• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penegakan Kepatuhan Bank

E. Pengawasan Bank Umum

5. Penegakan Kepatuhan Bank

Nasabah Laku Pandai Jumlah

Rekening Tabungan BSA Outstanding 1.618.758 Rp63,72 milyar

Sumber: OJK

Cakupan layanan Agen terhadap nasabah dan/atau calon nasabah sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerjasama dengan bank. Untuk tabungan dengan karakteristik BSA, cakupan layanan meliputi pembukaan rekening, penyetoran dan penarikan tunai, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, transfer dana, pengecekan saldo, dan/atau penutupan rekening.

Untuk Agen dengan klasifikasi tertentu, juga dapat melayani transaksi lain seperti: pembelian (a.l. pulsa) dan pembayaran tagihan.

5. Penegakan Kepatuhan Bank 5.1 Uji Kemampuan dan Kepatutan

(Existing)

Dalam rangka melindungi industri bank dari pihak-pihak yang diindikasikan tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan, secara berkesinambungan terhadap pihak–pihak yang telah mendapat persetujuan untuk menjadi Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Pengendali (PSP), dan Pejabat Eksekutif dilakukan penilaian kembali atas kemampuan dan kepatutannya sebagai pemilik dan pengelola Bank (Fit and

Proper Existing). Penilaian kembali

dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas, reputasi keuangan dan/atau kompetensi.

Pada triwulan II-2016, tidak terdapat adanya tambahan pengurus/pengelola dan pegawai bank yang telah menjalani proses fit and proper existing. Sementara itu, untuk database track record (TR), sampai dengan triwulan II-2016 terdapat penambahan 20 pelaku yang dilakukan oleh Direksi, Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan pegawai Bank. Adapun modus yang dilakukan sebagian besar terkait dengan pelanggaran prinsip kehati-hatian dan asas pemberian kredit yang sehat, pelanggaran SOP, dan penyalahgunaan wewenang (Tabel E.5.1.1).

Tabel E.5.1.1 Jumlah Track Record

Objek Track Record Jumlah Input TR

Dewan Komisaris 1

Direksi 11

Pejabat Eksekutif 3 Non Pejabat Eksekutif 5

TOTAL 20

Sumber: OJK

5.2 Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Dalam triwulan II-2016, telah ditindaklanjuti 28 Penyimpangan Ketentuan Perbankan (PKP) yang diduga fraud pada 12 kantor bank, termasuk carry over triwulan sebelumnya. Hasil tindak lanjut dari 28 PKP tersebut, telah dilakukan

investigasi pada tujuh PKP yang terjadi di dua kantor BPR. Sementara untuk 21 PKP yang terjadi di sepuluh kantor BPR telah dikembalikan kepada satuan kerja pengawasan bank karena tidak ditemukan dugaan tindak pidana perbankan, atau dapat dilakukan tindak lanjut pengawasan (supervisory action) (Tabel E.5.2.1).

berdasarkan RBB tahun 2016 yang disampaikan bank kepada OJK, diketahui terdapat 28 BUK dan tiga BUS yang

merencanakan untuk menjadi

penyelenggara Laku Pandai di tahun 2016.

Jumlah agen Laku Pandai pada triwulan II-2016 mencapai 104.705 agen (104.023 agen perorangan dan 682 outlet badan hukum). Sementara itu, jumlah dana dan

nasabah yang berhasil dihimpun masing-masing sebesar Rp63,72 miliar dan 1.618.758 nasabah. Dari 104.705 agen Laku Pandai tersebut, sebesar 65.19% tersebar di wilayah pulau Jawa, 17,87% di pulau Sumatera, 6,41% di pulau Sulawesi, 4,59% di pulau Kalimantan, 2,52% di pulau Maluku dan Papua, dan sisanya 3,42% berada di pulau NTB-NTT-Bali (Tabel E.4.1 dan Grafik E.4.1).

Tabel E.4.1

Realisasi Laku Pandai Triwulan II-2016

Grafik E.4.1

Wilayah Penyebaran Agen Laku Pandai Triwulan II-2016

Agen Laku Pandai Perorangan Badan Hukum

104.023 682

Nasabah Laku Pandai Jumlah

Rekening Tabungan BSA Outstanding 1.618.758 Rp63,72 milyar

Sumber: OJK

Cakupan layanan Agen terhadap nasabah dan/atau calon nasabah sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerjasama dengan bank. Untuk tabungan dengan karakteristik BSA, cakupan layanan meliputi pembukaan rekening, penyetoran dan penarikan tunai, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, transfer dana, pengecekan saldo, dan/atau penutupan rekening.

Untuk Agen dengan klasifikasi tertentu, juga dapat melayani transaksi lain seperti: pembelian (a.l. pulsa) dan pembayaran tagihan.

5. Penegakan Kepatuhan Bank 5.1 Uji Kemampuan dan Kepatutan

(Existing)

Dalam rangka melindungi industri bank dari pihak-pihak yang diindikasikan tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan, secara berkesinambungan terhadap pihak–pihak yang telah mendapat persetujuan untuk menjadi Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Pengendali (PSP), dan Pejabat Eksekutif dilakukan penilaian kembali atas kemampuan dan kepatutannya sebagai pemilik dan pengelola Bank (Fit and

Proper Existing). Penilaian kembali

dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas, reputasi keuangan dan/atau kompetensi.

Pada triwulan II-2016, tidak terdapat adanya tambahan pengurus/pengelola dan pegawai bank yang telah menjalani proses fit and proper existing. Sementara itu, untuk database track record (TR), sampai dengan triwulan II-2016 terdapat penambahan 20 pelaku yang dilakukan oleh Direksi, Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan pegawai Bank. Adapun modus yang dilakukan sebagian besar terkait dengan pelanggaran prinsip kehati-hatian dan asas pemberian kredit yang sehat, pelanggaran SOP, dan penyalahgunaan wewenang (Tabel E.5.1.1).

Tabel E.5.1.1 Jumlah Track Record

Objek Track Record Jumlah Input TR

Dewan Komisaris 1

Direksi 11

Pejabat Eksekutif 3 Non Pejabat Eksekutif 5

TOTAL 20

Sumber: OJK

5.2 Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Dalam triwulan II-2016, telah ditindaklanjuti 28 Penyimpangan Ketentuan Perbankan (PKP) yang diduga fraud pada 12 kantor bank, termasuk carry over triwulan sebelumnya. Hasil tindak lanjut dari 28 PKP tersebut, telah dilakukan

investigasi pada tujuh PKP yang terjadi di dua kantor BPR. Sementara untuk 21 PKP yang terjadi di sepuluh kantor BPR telah dikembalikan kepada satuan kerja pengawasan bank karena tidak ditemukan dugaan tindak pidana perbankan, atau dapat dilakukan tindak lanjut pengawasan (supervisory action) (Tabel E.5.2.1).

Tabel E.5.2.1

Statistik Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Keterangan

Triwulan II*

(Apr – Jun) (Jan – Jun) Kumulatif

BU BPR Total BU BPR Total

KTR

BANK (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP

A. PKP Yang Diterima

dari Hasil Pengawasan 2 2 10 20 12 22 4 7 20 44 24 51 1. Dalam Periode Berjalan 2 2 10 20 12 22 4 7 20 44 24 51

B. Tindak Lanjut 0 0 12 28 12 28 2 5 19 46 21 51 1. Telah dilakukan Investigasi 0 0 2 7 2 7 2 5 7 17 9 22 2. Dikembalikan Kepada Pengawasan 0 0 10 21 10 21 0 0 12 29 12 29 C. Dilimpahkan Kepada Penyidikan OJK 2 5 3 10 5 15 6 10 7 15 13 25 Sumber: OJK

*) Ket: data termasuk carry over dari triwulan sebelumnya Dalam tahapan pra-investigasi dilakukan

pengumpulan informasi dan dokumen serta analisis guna memperoleh gambaran PKP yang diduga fraud. Selanjutnya dilakukan pembahasan dalam Forum Quality Assurance (QA) yang bertujuan antara lain untuk menguji hasil analisis, dan merekomendasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk penanganan lebih lanjut terhadap PKP yang diduga fraud.

Pada triwulan II-2016, 53% area penanganan dugaan tindak pidana perbankan adalah terkait dengan perkreditan, diikuti 40% terkait penyalahgunaan dana, dan 7% terkait

window dressing (Grafik E.5.2.1). Adapun

jumlah pelaku yang diduga melakukan Tipibank diantaranya dua Komisaris, lima Direksi, dua Pejabat Eksekutif dan dua karyawan (Grafik E.5.2.2).

Grafik E.5.2.1

Sebaran Jenis Dugaan Tipibank Triwulan II-2016

Sumber: OJK

Grafik E.5.2.2

Pelaku Fraud yang diduga Tipibank Triwulan II-2016

Sumber: OJK Dalam tahap pasca investigasi akan

dilaksanakan Forum Quality Assurance (QA) serta pembahasan dengan satuan kerja bidang hukum dan satuan kerja penyidikan untuk mengevaluasi langkah-langkah investigasi yang telah dilakukan dan merekomendasikan tindak lanjut dugaan tindak pidana perbankan.

Selanjutnya dalam rangka mendukung penegakan hukum di bidang perbankan, pada triwulan II-2016 telah dilimpahkan 15 PKP yang terjadi di lima kantor bank kepada satuan kerja penyidikan.

Mengingat penyebab terjadinya PKP yang diduga fraud adalah karena kelemahan pengawasan internal, kurangnya integritas pegawai, dan kelemahan sistem di bank, maka untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan ketentuan perbankan, bank perlu meningkatkan pengawasan manajemen melalui pelaksanaan independent review oleh SKAI, kajian ulang kebijakan internal, serta pengamanan teknologi informasi dan infrastruktur pendukung.

5.3 Pemberian Keterangan Ahli atau Saksi

Dalam rangka memenuhi permintaan aparat penegak hukum, sampai dengan triwulan II-2016 terdapat 138 permintaan pemberian keterangan ahli dan/atau saksi kepada Kepolisian atau Kejaksaan yang sedang menangani proses penyelidikan, penyidikan, atau penuntutan suatu perkara yang berkaitan dengan tindak pidana perbankan. Dari 138 permintaan tersebut, telah dilakukan 116 pemberian keterangan kepada kepolisian yang terdiri dari 8 keterangan sebagai saksi dan 108 keterangan sebagai ahli. Sementara 22 lainnya masih dalam koordinasi dengan penyidik atau satuan kerja terkait (Tabel E.5.3.1). Pemberian keterangan ahli/saksi dilakukan di Sulawesi Utara, Semarang, Sumatera Barat, NTT, Sumatera Selatan, Lampung, Maluku, Papua dan Papua Barat, Muara Bulian, DI Yogyakarta, Jombang, Jawa Timur, Riau, DKI Jakarta dan Sumatera.

Tabel E.5.2.1

Statistik Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Keterangan

Triwulan II*

(Apr – Jun) (Jan – Jun) Kumulatif

BU BPR Total BU BPR Total

KTR

BANK (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP BANKKTR (Kasus)PKP

A. PKP Yang Diterima

dari Hasil Pengawasan 2 2 10 20 12 22 4 7 20 44 24 51 1. Dalam Periode Berjalan 2 2 10 20 12 22 4 7 20 44 24 51

B. Tindak Lanjut 0 0 12 28 12 28 2 5 19 46 21 51 1. Telah dilakukan Investigasi 0 0 2 7 2 7 2 5 7 17 9 22 2. Dikembalikan Kepada Pengawasan 0 0 10 21 10 21 0 0 12 29 12 29 C. Dilimpahkan Kepada Penyidikan OJK 2 5 3 10 5 15 6 10 7 15 13 25 Sumber: OJK

*) Ket: data termasuk carry over dari triwulan sebelumnya Dalam tahapan pra-investigasi dilakukan

pengumpulan informasi dan dokumen serta analisis guna memperoleh gambaran PKP yang diduga fraud. Selanjutnya dilakukan pembahasan dalam Forum Quality Assurance (QA) yang bertujuan antara lain untuk menguji hasil analisis, dan merekomendasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk penanganan lebih lanjut terhadap PKP yang diduga fraud.

Pada triwulan II-2016, 53% area penanganan dugaan tindak pidana perbankan adalah terkait dengan perkreditan, diikuti 40% terkait penyalahgunaan dana, dan 7% terkait

window dressing (Grafik E.5.2.1). Adapun

jumlah pelaku yang diduga melakukan Tipibank diantaranya dua Komisaris, lima Direksi, dua Pejabat Eksekutif dan dua karyawan (Grafik E.5.2.2).

Grafik E.5.2.1

Sebaran Jenis Dugaan Tipibank Triwulan II-2016

Sumber: OJK

Grafik E.5.2.2

Pelaku Fraud yang diduga Tipibank Triwulan II-2016

Sumber: OJK Dalam tahap pasca investigasi akan

dilaksanakan Forum Quality Assurance (QA) serta pembahasan dengan satuan kerja bidang hukum dan satuan kerja penyidikan untuk mengevaluasi langkah-langkah investigasi yang telah dilakukan dan merekomendasikan tindak lanjut dugaan tindak pidana perbankan.

Selanjutnya dalam rangka mendukung penegakan hukum di bidang perbankan, pada triwulan II-2016 telah dilimpahkan 15 PKP yang terjadi di lima kantor bank kepada satuan kerja penyidikan.

Mengingat penyebab terjadinya PKP yang diduga fraud adalah karena kelemahan pengawasan internal, kurangnya integritas pegawai, dan kelemahan sistem di bank, maka untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan ketentuan perbankan, bank perlu meningkatkan pengawasan manajemen melalui pelaksanaan independent review oleh SKAI, kajian ulang kebijakan internal, serta pengamanan teknologi informasi dan infrastruktur pendukung.

5.3 Pemberian Keterangan Ahli atau Saksi

Dalam rangka memenuhi permintaan aparat penegak hukum, sampai dengan triwulan II-2016 terdapat 138 permintaan pemberian keterangan ahli dan/atau saksi kepada Kepolisian atau Kejaksaan yang sedang menangani proses penyelidikan, penyidikan, atau penuntutan suatu perkara yang berkaitan dengan tindak pidana perbankan. Dari 138 permintaan tersebut, telah dilakukan 116 pemberian keterangan kepada kepolisian yang terdiri dari 8 keterangan sebagai saksi dan 108 keterangan sebagai ahli. Sementara 22 lainnya masih dalam koordinasi dengan penyidik atau satuan kerja terkait (Tabel E.5.3.1). Pemberian keterangan ahli/saksi dilakukan di Sulawesi Utara, Semarang, Sumatera Barat, NTT, Sumatera Selatan, Lampung, Maluku, Papua dan Papua Barat, Muara Bulian, DI Yogyakarta, Jombang, Jawa Timur, Riau, DKI Jakarta dan Sumatera.

112 Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis| Otoritas Jasa Keuangan Tabel E.5.3.1

Pemberian Keterangan Ahli/Saksi

No. Klasifikasi Permintaan

Total Saksi Ahli

1. Kepolisian 116 8 108

2. Kejaksaan 22 3 19

TOTAL 138 11 127

138 Sumber: OJK

Keterangan ahli yang diberikan baik terhadap kasus-kasus yang pernah ditangani OJK maupun terhadap kasus-kasus yang dilaporkan oleh pihak bank atau pihak lainnya kepada Kepolisian atau Kejaksaan. Pemberian keterangan ahli yang diberikan sesuai dengan kompetensi dan pengalaman pegawai dalam menangani kasus-kasus dugaan tindak pidana perbankan, sehingga penunjukan pegawai yang memberikan keterangan ahli didasarkan pada profesionalisme pegawai, dengan pendampingan dari satuan kerja yang menangani bidang hukum.

5.4 Sosialisasi

Dalam rangka peningkatan pemahaman terhadap penanganan Tipibank, telah dilakukan sosialisasi kepada para penegak hukum dan industri perbankan. Sosialisasi dilaksanakan sebanyak tiga kali di tiga kota, yaitu Padang, Ambon dan Jambi. Selain itu, sehubungan dengan adanya permintaan dari PUSDIK POLRI kepada OJK terkait wisata karya, telah disampaikan paparan kepada peserta Dikbangpres Polri Bintara Idik TP Perbankan tentang peran lembaga OJK dalam pengawasan di bidang sektor perbankan dengan materi “Implementasi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Terkait Kedudukan Pengawasan Bank”.

LAPORAN PROFIL INDUSTRI PERBANKAN - TRIWULAN II

[Pembatas]