• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas air Hujan

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 174-181)

udara rata-rata pertahun sekitar

3.3.3. Kualitas air Hujan

Badan dunia WMO (Word Meteorologi Organization) menyatakan bahwa batas nilai rata-rata air hujan secara internasional adalah sebesar 5,6 yang merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami. Jika pH air hujan lebih besar dari 5,6 maka hujan bersifat basa, dan jika pH lebih rendah dari 5,6 maka hujan bersifat asam, namun jika pH air hujan lebih rendah dari 4,5, maka dinamakan hujan asam.

Pemantauan kondisi kualitas air hujan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2016 untuk parameter pH, Daya Hantar Listrik, Sulfat (SO4),

Nitrat (NO3), logam Krom (Cr), Amonium (NH4), logam Natrium (Na), ion

Kalsium (Ca2+), ion Magnesium (Mg2+). Kualitas air hujan pada bulan Desember

2016 tidak dapat dilakukan pengambilan sampel dikarenakan curah hujan yang turun tidak mencukupi untuk diambil sampelnya. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air hujan tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Gambar 3.3.5.

Gambar 3.3.5.

Hasil Analisis Parameter Kualitas Air Hujan Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya

Tabel 3.3.6.

Analisis Statistik Kualitas Air Hujan Tahun 2016 Analisis Statistik pH (µmhos /em) DHL (mg/L) (mg/L)SO4 (mg/L)NO3 (mg/L)Cr (mg/L)NH4 (mg/L)Na Ca 2+ (mg/L) Mg 2+ (mg/L) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Minimum 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rata-Rata 6,85 6,60 1,96 1,89 < 0,03 0,17 3,60 2,65 < 0,2 Maksimum 8,75 12,30 7,63 9,96 < 0,03 0,66 3,60 9,00 < 0,2

Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

Pada Tabel 3.3.6. terlihat hasil analisis statistik sederhana dari kualiatas air hujan pada tahun 2016. Nilai rata-rata kualitas air hujan untuk masing-masing parameter berturut-turut, yaitu pH 6,85; Daya Hantar Listrik (DHL) 6,60 mg/L; SO41,96 mg/L; NO31,89 mg/L; Cr <0,03 mg/L; NH40,17 mg/L; Na 3,60 mg/L;

Ca2+ 2,65 mg/L; dan Mg2+ <0,2 mg/L. Sedangkan nilai minimum adalah nol

karena beberapa sampel dibawah nilai deteksi limit alat (LOD). Sementara itu, nilai maksimum dari hasil analisis kualitas air hujan masing-masingnya adalah pH 8,75; DHL 12,30 mg/L; SO4 7,63 mg/L; NO39,96 mg/L; Cr <0,03 mg/L; NH4

0,66 mg/L; Na 3,60 mg/L; Ca2+ 9,00 mg/L; dan Mg2+ <0,2 mg/L. (Sumber:

Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016).

Gambar 3.3.6.

Berdasarkan perbandingan nilai pH air hujan terhadap baku mutu WMO tetapkan 5,6 µmhos/em, maka kualitas air hujan per-bulan semua berada diatas nilai 5,6 µmhos/em, atau bersifat normal. Pada Gambar 3.3.6. terlihat trend nilai pH air hujan per-bulan dibandingkan terhadap standar WMO.

Pada Gambar 3.3.7. dan Gambar 3.3.8. terlihat perbandingan nilai pH air hujan bulanan dan nilai pH rata-rata tahunan dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Berdasarkan analisis data bahwa nilai pH air hujan per-tahunnya mengalami peningkatan sebesar 1,24 point lebih ke arah normal, masing-masing nilai pH-nya yaitu

berkisar antara 5,98 sampai 7,60 µmhos/em pada tahun 2013, antara 3,26 sampai 7,24 µmhos/em pada tahun 2014, antara 5,24 sampai 5,85 µmhos/em pada tahun 2015, dan antara 5,58 sampai 8,75 µmhos/em pada tahun 2016.

Gambar 3.3.7.

Perbandingan Nilai pH Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Sumber: Olahan Tabel-29B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

Hasil analisis air hujan tahun 2016 untuk beberapa parameter

seperti pH, SO4, NH4, Na dan

Ca2+ mengalami peningkatan

dibanding tahun 2015. Air hujan hujan tahun 2016 ini sedikit lebih basa dibanding tahun 2015.

Gambar 3.3.8.

Perbandingan Nilai pH Rata-Rata Maksimum dan Minimum Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Sumber: Olahan Tabel-29B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Jika dilihat dari nilai pH tersebut, pH tahun 2016 terlihat normal. pH terendah terjadi sangat signifikan pada tahun 2014, namun tidak ada kemungkinan terjadinya deposisi asam di atmosfer selama tahun 2014, dan pada tahun 2015 masih dalam kisaran normal. Deposisi asam atau hujan asam menggambarkan jatuhnya asam yang ada di atmosfer berupa gas maupun cairan ke tanah, sungai, hutan dan tempat lainnya melalui tetes air hujan, kabut, embun, salju, butiran- butiran cairan (aerosol) ataupun jatuh bersama angin. Asam yang dihasilkan dari reaksi gas-gas SO2, NOxdan HCl dengan reaksi yang cukup banyak dan kompleks

merupakan penyebab deposisi asam.

Pada Gambar 3.3.9. terlihat perbandingan konsentrasi Sulfat air hujan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016, yang menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi Sulfat yang sangat signifikan setiap tahunnya dan meningkat di tahun 2016 sebesar 0,35 mg/L. Konsentrasi sulfat tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2014, sedangkan tahun 2015 dan tahun 2016 terlihat stabil, kecuali pada bulan Juni 2015 dan Oktober 2016.

Gambar 3.3.9.

Perbandingan Nilai Sulfat Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Sumber: Olahan Tabel-29C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Gambar 3.3.10.

Perbandingan Nilai Nitrat Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Pada Gambar 3.3.10. memperlihatkan perbandingan konsentrasi Nitrat air hujan tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi Nitrat setiap tahunnya. Konsentrasi Nitrat air hujan berkisar dari tidak terdeteksi sampai 0,08 mg/L tahun 2013, pada tahun 2014 dari tidak terdeteksi sampai 0,920 mg/L, pada tahun 2015 berkisar antara <0,01 mg/L sampai 1,20 mg/L, dan meningkat pada tahun 2016 sebesar 1,22 mg/L menjadi berkisar antara <0,01 mg/L sampai 9,961 mg/L.

Perbandingan konsentrasi Amonium air hujan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.3.11. yang menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi Amonium sebesar 0,25 mg/L pada tahun 2016 yaitu berkisar antara <0,014 mg/L – 0,660 mg/L. Sedangkan, konsentrasi amonium air hujan pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 masing-masingnya berkisaran antara <0,01 mg/L sampai 0,057 mg/L; 0,004 mg/L sampai 2,071 mg/L; dan 0,049 mg/L sampai 1,230 mg/L. Pada Gambar 3.3.12. merupakan perbandingan rata-rata konsentrasi untuk SO4, NH4, NO3, logam Krom, Natrium, ion Kalsium

dan ion magnesium.

Gambar 3.3.11.

Perbandingan Nilai Amonium Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Gambar 3.3.12.

Perbandingan Rata-Rata Parameter Kualitas Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016

Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

3.3.4. Kualitas Udara Ambien

Tingkat atau mutu kebaikan udara menurut sifat-sifat unsur pembentuknya dapat ditentukan melalui Indeks Pencemaran Udara (IPU), yang memberikan gambaran atau nilai hasil transformasi parameter-parameter (indikator) individual polusi udara yang berhubungan menjadi suatu nilai sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Perhitungan nilai IPU berdasarkan emisi dari dua polutan udara yaitu Sulfur Oksida (SOx) dan Nitrogen Oksida (NOx), yang dijadikan sebagai komponen IPU karena pengaruh keduanya yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia. Jadi kondisi dan perubahan kualitas udara suatu daerah dapat dijelaskan dan diinformasikan melaui IPU dengan cara yang lebih informatif dan mudah dipahami dan juga berguna sebagai masukan bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan. Nilai IPU berkisar antara 0 sampai dengan 100. Nilai 0 menggambarkan kualitas terburuk, sedangkan nilai ideal adalah 100 yang menggambarkan kualitas terbaik.

Adapun parameter yang ditetapkan untuk menentukan tingkat kualitas udara ambien berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yaitu, SO2 (Sulfur Oksida), CO (Karbon

Monoksida), NO2 (Nitrogen Oksida), O3

(Ozon), HC (Hidrokarbon), PM-10

(Particulate Matter <10 µm), PM-2,5

(Particulate Matter <2,5 µm), TSP

(Total Suspended Particulate /Total

Partikel Tersuspensi), logam Pb (Timbal), Dustfall, F (Total Flouride),

Flour Index, Klorin dan Cl2 (Klorin

Dioksida), serta Sulphat Index. Pemantauan kualitas udara ambien di Kabupaten Dharmasraya pada tahun

2016 dilakukan pada lokasi depan Mesjid Al Ichwan Sungai Rumbai. Pemantauan kualitas udara ambien juga dilakukan di beberapa kecamatan yang memliki sumber pencemaran. Pemantauan udara ambien dengan metode passive sampler juga dilakukan atas kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2016. Selain itu, pemantauan kualitas udara ambien di lokasi Perusahaan tahun 2016 juga dilakukan oleh PT.Tidar Kerinci Agung, dan Incasi Raya Group (PT.Incasi Raya Pangian, PT.Selago Makmur Plantation, PT.Bina Pratama Sakato Jaya, dan PT.Sumbar Andalas Kencana).

Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan pada beberapa lokasi, yaitu satu lokasi depan Mesjid Al Ichwan Sungai Rumbai oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dan 8 (delapan) lokasi dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya, masing-masing untuk parameter SO2, CO, NO2, O3, HC,

PM 10, PM 2,5, TSP, Pb, Dustfall, Total Flourides sebagai F, Flour Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, dan Sulphat Index, seperti yang terlihat pada Pada Gambar 3.3.13. dan Pada Gambar 3.3.14.

Kualitas udara

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 174-181)