, Dudu Akrobat. Aja Ditiru! – Nyuwun pangapura yen gambar iki rada nggegirisi, mula ora perlu dipirsani yen pancen ngganggu emosine para maos. Jer gambar iki dudu rekayasa, akrobat apadene debus, nanging Ø iki tenanan. Ø Iki mujudake ritual “pembersihan diri” kang ditindakake dening warga Phuket, Thailand. [...] (PS/9/2/03/2013).

„Bukan Debus, Bukan Akrobat. Jangan Ditiru ! – Minta maaf jika gambar ini agak menakutkan, maka tidak perlu dilihat jika memang mengganggu emosinya para pembaca. Karena gambar ini bukan rekayasa, akrobat atau debus, tetapi Ø ini sungguhan. Ø Ini merupakan ritual “pembersihan diri” yang dilakukang oleh warga Phuket, Thailand. [...]‟

(107b) Dudu Debus, Dudu Akrobat. Aja Ditiru! – Nyuwun pangapura yen gambar iki rada nggegirisi, mula ora perlu dipirsani yen pancen ngganggu emosine para maos. Jer gambar iki dudu rekayasa, akrobat apadene debus, nanging gambar iki tenanan. Gambar iki mujudake ritual “pembersihan diri” kang ditindakake dening warga Phuket, Thailand. [...] (PS/9/2/03/2013).

(36)

commit to user

„Bukan Debus, Bukan Akrobat. Jangan Ditiru ! – Minta maaf jika gambar ini agak menakutkan, maka tidak perlu dilihat jika memang mengganggu emosinya para pembaca. Karena gambar ini bukan rekayasa, akrobat atau debus, tetapi gambar ini sungguhan.

gambar Ini merupakan ritual “pembersihan diri” yang dilakukang

oleh warga Phuket, Thailand. [...]‟

Pelesapan yang dikenakan pada data (107a) berfungsi untuk efektivitas kalimat, meskipun kalimat menjadi ringkas namun informasi tetap jelas. Pada data (107b) kalimat yang dihasilkan menjadi lebih panjang, informasi yang disampaikan lebih jelas, namun kalimat mejadi tidak efisien dan terkesan monoton.

(110) Petruk ? – [...] Lan ing saben dinane paling ora mbutuhake wektu rong jam, sak umplung minyak rambut sarta telung umplung hairspray kanggo njejegake rambute amrih luwih dhuwur saka rambute Petruk kuwi (PS/36/7/9/2013).

„Petruk? – [....] Dan di setiap harinya paling tidak

membutuhkan waktu dua jam, sebotol minyak rambut serta tiga

botol hairspray untuk menegakkan rambutnya agar lebih tinggi dari rambutnya Petruk itu‟

Pada data (110) di atas terdapat pelesapan frasa saben dinane paling ora mbutuhake „setiap harinya paling tidak membutuhkan‟. Pelesapan tersebut terjadi setelah frasa rong jam „dua jam‟ dan sebelum frasa sak umplung „sebotol‟. Pelesapan juga terjadi setelah kata sarta „serta‟ dan sebelum frasa sak umplung „sebotol‟.

(110a) Petruk ? – [....] Lan ing saben dinane paling ora mbutuhake wektu rong jam, Ø sak umplung minyak rambut sarta Ø telung umplung hairspray kanggo njejegake rambute amrih luwih dhuwur saka rambute Petruk kuwi (PS/36/7/9/2013).

„Petruk? – [....] Dan di setiap harinya paling tidak

membutuhkan waktu duan jam, Ø sebotol minyak rambut serta Ø

tiga botol hairspray untuk meluruskan rambutnya agar lebih panjang dari rambutnya Petruk itu‟

Gambar

gambar  Ini  merupakan  ritual “pembersihan diri”  yang dilakukang  oleh warga Phuket, Thailand
Tabel I. Dominansi Penanda Kohesi Gramatikal
Tabel II. Dominansi Penanda Kohesi Leksikal
Tabel 3. Dominansi Penanda Koherensi pada Wacana Deskriptif Rubrik Klik  dalam Majalah Panjebar Semangat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Yamaha Agung Motor Semarang dalam proses order picking menggunakan strategi S­Shape, yaitu dengan menyisir seluruh gudang penyimpanan untuk mengambil barang yang telah dipesan

Tanggal Cetak 13/03/2020 09:14:46 WIB Dicetak Oleh ahmad.fazhar@idn.ccb.com dari 4 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Bulanan1. Aplikasi Pelaporan Online

Akuisisi citra adalah tahap untuk mendapatkan citra digital. Citra yang didapat terbagi atas citra latih dan citra uji. Proses pengambilan citra telur ayam negeri adalah

Pertumbuhan Cendawan Entomopatogen Lecanicillium lecanii pada Berbagai Media serta Infektivitasnya terhadap Kutudaun Kedelai Aphis.. glycines Matsumura (Hemiptera:

dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang diidentifikasi. Output yang tak dikehendaki a) Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindari dari sistem yang

Bila deklarasi suatu variabel dilakukan didalam fungsi , maka variabel tadi akan diperlakukan sebagai variabel lokal, sebaliknya bila deklarasi dilakukan diluar fungsi, namun masih

Da Dalam lam ran rangk gkaa mendukung akuntabilitas pengaturan tata kelola klinik, organisasi harus memastikan bahwa ada mendukung akuntabilitas pengaturan tata kelola

Hasil penelitian menunjukkan umbi kimpul dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak dan fruktosa dengan dosis