• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep SEE The Family (Social-Economy and Education for the family) melalui pendekatan BOTTOM

Dalam dokumen buku Rokok Mengapa Haram (Halaman 134-142)

UP sebagai solusi promotif penanganan kasus perokok

anak usia sekolah (AUS) di Jakarta

SEE merupakan singkatan kata Social, Economi, Education yang sebenarnya sudah kerap kali dilakukan sebagai strategi kesehatan masyarakat untuk mengantisipasi masalah gizi buruk. Ketiga unsur ini sangat dapat juga diaplikasikan pada kasus merokok dan sebagai solusi yang mendasar di kalangan anak usia sekolah (AUS) yaitu dari segi pengenalan rokok dikalangan AUS, pengaruh rokok, dan juga faktor pendukung maraknya pemakaian rokok di kalangan AUS. Setiap kata Social, Economi, dan Education memiliki makna sebagai berikut:

Social: Pemakaian rokok dikalangan tertentu diawali dengan perkenalan perilaku sosial atau interaksi satu sama lain. Seseorang akan mengalami ketergantungan rokok setelah mengkonsumsi rokok beberapa lama dan orang tersebut akan cenderung membawa rokok dalam setiap aktivitas dan dalam perilaku sosial mereka. Kecenderungan seorang perokok dalam suatu komunitas sosial, akan menawarkan rokok kepada partner sosialnya. Tentunya akan sangat mudah pemakaian rokok tersebut berkembang karena dengan mengkonsumsi rokok interaksi akan lebih akrab dikalangan mereka. Dan disini konsep SEE akan coba melakukan intervensi sosial perokok di kalangan remaja. Karena dari fenomena yang

kami dapatkan di kelompok anak sekolah di kawasan Jakarta Selatan , rokok bukan menjadi alat utuk interakasi sosial yang mendukung dikalangan mereka.

Dari hasil kuesioner sebagian besar anak sekolah berpendapat meskipun mereka mengenal dan memulai merokok karena bergaul di antara sesama mereka, namun mereka berpendapat jika tidak merokok bukan berarti pergaulan mereka akan menjadi terhambat. Beberapa respoden mengatakan bahwa tanpa merokok pun sebenarnya mereka akan tetap dapat berteman diantara sesamanya namun yang sering membuat mereka akhirnya mencoba adalah keinginan untuk mencoba dan lingkungan perokok yang sudah membudaya diantara mereka sehingga menjadi hal yang biasa.

Dari titik ini konsep SEE akan coba melakukan intervensi dengan melakukan penyuluhan langsung di keluarga, menjelaskan kepada keluarga fenomena yang terjadi dikalangan anak sekolah, merubah pandangan bahkan perilaku orang tua dengan metode penyuluhan, promosi, edukasi phsikologi, yang nantinya dapat ditransferkan kepada anak-anak sehingga orang tua menjadi pemeran utama, serta aktif untuk selalu mengingatkan dan mengajarkan kepada anaknya tentang gambaran dan situasi yang terjadi ditengah-tengah anak usia sekolah (AUS). Titik fokus promosi ini

adalah mengajarkan bahwa tanpa merokokpun aktiitas social

AUS tidak akan terganggu dan bahkan tanpa rokok interaksi sosial menjadi lebih baik dan produktif dilingkungan mereka dan hal ini dilakukan dengan cara pembuktian langsung

dikalangan AUS sendiri, meggunakan teknik edukasi dan phsikologi yang begitu baik untuk merubah prilaku anak.

Economi: Dalam hal ini pengakajian ekonomi tidak dapat dipisahkan dari sosial karena kedudukan ekonomi sebenarnya menjadi dampak yang dirasakan oleh interaksi soSial dikalangan perokok. Pada titik ini akan dilakukan penyuluhan bahwa rokok benar-benar memberikan kerugian secara ekonomi individu, keluarga, masyarakat, bahkan negara. Beberapa responden di kalangan anak usia sekolah (AUS) menyadari bahwa dengan merokok jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok cukup besar.

Berikut adalah hasil kuesioner yang penulis dapatkan dilkalangan AUS sendiri dari beberapa responden anak sekolah di wilayah Jakarta Selatan.

Jumlah konsumsi rokok : 2 atau 3 batang – bungkus per hari

Jumlah uang jajan yang diberikan ORTU : antara Rp.2000, Rp5000 – Rp30000,- per hari

Jumlah pengeluaran uang rokok Sehari : antara Rp.2000- Rp8000,- per hari

Rata-rata dari mereka akan menghabiskan setengah dari uang sangu mereka, akibatnya kita dapat melihat AUS akan mengurangi jatah makan yang seharusnya mereka konsumsi saat disekolah, karena uang jajan yang diberikan tidak lagi cukup untuk membeli makanan. Kondisi lapar saat proses belajar akan membuat AUS tidak dapat menangkap apa yang diajarkan di sekolah hal ini akan lebih mudah menyebabkan stress yang kompleks dikalangan AUS sendiri.

Selain zat-zat adiktif yang ada didalam rokok yang dapat menghambat kerja otak, kondisi asupan makanan tidak cukup untuk aktivitas berpikir dan beraktivitas ditambah dengan kondisi yang memaksa murid untuk terus berpikir dan belajar, semuanya ini akan menjadi faktor risiko tinggi menyebakan STRES dini. Kondisi yang tidak optimal di kalangan anak usia sekolah sendiri menjadi kerugian ekonomi yang besar pasalnya bukan hanya jumlah uang sangu yang tidak tepat sasaran untuk membeli makanan tetapi biaya yang sudah dikeluarkan selama masa pendidikan anak usia pemakai rokok SMP-SMA yang memakan waktu enam tahun menjadi tidak produktif karena apa yang sudah dikeluarkan untuk biaya pendidikan tidak sebanding dengan ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang diterima oleh anak karena kondisi yang tidak optimal.

Kerugian ekonomi yang lebih besar lagi adalah anak sekolah merupakan aset utama masa depan bangsa. Jika AUS di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat kerugian jelas akan besar karena anggaran pendidikan yang sudah dikeluarkan negara tidak sebanding dengan apa yang seharusnya dihasilkan dalam diri murid sekolah dan dimasa-masa yang akan datang. AUS akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak produktif karena berpenyakit kronis akibat merokok, mereka akan sangat terhalang untuk bekerja dan berkativitas bahkan tidak dapat bebuat apa-apa. Ini yang akhirnya dikatakan dengan Lost Generation.

Bila hal ini sampai terjadi, negara tidak hanya merugi secara ekonomi tetapi akan menjadi negara yang hancur

karena sejumlah penduduk dewasa yang seharusnya potensial bagi perekonomian dan segala aspek menjadi tidak berdaya guna. Semuanya ini harus disampaikan kepada keluarga baik kepada anak, dan orang tua dalam satu keluarga, memaparkan kepada anak bahwa ia sangat penting bagi lingkungannya, keluarga, masyarakat, bahkan negara, serta mengajak orang tua untuk berperan aktif mengajarkan dan mengingatkan hal ini kepada anaknya terus menerus.

Education/Edukasi: Edukasi menjadi hal yang terpenting dalam strategi penyampaian dan pemahaman konsep SEE the family. Ada beberapa tahap dalam teknik edukasi ini yaitu;

Pendidikan orang tua dan anak

Dalam konteks ini penyuluh tidak hanya memberikan promosi kesehatan dan bahaya merokok yang sering kali dilakukan. Namun penyuluhan yang dilakukan akan dikombinasikan dengan teknik pendidikan dan menyentuh dari satu keluarga ke keluarga lain. Memaparkan kepada keluarga kerugian sosial dan ekonomi dari perilaku merokok seperti yang diuraikan sebelumnya. Memberi pendidikan semata-mata bukan hanya kepada anak namun juga untuk merubah paradigma orang tua bahwa ini adalah masalah yang sangat penting dan memerlukan komitmen bersama untuk akhirnya dapat berperan aktif dalam mengajar dan membimbing anak mereka untuk tidak merokok dan yang menjadi penting adalah orang tua tidak memberikan teladan buruk dengan juga mengkonsumsi rokok.

Penyuluhan Terpadu .

Penyuluhan yang dilakukan adalah dengan memaparkan apa sebenarnya faktor masalah yang sebenarnya dihadapi. Menjelaskan bahwa efek-efek kesehatan yang diakibatkan dari konsumsi rokok yang selama ini sudah diketahui masyarakat, hanyalah faktor risiko yang mengarah pada masalah yang sesungguhnya. Penyuluh akan menjelaskan yang menjadi masalah sesungguhnya adalah saat kesehatan yang begitu terganggu dari setiap fungsi tubuh akan sangat mempengaruhi proses produktivitas murid seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Hal ini mungkin saja belum terpikir dikalangan sebagian besar keluarga bahwa ini merupakan masalah yang begitu serius dan memiliki dampak yang sangat meresahkan, yaitu kita akan kehilangan dewasa-dewasa muda yang menjadi masa depan masyarakat dan negara karena mereka mengalami penyakit kronis akibat merokok. Pengetahuan dan keterampilan yang dangkal akibat gangguan fungsi tubuh akibat rokok juga berarti Lost Generation.

Memberikan pendidikan psikologi anak

Pendidikan secara psikologi menjadi hal yang sangat penting karena dengan teknik ini, orang tua akan mudah mempengaruhi perilaku mereka sendiri dalam melihat masalah rokok yang begitu dekat dan sangat berbahaya bagi anak-anak mereka.

Dengan demikian tidak hanya dengan memberi .

wawasan dan mengajak untuk berperilaku, tetapi juga mengubah psikologis secara mendasar sehingga dapat menghidupi dan mengaplikasikan apa yang sudah diterima selama proses penyuluhan, untuk terus menjadi pemeran utama dalam pencegahan perilaku merokok anak-anak mereka.

Pendidikan psikologi ini juga penting bagi anak karena akan menanamkan pada diri anak bahwa mereka adalah harapan keluarga, masyarakat dan negara. Mengubah perilaku mereka dari aspek yang mendasar yaitu psikologis mereka dan mengubah “believe” setiap anak yang sudah mengkonsumsi rokok untuk tidak merasa kecanduan dengan rokok. Ketiga strategi ini diharapkan mengantarkan Konsep SEE the Family menjadi solusi peningkatan kasus perokok di kalangan AUS yang terjadi selama ini. Menjadi solusi bagi akar permasalahan yang sebenarnya dapat dicegah dari sekop terkecil yaitu keluarga.

Problematika Masalah Rokok

Dalam dokumen buku Rokok Mengapa Haram (Halaman 134-142)