• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen

H. Sistem Perizinan dan Registrasi (e-Licensing) Terintegrasi

I. Perlindungan Konsumen

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen

3. Standar Internal Dispute Resolution (IDR)

129 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan

terdapat pada Perbankan Syariah dan BPR/S akan dikembangkan pada tahun berikutnya. Implementasi aplikasi SPRINT

untuk sektor perbankan direncanakan akan dilakukan pada bulan Desember 2016.

LAPORAN PROFIL INDUSTRI PERBANKAN - TRIWULAN II

[Pembatas]

I. Perlindungan Konsumen

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen 2. Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB)

3. Standar Internal Dispute Resolution (IDR)

I. Perlindungan Konsumen

Sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), salah satu tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, melalui Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 UU OJK, OJK diberikan kewenangan memberikan perlindungan bagi konsumen.

Kewenangan OJK dalam melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen diantaranya adalah melakukan edukasi dan informasi kepada masyarakat dan meminta LJK untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan. Pelayanan pengaduan Konsumen diantaranya menyiapkan fasilitas pelayanan pengaduan Konsumen yang meliputi perangkat yang memadai untuk pengaduan konsumen dan mekanisme pengaduan konsumen ke OJK. Selain melayani pengaduan konsumen, OJK juga berwenang untuk melakukan pembelaan hukum dalam rangka penyelesaian sengketa antara konsumen dengan LJK.

Agar terdapat standarisasi perlindungan konsumen di seluruh sektor jasa

keuangan, menghindari arbritrase yang merugikan konsumen, dan antisipasi inovasi produk dan layanan di sektor jasa keuangan, maka diperlukan adanya POJK tentang Perlindungan Konsumen.

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen

Berdasarkan amanah UU OJK dalam Pasal 55 ayat (2), tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan beralih dari Bank Indonesia kepada OJK sejak tanggal 31 Desember 2013. Demikian pula fungsi pelayanan

pengaduan konsumen yang

sebelumnnya ditangani oleh Bank Indonesia turut beralih penanganannya kepada OJK. Dalam menjalankan fungsi tersebut, OJK memiliki Layanan Konsumen OJK yang menyediakan 3 layanan utama yaitu Layanan Informasi (laporan), Layanan Pertanyaan (pertanyaan), dan Layanan Pengaduan.

1.1 Layanan Konsumen OJK

Pada triwulan II-2016, Layanan Konsumen OJK menerima 4.657 layanan yang terdiri dari 3.330 informasi, 1.293 pertanyaan dan 34 pengaduan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 11% (577 layanan) dibandingkan triwulan sebelumnya.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan

I. Perlindungan Konsumen

Sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), salah satu tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, melalui Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 UU OJK, OJK diberikan kewenangan memberikan perlindungan bagi konsumen.

Kewenangan OJK dalam melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen diantaranya adalah melakukan edukasi dan informasi kepada masyarakat dan meminta LJK untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan. Pelayanan pengaduan Konsumen diantaranya menyiapkan fasilitas pelayanan pengaduan Konsumen yang meliputi perangkat yang memadai untuk pengaduan konsumen dan mekanisme pengaduan konsumen ke OJK. Selain melayani pengaduan konsumen, OJK juga berwenang untuk melakukan pembelaan hukum dalam rangka penyelesaian sengketa antara konsumen dengan LJK.

Agar terdapat standarisasi perlindungan konsumen di seluruh sektor jasa

keuangan, menghindari arbritrase yang merugikan konsumen, dan antisipasi inovasi produk dan layanan di sektor jasa keuangan, maka diperlukan adanya POJK tentang Perlindungan Konsumen.

1. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Konsumen

Berdasarkan amanah UU OJK dalam Pasal 55 ayat (2), tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan beralih dari Bank Indonesia kepada OJK sejak tanggal 31 Desember 2013. Demikian pula fungsi pelayanan

pengaduan konsumen yang

sebelumnnya ditangani oleh Bank Indonesia turut beralih penanganannya kepada OJK. Dalam menjalankan fungsi tersebut, OJK memiliki Layanan Konsumen OJK yang menyediakan 3 layanan utama yaitu Layanan Informasi (laporan), Layanan Pertanyaan (pertanyaan), dan Layanan Pengaduan.

1.1 Layanan Konsumen OJK

Pada triwulan II-2016, Layanan Konsumen OJK menerima 4.657 layanan yang terdiri dari 3.330 informasi, 1.293 pertanyaan dan 34 pengaduan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 11% (577 layanan) dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik I.1.1 Layanan Per Sektor

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi-OJK, Posisi 30 Juni 2016

Dari total 4.657 layanan, sebesar 42% (1.972 layanan) terkait dengan sektor Perbankan. Dari 1.972 layanan tersebut, 72,46% (1.429 layanan) merupakan informasi, 27,03% (533 layanan) merupakan pertanyaan, dan 0,51% (10 layanan) merupakan pengaduan. Pada triwulan II-2016, penerimaan seluruh

layanan pada sektor perbankan menunjukkan peningkatan dari triwulan sebelumnya dengan rata-rata peningkatan sebesar 11% (198 layanan) yaitu dari 1.774 layanan menjadi 1.972 layanan.

Tabel I.1.1 Total Layanan Per Sektor

Sektor TW1 (2016) TW2 (2016) Peningkatan / Penurunan %Peningkatan / Penurunan

IKNB - Asuransi 633 686 53 8%

IKNB - Dana Pensiun 24 17 -7 -29%

IKNB - Lainnya 57 21 -36 -63%

IKNB - Lembaga Pembiayaan 383 425 42 11%

N/A (Lain-lain) 2.116 1.237 -879 -42%

Pasar Modal 247 299 52 21%

Perbankan 1.774 1.972 198 11%

Total 5.234 4.657 -577 -11%

Sumber : Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi Posisi 30 Juni 2016

Tabel I.1.2

Layanan Konsumen OJK Untuk Sektor Perbankan

Layanan Perbankan TW1 (2016) TW2 (2016) Peningkatan / Penurunan %Peningkatan / Penurunan

Pertanyaan 441 533 92 21%

Informasi 1.319 1.429 110 8%

Pengaduan 14 10 -4 -29%

Total 1.774 1.972 198 11%

Sumber : Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi Posisi 30 Juni 2016

1.2 Layanan Informasi

Secara total, layanan informasi64 terkait perbankan yang diterima oleh Layanan OJK adalah sebesar 43% (1.429 layanan). Secara substansi, Layanan Informasi yang paling banyak diterima pada triwulan II-2016 adalah jenis permasalahan terkait Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan 13% (184 Layanan) dan terkait Peraturan Perbankan 9% (126 Layanan) (Grafik I.1.2.1).

Pada triwulan II-2016 Layanan Informasi pada jenis permasalahan Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan substansi terbanyak adalah terkait permohonan restrukturisasi Kredit/Pembiayaan dikarenakan konsumen sudah tidak memiliki kemampuan untuk membayar. Sedangkan pada jenis permasalahan Peraturan Perbankan, substansi terbanyak adalah terkait konsultasi terhadap peraturan-peraturan perbankan

64 Informasi adalah salah satu layanan yang disediakan oleh OJK untuk menerima laporan dari Konsumen dan/atau masyarakat terkait karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya atau informasi lainnya (PDK No. 1/PDK.07/2015 tentang Sistem Layanan Konsumen Terintegarsi di Sektor Jasa Keuangan).

antara lain tentang perizinan pembukaan bank, cara pembukaan rekening bagi nasabah asing, batas kepemilikan nasabah asing di bank umum, prosedur take over kredit, dan bancassurance.

Grafik I.1.2.1

Layanan Informasi Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Permasalahan

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi, Posisi 30 Juni 2016

1.3 Layanan Pertanyaan

Pada triwulan II-2016, Layanan Konsumen OJK menerima sebanyak 533 pertanyaan terkait sektor perbankan atau sebesar 41% dari 1.293 total pertanyaan yang diterima. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 21% (92 layanan) dibandingkan penerimaan pertanyaan pada triwulan I-2016. Layanan Pertanyaan yang paling banyak diterima pada triwulan II-2016 adalah

Grafik I.1.1 Layanan Per Sektor

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi-OJK, Posisi 30 Juni 2016

Dari total 4.657 layanan, sebesar 42% (1.972 layanan) terkait dengan sektor Perbankan. Dari 1.972 layanan tersebut, 72,46% (1.429 layanan) merupakan informasi, 27,03% (533 layanan) merupakan pertanyaan, dan 0,51% (10 layanan) merupakan pengaduan. Pada triwulan II-2016, penerimaan seluruh

layanan pada sektor perbankan menunjukkan peningkatan dari triwulan

sebelumnya dengan rata-rata

peningkatan sebesar 11% (198 layanan) yaitu dari 1.774 layanan menjadi 1.972 layanan.

Tabel I.1.1 Total Layanan Per Sektor

Sektor TW1 (2016) TW2 (2016) Peningkatan / Penurunan %Peningkatan / Penurunan

IKNB - Asuransi 633 686 53 8%

IKNB - Dana Pensiun 24 17 -7 -29%

IKNB - Lainnya 57 21 -36 -63%

IKNB - Lembaga Pembiayaan 383 425 42 11%

N/A (Lain-lain) 2.116 1.237 -879 -42%

Pasar Modal 247 299 52 21%

Perbankan 1.774 1.972 198 11%

Total 5.234 4.657 -577 -11%

Sumber : Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi Posisi 30 Juni 2016

Tabel I.1.2

Layanan Konsumen OJK Untuk Sektor Perbankan

Layanan Perbankan TW1 (2016) TW2 (2016) Peningkatan / Penurunan %Peningkatan / Penurunan

Pertanyaan 441 533 92 21%

Informasi 1.319 1.429 110 8%

Pengaduan 14 10 -4 -29%

Total 1.774 1.972 198 11%

Sumber : Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi Posisi 30 Juni 2016

1.2 Layanan Informasi

Secara total, layanan informasi64 terkait perbankan yang diterima oleh Layanan OJK adalah sebesar 43% (1.429 layanan). Secara substansi, Layanan Informasi yang paling banyak diterima pada triwulan II-2016 adalah jenis permasalahan terkait Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan 13% (184 Layanan) dan terkait Peraturan Perbankan 9% (126 Layanan) (Grafik I.1.2.1).

Pada triwulan II-2016 Layanan Informasi pada jenis permasalahan Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan substansi terbanyak adalah terkait permohonan restrukturisasi

Kredit/Pembiayaan dikarenakan

konsumen sudah tidak memiliki

kemampuan untuk membayar.

Sedangkan pada jenis permasalahan Peraturan Perbankan, substansi terbanyak adalah terkait konsultasi terhadap peraturan-peraturan perbankan

64 Informasi adalah salah satu layanan yang disediakan oleh OJK untuk menerima laporan dari Konsumen dan/atau masyarakat terkait karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya atau informasi lainnya (PDK No. 1/PDK.07/2015 tentang Sistem Layanan Konsumen Terintegarsi di Sektor Jasa Keuangan).

antara lain tentang perizinan pembukaan bank, cara pembukaan rekening bagi nasabah asing, batas kepemilikan nasabah asing di bank umum, prosedur

take over kredit, dan bancassurance.

Grafik I.1.2.1

Layanan Informasi Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Permasalahan

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi, Posisi 30 Juni 2016 1.3 Layanan Pertanyaan

Pada triwulan II-2016, Layanan Konsumen OJK menerima sebanyak 533 pertanyaan terkait sektor perbankan atau sebesar 41% dari 1.293 total pertanyaan yang diterima. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 21% (92 layanan) dibandingkan penerimaan pertanyaan pada triwulan I-2016. Layanan Pertanyaan yang paling banyak diterima pada triwulan II-2016 adalah

terkait dengan penerapan peraturan perbankan 30% (162 layanan) dan terkait Permintaan Data Perbankan 13% (69 layanan). Untuk layanan pertanyaan yang terkait dengan penerapan peraturan perbankan terutama peraturan mengenai perizinan pembukaan bank, cara pembukaan rekening bagi nasabah dan

perusahaan asing, bank garansi, dan

bancassurance. Sedangkan layanan

pertanyaan yang terkait dengan permintaan data perbankan, sebagian besar data yang diminta adalah daftar Bank Umum, BPR/S, statistik perbankan, suku bunga kredit, dan direktori perbankan Indonesia.

Grafik I.1.3.1

Layanan Pertanyaan Sektor Perbankan berdasarkan Jenis Permasalahan

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi, Posisi 30 Juni 2016

1.4 Layanan Pengaduan

Sampai dengan triwulan II-2016, terdapat 2.041 pengaduan yang terkait sektor perbankan (10 diantaranya diterima pada triwulan II-2016). Dari total pengaduan yang diterima tersebut, 92% (1.878 pengaduan) telah diselesaikan.

Sementara itu, pada triwulan II-2016 29% dari seluruh pengaduan yang diterima oleh Layanan Konsumen OJK terkait dengan perbankan (10 pengaduan).

Penerimaan pengaduan sektor

perbankan pada periode ini mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya, yaitu turun sebesar 29% (4 layanan). Penerimaaan pengaduan tertinggi terkait dengan sektor lembaga pembiayaan (47% dari total seluruh pengaduan yang diterima OJK).

Grafik I.1.4.1

Layanan Pengaduan Triwulan II-2016

Sumber: Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi, Posisi 30 Juni 2016