• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Syura dalam Islam (the Concept of Shura in Islam)

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 91-94)

Oleh : Hasanuddin Yusuf Adnan

1

ABSTRAK

Perbincangan tentang konsep syura sudah dimulai sejak masa nabi, dan ianya tidak akan berakhir sampai kapanpun selagi agama Allah (Islam) masih tetap wujud di muka bumi ini. Syura sebagai sebuah sistem dan elemen terpenting dalam sebuah negara Islam memegang peranan penting dalam menghadirkan sistem pemerintahan yang berdasarkan ketentuan Islam. Sebagai sebuah konsep musyawarah dalam sistem politik Islam, ia mempunyai sejumlah anggota yang sering disebut dengan Majelis Syura. Majelis ini memegang peranan penting dalam penentuan operasional dan aplikasi sistem pemerintahan dalam sebuah negara Islam. Musyawarah dalam konteks Islam tidaklah semata-mata ditujukan kepada pemerintahan, ia juga dianjurkan untuk disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari, hatta dalam kehidupan keluarga sekalipun. Rasulullah saw telah meletakkan batu azas dalam implementasi konsep tersebut. Wilayah operasional syura mengikut pendapat yang mu’tamat hanya berkisar sekitar persoalan-persoalan yang berada di luar ketentuan-ketentuan muthlaq. Artinya musyawarah itu hanya dibolehkan dalam bidang peribadatan yang tidak mempunyai dalil qath’i dan masih mempunyai peluang untuk berijmak atau ijtihad. Sementara persoalan yang berkenaan dengan ‘aqidah yang sudah pasti kesahehannya tidak dibenarkan untuk dimusyawarahkan lagi.

Kata kunci: konsep syura, pemerintahan, ijmak or ijtihad

AbstrAct

Discussions about the concept of shura has been started since the time of the prophet, and It is not going to end up at any time while Islam is still on this earth. Shura as a system and most important element in an Islamic state plays an important role in actualizing government system based on Islamic terms. In practical sense, shura has a number of members who are often called the Shura Council. This Council plays an important role in determining the operation and application of islamic governmen systems. Shura in the context of Islam is not solely addressed to governmental issues, but also to more primordial issues like familial or private issues. Prophet Muhammad has laid the foundation for the implementation of the concept’s principles. Operational areas of shura only revolves around the problems

Konsep Syura...

84

outside the provisions muthlaq (clearly defined by Quran and hadits). This means that shura is only allowed in areas of worship that has no defined terms by Quran and hadits and still has the opportunity to berijmak or ijtihad. While issues related to islamic principles which are clearly defined certainly are not justified to be discussed again.

Konsep Syura...

PENDAHULUAN

Kata syura merupakan istilah yang berasal dari kata kerja (verb) dalam bahasa Arab syara - yasyuru - syaurun dengan berarti; dia telah memamerkan atau memaparkan sesuatu. Orang-orang Arab mengatakan syarat al-‘asal yang bermakna dia telah mengambil madu dari tempatnya, atau syarat al-dabbah wasyau ratuha yang berarti memamerkan lebah untuk penjualan.1

Dalam Ensiklopedi Islam kata syura dimaknai dengan permusyawaratan, hal bermusyawarah atau konsultasi. Majlis syura berarti majelis permusyawaratan atau badan legislatif. Istilah syura memiliki hubungan dengan kata kerja syawara-yusyawiru-musyawaratan yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan dan mengambil sesuatu. Bentuk-bentuk lain yang berasal dari kata kerja syawara adalah asyara (memberi isyarat), tasyawara (berunding, saling bertukar pendapat), syawir (meminta pendapat, musyawarah), dan mustasyir (meminta pendapat orang lain). Syura atau musyawarah adalah saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta dan menukar pendapat mengenai suatu perkara.2

Isu syura dalam masyarakat Islam mempunyai makna besar dan ia juga menjadi fenomena internasional di antara banyak bangsa-bangsa berperadaban di dunia. Ini dimanifestasikan dengan tersebar luasnya penggunaan istilah seperti al-nadwah, elders council, majlis dan mala, counsel, council, eubolia, ekklesia, dan boule.3 Istilah-istilah tersebut sering

syura dalam medan ilmu politik.

Dalam bentuk yang bervariasi perkataan syura terdapat empat kali dalam Al-Qur’an; pertama, dalam surah as-Syura sendiri ayat 38 dengan perkataan syura; wa amruhum syura bainahum, kedua, dalam surah Ali Imran ayat 159 dengan perkataan syawir; wa syawirhum fil amr ketiga, dalam surah Maryam ayat 29 dengan perkataan asyarat; fa asyarat ilaihi, dan keempat, dalam surah al-Baqarah ayat 233 dengan perkataan tasyawur; ‘an taradhim minhuma wa tasyawur.4

Dari sejumlah pengertian syura di atas, para sarjana telah memberikan makna yang berbeda tentang syura. Al-Asfahani mengatakan bahwa syura adalah satu opini yang pasti seperti sebuah hasil konsultasi seorang kepada orang lain.5 Ibnu Arabi mendefinisikan syura sebagai sebuah pertemuan tentang perkara di mana seseorang mencari nasehat dari orang lain untuk mengangkat pendapatnya.6 Manakala sarjana kontemporer seperti al-Duri memberikan komentar bahwa syura adalah untuk mengevaluasi opini dari orang-orang yang berpengalaman dalam urusan-urusan tertentu dengan tujuan untuk mengantarkan kita kepada posisi positif yang terdekat dengan kebenaran.7

Dalam perjalanan sejarah, sistem syura sebenarnya telah digunakan pada masa Rasul, Khulafa Rasyidin atau khalifah-khalifah sesudahnya. Namun, dengan istilah yang berbeda, sistem ini turut diadaptasikan oleh masyarakat Barat pada zaman pertengahan, yang terwujud dalam bentuk institusi

Konsep Syura...

86

Barat counsel mengandung berbagai makna seperti cadangan, perundingan, perencanaan dan pertimbangan setelah diperdebatkan oleh sejumlah individu atau kelompok dan kumpulan.8

Dalam komunitas Barat, konsep counsel dan council sudah menjadi tradisi kesusilaan, terutama bagi masyarakat Yunani Kuno, karena konsep tersebut tertuang dalam ajaran kitab Injil. Umpamanya kata euboulia pada asalnya adalah sikap keperwiraan seseorang jenderal, akan tetapi ia juga mempunyai pengertian lain jika dikaitkan dengan kehidupan harian dalam councils di Athena. Istilah ekklesia dan euboulia berarti kebaikan atau tata susila politik, yang membenarkan para ahli terlibat mengendalikannya dengan bijaksana.9

Menurut Aristoteles, euboulia merupakan perdebatan yang mengarah kepada prinsip kebenaran dengan pencapaian kata putus yang baik. Dalam pengertian lain perdebatan yang berwawasan kebenaran dengan didasari oleh kebijaksanaan.10 Konsep eubolia yang diangkat Aristoteles ini mempunyai silsilah yang panjang dalam keilmuan theologi dan akan mengungkap kembali kandungan Bibel yang meliputi tafsiran dan uraian tradisi Kristen yang sejalan dengan ayat-ayat dalam Isaiah, seperti: “Dan kekallah kekuasaan Tuhan, kebijaksanaan dan keilmuan, semangat permusyawaratan dan pengetahuan, dan ketaqwaan kepada Allah”.11

KONSEP DASAR DAN

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 91-94)