• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDAFTARAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG

C. Ruang Lingkup Perlindungan Hak Cipta Arsitektur

Memahami perlindungan hak cipta harus diawali dengan pemahaman terhadap konsepsi dasar hak cipta. Di dalam hak cipta dikenal beberapa pelaku yang disebut dengan pencipta. Pencipta adalah seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Dalam hal ini pencipta yang dimaksud adalah arsitek yang merupakan seseorang yang ahli dalam membuat

rancang bangun dan yang memimpin konstruksinya.53

Pencipta apabila mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya akan

melahirkan apa yang disebut dengan Ciptaan. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 3 UUHC, Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Suatu ciptaan yang telah diekspresikan secara nyata akan melahirkan hak cipta. Hak cipta merupakan dasar kepemilikan atas ciptaan yang telah diwujudkan oleh si pencipta. Pasal 1 ayat (1) UUHC menyebutkan bahwa “hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu, dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku”.54

53

Budi Agus Riswandi,Perlindungan Data Base dalam Konteks Hukum Hak Cipta Indonesia, www.iprcentre.org/artikel/.pdf., Internet, diakses tanggal 6 April 2012.

Secara lengkap Pasal 2 ayat (1) UUHC menegaskan: “Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dari penjelasan pasal di atas, maka dapat dipertegas bahwa hak cipta pada hakekatnya merupakan hak eksklusif yang sifatnya monopoli, di mana hak itu didapat secara otomatis tatkala suatu ciptaan dilahirkan. Dalam hal ini O.K. Saidin berpendapat bahwa “eksklusif berarti khusus, spesifikasi, unik. Keunikan itu, sesuai dengan sifat dan cara melahirkan hak tersebut”.55

Biasanya pelanggaran hak cipta arsitektur itu dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: (1) secara langsung mengcopy rencana-rencana yang dilindungi oleh hak

cipta, (2) menggunakan rencana-rencana yang dilindungi hak cipta tanpa

mengcopynya, dan (3) mengamati struktur bangunan yang dibangun dengan rencana yang dilindungi hak cipta untuk menciptakan rencana-rencana lainnya.56

Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta arsitektur jika yang ditiru itu adalah sebuah ide (pikiran, gagasan, cita-cita) atau sebuah gaya/corak mode (style). Peniruan teknik konstruksi pun tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, karena hal ini sudah merupakan alat ‘tool the trade’ untuk menghasilkan suatu karya cipta lainnya atau mengembangkan suatu karya cipta yang telah ada. Peniruan yang

55

O.K. Saidin,Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 Hal. 59.

56

demikian sudah lazim di dunia arsitektur. Yang dilindungi oleh hak cipta bukanlah ide, tetapi perwujudan dari ide tersebut dalam bentuk tertentu ‘expression of an idea’. Suatu ide baru mendapatan perlindungan apabila telah dituangkan dalam bentuk karya cipta tertentu misalnya gambar, model, rencana, atau bangunan itu sendiri.57

Disamping persyaratan di atas (melindungi ekspresi), persyaratan lainnya supaya suatu arsitektur mendapat perlindungan hukum adalah syarat keaslian (originality), yaitu suatu arsitektur itu benar-benar berasal dari arsitek yang bersangkutan, bukan hasil peniruannya dari karya pihak lain. Suatu karya yang dapat dikatakan asli, walaupun tidak khas/satu-satunya dari jenis itu (unique) karena yang terakhir ini sulit untuk dipenuhi dan sifatnya subjektif. Karena itu, terdapat kemungkinan dua ciptaan arsitektur yang secara kebetulan hampir sama atau sama yang keduanya dilindungi secara terpisah, asalkan tidak adanya unsur-unsur kesengajaan untuk melakukan peniruan.58

Berdasarkan UUHC dan studi dokumen atau penelitian terhadap hak cipta

arsitektur yang telah dilakukan, dapat diambil pendekatan ruang lingkup

perlindungan terhadap Hak Cipta Arsitektur meliputi arsitektur berbentuk dua ataupun tiga dimensi yaitu meliputi:

1. Seni gambar bangunan, yaitu dokumen perencanaan berupa site plan, lay out plan, denah, tampak, potongan, dan lain-lain.

57

Ibid, hal. 91 58Ibid

2. Seni gambar miniatur, dapat di ambil pendekatan sebagai gambar tiga dimensi, misalnya gambar interior dan eksterior dalam bentuk tiga dimensi, biasanya dibuat dengan sketsa tangan atau gambar komputer.

3. Seni gambar maket bangunan, untuk maket dirasa kurang tepat penyebutan seni gambar karena maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dsb) dalam tiga dimensi dan skala kecil, biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dsb. Sehingga lebih tepat menyebutkan maket bangunan saja tanpa menambahkan seni gambar.

4. Ciptaan/bentuk bangunan bangunan baik detail arsitektur maupun detail struktur.

GAMBAR 1 - SENI GAMBAR BANGUNAN Sumber : Dokumentasi Pribadi

GAMBAR 2 - SENI GAMBAR MINIATUR Sumber : Dokumentasi Pribadi

GAMBAR 3 - MAKET BANGUNAN Sumber : Dokumentasi Pribadi

GAMBAR 4 - BANGUNAN GEDUNG Sumber : Dokumentasi Pribadi

1. Pengertian Arsitek

Seperti halnya dokter, akuntan pengacara dan notaris, arsitek adalah profesi yang menjual jasanya kepada masyarakat. Keberadaan arsitek diakui untuk mengurusi, segala permasalahan mengenai rancang bangun, mulai dari penyusunan konsep perancangan hingga pengawasan berkala sampai akhirnya menjadi sebuah produk arsitektural. Selain itu, seorang arsitek juga mempunyai tanggung jawab secara moral seumur hidup terhadap karya-karyanya.59

Peran arsitek di dalam kehidupan masyarakat sangat penting karena arsitek sebagai salah satu komponen masyarakat yang berperan di dalam pembentukan peradaban kehidupan manusia. Arsitek sebagai profesi yang menciptakan ruang bagi

aktifitas dan kelangsungan hidup manusia dituntut selalu peka terhadap

59

perkembangan zaman dan teknologi serta sedapat mungkin selalu membela

kepentingan masyarakat umum.60

Sebelum menjelaskan pengertian dari arsitektur, akan di jelaskan terlebih dahulu siapa yang menghasilkan karya arsitektur. Yang menghasilkan karya arsitektur adalah arsitek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitek adalah ahli

dalam membuat rancang bangun dan memimpin konstruksi.61

Sedangkan menurut Keputusan Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor 023/KPTS/CK/1992, yang disebut perencana/arsitek/ konsultan perencana/konsultan ahli adalah perorangan atau badan hukum yang melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan karya bangunan atau perencanaan lingkungan beserta kelengkapannya.

Dalam buku Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna Jasa (Ikatan Arsitek Indonesia, IAI) disebutkan bahwa Arsitek adalah sebutan ahli yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur dan/atau yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui sesuai dengan ketentuan Ikatan Arsitek Indonesia, serta melakukan praktik profesi arsitek. Selanjutnya dijelaskan Profesi

Arsitek adalah keahlian dan kemampuan penerapan dibidang perencanaan

perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan lingkungan binaan yang diperoleh melalui pendidikan tinggi arsitektur dan atau yang diakui oleh Organisasi

60

Hendraningsih, Peran, Kesan, dan Bentuk-bentuk Arsitektur, Bandung, Djambatan, 1985, hal 5

61

serta dari pengalaman penerapan pengetahuan ilmu dan seni tersebut, yang menjadi nafkah dan ditekuni secara terus-menerus dan berkesinambungan.62

2. Pengertian Arsitektur

Tidak ada suatu seni yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita manusia selain daripada Arsitektur, untuk musik saja seseorang harus pergi ketempat pertunjukan musik, suatu konser atau paling harus menyetel televisi atau radio. Untuk menikmati suatu karya sastra seseorang harus membaca dan membaca dengan tekun. Dan untuk menikmati atau melihat lukisan harus pergi ke museum, sedangkan arsitektur selalu ada di depan dan di sekitar kita, sepanjang tahunbahkan sepanjang hayat. Jelas bahwa arsitek mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam masyarakat.63

Kata arsitektur sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata arche dan

tektoon. Arche yang berarti yang asli, yang utama, yang awal; sedangkan tektoon

menunjuk pada suatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, dan stabil.64Didalam profesi arsitek tergabung kedua bidang kegiatan tersebut.

Definisi arsitektur menurut kamus bahasa indonesia adalah “seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan atau metode dan gaya rancang suatu

62

Ikatan Arsitek Indonesia, Pedoman hubungan Kerja antara Arsitek Dengan Pengguna jasa,Jakarta, IAI, 2001, hal. 9

63

Eko Budihardjo,Arsitek Bicara tentang Arsitektur Indonesia,Alumni, bandung, 1987, hal. 148

64

Y.B mangunwijaya,Wastu Citra: Pengantar ke ilmu Budaya bentuk Arsitektur; Sendi-sendi Filsafatnya beserta Contoh-Contoh Praktis, jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal 327.

konstruksi bangunan”.65Sedangkan pengertian arsitektur dalam kalangan para arsitek umumnya didefinisikan sebagai “seni penciptaan ruang dan bangunan untuk memberikan wadah kepada kehidupan bersama”. Pengertian ini mempunyai arti yang sempit dimana hanya ruang dan bangunan yang mempunyi kaedah-kaedah arsitektural (fungsional baik, struktural benar, dan penampilan indah) yang dapat

merupakan hasil arsitektur yang baik, sedangkan yang lain “bukan arsitektur”.66

Sedangkan menurut Hasan Purbahadiwidjojo pengertian arsitektur memiliki makna yang lebih luas meliputi pembangunan lingkungan binaan yang merupakan bagian dari lingkungan semesta yang telah diubah oleh manusia dalam rangka menunjang kehidupan.67

Sejarah arsitektur diawali dari adanya kebutuhan menusia akan perlindungan dari alam, binatang, dan manusia lainnya. Tempat perlindungan ini diistilahkan dalam bahasa Inggris sebagai shelter. Pada saat itu manusia mencari tempat perlindungan, umumnya akan muncul suatu wujud tempat yang membuat manusia merasa terlindungi didalamnya. Wujud tempat ini memunculkan bentuk yang memiliki ruang, bentuk ruang memiliki unsur tiga dimensi. Disinilah mengapa vitruvius merumuskan trinitas arsitektur yakni firmitas (kekuatan), utilitas (kegunaan) dan

venustas (keindahan) sebagai teori yang paling utama dalam merancang arsitektur. Fimitas hadir karena keinginan akan kekokohan atau kekuatan dari tempat

65

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989

66

Eko Budiaharjo,Opcit, hal. 75 67

berlindung, utilitas karena adanya kebutuhan akan ruang-ruang berdasarkan fungsinya, dan venustas agar memenuhi unsur kesenangan/ keindahan pada saat tempat berlindung itu dihuni. Pada karya arsitektur, ruang dan bentuk menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan karen saling melengkapi satu sama lain.68

Suatu ruang bisa diilustrasikan dalam bentuk gambar, tetapi kehadiran suatu ruang baru dapt dirasakan apabila kita berada didalamnya. Disebabkan sifat keruangan ini, secara logika suatu arsitektur baru dapat disebut karya arsitektur apabila desain dalam bentuk gambar sudah diwujudkan ke dalam bentuk bangunan.69

Suatu ciptaan arsitektur tidaklah tercipta tanpa melalui suatu pemikiran. Keselarasan adalah pertimbangan yang paling penting agar suatu karya tersebut nyaman dihuni dan indah dilihat. Namun, pada intinya terdapat ciri-ciri visual bentuk dari suatu karya arsitektur yang menjadi komponon-komponen pembentuk nya, antara lain:70 a. Wujud/bentuk (form) b. Dimensi (size) c. Warna (colour) d. Tekstur e. Posisi f. Orientasi, dan g. Visual

Pengetahuan mengenai ciri visual arsitektur ini sangat diperlukan untuk

menyadari bahwa arsitektur merupakan kumpulan dari unsur-unsur diatas.

68

Belinda Rosalina,Op Cit, hal. 56 69Ibid

70

Francis D.K. Ching,Architekture: form, space, and order,Canada: John Wiley&Sons, Inc., 1996, hal 34

Pemenuhan peniruan dari beberapa unsur karya arsitektur lain akan menghasilkan suatu karya arsitektur baru yang dapat serupa atau memiliki ide yang sama, tetapi ekspresi yang berbeda. Persamaan dapat berujung pada timbulnya pelanggaran Hak Cipta. Berapa besar persaaan yang dapat dikategorikan sebagai suatu pelanggaran hingga saat ini belum terumus. Namum dapat terlihat dari berapa banyak bagian pada komposisi arsitektur yang memiliki kesamaan.71

Proses pengerjaan arsitek harus melalui beberapa tahapan dari mulai persetujuan kerjasama antara arsitek, perusahan perencana, pengguna jasa, dan kontraktor atau pihak lain, kemudian arsitek akan memulai memikirkan ide, mendesain gambar, persetujuan gambar, mengoordinasikan konstruksi bangunan di lapangan sampai pembangunan selesai.72

Dalam mendesain karya arsitektur diperlukan kelengkapan gambar-gambar yang mendukung, terdiri atas:73

a. Gambar-gambar dua dimensi untuk gambar detail desain, gambar pelaksanaan atau gambar kerja (memiliki skala) seperti gambar Denah lay-out plan, siteplan, Denah, tampak, potongan, perspektif, detail struktural, detail arsitektural, gambar mekanikal-elektrical (gambar penentuan peletakan seperti saklar, stop kontak, titik lampu, titik AC), gambar utilitas ( perlengkapan toilet misalnya WC, urinal, shower, perlengkapan pemadam api seperti detektor,

71

Belinda Rosalina,Op Cit, hal 61 72

Wulfram I. Ervianto,Manajemen, Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta, 2003, hlm 15 73

sprinkel, hidrant), gambar landskap, gambar eksterior dan interior dalam bentuk dua dimensi;

b. Gambar tiga dimensi untuk acuan hasil akhir yang diinginkan (melihat ruang secara vertikal dan horizontal), misalnya gambar interior dan eksterior dalam bentuk tiga dimensi (biasanya dibuat dengan sketsa tangan atau gambar komputer sepertiscetch up,3dmax, maupun program sejenis)

Tetapi yang terpenting dari kelengkapan gambar diatas, menurut Ketua IAI Kota Medan yang paling penting dalam suatu hak cipta ini adalah suatu ide atau konsep perancangan arsitektur, ketika arsitek merancang suatu bangunan ia akan memasukkan unsur seni, ilmu pengetahuan, ide, konsep-konsepnya kedalam rancangannya. Sehingga tidaklah tepat jika yang didaftarkan sebagai hak cipta adalah kelengkapan gambar seperti denah, tampak, dan seterusnya. karena kelengkapan gambar demikian contohnya denah rumah sakit, sudah ada standarnya sendiri, ruang operasinya harus sekian, ruang perawatannya harus sekian meter persegi, demikian juga dengan bangunan-bangunan lainnya sudah ada standar dan kebiasaan ruang dan bentuk masing-masing. Karena arsitek bukanlah tukang gambar ataupun pelukis, arsitek adalah orang yang tahu sedikit tentang banyak hal, ketika ia mendirikan rumah sakit ia mengetahui sedikit banyak tentang rumah sakit, ketika merancang pabrik ia mengerti sedikit tentang pabrik, arsitek dengan ilmunya dituntut bisa merancang berbagai bangunan, semua didapat dari pengalaman dan pembelajaran, cara berpikir arsitek juga tidak pernah linier, proses berpikirnya eksploratif mulai dari input, proses, maupun output. Sehingga kelengkapan gambar standar diatas tidak tepat jika

didaftarkan tapi hanya boleh berupa lampiran. Dalam proses perencanaan arsitektural dikenal juga dengan konsep perancangan yang juga dituangkan dalam bentuk 2 dimensi atau gambar, bisa berbentuk sketsa tangan maupun gambar komputer, berupa gubahan/konsep bentuk, gubahan massa, pengaruh arah angin, posisi jalan, dan konsep lainnya, tetapi jarang dipublikasikan oleh arsitek. Konsep perancangan inilah yang biasanya berpengaruh terhadap hasil rancangan nantinya. Yang lebih tepat di daftarkan sebagai hak cipta ini seharusnya adalah ‘gambar konsep perancangan’ dan kelengkaan gambar (denah, tampak, potongan, siteplan, layout, detail) bisa menjadi lampiran saja untuk didaftarkan.74

D. Konsep/ Bentuk Perlindungan Hukum yang dapat didaftarkan bagi Ciptaan