• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Air Sunga

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 108-114)

ANALISIS PRESSURE, STATE, DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

3.2. KUALITAS AIR

3.2.4. Kualitas Air Sunga

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air yang meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pemanfaatan sumber air harus harus dikelola dengan baik terutama kualitas dan kuantitasnya. Limbah yang mengandung beban pencemar masuk ke lingkungan perairan dapat menyebabkan perubahan terhadap kualitas air.

Baku mutu air adalah batas kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yg ada dan atau unsur pencemar yang diperkenankan keberadaannya di dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya serta tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu air.

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tingkatan mutu air ini dibagi berdasarkan kemungkinan penggunaannya bagi suatu peruntukan air (designatetd beneficial

water uses). Sedangkan status mutu air merupakan tingkat kondisi mutu air

menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Status mutu air ditetapkan untuk menyatakan :

a. kondisi cemar, apabila mutu air tidak memenuhi baku mutu air; b. kondisi baik, apabila mutu air memenuhi baku mutu air.

Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas yaitu:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana kegiatan rekreasi air, pembudidayakan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Sumitomo dan Nemerow (1970), Universitas Texas, A.S., mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran (Pollution Index) yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan (Nemerow, 1974). Indeks ini memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air (Water Quality Index). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa

pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter kualitas yang independent dan bermakna.

Evaluasi terhadap nilai Indeks Pencemaran (IP) adalah : 0IP1,0 ==> memenuhi baku mutu (kondisi baik)

1,0 < IP5,0 ==> cemar ringan 5,0 < IP 10 ==> cemar sedang IP > 10 ==> cemar berat

Pemantauan kualitas air sungai Batanghari telah dilakukan pada tahun 2016 untuk 5 (lima) titik pantau dengan masing-masing kode yaitu, BH1 (Batanghari Batu Bakawuik) di Kecamatan Pulau Punjung, BH2 (Batanghari Sungai Dareh) di Kecamatan Pulau Punjung, BH3 (Batangahari Siguntur) di Kecamatan Sitiung, BH4 (Batanghari Pulai) di Kecamatan Sitiung dan BH5 (Batanghari Teluk Lancang) di Kecamatan Koto Salak. Pemantauan kualitas air sungai juga dilakukan untuk beberapa titik sampling sungai besar dan anak sungai lainnya, seperti Batang Momong (Hulu di Kecamatan IX Koto dan Muara di Kecamatan Pulau Punjung), Batang Pangian (Sialang Kecamatan Pulau Punjung), Batang Timpeh (Kecamatan Padang Laweh), Batang Mimpi (Sikabau Kecamatan Pulau Punjung), Batang Piruko (Nagari Gunung Medan di Kecamatan Sitiung), Batang Siat (Koto Baru Kecamatan Koto Baru dan Abai Siat Kecamatan Koto Besar), Sungai Koto Balai (Kecamatan Koto Baru), Sungai Betung (Kecamatan Sungai Rumbai), dan Batang Sinabuhan (Abai Siat Kecamatan Koto Besar). Pemantauan air sungai Batanghari dan sungai besar lainnya ini dilakukan secara rutin minimal 2 (dua) kali dalam setahun.

Pada sub bab ini akan menjelaskan hasil pemantauan kualitas air sungai Batanghari yang dilakukan pada tanggal 6 Juni 2016 dan dilakukan analisis masing-masing sampel air sungai untuk parameter fisika (temperatur, residu terlarut, residu tersuspensi dan daya hantar listrik), kimia anorganik (pH,

DO/Dissolved Oxygen, BOD/Biological Oxygen Demand, COD/Chemical Oxygen

Demand, NO2/Nitrit, NO3/Nitrat, NH3/Amoniak, Klorin Bebas, T-P/Total Posfat,

mikrobiologi (Fecal Coliform dan Total Coliform). (Sumber: Tabel 17. Lampiran

Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016).

Gambar 3.2.23.

Kualitas Air Sungai Batanghari Tahun 2016 Untuk Parameter Fisika

Sumber: Olahan Tabel-17A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Pada Gambar 3.2.23. memperlihatkan hasil analisis kualitas air sungai Batanghari untuk parameter fisika, bahwa parameter residu tersuspensi (TSS) untuk semua lokasi titik pemantuan BH1, BH2, BH3, BH4, dan BH5 telah melebihi nilai baku mutu air kelas II dalam PP 82/2001 (≤50 mg/L), dengan nilai masing-masingnya berurutan adalah 165 mg/L, 50 mg/L, 217 mg/L, 177 mg/L, dan 68 mg/L. Konsentrasi TSS terendah yaitu pada BH2 (Batanghari Sungai Dareh), dan Konsentrasi TSS tertinggi terdeteksi pada BH3 (Batanghari Siguntur). Sementar itu, untuk parameter residu terlarut (TDS) masih dalam batas baku mutu air kelas II (≤1000 mg/L), (Sumber: Tabel-17A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016).

Hasil analisis kualitas air sungai Batanghari seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.24. untuk parameter mikrobiologi yaitu Fecal Coliform telah melebihi nilai baku mutu air kelas II dalam PP 82/2001 (batas ≤1000 jmlh/100 mL) untuk semua titik sampling air sungai Batanghari, yaitu >2400 jmlh/100 mL. Sedangkan

hasil analisis untuk parameter Total Coliform masih dalam batas baku mutu air kelas II dalam PP 82/2001 (batas ≤5000 jmlh/100 mL).

Gambar 3.2.24.

Kualitas Air Sungai Batanghari Tahun 2016 Untuk Parameter Mikrobiologi

Sumber: Olahan Tabel-17A. Lampiran II Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Gambar 3.2.25.

Kualitas Air Sungai Batanghari Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Organik

Sumber: Olahan Tabel-17A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Sementara itu, hasil analisis kualitas air sungai Batanghari untuk parameter kimia organik seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2.25. memperlihatkan bahwa kualitas air di semua titik sampling air sungai Batanghari untuk parameter Fenol

masih memenuhi nilai baku mutu air kelas II PP 82/2001 (≤1,0 µg/L), masing- masing berturut-turut yaitu Batanghari Batu Bakawuik (BH1) 0,090 µg/L, Batanghari Sungai Dareh (BH2) 0,040 µg/L, Batanghari Siguntur (BH3) 0,060 µg/L, Batanghari Pulai (BH4) 0,020 µg/L, dan Batanghari Teluk Lancang (BH5) tidak terdeteksi.

Pada Gambar 3.2.26. terlihat bahwa kualitas air sungai Batanghari untuk beberapa parameter Kimia Anorganik telah melewati atau tidak memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan untuk air kelas II dalam PP 82/2001, yaitu parameter DO (baku mutu 4 mg/L) untuk titik sampling air sungai Batanghari Sungai Dareh (BH2) 2,99 mg/L, dan untuk parameter BOD (baku mutu ≤3 mg/L) yang melebihi nilai baku mutu yaitu untuk titik sampling sungai Batanghari Teluk Lancang (BH5) 3,62 mg/L. Sedangkan untuk parameter COD (baku mutu ≤25 mg/L) untuk titik sampling air sungai Batanghari Batu Bakawuik (BH1) 107 mg/L dan Batanghari Sungai Dareh (BH2) 117 mg/L. Untuk Parameter Nitrat/NO2 (baku mutu ≤0,06 mg/L) telah melebihi nilai baku mutu untuk titik sampling air sungai Batanghari Siguntur (BH3) 0,07 mg/L.

Gambar 3.2.26.

Kualitas Air Sungai Batanghari Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Anorganik

Parameter Klorin Bebas (baku mutu ≤0,03 mg/L) yang melebihi baku mutu yaitu untuk titik sampling air sungai Batanghari Siguntur (BH3) 0,03 mg/L, Batanghari Pulai (BH4) 0,03 mg/L dan Batangahari Teluk Lancang (BH5) 0,03 mg/L. Sedangkan parameter T-P/Total Posfat (baku mutu ≤0,2 mg/L) yang melebihi nilai baku mutu yaitu untuk titik sampling sungai Batanghari Batu Bakawuik (BH1) 1,25 mg/L, Batanghari Sungai Dareh (BH2) 1,22 mg/L, Batanghari Siguntur (BH3) 1,46 mg/L, dan Batanghari Pulai (BH4) 1,49 mg/L.

(Sumber: Tabel-17B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2016).

Hasil analisis kualitas air sungai Batanghari pada tahun 2016 untuk parameter NO3, Sianida (baku mutu ≤0,02 mg/L) dan H2S (baku mutu ≤0,002

mg/L) masih memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. (Sumber: Tabel-17B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016).

Perhitungan Indeks Pencemaran Air (IPA) tahun 2016 telah dilakukan berdasarkan hasil analisis konsentrasi dari parameter TSS, BOD, COD, TP, Fecal Coliform dan Total Coliform dan menunjukkan hasil bahwa Air Sungai Batanghari memiliki status mutu air tercemar ringan dan tercemar sedang. Adapun index masing-masing-masing lokasi titik pantau Batanghari yaitu Batu Bakawuik (3,88) tercemar ringan, Sungai Dareh (3,76) tercemar ringan, Siguntur (4,00) tercemar ringan, Pulai (4,03) tercemar ringan, dan Teluk Lancang (2,16) tercemar ringan. Sedangkan indeks rata-rata IPA Sungai Batanghari secara keseluruhan bernilai 3,57 atau tercemar ringan. Perhitungan nilai IPA air sungai Batanghari tahun 2016 yaitu 58,88%.

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 108-114)