• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 56-63)

HASIL PENELITIAN

A. Proses Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa

1. Analisis Kegiatan Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Persiapan pemilihan penyedia yang dilakukan oleh panitia pengadaan di Kabupaten Aceh Barat sekitar 50% belum

dapat dipertanggungjawabkan, atau tidak akuntabel dan masih ada unsur ketidakadilan (diskriminasi) sebesar

11%. Contohnya dalam menyusun

spesifikasi barang/jasa diarahkan pada satu merek tertentu atau dalam menyusun HPS (Harga Perkiraan Sendiri) bukan berdasarkan standar harga dari Guburnur, tetapi datanya diambil dari salah satu rekanan.

Tabel 6. Pendapat Responden terhadap Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

ya tidak

1 Transparansi 81% 19%

2 Efisiensi 100% 0%

3 Efektifitas 78% 22%

4 Akuntabilitas 50% 50%

5 Keadilan 89% 11%

6 Legalitas 77% 23%

No Prinsip Pengadaan Jawaban

Berdasarkan hasil survei menunjukkan masih terdapat 27% panitia pengadaan melakukan tindakan

melanggar hukum (legal) misal panitia menyusun spesifikasi barang/jasa atau panitia tidak mempelajarinya dokumen anggaran dari Pengguna/Kuasa Pengguna Angaran. Jika dinilai dari segi efisiensi dan efektivitas persiapan pemilihan telah dicapai 100% efisien, tetapi masih mengabaikan efektivitas, di mana sebesar 22% dinyatakan persiapan pemilihan tidak efektif.

Analisis Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa di Kabupaten Aceh Barat masih kurang efektif karena masih banyak memilih penyedia yang memasukkan penawaran terendah, dan

juga kurang akuntabel, misalnya dalam menyusun metode evaluasi masih meminta pertimbangan PPK. Selain

Efektivitas Penerapan...

itu, masih terdapat unsur diskriminatif terutama pada sikap panitia yang lebih senang untuk memenangkan perusahaan lokal (daerah). Kondisi ini dibuktikan dengan jawaban responden seperti dalam Tabel 5. Di mana 43% pendapat responden menyatakan belum efektif, 30% menyatakan tidak akuntabel, dan 13% pelaksanaan masih diskriminatif.

Tabel 7. Pendapat Responden Terhadap Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

ya tidak 1 Transparansi 88% 13% 2 Efisiensi 83% 17% 3 Efektifitas 57% 43% 4 Akuntabilitas 70% 30% 5 Keadilan 87% 13% 6 Legalitas 66% 34%

No Prinsip Pengadaan Jawaban

KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 8. Kesimpulan dan Saran

NO KESIMPULAN REKOMENDASI

A Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

1 Transparansi dicapai 71%

- Rata-rata 25% masih terdapat campur

tangan KPA/PPK dalam menentukan metode pemilihan

- Rata-rata 32% masih terdapat campur

tangan KPA/PPK dalam menentukan metode evaluasi teknis

29% SKPD perlu meningkatkan transparansi dalam penetapan sistem penilaian a.l:

- Metode pemilihan penyedia barang/jasa ditentukan oleh panitia sendiri

- Metode evaluasi teknis ditentukan oleh panitia

2 Akuntabilitas dicapai 63%

- Rata-rata 46% penetapan metode

pemilihan belum sesuai dengan besarnya paket

- Rata-rata 25% masih terdapat campur

tangan PKA/PPK dalam menentukan metode pemilihan

- Rata-rata 32% masih terdapat campur

tangan PKA/PPK dalam menentukan metode evaluasi teknis

37% SKPD perlu meningkatkan akuntabilitas dalam penetapan sistem penilaian a.l:

- Metode pemilihan penyedia barang/jasa ditentukan oleh panitia sendiri

- Metode evaluasi teknis ditentukan oleh panitia

Efektivitas Penerapan...

50

NO KESIMPULAN REKOMENDASI

B Persiapan Pemilihan

1 Transparansi dicapai 81%

- Rata-rata 20% masih memecahkan paket

besar menjadi kecil agar tidak dilelang

- Rata-rata 13% Informasi harga dari calon

rekanan menjadi acuan panitia pengadaan dalam menyusun HPS

- rata-rata 53% dalam menentukan metode

pengadaan tidak mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada

19% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan transparansi dalam penetapan sistem penilaian a.l:

1. Paket besar tidak dipecahkan menjadi paket kecil dengan tujuan tidak dilelang.

2. Informasi dari rekanan tidak dapat dijadikan acuan dalam penyusunan HPS

2 Akuntanbilitas dicapai 50%

- Rata-rata 80% Panitia pengadaan

menyusun spesifikasi teknis pengadaan

- Rata-rata 20% HPS yang disusun oleh

panitia belum meminta pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen

50% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan akuntabilitas a.l:

1. PPK menyusun sendiri spesifikasi barang/ jasa yang dibutuhkan.

2. Setiap Harga Perkiraan Sendiri (OE) yang disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/ Jasa harus disahkan oleh PPK

3 Efisiensi dicapai 100%

- Rata-rata 100% Panitia menyusun jadwal

pelaksanaan pengadaan

- Rata-rata 100% Menyusun Harga Perkiraan

Sendiri (HPS), panitia mengacu pada daftar harga standar yang dikeluarkan oleh Gubernur/Bupati

Perlu dipertahankan

4 Efektivitas dicapai 78%

- Rata-rata 13% Penyusunan spesifikasi

barang/jasa mengarah pada satu merek

- rata-rata 53% dalam menentukan metode

pemilhan pemilihan penyedia barang/jasa

tidak mempertimbangkan kepentingan

masyarakat dan jumlah penyedia barang/ jasa yang ada.

22% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan efektivitas a.l:

1. Penyusunan spesifikasi barang/jasa tidak boleh mengacu pada satu merek tertentu. 2. Penentuan metode pemilihan penyedia

barang/jasa perlu mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan penyedia barang/jasa.

5 Keadilan dicapai 89%

- Rata-rata 13% Penyusunan spesifikasi

barang/jasa mengarah pada satu merek

- Rata-rata 13% Informasi harga dari calon

rekanan menjadi acuan panitia pengadaan dalam menyusun HPS.

11% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan prinsip keadilan a.l:

1. Penyusunan spesifikasi barang/jasa tidak boleh mengacu pada satu merek tertentu. 2. Setiap Harga Perkiraan Sendiri (OE) yang

disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/ Jasa harus disahkan oleh PPK

6 Legalitas dicapai 77%

- Rata-rata 20% masih memecahkan paket

besar menjadi kecil agar tidak ditender

- Rata-rata 80% Panitia pengadaan

menyusun spesifikasi teknis pengadaan.

- Rata-rata 20% HPS yang disusun oleh

panitia belum meminta pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

33% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan prinsip legalitas a.l:

1. Paket besar tidak dipecahkan menjadi paket kecil dengan tujuan tidak dilelang.

2. Setiap Harga Perkiraan Sendiri (OE) yang disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/ Jasa harus disahkan oleh PPK

3. Penyusunan HPS oleh Panitia harus mem-inta pengesahan dari PPK

Efektivitas Penerapan...

NO KESIMPULAN REKOMENDASI

C Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

1 Transparansi dicapai 88%

- Rata-rata 13% Panitia hanya menerima

dokumen jika dokumen tersebut di antar sendiri oleh calon penyedia barang/jasa

- Rata-rata 20% Panitia masih menerima

dokumen penawaran yang terlambat

- rata-rata 20% Kriteria evaluasi dokumen

penawaran dijelaskan di dalam dokumen lelang

- rata-rata 13% Selama panitia melakukan

evaluasi dokumen penawaran negosiasi dapat dilakukan oleh panitia dengan peserta tender atas persetujuan PPK

- rata-rata 27% Hasil evaluasi dokumen

penawaran belum disampaikan pada peserta lelang

12% Panitia Pengadaan Barang/Jasa

perlu meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Dokumen penawaran tidak harus diantar sendiri oleh calon penyedia barang/jasa. 2. Panitia tidak dibenarkan untuk menerima

dokumen penawaran yang terlambat setelah jadual penutupan pemasukan penawaran.

3. Panitia tidak boleh melakukan negosiasi dengan peserta tender selama proses evaluasi penawaran dilakukan.

4. Kriteria evaluasi dokumen penawaran harus dijelaskan dalam dokumen penawaran. 5. Hasil evaluasi dokumen penawaran

disam-paikan kepada peserta lelang.

2 Akuntanbilitas dicapai 70%

- Rata-rata 27% Saat pembukaan dokumen

penawaran hanya ada satu perwakilan perusahaan yang hadir, apakah acara pembukaan langsung dilaksanakan.

- Rata-rata 67% Klarifikasi tidak dilakukan

pada saat evaluasi dokumen penawaran

- Rata-rata 100% Panitia akan melakukan

pelelangan ulang jika pelelangan gagal dilaksanakan

- Panitia pengadaan menyusun spesifikasi teknis pengadaan

- Rata-rata 20% HPS yang disusun oleh

panitia belum meminta pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen

30% Panitia Pengadaan Barang/Jasa

perlu meningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Pembukaan dokumen lelang harus dihadiri minimal 2 wakil dari peserta lelang. 2. Klarifikasi terhadap dokumen penawaran

perlu dilakukan pada saat evaluasi. 3. Pelelangan ulang dapat dilakukan atas

permintaan PPK.

3 Efisiensi dicapai 83%

- Rata-rata 13% Paket pekerjaan kecil

pengumuman dilakukan di media cetak nasional.

- Rata-rata 20% Dalam menentukan

pemenang pelelangan, panitia belum memilih pada rekanan yang menawar paling rendah.

17% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Pengumuman untuk paket pekerjaan kecil cukup dilakukan di media lokal (provinsi). 2. Dalam menentukan pemenang pelelangan

tidak hanya ditentukan dari harga pena-waran yang terendah saja, tetapi perlu juga dilihat pada kualitas teknis yang diajukan.

4 Efektivitas dicapai 57%

- Rata-rata 67% Klarifikasi tidak dilakukan

pada saat evaluasi dokumen penawaran

- Rata-rata 20% Dalam menentukan

pemenang pelelangan, panitia lebih memilih pada rekanan yang menawar paling rendah.

43% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Klarifikasi terhadap dokumen penawaran perlu dilakukan pada saat evaluasi. 2. Penyusunan spesifikasi barang/jasa tidak

boleh mengacu pada satu merek tertentu. 3. Dalam menentukan pemenang pelelangan

tidak hanya ditentukan dari harga pena-waran yang terendah saja, tetapi perlu juga dilihat pada kualitas teknis yang diajukan.

Efektivitas Penerapan...

52

NO KESIMPULAN REKOMENDASI

5 Keadilan dicapai 81%

- Rata-rata 13% Penyusunan spesifikasi

barang/jasa mengarah pada satu merek

- Rata-rata 33% Panitia lebih suka jika yang

memenangkan tender perusahaan yang berasal dari daerah

19% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan prinsip keadilan dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Penyusunan spesifikasi barang/jasa tidak boleh mengacu pada satu merek tertentu.

6 Legalitas dicapai 66%

- Rata-rata 13% Peserta yang tidak megikuti

penjelasan kantor (aanwidzing) akan didiskualifikasi dari pelelangan

- Rata-rata 20% masih memecahkan paket

besar menjadi kecil agar tidak ditender

- Rata-rata 20% Panitia masih menerima

dokumen penawaran yang terlambat

- Rata-rata 27% Saat pembukaan dokumen

penawaran langsung dilakukan, meskipun pada saat pembukaan dokumen tersebut hanya ada satu perwakilan perusahaan yang hadir.

- Rata-rata 47% dalam menentukan metode

evaluasi, panitia meminta pertimbangan dari PPK

- Rata-rata 60% Terdapat kesamaan dokumen

penawaran diantara peserta pelelangan, panitia tidak langsung menggugurkan penawaran peserta tersebut

- Rata-rata 100% Panitia akan melakukan

pelelangan ulang jika pelelangan gagal dilaksanakan tanpa permintaan PPK.

34% Panitia Pengadaan Barang/Jasa perlu meningkatkan prinsip legalitas dalam pelaksanaan pemilihan a.l:

1. Peserta yang tidak mengikuti penjelasan proses pengadaan barang/jasa tidak boleh didiskualifikasi.

2. Paket besar tidak dipecahkan menjadi paket kecil dengan tujuan tidak dilelang.

3. Panitia tidak boleh menerima dokumen penawaran yang terlambat diserahakan oleh peserta lelang.

4. Sekurang-kurangnya pada saat pembukaan dokumen penawaran harus dihadiri oleh dua perwakilan dari peserta lelang. 5. Dalam menentukan metode evaluasi tidak

perlu meminta pertimbangan dari PPK. 6. Jika terdapat kesamaan dokumen

pena-waran diantara peserta pelelangan tidak boleh langsung digugurkan, dan akan digugurkan pada saat evaluasi.

Efektivitas Penerapan...

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2004, Sistem Informasi Akuntansi: Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer, Edisis Pertama, Bandung; Lingga Jaya.

Bodner, H. George, 1998, Accounting Information System, 7th Edition, New Jersey: PresticeHall International, Inc.

Davis, James Richard, C. Wayne Alderman, Leonard A. Robinson, 1992, Accounting Information Systems: A Cycle Approach, 4th ed., New York: John Wiley & Sons, Inc. Gelinas,Ulric J., 2002, Accounting Information Systems, 5th ed., Singapore:

South-Western, Thomson Learning.

Hall, James A., 2001, Accounting Information Systems, 3rd ed, Singapore: Thomson Learning

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Kroeber, Donald W, ComputerBased Information Systems: A Management Approach, Second Edition, New York: Macmillan Publishing Company,

Mcleod, JR. Raymond. 1998. Management Information System: a Study of Computer Based infomation Systems, 6th ed., New Jersey: Prentice Hall, Inc..

Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta Perubahannya

Romney, Marshall B. and Paul John Steinbart, 2003, Accounting Information Systems, 9h ed. New Jersey: Prentice-Hall, Pearson Education, Inc.

Surat Edaran Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas No. 0021/M.PPN/01/2008 Tanggal 31 Januari 2008, tentang sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Zaki Baridwan. 1996, Sistem Akuntansi; Penyususnan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE.

Peranan Biofertilizer bagi Pertumbuhan Tanaman

Dalam dokumen EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (Halaman 56-63)