• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sectorin Kuta Alam Kota Banda Aceh) oleh : Vivi Silvia

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 73-77)

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis mobilisasi tenaga kerja wanita dari sektor industri ke sektor jasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan dan pendapatan yang mempengaruhi mobilisasi tenaga kerja perempuan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan questionere gunakan untuk menjawab pertanyaan. Selain itu, penelitian kepustakaan digunakan untuk menyelidiki masalah penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan alat regresi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan dan pendapatan secara signifikan mempengaruhi mobilisasi tenaga kerja wanita dari sektor industri ke sektor jasa.

Keywords : pendidikan, pendapatan, pekerja wanita

AbstrAct

This research analyzes the mobilization of woman labor from industrial sector to service sector. It is aimed to knowing the education and income that influence the mobilization of woman labor. Data collected by direct observation and using questionere to answer the question. Beside it, the library research were used to investigate the research problem. The model of analysis applied in this research is the multiple linear regression. This data then analysed by using SPSS regession tool. The result of this research shows that the education and income factor were significantly influenced the mobilization of woman labor from industrial sector to service sector.

Peranan Biofertilizer...

66

PENDAHULUAN

Pembangunan yang telah dilak-sanakan oleh pemerintah dewasa ini telah menunjukkan hasil yang meyakinkan di berbagai bidang. Keberhasilan bidang pendidikan dan kesehatan dalam jangka panjang telah mampu mengubah struktur dan komposisi penduduk Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak terlepas dari permasalahan umum yang juga dihadapi oleh negara berkembang lainnya. Permasalahan ini menyangkut pertumbuhan penduduk yang demikian cepat, penyebarannya yang tidak merata, tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang tersedia dan perkembangan angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja.

Masalah tersebut menimbulkan sejumlah masalah sosial terutama pengangguran yang dapat menghambat pembangunan nasional. Hakikat dari pembangunan nasional adalah pemba-ngunan manusia Indonesia seutuhnya. Ini bermakna bahwa pemba ngunan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat merata untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tanpa diskriminasi. Pada era globalisasi ini arus informasi semakin berkembang dengan cepat, tuntutan kesetaraan antara pria dan wanita yang lebih dikenal dengan kesetaraan jender semakin didengungkan. Kaum wanita banyak yang berprestasi pada lapangan pekerjaan dan pengembangan karirnya, tetapi di sisi lain masih ada kaum wanita yang mengalami penderitaan dan harus tetap menjalani kodratnya sebagai wanita sejati.

Di beberapa kota di Indonesia

termasuk Kota Banda Aceh tengah terjadi transformasi struktural dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, karena perubahan sistem sosial dan budaya. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pekerjaan wanita dari sebelumnya sebagai buruh tani atau pengurus rumah tangga menjadi wanita-wanita karier yang bekerja di kantor-kantor. Selain itu, semakin meningkatnya pendidikan dalam masyarakat maka peluang perpindahan pekerjaan wanita ke sektor lain semakin meningkat.

Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang sudah bertempat tinggal tetap sudah mencapai 205.13 juta jiwa, kemudian pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan bertambah menjadi 219.20 juta jiwa sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara ke empat di dunia yang memeiliki jumlah penduduk terbanyak (BPS, 2005 : 3).

Menurut laporan hasil sensus penduduk tahun 2005 (SPAN 2005) jumlah penduduk Provinsi Aceh diper-kirakan berjumlah 4.031.589 jiwa, dari komposisinya dapat dilihat: jumlah penduduk laki-laki sebesar 2.005.763 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebesar 2.025.826 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,76 persen selama periode 1990-2005, masih di atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk secara nasional yaitu 1,34 persen (BPS, 2005 : 3-4).

Perkembangan berbagai sektor di Provinsi Aceh juga mengalami kemajuan yang sangat pesat seperti sektor industri dan sektor jasa selain dari sektor agraris yang memang telah menjadi salah satu

Peranan Biofertilizer...

sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan penyumbang pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang masih dominan. Tabel berikut menunjukkan komposisi penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa selain sektor pertanian di Provinsi Aceh :

Tabel 1 Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok Lapangan Usaha di Provinsi Aceh Tahun 2004

Sumber: Survey Sosial Ekonomi Nasional, 2004

Kelompok Lapangan usaha Perkotaan (persen) Pedesaan (persen) Perkotaan+Pedesaan(persen)

Industri 6,18 1.71 7,89

Jasa-jasa 23,02 12.06 35,08

Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi tahun 2004 yang bekerja di sektor jasa sebesar 35,08 persen lebih besar dari pada sektor industri yang hanya menyerap tenaga kerja sebesar 7,89 persen (2004:18). Hal ini berarti bahwa sektor jasa adalah salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja selain sektor pertanian di Provinsi Aceh terutama di daerah perkotaan seperti Kota Banda Aceh yang merupakan ibu kota Provinsi Aceh.

Salah satu sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kota Banda Aceh adalah sektor industri terutama industri kecil atau disebut juga industri rumah tangga yang banyak menyerap tenaga kerja seperti industri percetakan dan penerbitan. Selain itu sektor jasa, perikanan dan kelautan juga menjadi salah satu sektor andalan Kota Banda Aceh, karena sebagian besar wilayah Kota Banda Aceh dikelilingi oleh laut. Sedangkan sektor pertanian di Kota Banda Aceh bukan merupakan sektor unggulan dari perekonomian masyarakat

kondisi geografis Kota Banda Aceh yang kurang mendukung untuk kegiatan usaha di sektor pertanian.(BPS, 2005 : 117)

Berdasarkan hasil sensus penduduk Aceh dan Nias tahun 2005 (SPAN`05) penduduk kota Banda Aceh berjumlah 177.611 jiwa, jumlah

penduduk ini terdiri dari 93.786 jiwa laki-laki dan 83.825 jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Kuta Alam dengan jumlah penduduk 34.819 jiwa, yang terdiri dari 18.544 jiwa laki-laki dan 16.275 jiwa perempuan, sedangkan Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Meuraxa dengan jumlah penduduk 2.221 jiwa yang terdiri dari 1.529 jiwa laki-laki dan 692 jiwa perempuan, hal ini disebabkan karena daerah ini yang paling parah terkena bencana gempa dan tsunami pada tahun 2004.

Jumlah pencari kerja di Kota Banda Aceh pasca bencana alam mengalami peningkatan sekitar 20 persen dari 20.378 jiwa menjadi 25.840 jiwa (BPS, 2005 : 3). Hal ini membawa dampak pada semakin meningkatnya persaingan antar pencari kerja baik pria maupun wanita dalam mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Selain itu banyaknya pekerjaan yang ditawarkan pasca bencana alam akan memberikan peluang terjadinya mobilitas

Peranan Biofertilizer...

68

Kecamatan Kuta Alam adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk terbanyak. Jumlah penduduk Kecamatan Kuta Alam tahun 2005 berjumlah 35.033 ini terdiri dari 18.758 jiwa laki-laki dan 16.275 jiwa perempuan yang tersebar di sembilan kelurahan dan dua desa yang ada di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Jumlah penduduk Kecamatan Kuta Alam yang paling banyak terdapat di Kelurahan Beurawe dengan jumlah penduduk 6.157 jiwa yang terdiri dari 3.393 jiwa laki-laki dan 2.764 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Desa Lam Dingin dengan jumlah penduduk laki-laki 449 jiwa dan 282 jiwa penduduk perempuan. Hal ini disebabkan daerah ini adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami tahun 2004 lalu.

Jenis-jenis pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh penduduk Kuta Alam termasuk penduduk wanita adalah pekerjaan pada sektor industri terutama

industri kecil atau disebut juga industri rumah tangga seperti industri percetakan, penerbitan dan industri makanan yang menjadi salah satu sektor paling banyak menyerap tenaga kerja selain sektor jasa, perikanan dan kelautan (BPS, 2005 : 47). Adapun jumlah penduduk wanita yang bekerja di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh adalah sebanyak 3.340 jiwa yang tersebar di sembilan Kelurahan dan dua Desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Jenis pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh pekerja wanita di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh adalah sebagai buruh/karyawan yaitu sebanyak 2.059 jiwa sedangankan jenis pekerjaan yang paling sedikit digeluti adalah jenis pekerjaan yang menggunakan bantuan dari keluarga/anggota rumah tangga yaitu sebanyak 54 jiwa (BPS, 2005 : 77) . Untuk lebih jelas lihat Tabel 2 yang menunjukkan jumlah wanita yang bekerja di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh menurut status pekerjaan utama berikut ini :

No. Status Pekerjaan Utama Jumlah wanita yang Bekerja 1 Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan Orang Lain

(Own Account Work) 682

2 Berusaha dengan Dibantu Anggota Rumah Tangga. (Self Employed Assisted by Family Member/ Temporary Employee)

54 3 Berusaha dengan Buruh Tetap (Employee) 195

4 Buruh/karyawan (Reguler Employee) 2.059

5 Pekerja Tak di Bayar (Unpaid Worker) 320

6 Tak Terjawab 30

Jumlah Total 3.340

Tabel 2 Jumlah Penduduk Wanita Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2005

Peranan Biofertilizer...

Masuknya wanita dalam pasar kerja pada sektor industri dan jasa akan membawa konsekuensi dalam kehidupan rumah tangganya. Pekerjaan di luar rumah pada sektor industri dan jasa ini akan mengurangi alokasi waktu dan tenaga yang biasanya dicurahkan untuk pekerjaan rumah tangga. Munculnya berbagai sektor industri dan jasa yang dilakukan kaum wanita patut ditanggapi secara positif terutama di perkotaan. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa kontribusi yang diberikan pelaku perempuan pada sektor ini cukup besar dalam upaya meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka. Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pe-ngaruh pendidikan dan pendapatan terhadap mobilitas pekerja wanita dari sektor industri ke sektor jasa di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh?

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 73-77)