• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar a. Konsep Kinerja

Kinerja merupakan terjemahan dari performance (Inggris). Selain bermakna kinerja, performance juga diterjemahkan secara beragam. Keragaman tersebut salah satunya diungkapkan oleh Sedarmayanti (2001:50) yang mengutip paparan LAN, bahwa “Performace dapat diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja”.

Gibson et.al. (1996:118) mengatakan, kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Hasibuan (2001:94) yang menyebut kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan bahwa “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang disandarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Mangkunegara (2000:67) berpendapat “prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Carver and Sergiovanni (dalam Rahardja, 2004) menyatakan bahwa kinerja merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa dia adalah anggota kelompok. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kinerja menunjuk (mengacu) pada perbuatan atau tingkah laku seseorang di dalam suatu kelompok (organisasi). Brown (dalam

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 35

Rahardja, 2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah manifestasi konkret dan dapat diobservasi secara terbuka atau realisasi suatu kompetensi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tugas sebagai realisasi konkret dari kompetensi berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.

b. Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Louden (2000) mengatakan bahwa

believes that in order to enhance the teaching quality of instructors, it is essential that instructors know what factors and criteria are closely related to the professional development of an instructor. These factors have been studied from different perspectives. From the perspective of instructors’ behaviour, some believe that the following five behaviour characteristics can be used to measure the teaching performance of instructors:

a. clarity of lecture;

b. vividness of teaching material; c. enthusiasm of instructors;

d. methodical course arrangement; and

e. willingness to help students in their studies and self-development

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Seorang guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, serta menindaklanjuti hasil evaluasi sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 tentang Tugas Keprofesionalan Guru.

Pertama, merencanakan program pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. Seperti yang dikemukakan oleh Branch (2002) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.

Menurut Joni (1984:12), kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan: merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran, merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan pengelolaan kelas, merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran; dan merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 36

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi mampu mendeskripsikan tujuan, mampu memilih materi, mampu mengorganisir materi, mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, mampu menyusun perangkat penilaian, mampu menentukan teknik penilaian, dan mampu mengalokasikan waktu.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut (Saud, 2003) :

1) Menganalisis materi belajar yang tersedia dengan mempertimbangkan aspek ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence). Materi dikaitkan dengan tujuan belajar dan dampak iring (nurturants effects) yang hendak dicapai

2) Menganalisis potensi, pengalaman, dan kebutuhan peserta didik dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dan materi yang harus dikuasai peserta didik

3) Menganalisis jenis kecakapan hidup yang dapat dipelajari secara langsung maupun tidak langsung dari setiap materi belajar yang akan disajikan sesuai dengan ruang lingkup dan urutan materi belajar yang tersedia

4) Menganalisis sumber-sumber belajar dan fasilitas pembelajaran yang tersedia atau yang dapat disediakan untuk mendukung proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

5) Berdasarkan langkah-langkah tersebut, selanjutnya disusun program pembelajaran untuk waktu tertentu

Uno (2006:3) menjelaskan tentang pentingnya perencanaan pembelajaran demi tercapainya perbaikan pembelajaran, diantaranya:

1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran

2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem 3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar 4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara

perorangan

5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan penggiring dari pembelajaran

6) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar

7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran

8) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah sitetapkan.

Menurut Hunt (1999:24) dalam Majid (2005:94) untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan proses pembelajaran yang ideal, setiap pendidik harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran. Unsur-unsur perencanaan pembelajaran tersebut, yaitu mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relevan digunkana untuk mencapai tujuan dan kriteria evaluasi.

Mulyasa (2004:80) mengemukakan bahwa pengembangan persiapan mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran pendidik bukan hanya sebagai transformator, tetapi

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 37

harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong mahasiswa untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi. Hal ini diperkuat Best (1991:275) :

teaching is primarily concerned with developing qualities such as curiosity,originality, initiative, cooperation, perseverance, open-mindedness, self-criticism, responsibility, self-confidence and independence. This is achieved by the child’s involvement, in a personally meaningfulway, in an enquiry, or more aptly a congeries of related enquiries, which grow out of an issue which attracts his/her (sic) interest. There is both co-operative and individual work, and success is assessed in terms of the development of individual potential. The overriding aim is to help and encourage children to learn how to learn; to develop their own ability to think; to develop a lively, enquiring attitude.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu :

1) Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan semakin tepat kegiatan-kegiatan yang ahrus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2) Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik

3) Kegiatan-kegiatan disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan

4) Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya

5) Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program pembelajaran, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.

Majid (2005:95) mengemukakan agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektivitas mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

Kedua, melaksanakan program pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Usman (1994:120) mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan belajar mengajar, mengorganisasikan waktu, peserta didik, dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran dan mengakhiri pelajaran.

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 38

guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.

Yutmini (1992:13) mengemukakan, persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar meliputi kemampuan: menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran; mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran; berkomunikasi dengan siswa; mendemonstrasikan berbagai metode mengajar; dan melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Harahap (1982:32) yang menyatakan, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar adalah mencakup kemampuan: memotivasi siswa belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran, mengarahkan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran, melakukan pemantapan belajar, menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan benar, melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, memperbaiki program belajar mengajar, dan melaksanakan hasil penilaian belajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan media dan metode, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif, memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan, berinteraksi dengan siswa secara komunikatif, menyimpulkan pelajaran, memberikan umpan balik, melaksanakan penilaian, dan menggunakan waktu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa.

Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut (Saud, 2003):

1) Membuka kegiatan pembelajaran melalui appersepsi, yaitu mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya maupun dengan pengelaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 39

2) Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik, yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajaran yang dirancang guru pada tahap pra pembelajaran

3) Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik, termasuk megatur waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran maupun mengorganisasikan peserta didik dalam pembelajarannya (individual, kelompok, atau klasikal)

4) Penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai (ekspositori, inkuiri, eksperimen, atau discovery) melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar dan fasilitas belajar yang tersedia

5) Memotivasi kegiatan belajar peserta didik melalui penguatan, penjelasan, penghargaan, ataupun apresiasi terhadap perilaku belajar peserta didik

6) Melakukan penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta didik berdasarkan analisis aktual kondisi proses pembelajaran yang terjadi, agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan peserta didik.

Usman (1994:120) mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan belajar mengajar, mengorganisasikan waktu, peserta didik, dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran dan mengakhiri pelajaran.

Pendapat Usman di atas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 1) membuka pembelajaran, 2) menyampaikan materi pembelajaran, dan 3) menutup pembelajaran.

1) Membuka pembelajaran

Majid (2005:104) mengemukakan bahwa membuka pembelajaran dimaksudkan untuk memberi motivasi paada peserta didik, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai peserta didik berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, melaksanakan appersepsi atau penilaian kemampuan awal. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak megesampingkan motivasi belajar terhadap siswa. Kedua, menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya, 1) menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa, 2) menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk kreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.

Usman (1994:85) mengemukakan memulai pembelajaran dapat dilakukan melalui empat kegiatan, 1) menarik perhatian siswa, 2) menimbulkan motivasi siswa, 3) memberikan acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 4) membuat kaitan hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) menyampaikan materi pembelajaran

kegiatan utama pembelajaran adalah menyampaikan pembelajaran. Menurut Majid (2005:104) kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 40

bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup, 1) penyampaian tujuan pembelajaran, 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan, metode, sarana dan alat/media yang sesuai, 3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa, 4) melakukan pemeriksaan/ pengecekan mengenai pemahaman siswa.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran menurut Usman (1994:122) perlu diperhatikan rambu-rambu sebagai berikut : 1) bahan yang disampaikan dengan benar, tidak ada penyimpangan, 2) penyampaian lancar dan tidak tersendat-sendat, 3) penyampaian sistematis, 4) bahasa jelas dan benar serta mudah dimengerti oleh siswa, 5) memberi contoh yang tepat.

3) menutup pembelajaran.

Kegiatan menutup pembelajaran menurut Majid (2005:105) adalah kegiatan yang memberikan penegasan dan kesimpulan serta penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini menurut Majid meliputi 1) melaksanaan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian, 2) melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan diantaranya memberikan tugas-tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari materi pembelajaran tertentu, dan memberikan motivasi/bimbingan belajar, 3) mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

Usman mengemukakan (1994:84) menutup pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pembelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tenatng apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Ketiga, evaluasi program pembelajaran. Menurut Erman (2003:2) evaluasi pembelajaran diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor (keterampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, mapupun perbuatan.

Evaluasi merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar mahasiswa secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai, maupun proses. Hal ini diperlukan guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi mengajar. Usman (1994) mendefinisikan penilaian proses sebagai penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa atau kelompok siswa.

Menurut Sutisna (1993:212), penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 41

baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Commite dalam Wirawan (2002:22) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi yang salah akan merugikan pendidikan.

Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi 1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, 2) mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda, 3) mampu memperbaiki soal yang tidak valid, 4) mampu memeriksa jawab, 5) mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian, 6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian, 7) mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian, 8) mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian, 9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian, 10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, 11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian, 12) mengklasifikasi kemampuan siswa, 13) mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, 14) mampu melaksanakan tindak lanjut, 15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan 16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian.

Keempat, menindaklanjuti hasil evaluasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar, tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran itu sendiri, melalui perbaikan pembelajaran seperti remedial dan penggayaan, seperti tercantum dalam PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993, Bab II pasal 2, Guru adalah pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah atau bimbingan pada pendidikan dasar dan menengah.

Sedangkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993, Bab II Pasal 3 yang menjadi tugas pokok guru adalah :

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 42

1) Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi belajar, serta menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya, atau

2) Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evalusi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993, Bab II pasal 4 tanggung jawab dan wewenang guru adalah sebagai berikut: 1) Tanggung jawab guru adalah menyelesaikan tugas sebagaimana tenaga pengajar

atau pembimbing sesuai dengan tujuan pendidikan yang dibebankan kepadanya. 2) Wewenang guru adalah memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil

pendidikan yang optimal dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik guru.

Sehubungan dengan kinerja guru, Menurut Darling (2005:10-11), untuk menyiapkan pendidik yang dapat mengubah dunia diperlukan tiga hal utama yaitu pengetahuan, kemampuan, dan disposisi yang penting bagi setiap guru untuk mendapatkan pengetahuan tentang peserta didik, bagaimana mereka belajar dan berkembang dalam konteks social (pembelajaran, perkembangan manusia dan bahasa); pengetahuan tentang isi pembelajaran dan tujuan kurikulum yaitu pemahaman materi pelajaran dan keterampilan yang akan diajarkan; serta pemahaman tentang pengajaran (ilmu pedagogi, mengajar peserta didik yang beragam, penilaian, dan manajemen kelas). Hal ini dapat dijelaskan dengan Gambar dibawah ini :

Dr. Nyi. R. Tedja Gurat Baktinia, M.Mpd Page 43

Sumber : Darling, et. al., (2005:10-11)

Gambar 2.2

Kerangka Menyiapkan Pendidik Yang Dapat Mengubah Dunia

Dunda (Rahman dkk, 2005: 72) menyatakan bahwa, “Kinerja guru dapat dinilai dari aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dikenal dengan sebutan “kompetensi guru”. Berkenaan dengan kompetensi yang perlu dimiliki guru profesional, UUGD 14/2005 pasal 8 dan Permen Diknas No.13 tahun 2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah mengatakan bahwa ada empat kompetensi