• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi

B. Profil Risiko Perbankan Nasional

1. Risiko Kredit

1.1. Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi

Pada triwulan II-2016, kredit perbankan masih didominasi oleh dua sektor ekonomi lapangan usaha (sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan), dan satu sektor ekonomi bukan lapangan usaha (sektor rumah tangga), yaitu masing-masing sebesar 37,56% dan 22,65%.

Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, porsi kredit pada sektor rumah tangga mengalami penurunan sebesar 41 bps dari 23,06% menjadi 22,65%. Porsi kredit industri pengolahan juga mengalami penurunan sebesar 34 bps (dari 18,23% menjadi 17,89%). Sementara sektor perdagangan besar dan eceran mengalami peningkatan porsi kredit sebesar 18 bps (Grafik B.1.1.1).

Grafik B.1.1.1

Konsentrasi Pemberian Kredit terhadap 3 Sektor

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016 Meskipun terdapat penurunan porsi

kredit pada sektor rumah tangga dan sektor industri pengolahan, pertumbuhan kredit pada kedua sektor tersebut tetap meningkat dan masih mendominasi penyaluran kredit perbankan. Adapun jumlah kredit sektor rumah tangga dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar Rp944 triliun dan Rp745 triliun (Tabel B.1.1.1).

Pertumbuhan kredit terjadi hampir pada seluruh sektor ekonomi. Hal ini sejalan dengan total penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan sebesar Rp167,9 triliun. Peningkatan terbesar terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor konstruksi, masing-masing sebesar Rp40,3 triliun dan Rp22,4 triliun (qtq).

Halaman ini sengaja dikosongkan

B. Profil Risiko Bank Umum

1. Risiko Kredit

1.1 Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi

Pada triwulan II-2016, kredit perbankan masih didominasi oleh dua sektor ekonomi lapangan usaha (sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan), dan satu sektor ekonomi bukan lapangan usaha (sektor rumah tangga), yaitu masing-masing sebesar 37,56% dan 22,65%.

Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, porsi kredit pada sektor rumah tangga mengalami penurunan sebesar 41 bps dari 23,06% menjadi 22,65%. Porsi kredit industri pengolahan juga mengalami penurunan sebesar 34 bps (dari 18,23% menjadi 17,89%). Sementara sektor perdagangan besar dan eceran mengalami peningkatan porsi kredit sebesar 18 bps (Grafik B.1.1.1).

Grafik B.1.1.1

Konsentrasi Pemberian Kredit terhadap 3 Sektor

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016 Meskipun terdapat penurunan porsi

kredit pada sektor rumah tangga dan sektor industri pengolahan, pertumbuhan kredit pada kedua sektor tersebut tetap meningkat dan masih mendominasi penyaluran kredit perbankan. Adapun jumlah kredit sektor rumah tangga dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar Rp944 triliun dan Rp745 triliun (Tabel B.1.1.1).

Pertumbuhan kredit terjadi hampir pada seluruh sektor ekonomi. Hal ini sejalan dengan total penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan sebesar Rp167,9 triliun. Peningkatan terbesar terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor konstruksi, masing-masing sebesar Rp40,3 triliun dan Rp22,4 triliun (qtq).

Tabel B.1.1.1

Konsentrasi dan Pertumbuhan Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi

Sumber: Diolah dari Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016 Pertumbuhan kredit pada sektor

perdagangan besar dan eceran dipengaruhi oleh meningkatnya perdagangan eceran (kecuali mobil dan sepeda motor) seperti komoditi makanan, minuman, dan tembakau terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri pada Juli 2016. Sementara peningkatan kredit pada sektor konstruksi dipengaruhi oleh besarnya penyaluran kredit pada konstruksi gedung dan perumahan dan pada konstruksi bangunan sipil seperti jalan tol, jalan raya, dan bangunan sipil lainnya di triwulan II-201618.

Meskipun peningkatan kredit terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, namun

18 Berdasarkan data kredit subsektor Laporan Bank Umum (LBU)

untuk sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan secara quarter-to-quarter sebesar 0,67% (dari Rp120,8 triliun menjadi Rp120 triliun) pada triwulan II-2016. Penurunan kredit pada sektor dimaksud telah terjadi sejak tahun 2015, sebagai dampak belum membaiknya prospek usaha, memburuknya kondisi ekspor pertambangan, serta terjadinya kontraksi ekspor bijih tembaga dan batubara19. Berdasarkan kelompok kepemilikan bank, penyaluran kredit pada kelompok BUSD sebagian besar ditujukan untuk sektor perdagangan besar dan eceran (21,97%). Hal ini mengingat kelompok

19 Bank Indonesia - Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2016

TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 266.091252.958 6,32 6,38 5,19 2 Perikanan 9.134 0,239.256 0,22 1,33 3 Pertambangan dan Penggalian 119.955120.769 3,02 2,88 -0,67 4 Industri Pengolahan 745.523729.416 18,23 17,89 2,21 5 Listrik, gas dan air 111.13498.629 2,47 2,67 12,68 6 Konstruksi 192.656170.304 4,26 4,62 13,12 7 Perdagangan Besar dan Eceran 819.926779.600 19,49 19,67 5,17 8 Penyediaan akomodasi dan PMM 88.075 2,2090.763 2,18 3,05 9 Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 177.595175.910 4,40 4,26 0,96 10 Perantara Keuangan 179.546167.326 4,18 4,31 7,30 11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 198.244184.036 4,60 4,76 7,72 12 Adm. Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 13.524 0,3413.694 0,33 1,25 13 Jasa Pendidikan 8.104 0,208.432 0,20 4,05 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.063 0,3816.245 0,39 7,84 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan lainnya 53.742 1,3456.271 1,35 4,70 16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.611 0,072.655 0,06 1,71 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 85 0,00189 0,00 122,88 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 11.223 0,2812.043 0,29 7,31 19 Rumah Tangga 944.045922.394 23,06 22,65 2,35 20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 204.044197.546 4,94 4,90 3,29

Total Kredit 4.000.448 4.168.307

∆ qtq (%)

No Sektor Ekonomi Kredit Porsi

BUSD masih menjadi pilihan bagi debitur yang bergerak disektor perdagangan besar dan eceran seperti penjualan mobil, sepeda motor dan penjualan eceran bahan bakar kendaraan.

Sementara itu, penyaluran kredit pada kelompok bank Campuran dan KCBA sebagian besar ditujukan untuk sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 39,83% dan 38,26%. Hal ini sesuai dengan nature kelompok bank Campuran dan KCBA yang fokus membiayai korporasi besar terutama penanaman modal asing yang umumnya

bergerak pada sektor industri pengolahan.

Adapun penyaluran kredit untuk kelompok BUMN, BPD, dan BUSD sebagian besar ditujukan untuk sektor rumah tangga, masing-masing sebesar 25,55%, 38,73%, dan 21,91%. Hal ini sejalan dengan masih mendominasinya kredit konsumsi dibandingkan dengan jenis penggunaan kredit lainnya pada ketiga kelompok bank tersebut, yang antara lain digunakan untuk kredit kendaraan bermotor, pemilikan rumah, dan peralatan rumah tangga.

Tabel B.1.1.2

Konsentrasi Kredit Sektor Ekonomi Berdasarkan Kepemilikan Bank

Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016

Dengan masih didominasinya kredit pada sektor rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, dan industri pengolahan, maka permasalahan yang terjadi pada sektor-sektor tersebut dapat

mempengaruhi NPL perbankan secara signifikan.

BUMN BUSD BUSND BPD Campuran KCBA 1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 9.90 4.46 2.58 2.79 6.30 2.49

2 Perikanan 0.25 0.23 0.29 0.15 0.27 0.05

3 Pertambangan dan Penggalian 3.03 2.27 0.82 0.27 6.40 7.16

4 Industri Pengolahan 14.98 18.49 9.02 2.31 39.83 38.26

5 Listrik, gas dan air 3.97 1.81 0.34 1.17 1.43 3.68

6 Konstruksi 4.89 4.76 5.07 5.55 1.54 3.14

7 Perdagangan Besar dan Eceran 21.97 21.20 27.40 8.39 15.77 11.20 8 Penyediaan akomodasi dan PMM 1.45 3.40 4.72 1.47 0.20 0.62 9 Transportasi, pergudangan �dan komunikasi 3.83 4.85 4.45 0.79 4.96 7.30

10 Perantara Keuangan 1.84 4.89 12.98 2.01 8.66 13.73

11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.30 7.16 9.54 2.01 2.92 2.11 12 Adm. Pemerintahan, Pertahanan �dan Jaminan Sosial Wajib 0.73 0.02 0.00 0.25 0.07 0.18

13 Jasa Pendidikan 0.08 0.31 1.36 0.25 0.03 0.02

14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.31 0.52 1.13 0.49 0.07 0.00 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan lainnya 1.36 1.62 2.43 1.10 0.37 0.36 16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 0.12 0.02 0.30 0.04 0.00 0.00 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 18 Kegiatan yang belum jelas �batasannya 0.52 0.11 0.03 0.02 0.07 0.58

19 Rumah Tangga 25.55 21.91 16.23 38.73 5.92 2.18

20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1.91 1.96 1.32 32.22 5.19 6.95

Tabel B.1.1.1

Konsentrasi dan Pertumbuhan Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi

Sumber: Diolah dari Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016 Pertumbuhan kredit pada sektor

perdagangan besar dan eceran dipengaruhi oleh meningkatnya perdagangan eceran (kecuali mobil dan sepeda motor) seperti komoditi makanan, minuman, dan tembakau terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri pada Juli 2016. Sementara peningkatan kredit pada sektor konstruksi dipengaruhi oleh besarnya penyaluran kredit pada konstruksi gedung dan perumahan dan pada konstruksi bangunan sipil seperti jalan tol, jalan raya, dan bangunan sipil lainnya di triwulan II-201618.

Meskipun peningkatan kredit terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, namun

18 Berdasarkan data kredit subsektor Laporan Bank Umum (LBU)

untuk sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan secara quarter-to-quarter sebesar 0,67% (dari Rp120,8 triliun menjadi Rp120 triliun) pada triwulan II-2016. Penurunan kredit pada sektor dimaksud telah terjadi sejak tahun 2015, sebagai dampak belum membaiknya prospek usaha, memburuknya kondisi ekspor pertambangan, serta terjadinya kontraksi ekspor bijih tembaga dan batubara19. Berdasarkan kelompok kepemilikan bank, penyaluran kredit pada kelompok BUSD sebagian besar ditujukan untuk sektor perdagangan besar dan eceran (21,97%). Hal ini mengingat kelompok

19 Bank Indonesia - Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2016

TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 266.091252.958 6,32 6,38 5,19 2 Perikanan 9.134 0,239.256 0,22 1,33 3 Pertambangan dan Penggalian 119.955120.769 3,02 2,88 -0,67 4 Industri Pengolahan 745.523729.416 18,23 17,89 2,21 5 Listrik, gas dan air 111.13498.629 2,47 2,67 12,68 6 Konstruksi 192.656170.304 4,26 4,62 13,12 7 Perdagangan Besar dan Eceran 819.926779.600 19,49 19,67 5,17 8 Penyediaan akomodasi dan PMM 88.075 2,2090.763 2,18 3,05 9 Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 177.595175.910 4,40 4,26 0,96 10 Perantara Keuangan 179.546167.326 4,18 4,31 7,30 11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 198.244184.036 4,60 4,76 7,72 12 Adm. Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 13.524 0,3413.694 0,33 1,25 13 Jasa Pendidikan 8.104 0,208.432 0,20 4,05 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.063 0,3816.245 0,39 7,84 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan lainnya 53.742 1,3456.271 1,35 4,70 16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.611 0,072.655 0,06 1,71 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 85 0,00189 0,00 122,88 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 11.223 0,2812.043 0,29 7,31 19 Rumah Tangga 944.045922.394 23,06 22,65 2,35 20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 204.044197.546 4,94 4,90 3,29

Total Kredit 4.000.448 4.168.307

∆ qtq (%)

No Sektor Ekonomi Kredit Porsi

BUSD masih menjadi pilihan bagi debitur yang bergerak disektor perdagangan besar dan eceran seperti penjualan mobil, sepeda motor dan penjualan eceran bahan bakar kendaraan.

Sementara itu, penyaluran kredit pada kelompok bank Campuran dan KCBA sebagian besar ditujukan untuk sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 39,83% dan 38,26%. Hal ini sesuai dengan nature kelompok bank Campuran dan KCBA yang fokus membiayai korporasi besar terutama penanaman modal asing yang umumnya

bergerak pada sektor industri pengolahan.

Adapun penyaluran kredit untuk kelompok BUMN, BPD, dan BUSD sebagian besar ditujukan untuk sektor rumah tangga, masing-masing sebesar 25,55%, 38,73%, dan 21,91%. Hal ini sejalan dengan masih mendominasinya kredit konsumsi dibandingkan dengan jenis penggunaan kredit lainnya pada ketiga kelompok bank tersebut, yang antara lain digunakan untuk kredit kendaraan bermotor, pemilikan rumah, dan peralatan rumah tangga.

Tabel B.1.1.2

Konsentrasi Kredit Sektor Ekonomi Berdasarkan Kepemilikan Bank

Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016

Dengan masih didominasinya kredit pada sektor rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, dan industri pengolahan, maka permasalahan yang terjadi pada sektor-sektor tersebut dapat

mempengaruhi NPL perbankan secara signifikan.

BUMN BUSD BUSND BPD Campuran KCBA 1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 9.90 4.46 2.58 2.79 6.30 2.49

2 Perikanan 0.25 0.23 0.29 0.15 0.27 0.05

3 Pertambangan dan Penggalian 3.03 2.27 0.82 0.27 6.40 7.16

4 Industri Pengolahan 14.98 18.49 9.02 2.31 39.83 38.26

5 Listrik, gas dan air 3.97 1.81 0.34 1.17 1.43 3.68

6 Konstruksi 4.89 4.76 5.07 5.55 1.54 3.14

7 Perdagangan Besar dan Eceran 21.97 21.20 27.40 8.39 15.77 11.20 8 Penyediaan akomodasi dan PMM 1.45 3.40 4.72 1.47 0.20 0.62 9 Transportasi, pergudangan �dan komunikasi 3.83 4.85 4.45 0.79 4.96 7.30

10 Perantara Keuangan 1.84 4.89 12.98 2.01 8.66 13.73

11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.30 7.16 9.54 2.01 2.92 2.11 12 Adm. Pemerintahan, Pertahanan �dan Jaminan Sosial Wajib 0.73 0.02 0.00 0.25 0.07 0.18

13 Jasa Pendidikan 0.08 0.31 1.36 0.25 0.03 0.02

14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.31 0.52 1.13 0.49 0.07 0.00 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan lainnya 1.36 1.62 2.43 1.10 0.37 0.36 16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 0.12 0.02 0.30 0.04 0.00 0.00 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 18 Kegiatan yang belum jelas �batasannya 0.52 0.11 0.03 0.02 0.07 0.58

19 Rumah Tangga 25.55 21.91 16.23 38.73 5.92 2.18

20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1.91 1.96 1.32 32.22 5.19 6.95