• Tidak ada hasil yang ditemukan

Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pengarah : Nelson Tampubolon (KEPP) Mulya E. Siregar (DKPP I) Boedi Armanto (DKPP II) Irwan Lubis (DKPP III) Heru Kristiyana (DKPP IV)

Agus E. Siregar (Deputi Komisioner Pengawasan Terintegrasi) Penanggung jawab : Dhani Gunawan Idat, Kepala DPMK

Bambang Mukti Riyadi, Direktur API dan PMK Koordinator : Evi Alkaviati

Kontributor :

DPMK Sutarti A. Yusuf KR 2 Dwinta Utari

Sendy Renaldo Prima

Ayu Yeriesca

DPB 1 Yustianus Dapot T KR 3 Vincentia Grannita

Ria Swandito Bayu Ariawan

DPB 2 Muhammad Aminsyah

Rahajeng A. Manggiasih Chrisanti Ayu Putri

KR 4 Heri Sunarto Rahmani Dwiastuti

DPB 3 Mulyadi KR 5 Masrayhani

Hermansyah Arfi Fajar Ariawan DPbS M. Munawar Dewanto

Yuyu Rahyuati Taufik Miradz Tanya

KR 6 Ardyansah Andi Baiz Ikram

DPNP Onny Alpha S. KR 7 Dahnial Apriyadi

Rafidha Andrias Masil

DPIP Sitti Fajria Novari

Puja Kristian Adiatma KR 8 Henny Nofianti Kadek Suarjana

DPKP Akmal KR 9 Andika Prassetia

Putri Anggraini

DKIP M.S. Artiningsih DPTI

Avinda Ika Nadya Sari Aleida Janita Wijayanti

Chandra Shadiq Faritzi GPUT Dewi Fadjarsarie H.Hira Laraya Marshella Eka Ramdhania Nurita

Adam Novriansyah Karina Githa Wardhani KR 1

EPK

Halaman ini sengaja dikosongkan

(3)

Pengarah : Nelson Tampubolon (KEPP) Mulya E. Siregar (DKPP I) Boedi Armanto (DKPP II) Irwan Lubis (DKPP III) Heru Kristiyana (DKPP IV)

Agus E. Siregar (Deputi Komisioner Pengawasan Terintegrasi) Penanggung jawab : Dhani Gunawan Idat, Kepala DPMK

Bambang Mukti Riyadi, Direktur API dan PMK Koordinator : Evi Alkaviati

Kontributor :

DPMK Sutarti A. Yusuf KR 2 Dwinta Utari

Sendy Renaldo Prima

Ayu Yeriesca

DPB 1 Yustianus Dapot T KR 3 Vincentia Grannita

Ria Swandito Bayu Ariawan

DPB 2 Muhammad Aminsyah

Rahajeng A. Manggiasih Chrisanti Ayu Putri

KR 4 Heri Sunarto Rahmani Dwiastuti

DPB 3 Mulyadi KR 5 Masrayhani

Hermansyah Arfi Fajar Ariawan DPbS M. Munawar Dewanto

Yuyu Rahyuati Taufik Miradz Tanya

KR 6 Ardyansah Andi Baiz Ikram

DPNP Onny Alpha S. KR 7 Dahnial Apriyadi

Rafidha Andrias Masil

DPIP Sitti Fajria Novari

Puja Kristian Adiatma KR 8 Henny Nofianti Kadek Suarjana

DPKP Akmal KR 9 Andika Prassetia

Putri Anggraini

DKIP M.S. Artiningsih DPTI

Avinda Ika Nadya Sari Aleida Janita Wijayanti

Chandra Shadiq Faritzi GPUT Dewi Fadjarsarie H.Hira Laraya Marshella Eka Ramdhania Nurita

Adam Novriansyah Karina Githa Wardhani KR 1

(4)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya laporan triwulanan pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dapat diselesaikan dengan baik.

Secara umum laporan ini memuat berbagai informasi tentang kinerja perbankan, profil risiko perbankan, kebijakan dan pengaturan, pengembangan pengawasan, serta pengawasan terintegrasi perbankan selama triwulan II-2016. Selain itu, laporan ini juga memuat informasi mengenai kelembagaan perbankan, penegakan hukum sektor perbankan, kerjasama domestik dan internasional yang telah dilakukan oleh OJK pada sektor perbankan selama triwulan II- 2016. Dalam laporan ini juga ditampilkan isu-isu internasional terkait dengan operasional perbankan, seperti review atau monitoring sistem keuangan Indonesia oleh lembaga internasional, Foreign Account Tax Compliant Act (FATCA), dan isu terkait Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Anti Money Laundering and Countering Financing Terrorism). Selanjutnya, disajikan pula pelaksanaan kebijakan perlindungan konsumen selama triwulan II- 2016.

Pada triwulan II-2016, seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, industri perbankan nasional menunjukkan trend pertumbuhan dan ketahanan perbankan yang relatif kuat dengan risiko kredit,

likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum (konvensional dan syariah) yang masih jauh di atas threshold 8%, yaitu sebesar 22,29%, Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,05% (masih dibawah threshold 5%), Return On Asset (ROA) sebesar 2,26% dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 82,80%. Baik Bank Umum Konvensional (BUK) maupun Bank Umum Syariah (BUS), berhasil meningkatkan peran intermediasinya dengan baik tercermin dari meningkatnya pertumbuhan aset, kredit, dan DPK bank umum masing-masing sebesar 3,16% (qtq), 4,20% (qtq), dan 2,37% (qtq).

Kinerja keuangan industri BPR secara nasional selama triwulan II-2016, menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini tercermin dari peningkatan total aset, DPK, dan kredit pada BPR masing-masing sebesar 2,21% (qtq), 1,28% (qtq), dan 4,66% (qtq). Permodalan BPR juga masih memadai dengan CAR sebesar 22,15% serta ROA sebesar 2,62%, meskipun mengalami penurunan.

Dengan pertumbuhan dan kinerja sektor perbankan yang cukup baik pada triwulan II-2016 tersebut, diharapkan sektor perbankan dapat lebih meningkatkan ketahanan dan stabilitas bagi terciptanya sistem keuangan yang lebih sehat, kokoh, dan efisien,

Halaman ini sengaja dikosongkan

(5)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya laporan triwulanan pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dapat diselesaikan dengan baik.

Secara umum laporan ini memuat berbagai informasi tentang kinerja perbankan, profil risiko perbankan, kebijakan dan pengaturan, pengembangan pengawasan, serta pengawasan terintegrasi perbankan selama triwulan II-2016. Selain itu, laporan ini juga memuat informasi mengenai kelembagaan perbankan, penegakan hukum sektor perbankan, kerjasama domestik dan internasional yang telah dilakukan oleh OJK pada sektor perbankan selama triwulan II- 2016. Dalam laporan ini juga ditampilkan isu-isu internasional terkait dengan operasional perbankan, seperti review atau monitoring sistem keuangan Indonesia oleh lembaga internasional, Foreign Account Tax Compliant Act (FATCA), dan isu terkait Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Anti Money Laundering and Countering Financing Terrorism). Selanjutnya, disajikan pula pelaksanaan kebijakan perlindungan konsumen selama triwulan II- 2016.

Pada triwulan II-2016, seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, industri perbankan nasional menunjukkan trend pertumbuhan dan ketahanan perbankan yang relatif kuat dengan risiko kredit,

likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum (konvensional dan syariah) yang masih jauh di atas threshold 8%, yaitu sebesar 22,29%, Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,05% (masih dibawah threshold 5%), Return On Asset (ROA) sebesar 2,26% dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 82,80%. Baik Bank Umum Konvensional (BUK) maupun Bank Umum Syariah (BUS), berhasil meningkatkan peran intermediasinya dengan baik tercermin dari meningkatnya pertumbuhan aset, kredit, dan DPK bank umum masing-masing sebesar 3,16% (qtq), 4,20% (qtq), dan 2,37% (qtq).

Kinerja keuangan industri BPR secara nasional selama triwulan II-2016, menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini tercermin dari peningkatan total aset, DPK, dan kredit pada BPR masing-masing sebesar 2,21% (qtq), 1,28% (qtq), dan 4,66% (qtq). Permodalan BPR juga masih memadai dengan CAR sebesar 22,15% serta ROA sebesar 2,62%, meskipun mengalami penurunan.

Dengan pertumbuhan dan kinerja sektor perbankan yang cukup baik pada triwulan II-2016 tersebut, diharapkan sektor perbankan dapat lebih meningkatkan ketahanan dan stabilitas bagi terciptanya sistem keuangan yang lebih sehat, kokoh, dan efisien,

(6)

mempercepat fungsi intermediasi dalam mendukung pembangunan, serta meningkatkan akses masyarakat dalam rangka peningkatan sektor keuangan yang inklusif.

Sebagai penutup, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, September 2016

Nelson Tampubolon

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

Daftar Isi

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xiv

A. Overview Profil Industri Perbankan Nasional ... 17

1. Kinerja Bank Umum Konvensional ... 19

1.1 Permodalan ... 20

1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)... 22

1.3 Likuiditas ... 23

1.4 Kredit ... 23

1.5 Rentabilitas ... 24

1.5.1 Pendapatan Operasional... 27

1.5.2 Beban Operasional... 29

2. Kinerja Bank Syariah ... 34

2.1 Permodalan ... 34

2.2 Dana Pihak Ketiga ... 34

2.3 Likuiditas ... 35

2.4 Pembiayaan ... 35

2.5 Rentabilitas ... 38

3. Kinerja BPR ... 39

3.1 Permodalan ... 39

3.2 Dana Pihak Ketiga ... 40

3.3 Kredit ... 41

3.4 Likuiditas ... 43

3.5 Rentabilitas ... 44

4. Kinerja BPRS ... 44

4.1 Permodalan ... 44

4.2 Dana Pihak Ketiga ... 44

4.3 Pembiayaan ... 44

4.4 Rentabilitas ... 45

5. Corporate Governance ... 46

5.1 Bank Umum... 46

5.2 BPR ... 47

6. Jaringan Kantor dan Kegiatan Perizinan Kelembagaan Perbankan... 49

6.1 Bank Umum Konvensional ... 49

6.1.1 Perizinan ... 49

6.1.2 Jaringan Kantor ... 50

6.1.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 52

6.2 Bank Syariah... 53

6.2.1 Perizinan ... 53

6.2.2 Jaringan Kantor... 53

6.2.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 54

6.3 BPR ... 55

6.3.1 Perizinan ... 55

(7)

mempercepat fungsi intermediasi dalam mendukung pembangunan, serta meningkatkan akses masyarakat dalam rangka peningkatan sektor keuangan yang inklusif.

Sebagai penutup, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, September 2016

Nelson Tampubolon

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

Daftar Isi

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xiv

A. Overview Profil Industri Perbankan Nasional ... 17

1. Kinerja Bank Umum Konvensional ... 19

1.1 Permodalan ... 20

1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)... 22

1.3 Likuiditas ... 23

1.4 Kredit ... 23

1.5 Rentabilitas ... 24

1.5.1 Pendapatan Operasional... 27

1.5.2 Beban Operasional... 29

2. Kinerja Bank Syariah ... 34

2.1 Permodalan ... 34

2.2 Dana Pihak Ketiga ... 34

2.3 Likuiditas ... 35

2.4 Pembiayaan ... 35

2.5 Rentabilitas ... 38

3. Kinerja BPR ... 39

3.1 Permodalan ... 39

3.2 Dana Pihak Ketiga ... 40

3.3 Kredit ... 41

3.4 Likuiditas ... 43

3.5 Rentabilitas ... 44

4. Kinerja BPRS ... 44

4.1 Permodalan ... 44

4.2 Dana Pihak Ketiga ... 44

4.3 Pembiayaan ... 44

4.4 Rentabilitas ... 45

5. Corporate Governance ... 46

5.1 Bank Umum... 46

5.2 BPR ... 47

6. Jaringan Kantor dan Kegiatan Perizinan Kelembagaan Perbankan... 49

6.1 Bank Umum Konvensional ... 49

6.1.1 Perizinan ... 49

6.1.2 Jaringan Kantor ... 50

6.1.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 52

6.2 Bank Syariah... 53

6.2.1 Perizinan ... 53

6.2.2 Jaringan Kantor... 53

6.2.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 54

6.3 BPR ... 55 6.3.1 Perizinan ... 55 6.3.2 Jaringan Kantor... 55 3 5 9 12

(8)

6.3.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 55

Resume Kinerja Perbankan ... 56

B. Profil Risiko Perbankan Nasional ... 59

1. Risiko Kredit ... 59

1.1. Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi ... 59

1.2. Penyaluran Kredit UMKM... 62

1.3. Konsentrasi Kredit kepada Debitur Inti ... 67

1.4. Sumber Dana Pemberian Kredit... 67

1.5. Kualitas Kredit ... 68

1.6. Kecukupan Pencadangan... 71

2. Risiko Pasar ... 72

2.1. Risiko Harga... 74

2.2. Risiko Nilai Tukar ... 75

2.3. Risiko Suku Bunga... 76

2.4. Komposisi Derivatif ... 78

3. Risiko Likuiditas ... 79

3.1. Likuiditas Di Sisi Aset... 79

3.2. Likuiditas Di Sisi Kewajiban ... 82

3.3. Kemampuan Penghimpunan Dana Perbankan ... 83

4. Risiko Operasional ... 85

C. Kebijakan, Kajian dan Pengembangan Pengawasan Perbankan Nasional... 91

1. Bank Umum Konvensional ... 91

1.1 Kebijakan dan Pengaturan ... 91

1.2 Pengembangan Pengawasan Bank Umum Konvensional ... 94

2. Bank Syariah... 96

2.1 Kebijakan dan Pengaturan... 96

2.2 Kajian ... 98

2.3 Pengembangan Pengawasan Perbankan Syariah ... 100

2.4 Kampanye Produk dan Edukasi Perbankan Syariah (iB Campaign) ... 100

3. BPR ... 101

3.1 Kebijakan dan Pengaturan ... 101

3.2 Pengembangan Pengawasan BPR ... 109

D. Kebijakan, Kajian dan Pengembangan Pengawasan Konglomerasi Keuangan... 103

1. Pengembangan Pengawasan Bank Terintegrasi ... 103

2. Implementasi Pengawasan Terintegrasi... 106

E. Pengawasan Bank Umum... 111

1. Pemeriksaan Umum dan Pemeriksaan Khusus... 111

2. Supervisory College... 113

3. Perizinan Produk dan Aktivitas Bank ... 114

4. Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) ... 115

5. Penegakan Kepatuhan Bank... 117

5.1 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Existing)... 117

5.2 Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan ... 117

5.3 Pemberian Keterangan Ahli atau Saksi………... 119

5.4 Sosialisasi ... 120

F. Kerjasama Domestik dan Kerjasama Internasional ... 123

1. Kerjasama Domestik ... 123

1.1 Kerjasama OJK dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ... 123

1.2 Kerjasama OJK dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ...123

1.3 Kerjasama OJK dengan Bank Indonesia (BI) ...124

1.4 Kerjasama OJK dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ...125

1.5 Kerjasama OJK dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ...127

2. Kerjasama Internasional...129

G. Isu Internasional...130

1. Review/Monitoring Sistem Keuangan Indonesia Oleh Lembaga Internasional ...130

1.1 Financial Sector Assessment Program (FSAP)...130

1.2 Regulatory Consistency Assessment Program (RCAP) ...131

1.3 Mutual Evaluation...132

2. FATCA (Foreign Account Tax Compliant Act) ...134

3. Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Anti Money Laundering and Countering Financing Terrorism/AML/CFT) ...135

H. Sistem Perizinan dan Registrasi (e-Licensing) Terintegrasi ...137

I. Perlindungan Konsumen...141

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen ...141

1.1. Layanan Konsumen OJK...141

1.2. Layanan Informasi...143

1.3. Layanan Pertanyaan...143

1.4. Layanan Pengaduan...144

2. Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) ...145

(9)

6.3.3 Uji Kemampuan dan Kepatutan (New Entry)... 55

Resume Kinerja Perbankan ... 56

B. Profil Risiko Perbankan Nasional ... 59

1. Risiko Kredit ... 59

1.1. Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi ... 59

1.2. Penyaluran Kredit UMKM... 62

1.3. Konsentrasi Kredit kepada Debitur Inti ... 67

1.4. Sumber Dana Pemberian Kredit... 67

1.5. Kualitas Kredit ... 68

1.6. Kecukupan Pencadangan... 71

2. Risiko Pasar ... 72

2.1. Risiko Harga... 74

2.2. Risiko Nilai Tukar ... 75

2.3. Risiko Suku Bunga... 76

2.4. Komposisi Derivatif ... 78

3. Risiko Likuiditas ... 79

3.1. Likuiditas Di Sisi Aset... 79

3.2. Likuiditas Di Sisi Kewajiban ... 82

3.3. Kemampuan Penghimpunan Dana Perbankan ... 83

4. Risiko Operasional ... 85

C. Kebijakan, Kajian dan Pengembangan Pengawasan Perbankan Nasional... 91

1. Bank Umum Konvensional ... 91

1.1 Kebijakan dan Pengaturan ... 91

1.2 Pengembangan Pengawasan Bank Umum Konvensional ... 94

2. Bank Syariah... 96

2.1 Kebijakan dan Pengaturan... 96

2.2 Kajian ... 98

2.3 Pengembangan Pengawasan Perbankan Syariah ... 100

2.4 Kampanye Produk dan Edukasi Perbankan Syariah (iB Campaign) ... 100

3. BPR ... 101

3.1 Kebijakan dan Pengaturan ... 101

3.2 Pengembangan Pengawasan BPR ... 109

D. Kebijakan, Kajian dan Pengembangan Pengawasan Konglomerasi Keuangan... 103

1. Pengembangan Pengawasan Bank Terintegrasi ... 103

2. Implementasi Pengawasan Terintegrasi... 106

E. Pengawasan Bank Umum... 111

1. Pemeriksaan Umum dan Pemeriksaan Khusus... 111

2. Supervisory College... 113

3. Perizinan Produk dan Aktivitas Bank ... 114

4. Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) ... 115

5. Penegakan Kepatuhan Bank... 117

5.1 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Existing)... 117

5.2 Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan ... 117

5.3 Pemberian Keterangan Ahli atau Saksi………... 119

5.4 Sosialisasi ... 120

F. Kerjasama Domestik dan Kerjasama Internasional ... 123

1. Kerjasama Domestik ... 123

1.1 Kerjasama OJK dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ... 123

1.2 Kerjasama OJK dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ...123

1.3 Kerjasama OJK dengan Bank Indonesia (BI) ...124

1.4 Kerjasama OJK dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ...125

1.5 Kerjasama OJK dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ...127

2. Kerjasama Internasional...129

G. Isu Internasional...130

1. Review/Monitoring Sistem Keuangan Indonesia Oleh Lembaga Internasional ...130

1.1 Financial Sector Assessment Program (FSAP)...130

1.2 Regulatory Consistency Assessment Program (RCAP) ...131

1.3 Mutual Evaluation...132

2. FATCA (Foreign Account Tax Compliant Act) ...134

3. Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Anti Money Laundering and Countering Financing Terrorism/AML/CFT) ...135

H. Sistem Perizinan dan Registrasi (e-Licensing) Terintegrasi ...137

I. Perlindungan Konsumen...141

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen ...141

1.1. Layanan Konsumen OJK...141

1.2. Layanan Informasi...143

1.3. Layanan Pertanyaan...143

1.4. Layanan Pengaduan...144

2. Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) ...145

(10)

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan

Daftar Tabel

Tabel A.1 Kinerja Bank Umum... 14

Tabel A.2 Suku Bunga Deposito Rupiah ... 15

Tabel A.1.1 Kondisi Umum Perbankan Konvensional ... 16

Tabel A.1.1.1 Rasio Permodalan Perbankan ... 17

Tabel A.1.1.2 Rasio Permodalan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan ... 18

Tabel A.1.5.1 Suku Bunga Dasar Kredit Berdasarkan Jenis Kredit ... 21

Tabel A.1.5.2 Rentabilitas Perbankan (%) ... 21

Tabel A.1.5.3 Rasio Rentabilitas Berdasarkan Kelompok Bank (%)... .. 22

Tabel A.1.5.1.1 Proporsi Sumber Pendapatan Bunga Perbankan ... 24

Tabel A.1.5.1.2 Komponen Pendapatan Bunga Lainnya (dalam Rp miliar) ... 24

Tabel A.1.5.1.3 Proporsi Sumber Pendapatan Operasional Perbankan ... 25

Tabel A.1.5.2.1 Komponen Beban Operasional Industri Perbankan (%) ... 27

Tabel A.1.5.2.2 Proporsi Komponen Beban Bunga Per Kepemilikan Bank... 28

Tabel A.1.5.2.3 Proporsi Beban Bunga DPK Terhadap Beban Bunga DPK Industri (%)*) ... 29

Tabel A.1.5.2.4 Komponen Beban Bunga Kepemilikan Bank Terhadap Beban Bunga Industri 29 Tabel A.2.4.1 Pembiayaan Perbankan Syariah (BUS dan UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi (dalam Rp miliar) ... 32

Tabel A.2.4.2 Pembiayaan BUS dan UUS Berdasarkan Penggunaan ... 33

Tabel A.2.5.1 Indikator Umum Perbankan Syariah ... 34

Tabel A.3.1 Indikator Umum BPR ... 35

Tabel A.3.1.1 BPR dengan CAR Dibawah Threshold ... 35

Tabel A.3.2.1 Penyebaran DPK ... 36

Tabel A.3.3.1 Kredit BPR Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 38

Tabel A.3.3.2 Kredit BPR Berdasarkan Lokasi Penyaluran ... 38

Tabel A.3.5.1 BPR dengan ROA Negatif ... 40

Tabel A.4.4.1 Indikator Umum BPRS ... 41

Tabel A.5.1.1 Hasil Penilaian Corporate Governance Perbankan Juni 2016 ... .43

Tabel A.5.2.1 Ketentuan Corporate Governance Berdasarkan Modal Inti ... .43

Tabel A.6.1.1.1 Perizinan Perubahan Jaringan Kantor ... 46

Tabel A.6.1.2.1 Jaringan Kantor Bank Umum Konvensional ... 47

Tabel A.6.1.3.1 FPT Calon Pengurus dan Pemegang Saham Bank Umum ... 48

Tabel A.6.2.1.1 Perizinan Bank Umum Syariah ... 49

Tabel A.6.2.2.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ... 50

Tabel A.6.3.1.1 Perizinan BPR ...51

(11)

Daftar Tabel

Tabel A.1 Kinerja Bank Umum... 14

Tabel A.2 Suku Bunga Deposito Rupiah ... 15

Tabel A.1.1 Kondisi Umum Perbankan Konvensional ... 16

Tabel A.1.1.1 Rasio Permodalan Perbankan ... 17

Tabel A.1.1.2 Rasio Permodalan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan ... 18

Tabel A.1.5.1 Suku Bunga Dasar Kredit Berdasarkan Jenis Kredit ... 21

Tabel A.1.5.2 Rentabilitas Perbankan (%) ... 21

Tabel A.1.5.3 Rasio Rentabilitas Berdasarkan Kelompok Bank (%)... .. 22

Tabel A.1.5.1.1 Proporsi Sumber Pendapatan Bunga Perbankan ... 24

Tabel A.1.5.1.2 Komponen Pendapatan Bunga Lainnya (dalam Rp miliar) ... 24

Tabel A.1.5.1.3 Proporsi Sumber Pendapatan Operasional Perbankan ... 25

Tabel A.1.5.2.1 Komponen Beban Operasional Industri Perbankan (%) ... 27

Tabel A.1.5.2.2 Proporsi Komponen Beban Bunga Per Kepemilikan Bank... 28

Tabel A.1.5.2.3 Proporsi Beban Bunga DPK Terhadap Beban Bunga DPK Industri (%)*) ... 29

Tabel A.1.5.2.4 Komponen Beban Bunga Kepemilikan Bank Terhadap Beban Bunga Industri 29 Tabel A.2.4.1 Pembiayaan Perbankan Syariah (BUS dan UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi (dalam Rp miliar) ... 32

Tabel A.2.4.2 Pembiayaan BUS dan UUS Berdasarkan Penggunaan ... 33

Tabel A.2.5.1 Indikator Umum Perbankan Syariah ... 34

Tabel A.3.1 Indikator Umum BPR ... 35

Tabel A.3.1.1 BPR dengan CAR Dibawah Threshold ... 35

Tabel A.3.2.1 Penyebaran DPK ... 36

Tabel A.3.3.1 Kredit BPR Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 38

Tabel A.3.3.2 Kredit BPR Berdasarkan Lokasi Penyaluran ... 38

Tabel A.3.5.1 BPR dengan ROA Negatif ... 40

Tabel A.4.4.1 Indikator Umum BPRS ... 41

Tabel A.5.1.1 Hasil Penilaian Corporate Governance Perbankan Juni 2016 ... .43

Tabel A.5.2.1 Ketentuan Corporate Governance Berdasarkan Modal Inti ... .43

Tabel A.6.1.1.1 Perizinan Perubahan Jaringan Kantor ... 46

Tabel A.6.1.2.1 Jaringan Kantor Bank Umum Konvensional ... 47

Tabel A.6.1.3.1 FPT Calon Pengurus dan Pemegang Saham Bank Umum ... 48

Tabel A.6.2.1.1 Perizinan Bank Umum Syariah ... 49

Tabel A.6.2.2.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ... 50

Tabel A.6.3.1.1 Perizinan BPR ...51

Tabel A.6.3.3.1 Daftar Hasil Fit and Proper Test New Entry BPR ... 51 18 19 20 21 22 25 25 26 28 28 29 31 32 33 33 36 37 38 39 40 41 42 42 44 45 47 48 50 51 52 53 54 55 55

(12)

Tabel B.1.1.1 Konsentrasi dan Pertumbuhan Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi ... 55

Tabel B.1.1.2 Konsentrasi Kredit Sektor Ekonomi Berdasarkan Kepemilikan Bank ... 56

Tabel B.1.2.1 Konsentrasi Penyaluran UMKM ... 57

Tabel B.1.2.2 Porsi UMKM berdasarkan Kelompok Bank (Rp Miliar) ... 59

Tabel B.1.2.3 Skema KUR Tahun 2016 ... 60

Tabel B.1.2.4 Bank Penyalur KUR 2016 ... 61

Tabel B.1.2.5 Realisasi KUR Juni 2016 ... 61

Tabel B.1.3.1 Konsentrasi Kredit kepada Debitur Inti ... 62

Tabel B.1.5.1 Rasio NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 64

Tabel B.1.5.2 Jumlah NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 65

Tabel B.1.6.1 Kecukupan Pencadangan ... 67

Tabel B.2.1 Perkembangan Nilai Tukar USD/IDR ... 67

Tabel B.2.1.1 Komponen Asset Trading Triwulan II-2016 ... 70

Tabel B.2.2.1 Perkembangan Rasio PDN ... 71

Tabel B.2.3.1 Komponen Suku Bunga Berdasarkan Industri dan Kelompok Bank ... 72

Tabel B.2.3.2 Maturity Profile (Rp dan Valas) ... 73

Tabel B.2.4.1 Komponen Risiko Pasar – Komposisi Derivatif Per Kelompok Bank ... 74

Tabel B.3.1.1 Rasio Likuiditas Perbankan ... 75

Tabel B.3.1.2 Pertumbuhan Kredit dan Undisbursed Loan ... 76

Tabel B.3.1.3 Rasio LDR Bank Berdasarkan Kepemilikan ... 76

Tabel B.3.2.1 Rasio Likuiditas Perbankan Berdasarkan Kepemilikan ... 78

Tabel B.3.3.1 Proporsi DPK Berdasarkan Kepemilikan ... 79

Tabel B.3.3.2 Penyebaran DPK berdasarkan Pangsa Wilayah Terbesar ... 79

Tabel B.4.1 Risiko Operasional Bank Umum Posisi Juni 2016 ... 81

Tabel B.4.2 Jenis dan Kerugian Akibat Fraud... 81

Tabel B.4.3 Kriteria Sistem Elektronik yang dapat ditempatkan pada Data Center dan Disaster Recovery Center di Luar Indonesia ... 83

Tabel D.1.1 Tugas Pokok Satuan Kerja Departemen Pengawasan Terintegrasi ... 99

Tabel E.1.1 Pemeriksaan Bank Umum ... 104

Tabel E.1.2 Pemeriksaan Khusus Bank ... 105

Tabel E.3.1 Produk dan Aktivitas Baru Perbankan Triwulan II-2016 ... 107

Tabel E.4.1 Realisasi Laku Pandai Triwulan II-2016 ... 108

Tabel E.5.1.1 Jumlah Track Record ... 109

Tabel E.5.2.1 Statistik Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan ... 110

Tabel E.5.3.1 Pemberian Keterangan Ahli/Saksi ... 112

Tabel F.1.4.1 Realisasi & NPL Pembiayaan Program Jaring ... 118

Tabel F.1.4.2 NPL Kegiatan Usaha Kredit Maritim (%) ... 118

Tabel G.1.1.1 Penilaian Stabilitas dan Pengembangan Sistem Keuangan Dalam FSAP ... 121

60 61 62 64 65 66 66 67 69 72 73 73 75 76 77 78 79 80 81 81 83 84 84 86 87 88 105 112 113 115 116 117 118 120 127 127 130 Tabel G.1.3.1 Technical Compliance Rating ... 123

Tabel G.1.3.2 Effectiveness Rating (ER) ... 123

Tabel G.3.2.1 Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris s.d Triwulan I-2016 ... 127

Tabel H.1 Tujuan E-Licensing ... 128

Tabel I.1.1 Total Layanan Per Sektor ... 132

(13)

Tabel B.1.1.1 Konsentrasi dan Pertumbuhan Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi ... 55

Tabel B.1.1.2 Konsentrasi Kredit Sektor Ekonomi Berdasarkan Kepemilikan Bank ... 56

Tabel B.1.2.1 Konsentrasi Penyaluran UMKM ... 57

Tabel B.1.2.2 Porsi UMKM berdasarkan Kelompok Bank (Rp Miliar) ... 59

Tabel B.1.2.3 Skema KUR Tahun 2016 ... 60

Tabel B.1.2.4 Bank Penyalur KUR 2016 ... 61

Tabel B.1.2.5 Realisasi KUR Juni 2016 ... 61

Tabel B.1.3.1 Konsentrasi Kredit kepada Debitur Inti ... 62

Tabel B.1.5.1 Rasio NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 64

Tabel B.1.5.2 Jumlah NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 65

Tabel B.1.6.1 Kecukupan Pencadangan ... 67

Tabel B.2.1 Perkembangan Nilai Tukar USD/IDR ... 67

Tabel B.2.1.1 Komponen Asset Trading Triwulan II-2016 ... 70

Tabel B.2.2.1 Perkembangan Rasio PDN ... 71

Tabel B.2.3.1 Komponen Suku Bunga Berdasarkan Industri dan Kelompok Bank ... 72

Tabel B.2.3.2 Maturity Profile (Rp dan Valas) ... 73

Tabel B.2.4.1 Komponen Risiko Pasar – Komposisi Derivatif Per Kelompok Bank ... 74

Tabel B.3.1.1 Rasio Likuiditas Perbankan ... 75

Tabel B.3.1.2 Pertumbuhan Kredit dan Undisbursed Loan ... 76

Tabel B.3.1.3 Rasio LDR Bank Berdasarkan Kepemilikan ... 76

Tabel B.3.2.1 Rasio Likuiditas Perbankan Berdasarkan Kepemilikan ... 78

Tabel B.3.3.1 Proporsi DPK Berdasarkan Kepemilikan ... 79

Tabel B.3.3.2 Penyebaran DPK berdasarkan Pangsa Wilayah Terbesar ... 79

Tabel B.4.1 Risiko Operasional Bank Umum Posisi Juni 2016 ... 81

Tabel B.4.2 Jenis dan Kerugian Akibat Fraud... 81

Tabel B.4.3 Kriteria Sistem Elektronik yang dapat ditempatkan pada Data Center dan Disaster Recovery Center di Luar Indonesia ... 83

Tabel D.1.1 Tugas Pokok Satuan Kerja Departemen Pengawasan Terintegrasi ... 99

Tabel E.1.1 Pemeriksaan Bank Umum ... 104

Tabel E.1.2 Pemeriksaan Khusus Bank ... 105

Tabel E.3.1 Produk dan Aktivitas Baru Perbankan Triwulan II-2016 ... 107

Tabel E.4.1 Realisasi Laku Pandai Triwulan II-2016 ... 108

Tabel E.5.1.1 Jumlah Track Record ... 109

Tabel E.5.2.1 Statistik Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan ... 110

Tabel E.5.3.1 Pemberian Keterangan Ahli/Saksi ... 112

Tabel F.1.4.1 Realisasi & NPL Pembiayaan Program Jaring ... 118

Tabel F.1.4.2 NPL Kegiatan Usaha Kredit Maritim (%) ... 118

Tabel G.1.1.1 Penilaian Stabilitas dan Pengembangan Sistem Keuangan Dalam FSAP ... 121

Tabel G.1.3.1 Technical Compliance Rating ... 123

Tabel G.1.3.2 Effectiveness Rating (ER) ... 123

Tabel G.3.2.1 Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris s.d Triwulan I-2016 ... 127

Tabel H.1 Tujuan E-Licensing ... 128

Tabel I.1.1 Total Layanan Per Sektor ... 132

Tabel I.1.2 Layanan Konsumen OJK Untuk Sektor Perbankan ... 133 132 132 136 137 142 143

(14)

Grafik I.1.3.1 Pertanyaan Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Produk ... 134

Grafik I.1.4.1 Layanan Pengaduan Triwulan II-2016 ... 135

Daftar Grafik

Grafik A.1.2.1 Proporsi DPK dalam Sumber Dana Perbankan (%) ... 18

Grafik A.1.2.2 Perbandingan Suku Bunga DPK Industri (%) ... 19

Grafik A.1.2.3 Struktur Pendanaan DPK Perbankan (%) ... 19

Grafik A.1.3.1 Perkembangan Likuiditas Perbankan... 19

Grafik A.1.4.1 Pertumbuhan Kredit (qtq) ... 19

Grafik A.1.4.2 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan (qtq, %) ... 20

Grafik A.1.4.3 Pertumbuhan Kredit Tiga Sektor Ekonomi Terbesar ... 20

Grafik A.1.5.1 Trend ROA dan NIM Perbankan ... 21

Grafik A.1.5.2.1 Struktur BOPO Berdasarkan Kepemilikan Bank (%) ... 26

Grafik A.1.5.2.2 Beban Bunga Berdasarkan Kepemilikan Bank ... 27

Grafik A.2.3.1 Perkembangan Likuiditas Perbankan Syariah ... 31

Grafik A.2.4.1 Pembiayaan Perbankan Syariah Berdasarkan Lokasi Bank Penyalur ... 33

Grafik A.3.3.1 Kredit BPR Berdasarkan Penggunaan(dalam Rp. Miliar) ... 37

Grafik A.5.2.1 Jumlah BPR Berdasarkan Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota Direksi dan Dewan Komisaris ... 45

Grafik A.6.1.2.1 Penyebaran Jaringan Kantor BUK di Lima Wilayah di Indonesia ... 47

Grafik A.6.2.2.1 Penyebaran Jaringan Kantor BUS di Lima Wilayah di Indonesia ... 50

Grafik A.6.3.2.1 Jaringan Kantor BPR ... 51

Grafik B.1.1.1 Konsentrasi Pemberian Kredit terhadap Tiga Sektor Terbesar ... 54

Grafik B.1.2.1 Penyebaran UMKM berdasarkan Wilayah ... 58

Grafik B.1.4.1 Sumber Dana Pemberian Kredit ... 62

Grafik B.1.5.1 Trend NPL... 63

Grafik B.1.5.2 Tiga Sektor Penyumbang NPL ... 63

Grafik B.1.5.3 Perbandingan NPL Industri ... 65

Grafik B.2.1 Perkembangan Nilai Tukar USD/IDR Selama Triwulan II-2016 ... 67

Grafik B.3.1.1 Perkembangan Kredit BUSND ... 77

Grafik B.3.3.1 Komponen Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 79

Grafik D.1.1 Jenis Konglomerasi dan Total Aset 98 Grup Konglomerasi ... 98

Grafik D.1.2 Tren Total Aset dan Perbandingan Konglomerasi Keuangan ... 98

Grafik E.4.1 Wilayah Penyebaran Agen Laku Pandai Triwulan II-2016... 108

Grafik E.5.2.1 Sebaran Jenis Dugaan Tipibank... 110

Grafik E.5.2.2 Pelaku Fraud yang diduga Tipibank ... 111

Grafik F.1.4.1 Pembiayaan Program JARING ... 117

Grafik I.1.1 Layanan Per Sektor ... 132

Grafik I.1.2.1 Layanan Informasi Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Permasalahan ... 133 22 23 23 23 23 24 24 25 30 31 35 38 41 49 51 54 55 59 63 67 68 68 70 72 82 84 104 104 116 118 119 126 142 143

(15)

Grafik I.1.3.1 Pertanyaan Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Produk ... 134

Grafik I.1.4.1 Layanan Pengaduan Triwulan II-2016 ... 135

Daftar Grafik

Grafik A.1.2.1 Proporsi DPK dalam Sumber Dana Perbankan (%) ... 18

Grafik A.1.2.2 Perbandingan Suku Bunga DPK Industri (%) ... 19

Grafik A.1.2.3 Struktur Pendanaan DPK Perbankan (%) ... 19

Grafik A.1.3.1 Perkembangan Likuiditas Perbankan... 19

Grafik A.1.4.1 Pertumbuhan Kredit (qtq) ... 19

Grafik A.1.4.2 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan (qtq, %) ... 20

Grafik A.1.4.3 Pertumbuhan Kredit Tiga Sektor Ekonomi Terbesar ... 20

Grafik A.1.5.1 Trend ROA dan NIM Perbankan ... 21

Grafik A.1.5.2.1 Struktur BOPO Berdasarkan Kepemilikan Bank (%) ... 26

Grafik A.1.5.2.2 Beban Bunga Berdasarkan Kepemilikan Bank ... 27

Grafik A.2.3.1 Perkembangan Likuiditas Perbankan Syariah ... 31

Grafik A.2.4.1 Pembiayaan Perbankan Syariah Berdasarkan Lokasi Bank Penyalur ... 33

Grafik A.3.3.1 Kredit BPR Berdasarkan Penggunaan(dalam Rp. Miliar) ... 37

Grafik A.5.2.1 Jumlah BPR Berdasarkan Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota Direksi dan Dewan Komisaris ... 45

Grafik A.6.1.2.1 Penyebaran Jaringan Kantor BUK di Lima Wilayah di Indonesia ... 47

Grafik A.6.2.2.1 Penyebaran Jaringan Kantor BUS di Lima Wilayah di Indonesia ... 50

Grafik A.6.3.2.1 Jaringan Kantor BPR ... 51

Grafik B.1.1.1 Konsentrasi Pemberian Kredit terhadap Tiga Sektor Terbesar ... 54

Grafik B.1.2.1 Penyebaran UMKM berdasarkan Wilayah ... 58

Grafik B.1.4.1 Sumber Dana Pemberian Kredit ... 62

Grafik B.1.5.1 Trend NPL... 63

Grafik B.1.5.2 Tiga Sektor Penyumbang NPL ... 63

Grafik B.1.5.3 Perbandingan NPL Industri ... 65

Grafik B.2.1 Perkembangan Nilai Tukar USD/IDR Selama Triwulan II-2016 ... 67

Grafik B.3.1.1 Perkembangan Kredit BUSND ... 77

Grafik B.3.3.1 Komponen Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 79

Grafik D.1.1 Jenis Konglomerasi dan Total Aset 98 Grup Konglomerasi ... 98

Grafik D.1.2 Tren Total Aset dan Perbandingan Konglomerasi Keuangan ... 98

Grafik E.4.1 Wilayah Penyebaran Agen Laku Pandai Triwulan II-2016... 108

Grafik E.5.2.1 Sebaran Jenis Dugaan Tipibank... 110

Grafik E.5.2.2 Pelaku Fraud yang diduga Tipibank ... 111

Grafik F.1.4.1 Pembiayaan Program JARING ... 117

Grafik I.1.1 Layanan Per Sektor ... 132

Grafik I.1.2.1 Layanan Informasi Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Permasalahan ... 133

144 145

(16)

LAPORAN PROFIL INDUSTRI PERBANKAN - TRIWULAN II

[Pembatas]

A. Overview Profil Industri Perbankan

1. Kinerja Bank Umum Konvensional 2. Kinerja Bank Syariah

3. Kinerja BPR 4. Kinerja BPRS

5. Corporate Governance

6. Jaringan Kantor dan Kegiatan Perizinan Kelembagaan Perbankan

Halaman ini sengaja dikosongkan

14

(17)

LAPORAN PROFIL INDUSTRI PERBANKAN - TRIWULAN II

[Pembatas]

A. Overview Profil Industri Perbankan

1. Kinerja Bank Umum Konvensional 2. Kinerja Bank Syariah

3. Kinerja BPR 4. Kinerja BPRS

5. Corporate Governance

6. Jaringan Kantor dan Kegiatan Perizinan Kelembagaan Perbankan

(18)

A. Overview Profil Industri Perbankan Nasional

Pada triwulan II-2016, pemulihan

ekonomi global masih berlanjut meski dengan laju yang relatif lambat dan tidak merata. Dari sisi domestik, perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 tumbuh sebesar 5,18% (yoy)1, meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,91% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Meningkatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat, seiring dengan terkendalinya inflasi, serta meningkatnya konsumsi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan akselerasi belanja yang terus berlanjut hingga triwulan II-20162.

Sejalan dengan itu, perbankan nasional3

pada triwulan II-2016 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan aset, kredit, dan DPK perbankan meningkat masing-masing sebesar 3,16% (qtq), 4,20% (qtq) dan 2,37% (qtq) (Tabel A.1).

Kondisi ketahanan Bank Umum masih tetap solid, tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy

1 Berita Resmi Statistik, Biro Pusat Statistik (BPS) 2 Siaran Pers Bank Indonesia No. 18/63/Dkom, 5

Agustus 2016

3 Perbankan nasional yang dimaksudkan di sini

meliputi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS), tidak termasuk BPR/BPRS.

Ratio (CAR) sebesar 22,29% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 21,76%. Non Performing Loan (NPL) gross dan NPL net juga masih terjaga masing-masing sebesar 3,05% dan 1,48% masih jauh di bawah threshold 5%, Return On Asset (ROA) sebesar 2,26% dan Net Interest Margin (NIM)4 sebesar 5,44%.

Kondisi likuiditas perbankan secara umum masih terjaga dengan baik meskipun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, tercermin dari rasio AL/NCD5 maupun rasio AL/DPK6

perbankan pada posisi 29 Juni 2016 yang berada di atas threshold, masing-masing sebesar 76,43% dan 15,97%. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) pada triwulan II-2016 juga masih financially sound, tercermin dari CAR yang relatif tinggi sebesar 22,56%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 22%. Rasio tersebut masih jauh di atas persyaratan Kewajiban

4 NIM (Net Interest Margin) merupakan indikator rentabilitas bank yang didapat dari rasio Pendapatan Bunga Bersih terhadap rata-rata Total Aset Produktif (SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

5 AL/NCD merupakan indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid terhadap Non Core Deposit. Likuiditas yang baik jika berada diatas threshold AL/NCD>50%. AL = Final Excess Reserve + Kas + Penempatan pada BI lainnya + Reserve Repo, sementara NCD = 30% Tabungan + 30% Giro + 10% Deposito.

6 AL/DPK merupakan indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga. Likuiditas yang baik jika berada diatas threshold AL/DPK>10%. DPK = Tabungan + Giro + Deposito.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan

(19)

A. Overview Profil Industri Perbankan Nasional

Pada triwulan II-2016, pemulihan

ekonomi global masih berlanjut meski dengan laju yang relatif lambat dan tidak merata. Dari sisi domestik, perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 tumbuh sebesar 5,18% (yoy)1, meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,91% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Meningkatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat, seiring dengan terkendalinya inflasi, serta meningkatnya konsumsi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan akselerasi belanja yang terus berlanjut hingga triwulan II-20162.

Sejalan dengan itu, perbankan nasional3

pada triwulan II-2016 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan aset, kredit, dan DPK perbankan meningkat masing-masing sebesar 3,16% (qtq), 4,20% (qtq) dan 2,37% (qtq) (Tabel A.1).

Kondisi ketahanan Bank Umum masih tetap solid, tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy

1 Berita Resmi Statistik, Biro Pusat Statistik (BPS) 2 Siaran Pers Bank Indonesia No. 18/63/Dkom, 5

Agustus 2016

3 Perbankan nasional yang dimaksudkan di sini

meliputi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS), tidak termasuk BPR/BPRS.

Ratio (CAR) sebesar 22,29% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 21,76%. Non Performing Loan (NPL) gross dan NPL net juga masih terjaga masing-masing sebesar 3,05% dan 1,48% masih jauh di bawah threshold 5%, Return On Asset (ROA) sebesar 2,26% dan Net Interest Margin (NIM)4 sebesar 5,44%.

Kondisi likuiditas perbankan secara umum masih terjaga dengan baik meskipun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, tercermin dari rasio AL/NCD5 maupun rasio AL/DPK6

perbankan pada posisi 29 Juni 2016 yang berada di atas threshold, masing-masing sebesar 76,43% dan 15,97%. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) pada triwulan II-2016 juga masih financially sound, tercermin dari CAR yang relatif tinggi sebesar 22,56%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 22%. Rasio tersebut masih jauh di atas persyaratan Kewajiban

4 NIM (Net Interest Margin) merupakan indikator rentabilitas bank yang didapat dari rasio Pendapatan Bunga Bersih terhadap rata-rata Total Aset Produktif (SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

5 AL/NCD merupakan indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid terhadap Non Core Deposit. Likuiditas yang baik jika berada diatas threshold AL/NCD>50%. AL = Final Excess Reserve + Kas + Penempatan pada BI lainnya + Reserve Repo, sementara NCD = 30% Tabungan + 30% Giro + 10% Deposito.

6 AL/DPK merupakan indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga. Likuiditas yang baik jika berada diatas threshold AL/DPK>10%. DPK = Tabungan + Giro + Deposito.

(20)

14 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan

Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) sebesar 8%. Selain itu, kinerja rentabilitas juga masih memadai dengan ROA dan NIM masing-masing sebesar 2,31% dan 5,59%.

Pertumbuhan kinerja BUK sejalan dengan pertumbuhan bank umum mengingat 96,60% aset perbankan nasional didominasi oleh aset BUK.

Tabel A.1 Kinerja Bank Umum

TW I TW II Bank Umum

Total Aset (Rp milyar) 6.167.747 6.362.713 3,16% Kredit (Rp milyar) 4.000.448 4.168.308 4,20% Dana Pihak Ketiga (Rp milyar) 4.468.955 4.574.671 2,37% - Giro (Rp milyar) 1.041.838 1.072.274 2,92% - Tabungan (Rp milyar) 1.326.177 1.418.961 7,00% - Deposito (Rp milyar) 2.100.939 2.083.436 -0,83%

qtq

Rasio 2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016

Pertumbuhan aset, DPK, dan

pembiayaan perbankan syariah (BUS dan UUS) pada triwulan II-2016 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 2,84% (qtq), 3,73% (qtq), dan 4,07% (qtq). CAR BUS masih memadai meskipun sedikit turun 18 bps menjadi 14,72%. Sementara itu, NPF gross Bank Umum Syariah (BUS) naik 34 bps menjadi 5,68%.

Pertumbuhan aset, DPK, dan kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada triwulan II-2016 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 2,21%, 1,28%, dan 4,66%.

Demikian juga halnya dengan

permodalan BPR yang masih memadai, tercermin dari rasio CAR yang mencapai 22,15%.

Peningkatan kredit BPR tidak diikuti dengan peningkatan kualitas kredit, tercermin dari meningkatnya NPL gross dan NPL net BPR sebesar masing-masing 3 bps dan 12 bps dari triwulan sebelumnya yaitu menjadi 6,19% dan 4,51%.

Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pada triwulan II-2016, terlihat dari peningkatan pada aset, DPK, dan pembiayaan BPRS masing-masing sebesar 2,13% (qtq), 0,64% (qtq), dan 8,25% (qtq). Meskipun mengalami penurunan, CAR dan ROA BPRS juga masih terjaga masing-masing sebesar 20,22% dan 2,18%.

Suku bunga deposito BUK secara umum mengalami penurunan dibandingkan triwulan II–2016. Hal ini sejalan dengan menurunnya BI Rate sebesar 25 bps

15 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan

menjadi 6,5% pada bulan Juni 2016 serta dalam rangka penerapan kebijakan

single digit interest rate pada akhir tahun

2016.

Suku bunga deposito tenor 1, 3, 6, dan lebih dari 12 bulan pada triwulan II-2016 masing-masing sebesar 6,75%; 7,20%; 7,82; dan 8,04%, menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 7,10%; 7,83%; 8,37%; dan 8,32%.

Berdasarkan kelompok kepemilikan bank, kelompok BUSND menawarkan suku bunga deposito tertinggi untuk semua tenor yaitu tenor 1, 3, 6, dan lebih dari 12 bulan (Tabel A.2).

Tabel A.2

Suku Bunga Deposito Rupiah

TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 Industri 6,757,10 7,83 7,20 8,37 7,82 8,32 8,04 BUMN 6,486,80 7,12 6,75 7,76 7,39 8,40 8,22 BUSD 6,807,17 8,21 7,44 8,58 7,93 8,08 7,62 BUSND 7,938,07 8,70 8,40 9,08 8,86 7,72 8,65 BPD 7,247,60 8,00 7,46 8,11 7,91 8,72 8,36 Campuran 6,767,23 8,27 7,42 8,84 8,12 8,59 8,18 KCBA 5,705,81 7,86 7,09 8,04 7,59 8,58 8,08 Suku Bunga Deposito Rupiah (%)

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan ≥12 Bulan

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Juni 2016

1. Kinerja Bank Umum Konvensional

Secara umum kondisi BUK pada triwulan II-2016 masih terjaga baik, sebagaimana ditunjukkan oleh CAR yang relatif tinggi sebesar 22,56%, serta aset, DPK, dan kredit yang mengalami peningkatan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,22% (qtq), 4,23% (qtq), dan 2,41% (qtq) (Tabel A.1.1).

Pencadangan yang dilakukan oleh perbankan cukup memadai untuk memitigasi peningkatan NPL yang terjadi

pada triwulan II-2016 dan masih dibawah

threshold. Peningkatan NPL gross dan

NPL net pada triwulan II-2016, masing-masing meningkat sebesar 22 bps (dari 2,73% menjadi 2,95%) dan 11 bps (dari 1,28% menjadi 1,39%).

Dilihat dari sisi likuiditas, LDR BUK naik 159 bps (qtq) dari 89,60% menjadi 91,19%. Sementara dari sisi rentabilitas, NIM meningkat 4 bps (qtq) menjadi 5,59% dan ROA menurun 13 bps (qtq) menjadi 2,31%.

(21)

14 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan

Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) sebesar 8%. Selain itu, kinerja rentabilitas juga masih memadai dengan ROA dan NIM masing-masing sebesar 2,31% dan 5,59%.

Pertumbuhan kinerja BUK sejalan dengan pertumbuhan bank umum mengingat 96,60% aset perbankan nasional didominasi oleh aset BUK.

Tabel A.1 Kinerja Bank Umum

TW I TW II Bank Umum

Total Aset (Rp milyar) 6.167.747 6.362.713 3,16% Kredit (Rp milyar) 4.000.448 4.168.308 4,20% Dana Pihak Ketiga (Rp milyar) 4.468.955 4.574.671 2,37% - Giro (Rp milyar) 1.041.838 1.072.274 2,92% - Tabungan (Rp milyar) 1.326.177 1.418.961 7,00% - Deposito (Rp milyar) 2.100.939 2.083.436 -0,83%

qtq

Rasio 2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Juni 2016

Pertumbuhan aset, DPK, dan

pembiayaan perbankan syariah (BUS dan UUS) pada triwulan II-2016 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 2,84% (qtq), 3,73% (qtq), dan 4,07% (qtq). CAR BUS masih memadai meskipun sedikit turun 18 bps menjadi 14,72%. Sementara itu, NPF gross Bank Umum Syariah (BUS) naik 34 bps menjadi 5,68%.

Pertumbuhan aset, DPK, dan kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada triwulan II-2016 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 2,21%, 1,28%, dan 4,66%.

Demikian juga halnya dengan

permodalan BPR yang masih memadai, tercermin dari rasio CAR yang mencapai 22,15%.

Peningkatan kredit BPR tidak diikuti dengan peningkatan kualitas kredit, tercermin dari meningkatnya NPL gross dan NPL net BPR sebesar masing-masing 3 bps dan 12 bps dari triwulan sebelumnya yaitu menjadi 6,19% dan 4,51%.

Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pada triwulan II-2016, terlihat dari peningkatan pada aset, DPK, dan pembiayaan BPRS masing-masing sebesar 2,13% (qtq), 0,64% (qtq), dan 8,25% (qtq). Meskipun mengalami penurunan, CAR dan ROA BPRS juga masih terjaga masing-masing sebesar 20,22% dan 2,18%.

Suku bunga deposito BUK secara umum mengalami penurunan dibandingkan triwulan II–2016. Hal ini sejalan dengan menurunnya BI Rate sebesar 25 bps

15 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan

menjadi 6,5% pada bulan Juni 2016 serta dalam rangka penerapan kebijakan

single digit interest rate pada akhir tahun

2016.

Suku bunga deposito tenor 1, 3, 6, dan lebih dari 12 bulan pada triwulan II-2016 masing-masing sebesar 6,75%; 7,20%; 7,82; dan 8,04%, menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 7,10%; 7,83%; 8,37%; dan 8,32%.

Berdasarkan kelompok kepemilikan bank, kelompok BUSND menawarkan suku bunga deposito tertinggi untuk semua tenor yaitu tenor 1, 3, 6, dan lebih dari 12 bulan (Tabel A.2).

Tabel A.2

Suku Bunga Deposito Rupiah

TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 TW I '16 TW II '16 Industri 6,757,10 7,83 7,20 8,37 7,82 8,32 8,04 BUMN 6,486,80 7,12 6,75 7,76 7,39 8,40 8,22 BUSD 6,807,17 8,21 7,44 8,58 7,93 8,08 7,62 BUSND 7,938,07 8,70 8,40 9,08 8,86 7,72 8,65 BPD 7,247,60 8,00 7,46 8,11 7,91 8,72 8,36 Campuran 6,767,23 8,27 7,42 8,84 8,12 8,59 8,18 KCBA 5,705,81 7,86 7,09 8,04 7,59 8,58 8,08 Suku Bunga Deposito Rupiah (%)

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan ≥12 Bulan

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Juni 2016

1. Kinerja Bank Umum Konvensional

Secara umum kondisi BUK pada triwulan II-2016 masih terjaga baik, sebagaimana ditunjukkan oleh CAR yang relatif tinggi sebesar 22,56%, serta aset, DPK, dan kredit yang mengalami peningkatan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,22% (qtq), 4,23% (qtq), dan 2,41% (qtq) (Tabel A.1.1).

Pencadangan yang dilakukan oleh perbankan cukup memadai untuk memitigasi peningkatan NPL yang terjadi

pada triwulan II-2016 dan masih dibawah

threshold. Peningkatan NPL gross dan

NPL net pada triwulan II-2016, masing-masing meningkat sebesar 22 bps (dari 2,73% menjadi 2,95%) dan 11 bps (dari 1,28% menjadi 1,39%).

Dilihat dari sisi likuiditas, LDR BUK naik 159 bps (qtq) dari 89,60% menjadi 91,19%. Sementara dari sisi rentabilitas, NIM meningkat 4 bps (qtq) menjadi 5,59% dan ROA menurun 13 bps (qtq) menjadi 2,31%.

(22)

Tabel A.1.1

Kondisi Umum Perbankan Konvensional

TW I TW II

Total Aset (Rp milyar) 5.954.688 6.146.676 3,22% Kredit (Rp milyar) 3.847.481 4.010.165 4,23% Dana Pihak Ketiga (Rp milyar) 4.294.176 4.397.620 2,41% - Giro (Rp milyar) 1.028.170 1.055.331 2,64% - Tabungan (Rp milyar) 1.274.070 1.366.924 7,29% - Deposito (Rp milyar) 1.991.936 1.975.364 -0,83% CAR (%) 22,00 22,56 0,56 ROA (%) 2,44 2,31 (0,13) NIM (%) 5,55 0,045,59 BOPO (%) 82,96 (0,73)82,23 NPL Gross (%) 2,73 2,95 0,22 NPL Net (%) 1,28 1,39 0,11 LDR (%) 89,60 91,19 1,59 qtq Rasio

Ket: menunjukkan peningkatan menunjukkan penurunan

2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan LHBU, Juni 2016 1.1 Permodalan

Kondisi permodalan BUK pada triwulan II-2016 menunjukkan peningkatan, tercermin dari kenaikan CAR sebesar 56 bps dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 22% menjadi 22,56%. Peningkatan CAR disebabkan adanya peningkatan setoran modal dari pemegang saham sehingga membuat pertumbuhan modal yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komposisi modal secara umum masih didominasi oleh modal inti7 yaitu 88,84%,

7 Komponen yang termasuk ke dalam modal inti

diantaranya modal inti utama (Common Equity

Tier 1) dan modal inti tambahan (Additional Tier

1). Modal inti utama termasuk didalamnya modal disetor, cadangan tambahan modal,

minority interest hasil konsolidasi, faktor

pengurang CET 1, kekurangan modal, serta eksposur sekuritisasi. Sementara modal inti tambahan diantaranya saham preferen, surat berharga dan pinjaman subordinasi, dan

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 88,26%.

Sementara itu, komposisi modal pelengkap8 mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar 11,74% menjadi 11,17% (Tabel A.1.1.1).

Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap modal sebesar 6,08%, sehingga apabila dilakukan write-off terhadap seluruh aktiva produktif bermasalah, CAR masih memadai. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa kualitas permodalan bank masih dapat menyerap risiko-risiko potensial bank,

komponen lainnya (sesuai ketentuan BASEL III) (PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum).

8 Komponen modal pelengkap hanya dapat

diperhitungkan maksimal 100% dari modal inti, meliputi: saham preferen; surat berharga sobordiansi; mandatory convertible bond; dan komponen modal pelengkap lainnya (PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum).

terutama risiko yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss). Tabel A.1.1.1

Rasio Permodalan Perbankan

TW I TW II I. Kecukupan Permodalan

1. Rasio KPMM (CAR) (%) 22,01 22,56

2. Rasio Modal Inti (Tier 1 Capital Ratio) (%) 19,42 20,04 3. Rasio Leverage Modal Inti (Tier 1 Leverage Ratio) (%) 14,05 14,59 4. Rasio Komposisi Modal Inti (%) 88,26 88,84 5. Rasio Komposisi Modal Pelengkap (%) 11,74 11,17 6. Rasio AP Bermasalah terhadap Modal (%) 5,79 6,08 7. Aset KR - CKPN KR thdp Modal Inti + PPAP Umum (%) 27,30 25,96 8. Critized Assets terhadap Modal (%) 30,50 28,66 II. Akses Permodalan

1. Rasio saldo laba terhadap modal/ROE (%) 50,58 45,91

2. Retention Rate (%) 43,66 40,14

Indikator 2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dan Sistem Informasi Perbankan OJK, tanggal 1 Agustus 2016

Untuk kondisi permodalan berdasarkan kelompok kepemilikan bank, CAR pada kelompok KCBA mencapai 46,97%, jauh di atas CAR Industri sebesar 22,56% (Tabel A.1.1.2). Tingginya CAR pada kelompok KCBA diikuti dengan tingginya rasio modal inti dan rasio leverage modal inti9 yaitu masing-masing sebesar 41,27% dan 18,29%. Kondisi dimaksud sebagai dampak adanya kewajiban pembentukan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)10 pada

9 Rasio Leverage Modal Inti diukur dengan indikator rasio modal inti terhadap total aset, yaitu apabila total aset melebihi modal inti bank maka terjadi leverage atas modal inti bank. Peningkatan pada rasio leverage perlu dicermati karena terkait dengan profil risiko dan kualitas aset bank yang berimplikasi pada modal.

10 Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)

adalah alokasi dana usaha kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang wajib ditempatkan pada aset keuangan dalam jumlah dan persyaratan tertentu, PBI No. 15/12/PBI/13 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

kelompok KCBA, yang umumnya ditanamkan pada SUN dengan bobot risiko 0% pada ATMR-nya. Kondisi ini sesuai dengan karakteristik KCBA yang mendapat dukungan pendanaan dari

head office untuk memperkuat operasional KCBA.

(23)

Tabel A.1.1

Kondisi Umum Perbankan Konvensional

TW I TW II

Total Aset (Rp milyar) 5.954.688 6.146.676 3,22% Kredit (Rp milyar) 3.847.481 4.010.165 4,23% Dana Pihak Ketiga (Rp milyar) 4.294.176 4.397.620 2,41% - Giro (Rp milyar) 1.028.170 1.055.331 2,64% - Tabungan (Rp milyar) 1.274.070 1.366.924 7,29% - Deposito (Rp milyar) 1.991.936 1.975.364 -0,83% CAR (%) 22,00 22,56 0,56 ROA (%) 2,44 2,31 (0,13) NIM (%) 5,55 0,045,59 BOPO (%) 82,96 (0,73)82,23 NPL Gross (%) 2,73 2,95 0,22 NPL Net (%) 1,28 1,39 0,11 LDR (%) 89,60 91,19 1,59 qtq Rasio

Ket: menunjukkan peningkatan menunjukkan penurunan

2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan LHBU, Juni 2016 1.1 Permodalan

Kondisi permodalan BUK pada triwulan II-2016 menunjukkan peningkatan, tercermin dari kenaikan CAR sebesar 56 bps dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 22% menjadi 22,56%. Peningkatan CAR disebabkan adanya peningkatan setoran modal dari pemegang saham sehingga membuat pertumbuhan modal yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komposisi modal secara umum masih didominasi oleh modal inti7 yaitu 88,84%,

7 Komponen yang termasuk ke dalam modal inti

diantaranya modal inti utama (Common Equity

Tier 1) dan modal inti tambahan (Additional Tier

1). Modal inti utama termasuk didalamnya modal disetor, cadangan tambahan modal,

minority interest hasil konsolidasi, faktor

pengurang CET 1, kekurangan modal, serta eksposur sekuritisasi. Sementara modal inti tambahan diantaranya saham preferen, surat berharga dan pinjaman subordinasi, dan

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 88,26%.

Sementara itu, komposisi modal pelengkap8 mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar 11,74% menjadi 11,17% (Tabel A.1.1.1).

Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap modal sebesar 6,08%, sehingga apabila dilakukan write-off terhadap seluruh aktiva produktif bermasalah, CAR masih memadai. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa kualitas permodalan bank masih dapat menyerap risiko-risiko potensial bank,

komponen lainnya (sesuai ketentuan BASEL III) (PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum).

8 Komponen modal pelengkap hanya dapat

diperhitungkan maksimal 100% dari modal inti, meliputi: saham preferen; surat berharga sobordiansi; mandatory convertible bond; dan komponen modal pelengkap lainnya (PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum).

terutama risiko yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss). Tabel A.1.1.1

Rasio Permodalan Perbankan

TW I TW II I. Kecukupan Permodalan

1. Rasio KPMM (CAR) (%) 22,01 22,56

2. Rasio Modal Inti (Tier 1 Capital Ratio) (%) 19,42 20,04 3. Rasio Leverage Modal Inti (Tier 1 Leverage Ratio) (%) 14,05 14,59 4. Rasio Komposisi Modal Inti (%) 88,26 88,84 5. Rasio Komposisi Modal Pelengkap (%) 11,74 11,17 6. Rasio AP Bermasalah terhadap Modal (%) 5,79 6,08 7. Aset KR - CKPN KR thdp Modal Inti + PPAP Umum (%) 27,30 25,96 8. Critized Assets terhadap Modal (%) 30,50 28,66 II. Akses Permodalan

1. Rasio saldo laba terhadap modal/ROE (%) 50,58 45,91

2. Retention Rate (%) 43,66 40,14

Indikator 2016

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dan Sistem Informasi Perbankan OJK, tanggal 1 Agustus 2016

Untuk kondisi permodalan berdasarkan kelompok kepemilikan bank, CAR pada kelompok KCBA mencapai 46,97%, jauh di atas CAR Industri sebesar 22,56% (Tabel A.1.1.2). Tingginya CAR pada kelompok KCBA diikuti dengan tingginya rasio modal inti dan rasio leverage modal inti9 yaitu masing-masing sebesar 41,27% dan 18,29%. Kondisi dimaksud sebagai dampak adanya kewajiban pembentukan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)10 pada

9 Rasio Leverage Modal Inti diukur dengan indikator rasio modal inti terhadap total aset, yaitu apabila total aset melebihi modal inti bank maka terjadi leverage atas modal inti bank. Peningkatan pada rasio leverage perlu dicermati karena terkait dengan profil risiko dan kualitas aset bank yang berimplikasi pada modal.

10 Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)

adalah alokasi dana usaha kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang wajib ditempatkan pada aset keuangan dalam jumlah dan persyaratan tertentu, PBI No. 15/12/PBI/13 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

kelompok KCBA, yang umumnya ditanamkan pada SUN dengan bobot risiko 0% pada ATMR-nya. Kondisi ini sesuai dengan karakteristik KCBA yang mendapat dukungan pendanaan dari

head office untuk memperkuat operasional KCBA.

(24)

Tabel A.1.1.2

Rasio Permodalan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan

I. Kecukupan Permodalan (%)

1. Rasio KPMM (CAR) (%) 21,20 19,73 22,64 19,67 21,27 46,97

2. Rasio Modal Inti (Tier 1 Capital Ratio) (%) 17,38 18,75 23,22 17,79 18,55 41,27 3. Rasio Leverage Modal Inti (Tier 1 Leverage Ratio) (%) 13,28 13,16 15,52 10,02 14,78 18,29

4. Rasio Komposisi Modal Inti (%) 86,38 94,32 97,13 90,27 89,37 98,02

5. Rasio Komposisi Modal Pelengkap (%) 13,62 5,68 2,88 9,73 10,63 1,98

6. Rasio AP Bermasalah terhadap Modal (%) 5,64 8,30 8,80 6,04 5,97 0,84

7. Aset KR - CKPN KR thdp Modal Inti + PPAP Umum 24,67 27,38 37,04 15,53 24,57 6,84

8. Critized Assets terhadap Modal 26,63 28,17 37,33 16,27 30,39 10,33

II. Akses Permodalan (%)

1. Rasio saldo laba terhadap modal/ROE 52,57 28,93 10,62 7,38 48,71 7,25

2. Retention Rate 46,29 26,12 9,98 1,19 33,20 5,41

Campuran KCBA

Indikator BUMN BUSD BUSND BPD

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Sistem Informasi Perbankan OJK, penarikan data pada 1 Agustus 2016

1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Jumlah DPK BUK pada triwulan II-2016 meningkat sebesar 2,41% dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4.294,2 triliun menjadi sebesar Rp4.397,6 triliun. Peningkatan pertumbuhan DPK tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan giro dan tabungan masing-masing sebesar 2,64% (qtq) dan 7,29% (qtq). Sementara deposito mengalami penurunan sebesar 0,83% (qtq).

Dilihat dari sisi kewajiban bank pada triwulan II-2016, DPK masih mendominasi sumber dana perbankan yaitu sebesar 89,66%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 90,10%.

Grafik A.1.2.1

Proporsi DPK dalam Sumber Dana Perbankan (%)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 Komposisi DPK terbesar berada pada deposito (44,92%), diikuti oleh tabungan dan giro masing-masing sebesar 31,08% dan 24%. Porsi deposito yang cukup tinggi merupakan akibat dari tingginya suku bunga deposito apabila dibandingkan dengan suku bunga tabungan dan giro (Grafik A.1.2.2).

Grafik A.1.2.2

Perbandingan Suku Bunga DPK Industri (%)

Sumber: SPI, Juni 2016 Grafik A.1.2.3

Struktur Pendanaan DPK Perbankan (%)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 1.3 Likuiditas

Likuiditas perbankan yang dilihat dari rasio AL/NCD dan AL/DPK pada posisi 29 Juni 2016 masing-masing sebesar

76,43% dan 15,97%, menurun

dibandingkan posisi 30 Maret 2016 yaitu sebesar 94,37% dan 19,38%.

Grafik A.1.3.1

Sumber: OJK

1.4 Kredit

Seiring dengan membaiknya

perekonomian domestik pada triwulan II-2016, pertumbuhan kredit juga mengalami peningkatan. Pada triwulan II-2016 kredit BUK naik 4,23% (qtq) menjadi Rp4.010,2 triliun dari sebelumnya Rp3.847,5 triliun.

Grafik A.1.4.1 Pertumbuhan Kredit (qtq)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 Berdasarkan jenis penggunaan, tujuan penggunaan kredit masih didominasi oleh Kredit Modal Kerja (KMK) dengan porsi 47,29%, diikuti dengan Kredit Konsumsi (KK) dan Kredit Investasi (KI) dengan porsi masing-masing sebesar 27,40% dan 25,31%. Pertumbuhan penggunaan kredit pada triwulan II-2016 juga menunjukkan peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi pada KMK sebesar 6,18% (qtq), diikuti pertumbuhan pada KK dan KI masing-masing sebesar 2,76% (qtq) dan 2,40% (qtq) (Grafik A.1.4.2).

(25)

Tabel A.1.1.2

Rasio Permodalan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan

I. Kecukupan Permodalan (%)

1. Rasio KPMM (CAR) (%) 21,20 19,73 22,64 19,67 21,27 46,97

2. Rasio Modal Inti (Tier 1 Capital Ratio) (%) 17,38 18,75 23,22 17,79 18,55 41,27 3. Rasio Leverage Modal Inti (Tier 1 Leverage Ratio) (%) 13,28 13,16 15,52 10,02 14,78 18,29

4. Rasio Komposisi Modal Inti (%) 86,38 94,32 97,13 90,27 89,37 98,02

5. Rasio Komposisi Modal Pelengkap (%) 13,62 5,68 2,88 9,73 10,63 1,98

6. Rasio AP Bermasalah terhadap Modal (%) 5,64 8,30 8,80 6,04 5,97 0,84

7. Aset KR - CKPN KR thdp Modal Inti + PPAP Umum 24,67 27,38 37,04 15,53 24,57 6,84

8. Critized Assets terhadap Modal 26,63 28,17 37,33 16,27 30,39 10,33

II. Akses Permodalan (%)

1. Rasio saldo laba terhadap modal/ROE 52,57 28,93 10,62 7,38 48,71 7,25

2. Retention Rate 46,29 26,12 9,98 1,19 33,20 5,41

Campuran KCBA

Indikator BUMN BUSD BUSND BPD

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Sistem Informasi Perbankan OJK, penarikan data pada 1 Agustus 2016

1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Jumlah DPK BUK pada triwulan II-2016 meningkat sebesar 2,41% dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4.294,2 triliun menjadi sebesar Rp4.397,6 triliun. Peningkatan pertumbuhan DPK tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan giro dan tabungan masing-masing sebesar 2,64% (qtq) dan 7,29% (qtq). Sementara deposito mengalami penurunan sebesar 0,83% (qtq).

Dilihat dari sisi kewajiban bank pada triwulan II-2016, DPK masih mendominasi sumber dana perbankan yaitu sebesar 89,66%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 90,10%.

Grafik A.1.2.1

Proporsi DPK dalam Sumber Dana Perbankan (%)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 Komposisi DPK terbesar berada pada deposito (44,92%), diikuti oleh tabungan dan giro masing-masing sebesar 31,08% dan 24%. Porsi deposito yang cukup tinggi merupakan akibat dari tingginya suku bunga deposito apabila dibandingkan dengan suku bunga tabungan dan giro (Grafik A.1.2.2).

Grafik A.1.2.2

Perbandingan Suku Bunga DPK Industri (%)

Sumber: SPI, Juni 2016 Grafik A.1.2.3

Struktur Pendanaan DPK Perbankan (%)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 1.3 Likuiditas

Likuiditas perbankan yang dilihat dari rasio AL/NCD dan AL/DPK pada posisi 29 Juni 2016 masing-masing sebesar

76,43% dan 15,97%, menurun

dibandingkan posisi 30 Maret 2016 yaitu sebesar 94,37% dan 19,38%.

Grafik A.1.3.1

Sumber: OJK

1.4 Kredit

Seiring dengan membaiknya

perekonomian domestik pada triwulan II-2016, pertumbuhan kredit juga mengalami peningkatan. Pada triwulan II-2016 kredit BUK naik 4,23% (qtq) menjadi Rp4.010,2 triliun dari sebelumnya Rp3.847,5 triliun.

Grafik A.1.4.1 Pertumbuhan Kredit (qtq)

Sumber: Diolah dari LHBU, Juni 2016 Berdasarkan jenis penggunaan, tujuan penggunaan kredit masih didominasi oleh Kredit Modal Kerja (KMK) dengan porsi 47,29%, diikuti dengan Kredit Konsumsi (KK) dan Kredit Investasi (KI) dengan porsi masing-masing sebesar 27,40% dan 25,31%. Pertumbuhan penggunaan kredit pada triwulan II-2016 juga menunjukkan peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi pada KMK sebesar 6,18% (qtq), diikuti pertumbuhan pada KK dan KI masing-masing sebesar 2,76% (qtq) dan 2,40% (qtq) (Grafik A.1.4.2).

Gambar

Tabel A.1  Kinerja Bank Umum
Tabel A.1  Kinerja Bank Umum
Tabel A.3.2.1  Penyebaran DPK
Tabel A.3.5.1 BPR dengan ROA Negatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keseluruhan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan dalam tabel pengkategorian hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

Misalkan suhu pada titik sambungan = T.. Konveksi adalah hantaran kalor yang disertai dengan perpindahan partikel perantaranya. Contoh dari peristiwa konveksi

Cara ini digunakan untuk lahan pertanian yang relatif lebih datar dan sedikit miring, Pergiliran tanaman dan tumpangsari ( crop rotaton-mixid cropping ) jenis tanaman,

Dari tabel tersebut terlihat bahwa diantara usia, jenis kelamin serta pendidikan yang memiliki hubungan terhadap tingkat kepatuhan adalah pendidikan dengan nilai p <

Prajapati (2011) telah membuktikan beberapa teorema untuk pelabelan graf dengan menggunakan pelabelan graceful Fibonacci dan super Fibonacci , diantaranya graf

Dari soal-soal yang dijawab siswa, dapat dilihat pada tabel 4.9 ternyata kesulitan siswa di langkah 3 disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik uji atau

Kesimpulan ini dapat dijelaskan bahwa keterkaitan antara sosialisasi peraturan perpajakan khususnya mengenai PPN restitusi dan kepuasan wajib pajak berpengaruh tidak

Bangunan kesehatan ini merupakan rumah sakit umum yang memiliki keunggulan untuk menangani penyakit khusus mata dengan fasilitas yang mendukung.. Karena