BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis empiris yang merupakan penelitian lapangan dengan sifat penelitian deskriptif analisis yaitu menggambarkan, menelaah, menjelaskan
dan menganalisis peraturan yang berlaku berkaitan dengan Status
Kepemilikan Hak Cipta Arsitektur yang Dibuat Berdasarkan Hubungan Kerja.
Penelitian yuridis empiris adalah penelitian hukum mengenai
pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif secara in action
pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.30
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (penelitian terhadap data primer) yaitu suatu penelitian yang meneliti peraturan-peraturan hukum yang kemudian digabungkan dengan data dan prilaku yang hidup ditengah-tengah masyarakat. Data/materi pokok dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari para responden melalui penelitian lapangan, yaitu para arsitek di kota Medan yang pernah melakukan penciptaan atas suatu arsitektur yang bekerja di perusahaan jasa konstruksi.
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian ini tidak didasarkan kepada peninjauan satu disiplin ilmu hukum saja, tetapi didasarkan kepada perspektif dari disiplin ilmu arsitektur yang relevan. Walaupun penelitian yang dilakukan menggunakan perspektif disiplin ilmu arsitektur, namun penelitian ini tetap merupakan penelitian hukum, karena perpektif disiplin ilmu arsitektur di pakai hanya sekedar alat bantu dalam pelaksanaan penelitian ini. 2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian lapangan adalah di Kota Medan. Alasan dipilihnya lokasi ini karena Kota Medan adalah termasuk salah satu kota besar di Indonesia, ibukota Sumatera Utara ini merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, sehingga
30
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm 134
pembangunannya berkembang cukup pesat, termasuk juga di bidang konstruksi bangunan hasil karya para arsitek.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah para arsitek sebagai pencipta suatu arsitektur dan perusahaan perencana konstruksi di kota Medan yang menggunakan tenaga kerja arsitek.
Mengingat keterbatasan waktu dan biaya dikhawatirkan dengan jumlah populasi yang relatif cukup banyak, maka tidak mungkin dapat dilakukan penelitian terhadap semua populasi tersebut diatas, sehingga dari keseluruhan populasi yang ada akan diambil beberapa orang saja sebagai sampel penelitian. Penentuan sampelnya
dilakukan secara kelayakan purposive sampling, yaitu sampel dari populasi yang
diperkirakan dapat mewakili keseluruhan populasi. Untuk itu dari beberapa perusahaan perencana konstruksi yang ada di Kota Medan dipilih arsitek dari setiap perusahaan yang akan dijadikan responden sebagai sampel penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Perusahaan Perencana Konstruksi di Kota Medan, sebanyak 5 perusahaan; b. Para arsitek sebagai pemilik/pemegang hak cipta, sebanyak 10 orang;
Disamping responden, juga dipilih beberapa orang narasumber sebagai informan untuk mengontrol kebenaran data yang diberikan responden dan untuk lebih mempertajam analisis. Mereka ini adalah sebagai berikut :
a. Pihak Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 1 orang;
b. Pihak pemerintah/penyidik khusus (PPNS-HKI) pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 1 orang. 4. Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang dipergunakan adalah data primer yang dihasilkan dari penelitian lapangan yang diperoleh langsung dari responden dan informan yang terkait dengan judul penelitian.
Dengan mengadakan studi/penelitian kepustakaan akan diperoleh data awal untuk dipergunakan dalam penelitian lapangan,31 dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum yang memberikan penjelasan dan petunjuk mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku referensi, jurnal hukum, hasil-hasil penelitian karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tertier
31
Burhan Bungin,“Metodologi Penelitian Sosial, Format -Format Kuantitatif dan Kualitatif, Airlanggga University Press, Surabaya, 2001, hal. 101-102
Disebut juga bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu berupa kamus, majalah, surat kabar, dan media informasi lainya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui 2
(dua) cara, data diperoleh dengan melakukan penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku teks, artikel-artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan pengumpulan data secara langsung dari pihak-pihak terkait dengan objek yang akan diteliti. Agar memperoleh data ini maka akan dilakukan dengan mewawancarai responden dan informan secara lisan dan terstruktur.
6. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipakai dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Studi dokumen, dilakukan secara tidak langsung digunakan untuk
memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi dan menganalisis data sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian
b. Observasi, dilakukan dengan mengamat-amati objek penelitian berupa karya-karya arsitektur yang tampak secara fisik atau hasil dari pada suatu ide atau gagasan, yang disebutkan dalam UUHC.
c. Wawancara, dilakukan secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara, berupa wawancara terarah dan tersistematis yang ditujukan kepada responden dan informan.
7. Analisis Data
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul (data sekunder dan data primer), kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap data, baik melalui wawancara observasi, dan inventarisasi data tulis yang ada. Kemudian data diolah dan disususun secara sistematis. Terhadap data tersebut dilakukan analisis secara kualitatif, melalui kerangka berpikir induktif-deduktif sebagai jawaban atas permasalahan hukum yang ada dalam penelitian ini. Kegiatan analisis ini diharapkan akan dapat menjawab rumusan permasalahan dan menghasilkan kesimpulan permasalahan serta tujuan penelitian dapat terpenuhi.