• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDAFTARAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG

D. Konsep/Bentuk Perlindungan Hukum yang dapat

Sebagai salah satu bentuk kepatuhan pada Konvensi Berne, Indonesia melalui UUHC memberikan perlindungan Hak Cipta untuk arsitektur. Ruang lingkup arsitektur yang dilindungi dalam UUHC tertera dalam Penjelasan Pasal 12 ayat 1 huruf (g) yaitu antara lain meliputi seni gambar bangunan, seni gambar miniatur, dan seni gambar maket bangunan. Selain itu, pada Pasal 12(c) juga disebutkan bahwa alat peraga merupakan objek perlindungan Hak Cipta.

Pada pasal Penjelasan disebutkan Pengertian dari alat peraga itu sendiri adalah Ciptaan yang berbentuk dua atau tiga dimensi yang berkaitan diantaranya dengan arsitektur.

74

Pengertian dari tiga dimensi sendiri menurut paul Klee sebagai mana dikutip oleh Francis D.K. Ching dalam bukunya, adalah:75

Semua bentuk gamar berawal dari satu titik yang membuat suatu gerakan... titik itu bergerak... dan terbentuklah suatu garis – dikenal sebagai dimensi – pertama. Bila garis itu bergerak membentuk sebuah bidang, maka kita dapat menentukan sebuah unsur dua-dimensi. Selama perkembangannya dari bidang menjadi ruang, pertemuan bidang-bidang tadi melahirkan suatu badan (tiga-dimensi) . . Sebuah ringkasan mengenai energi kinetik yang menggerakkan sebuah titik menjadi garis, garis menjadi bidang dan bidang menjadi dimensi ruang.

Definisi dari tiga dimensi diilustrasikan sebagai berikut:

Sekumpulan titik-titik (x ,y, z) yang membentuk luasan-luasan (face: gabungan titik-titik yang membentuk luasan tertentu atau sering dinamakan dengan sisi) yang digabungkan menjadi satu kesatuan.76

Sehingga seni gambar dapat berwujud bidang maupun ruang sebagaimana didefinisikan oleh Paul Klee pada penjelasan di atas. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 12 ayat 1 huruf (l), ‘terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan’ dilindungi sebagai objek Hak Cipta. Pengertian dari ‘pengalihwujudan’ menurut penjelasan pasal tersebut adalah ‘pengubahan bentuk, misalnya dari bentuk patung menjadi lukisan, cerita roman menjadi drama, drama menjadi sandiwara radio, dan novel menjadi film.’ Demikian juga dapat disimpulkan suatu bangunan merupakan pengalihwujudan dari suatu gambar arsitektur.

75

Francis D.K. Ching,Arsitektur: Bentik, Ruang, dan Tatanan,Jakarta, Erlangga, hal. 1 76

Achmad Basuki & Nana Ramadijanti. Graftk 3 Dimensi Negeri, http:// lecturer.eepis-its.edu/-basuki /lecture/Gtafik 3D.pdf; Internet, diakses tanggal 16 September 2012.

Dari penjelasan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penyebutan ‘arsitektur’ sebagaimana yang disebutkan dalam UUHC adalah dalam bentuk seni gambar atau dua dimensi. Sedangkan penyebutan ‘karya arsitektur’ setelah pengalihwujudan dari seni gambar menjadi sebuah bangunan dengan ruang-ruang berbentuk tiga dimensi.

Arsitektur yang berbentuk dua dimensi merupakan ‘seni gambar’ seperti yang disebutkan dalam UUHC sehingga dapat digolongkan dan didaftarkan sebagai Hak Cipta, namun Arsitektur yang telah berwujud tiga dimensi yang merupakan ‘karya arsitektur’ bisa didaftarkan melalui hak cipta, paten, maupun desain industri.

1. Apakah semua bangunan dapat disebut sebagai Ciptaan Arsitektur?

Apakah semua bangunan dapat dikatakan sebagai ciptaan arsitektur? UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyebutkan bahwa:

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan kanstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Definisi dari undang-undang ini tidak memberikan petunjuk akan adanya persyaratan khusus untuk disebut sebagai bangunan, suatu konstruksi dapat disebut bangunan sepanjang memenuhi persyaratan menyatu dengan tempat kedudukannya atau dengan arti kata lain bukan merupakan konstruksi yang tidak permanen. Struktur

selain bangunan seperti jembatan, bendungan, tenda, kendaraan rekreasi, rumah mobil dan kapal tidak dikategorikan sebagai ciptaan arsitektur.77

Bagaimana dengan toko di dalam sebuah mal, apakah dapat dianggap sebagai karya arsitektur? Belinda Rosalina dalam bukunya menyebutkan Pengadilan Amerika

dalam kasusThe Yankee Candle Co. v. New England Candle Cotelah membuat suatu

putusan berkaitan dengan pertanyaan ini.78

Yankee menyewa toko di dalam sebuah mal (Mal Holyone). Toko tersebut terdiri atas ornamen-ornamen standar seperti lemari display kayu warna tua,

jendela-jendela multiplaned, ornamen-ornamen dari tembaga, pintu tipe perancis. Pemilik

Yankee memperoleh kepemilikan atas desain toko ini dari arsitek, dan langsung mendaftarkan perencanaan arsitektur dan desain tokonya ke kantor Hak Cipta. New

England juga membuka toko yang serupa dekat Mal Enfield Square. Melihat hal ini

Yankee menggugat New England telah melakukan pelanggaran Hak Cipta. New England membela diri dengan mengatakan bahwa toko tidak dapat disebut sebagai

karya arsitektur. Yankee berargumen bahwa tokonya lebih menyerupai struktur

tradisional dan tidak bisa disamakan seperti gazebo ataupun pergola. Pengadilan mengatakan bahwa perlindungan Hak Cipta diperluas hingga bangunan yang bersifat

free-standing. Hal ini menyamakan toko sebagai struktur dalam struktur seperti

kantor dalam bangunan perkantoran. Hakim memutuskan bahwaNew England telah

melanggar Hak Cipta karena telah memiliki akses ke gambar perencanaan Yankee,

77

Belinda Rosalina,Op Cit, hal 227 78

sehingga ditemukan kesamaan yang tinggi pada elemen non-utilitarian yang tidak dapat dijelaskan kesamaannya bahwa kesamaan ini disebabkan kreasi yang independen. Bahwa dalam kasus yankee ini dipertegas bahwa toko merupakan karya cipta arsitektur.79

2. Bagaimana struktur yang dilindungi sebagai paten?

Pengertian paten dalam UU No. 14 tahun 2001 tentang paten, adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang

teknologi.80 Invensi artinya ide inventor yang dituangkan dalam suatu kegiatan

pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.81

Contoh dari paten adalah penemuan akan struktur bangunan tahan ledakan. (yang bernomor registrasi No. ID 0 012 397. No Paten: P-941368. Konsultan HKI: DR. Cita CN. tanggal 26 Oktober 2005). Dan juga seorang arsitek bernama Rem Koolhaas telah mendaftarkan paten atas dua temuan strukturnya yaknihyperbuilding

(Bangkok, Thailand) dan CCTV (Beijing, China) yang mematenkan pengaturan penunjang menara agar dapat tinggi tanpa memerlukan dasar yang lebar sebagai penunjang.

79Ibid 80

Pasal 1 (1) UU. No. 14 tahun 2001 tentang paten 81

MacDonald dalam bukunya berpendapat bahwa terdapat jenis-jenis hubungan antara struktur dan arsitektur, yakni ornamentasi struktur, dengan menggolongkan struktur sebagai ornamen dan struktur sebagai arsitektur.82

Pemisahan yang tegas diberikan dalam membedakan Paten dan hak Cipta Sementara, Paten berkaitan erat dengan teknologi dan struktur sebagai ornamen, pada posisi lain hak Cipta lebih memilih untuk melindungi struktur sebagai arsitektur yang berkaitan dengan seni.83

Arsitektur sebagai proses dapat ditinjau dari penerapan HaKI di Indonesia. HaKI adalah hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi manusia. Secara garis besar, HaKI dibagi dalam dua bagian perlindungan, yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri yang mencakup Hak Paten sebagai salah satu bagiannya. Antara Hak Cipta dan Hak Paten terdapat perbedaan mendasar yaitu mengenai materi perlindungannya.84

Hak Cipta melindungi karya intelektual dan seni dalam pola pikir dan kreasi manusia tanpa menyangkut teknologi. Selain itu juga melindungi bentuk ekspresi. Ekspresi yang dimaksud disini seperti dalam bentuk tulisan, gambar, suara, dan video. Perlindungan Hak Cipta muncul otomatis sejak produk akhir dihasilkan.

82

Angus J. MacDonald, Struktur & Arsitektur,Jakarta, Erlangga, 2002, hal 1 83

Belinda rosalina,Op Cit,hal 229 84

Maureen Suryani, Otensitas dalam Proses Cipta Arsitektur, Jurnal Ilmiah Arsitektur Universitas Pelita harapan, vol V, No. 1, 2008, hal. 45

Dalam arsitektur, yang dimaksud produk akhir dalam Hak Cipta adalah gambar dan miniatur bangunan.85

Sementara, Hak Paten melindungi hak seorang penemu/pencipta untuk penemuan suatu invensi teknologi baru. Invensi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau peoses. Paten perlu untuk diajukan dan didaftarkan terlebih dahulu sebelum menjadi hak seseorang untuk digunakan dalam keperluan ekonomi.86

Bila Hak Cipta lebih mengarah pada perlindungan produk akhir, Hak Paten mengarah pada perlindungan proses. Baik murni proses maupun produk yang digunakan dalam proses untuk menciptakan produk akhir. Paten diberikan untuk invensi yang baru (novelty), mengandung langkah inventif (inventive), dan dapat diterapkan dalam industri (applicable).87

3. Apakah arsitektur dapat dilindungi sebagai Desain Industri?

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Desain Industri menyebutkan yang dimaksud dengan Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditi industri, atau kerajinan tangan.

85Ibid 86Ibid 87Ibid

Undang-Undang Desain industri memberikan perlindungan untuk jangka waktu 10 tahun, berbeda drastis dengan UUHC 2002 yang jangka waktu perlindungannya seumur hidup Pencipta ditambah 50 tahun. Beberapa karya arsitektur memiliki karakteristik tertentu yang akan menimbulkan masalah apabila diberikan perlindungan terlalu lama. Misalnya, untuk Rumah Sangat Sederhana (RSS), desain yang dibuat tidak dapat terlalu maksimal mengingat keterbatasan budget dalam menentukan desain. Desain sangat bergantung kepada bahan-bahan atau material bangunan buatan pabrik yang sifatnya mass produk sehingga sangat sulit menghindari timbulnya dugaan plagiarisme.

Untuk kasus ini RSS tersebut dapat digolongkan kepada karya arsitektur yang dilindungi Hak Cipta karena karakteristiknya yang merupakan bangunan yang bersifat permanen, tetapi lebih tepat dilindungi dengan Desain industri jika ditinjau dari kemanfaatan dan jangka waktu perlindungannya.

Kapan suatu arsitektur dapat dilindungi Desain Industri? Mencontoh pada UU Hak Cipta Australia seperti diungkapkan oleh Belinda Rosalinda dalam bukunya, yaitu terhadap karya arsitektur yang bersifat tidak permanen atau bersifat portable

atau knockdown. Dengan arti kata lain, apabila shelter busway merupakan bangunan yang tidak permanen dan diperbanyak seara mass produk, perlindungannya ada pada Desain Industri.88