• Tidak ada hasil yang ditemukan

mikrobiologi, sehingga untuk dapat dijadikan

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 131-141)

air baku harus dilakukan

pengelolaan yang baik.

yaitu di Gunung Medan Kecamatan Sitiung, Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Rumbai, Pulau Punjung Kecamatan Pulau Punjung, dan Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung. Masing-masing sampel air sumur dianalisis untuk parameter fisika, kimia anorganik, kimia organik dan mikrobiologi. Hasil analisis masing-masing sampel air sumur akan dibandingkan dengan nilai baku mutu untuk air kelas I dalam PP 82/2001 masing-masingnya untuk parameter fisika, kimia anorganik, kimia organik dan mikrobiologi.

Hasil analisis parameter fisika terlihat pada Gambar 3.2.37. untuk masing- masing sampel air sumur tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua parameter fisika yang dianalisis masih berada dalam standar baku mutu air kelas I dalam PP 82/2001 (residu terlarut ≤1000 mg/L dan residu tersuspensi ≤50 mg/L), Konsentrasi residu terlarut tertinggi terdeteksi pada air sumur Sungai Dareh 18,40 mg/L dan konsentrasi residu terlarut terendah terdeteksi pada air sumur Sungai Rumbai 4,16 mg/L, Sedangkan residu tersuspensi tertinggi terdeteksi pada air Sumur Sungai Dareh 27 mg/L dan daya hantar listrik tertinggi 2,02 mg/L pada air Sumur Gunung Medan.

Gambar 3.2.37.

Kualitas Air Sumur Tahun 2016 Untuk Parameter Fisika

Kualitas air sumur pada tahun 2016 untuk parameter kimia anorganik seperti pH, DO, BOD, COD, NO2, NO3, NH3, Klorin Bebas, T-P, Sianida dan H2S

dari sampel air sumur dapat dilihat pada Gambar 3.2.38. Untuk Parameter pH, DO, BOD, COD, NO2, NH3, Khlorin Bebas, TP, dan Sianida pada semua sampel air

sumur masih memenuhi baku mutu air kelas I PP 82/2001 (pH 6-9, DO ≥6 mg/L, BOD ≤ 2mg/L, NO2 ≤0,06 mg/L, NH3 ≤0,05 mg/L, Cl2 ≤0,03 mg/L, TP ≤0,2

mg/L dan Sianida ≤0,02 mg/L). Sedangkan hasil analisis parameter NO3 untuk sampel air sumur Sungai Rumbai telah melebihi nilai baku mutu air kelas I (NO3

≤10 mg/L), dan H2S pada air sumur Sungai Dareh dan Sungai Rumbai telah

melebihi nilai baku mutu air kelas I (H2S ≤0.002 mg/L). Gambar 3.2.38.

Kualitas Air Sumur Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Anorganik

Sumber: Olahan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

Parameter kimia organik pada sampel air sumur tahun 2016 dilakukan analisis untuk parameter fenol, minyak dan lemak, serta detegen. Pada Gambar 3.2.39. terlihat hasil analisis yang menunjukkan bahwa semua sampel air sumur masih memenuhi batas baku mutu air kelas I dalam PP 82/2001 (Fenol ≤ 1,0 μg/L, Minyak & Lemak ≤1000 µg/L, Detergen ≤ 200 μg/L). Sedangkan pada Gambar 3.2.40. terlihat hasil analisis untuk parameter mikrobiologi untuk Fecal Coliform

dan Total Coliform telah melewati standar baku mutu air kelas I (Fecal Coliform ≤100 jumlah/100 ml dan Total Coliform ≤1000 jumlah/100 ml).

Gambar 3.2.39.

Kualitas Air Sumur Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Organik

Sumber: Olahan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Gambar 3.2.40.

Kualitas Air Sumur Tahun 2016 Untuk Parameter Mikrobiologi

Pada Gambar 3.2.41. terlihat hasil analisis kualitas air sumur Pulau Punjung tahun 2016 yang memenuhi baku mutu, sesuai dengan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Pada Gambar 3.2.42. dapat dilihat hasil analisis kualitas air sumur Sungai Dareh tahun 2016 yang memenuhi baku mutu, sesuai dengan Tabel 19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.

Gambar 3.2.41.

Kualitas Air Sumur Pulau Punjung Tahun 2016 Yang Memenuhi Baku Mutu

Gambar 3.2.42.

Kualitas Air Sumur Sungai Dareh Tahun 2016 Yang Memenuhi Baku Mutu

Sumber: Olahan Tabel-19B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Gambar 3.2.43.

Kualitas Air Sumur Gunung Medan Tahun 2016 Yang Memenuhi Baku Mutu

Pada Gambar 3.2.43. dapat dilihat hasil analisis kualitas air sumur Gunung Medan tahun 2016 yang memenuhi baku mutu, sesuai dengan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.

Pada Gambar 3.2.44. dapat dilihat hasil analisis kualitas air sumur Gunung Medan tahun 2016 yang memenuhi baku mutu, sesuai dengan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.

Gambar 3.2.44.

Kualitas Air Sumur Sungai Rumbai Tahun 2016 Yang Memenuhi Baku Mutu

Sumber: Olahan Tabel-19D. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Perbandingan berdasarkan antar lokasi terhadap kualitas air sumur tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.2.8. untuk parameter fisika, kimia anorganik, kimia organik, dan mikrobiologi, serta persentase yang tidak memenuhi baku mutu sesuai dengan standar baku mutu air kelas I dalam PP 82/2001 untuk masing-masing lokasi titik pantau air sumur.

Berdasarkan perbandingan antar lokasi dan antar waktu menjelaskan bahwa persentase kualitas sampel air sumur Pulau Punjung, Gunung Medan dan Sungai Rumbai tidak memenuhi baku mutu yaitu untuk parameter mikrobiologi, dimana persentase terhadap baku mutu masih belum terpenuhi. Air Sumur Sungai

Dareh dan Sungai Rumbai untuk parameter kimia anorganik masih belum memenuhi baku mutu. Namun, dapat disimpulkan bahwa secara umum pada tahun 2016 kualitas air sumur pada 4 (empat) lokasi tersebut telah mengalami peningkatan kualitas air sumur yang terlihat dari semakin sedikitnya parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan sebagai Kelas 1 dalam PP 82/2001.

Tabel 3.2.8.

Perbandingan Kualitas Air Sumur Tahun 2015 dengan Tahun 2016 Berdasarkan Standar Baku Mutu

No SamplingLokasi Parameter

Tahun 2015 Tahun 2016 Parameter Yang Tidak Memenuhi Baku Mutu % Parameter Yang Tidak Memenuhi Baku Mutu % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pulau

Punjung Fisika Tidak Ada 0,00 Tidak Ada 0,00

Kimia

Anorganik pH, DO, BOD, COD 33,33 Tidak Ada 0,00 Kimia Organik Tidak Ada, (detergen

dan fenol tidak ada data)

0,00 Tidak Ada 0,00 Mikrobiologi Fecal coliform, Total

Coliform 100,0 FecalTotal Coliformcoliform, 100,0 2 Sungai

Dareh FisikaKimia Tidak Ada 0,00 Tidak Ada 0,00 Anorganik pH, DO, BOD, COD,H2S 41,67 H2S 8,33 Kimia Organik Tidak Ada, (detergen

dan fenol tidak ada data)

0,00 Tidak Ada 0,00 Mikrobiologi Fecal coliform, Total

Coliform 100,0 Tidak Ada 100,0 3 Gunung

Medan FisikaKimia Tidak Ada 0,00 Tidak Ada 0,00 Anorganik pH, DO, BOD, COD,H2S 41,67 Tidak Ada 0,00 Kimia Organik Tidak Ada, (detergen

dan fenol tidak ada data)

0,00 Tidak Ada 0,00 Mikrobiologi Fecal coliform, Total

Coliform 100,0 FecalTotal Coliformcoliform, 100,0 4 Sungai

Rumbai FisikaKimia Tidak Ada 0,00 Tidak Ada 0,00 Anorganik pH, DO, BOD, COD,H2S 41,67 NO3 8,33 Kimia Organik Tidak Ada, (detergen

dan fenol tidak ada data)

0,00 Tidak Ada 0,00 Mikrobiologi Fecal coliform, Total

Coliform 100,0 FecalTotal Coliformcoliform, 100,0

Hasil analsisis statistik dari kualitas air sumur tahun 2016 terlihat berupa nilai maksimum, rata-rata dan minimum dari 4 (empat) lokasi sampel air sumur di Kabupaten Dharmasraya untuk masing-masing parameter fisika, kimia anorganik, kimia organik dan mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel 3.2.9. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa sampel air sumur rata-rata masih belum terpenuhinya baku mutu air kelas I untuk parameter kimia anorganik dan mikrobiolgi.

Tabel 3.2.9.

Hasil Analisis Statistik Kualitas Air Sumur Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya

No, Parameter (PP 82/2001Baku Mutu

Kelas I) Maks. Rata-Rata Min.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Parameter Fisik 1 Temperatur (oC) Deviasi 3 29,60 27,55 25,20 2 Residu Terlarut (mg/L) 1.000 18,40 10,87 4,16 3 Residu Tersuspensi (mg/L) 50 27,00 20,50 17,00 4, DHL - 2,02 0,57 0,01 B. Parameter Anorganik 1 pH 6-9 7,59 6,96 6,40 2 DO (mg/L) 6 - - - 3 BOD (mg/L) 2 1,10 0,60 0,20 4 COD (mg/L) 10 2,92 1,59 0,81 5 NO2(mg/L) 0,06 - - - 6 NO3(mg/L) 10 26,750 9,045 0,216 7 NH3(mg/L) 0,5 0,364 0,196 0,112 8 Klorin Bebas (mg/L) 0,2 0,02 0,02 0,02 9 T-P (mg/L) 0,03 0,093 0,060 0,026 10 Sianida (mg/L) 0,02 0,004 0,000 0,004 11 H2S (mg/L) 0,002 0,056 0,045 0,034 C. Parameter Organik 1 Fenol (µg/L) 1 0,000 0,000 0,000

2 Minyak dan Lemak (µg/L) 1,000 0,004 0,003 0,002

3 Detergen (µg/L) 200 0,012 0,000 0,010

D. Parameter Mikrobiologi

1 Fecal coliform (jmlh/100 ml) 100 2400,0 2400,0 2400,0

2 Total coliform (jmlh/100 ml) 1.000 2400,0 2400,0 2400,0 Sumber: Olahan Tabel-19. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

Permasalahan kuantitas dan kualitas air tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, namun upaya dan peran aktif masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan suatu program kegiatan yang telah direncanakan Pemerintah Daerah. Adapun upaya sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber air yaitu:

a) Mengurangi pencemaran air, yaitu dengan tidak membuang limbah langsung ke perairan terbuka dan melakukan pengelolaan limbah secara terpadu;

b) Melakukan proses sedimentasi terhadap air yang keruh pada bak penampungan dan penyaringan sebelum digunakan;

c) Ikut menjaga kelestarian lingkungan, memperluas jumlah serapan air dengan cara tidak menebang pohon di daerah serapan air dan membuat sumur resapan; d) Menggunakan air seperlunya saja (tidak boros air);

e) Meminimalisir kadar zat kapur pada air minum.

3.2.7. Kualitas Air Laut

Analisis data pada Tabel 20 Lampiran Dokumen IKPLHD (Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) Kabupaten Dharmasraya tahun 2016 yang menjelaskan tentang informasi Kualitas Air Laut tidak ada, disebabkan oleh Kabupaten Dharmasraya tidak memiliki wilayah laut, pesisir dan pantai, maka tidak bisa dilakukan pembahasan pada bagian ini,

3.2.6. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan

Kabupaten Dharmasraya terletak pada posisi lintang antara 0048’25,367’’- 141’40,269” LS dan posisi bujur antara 1018’32,52’’ - 10153’3,166’’ BT, berdasarkan iklim Koppen, maka dapat tergolong pada iklim tropis. Topografi Kabupaten Dharmasraya mayoritas berupa lahan datar dengan ketinggian dari 82 meter sampai 1,525 meter dari permukaan laut, sehingga dapat dikelompokkan ke zona iklim sedang dengan ketinggian antara 700 meter sampai 1,500 meter di atas permukaan laut,

Informasi tentang curah hujan bulanan untntuk menjawab kondisi lingkungan hidup terhadap isu perubahan iklim akan menyajikan kondisi berdasarkan perbandingan standar/kriteria, nilai antar lokasi dan antar waktu, dan analisis statistik sederhana dengan menampilkan nilai maksimum, minimum dan rata-rata curah hujan bulanan.

Pemantauan rutin curah hujan dikelola melalui lima stasiun pemantauan oleh Balai PSDA Sumatera Barat yang berkantor cabang di Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Adapun 5 (lima)

stasiun pemantauan tersebut terletak di beberapa lokasi, yaitu Stasiun Durian Simpai Silago di Kecamatan IX Koto, Stasiun Bendungan Batu Bakawuik Batanghari di Kecamatan Pulau Punjung, Stasiun Komplek Sedasi di Kecamatan Pulau Punjung, Stasiun Padang Sidondang di Kecamatan Sitiung dan Stasiun Piruko di Kecamatan Koto Baru.

Perbandingan curah hujan rata-rata bulanan selama tahun 2016 yang dipantau oleh lima stasiun pemantauan yang ada di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat

trend per-bulannya pada Gambar 3.2.45. Data curah hujan tersebut menjelaskan bahwa setiap lokasi memiliki intensitas curah hujan yang berbeda-beda, hal ini terlihat dari data yang fluktuatif pada bulan yang sama untuk kelima stasiun pemantauan. Akan tetapi umumnya memiliki kecenderungan yang sama hampir setiap bulannya, kecuali pada stasiun Sedasi dan Padang Sidondang terlihat lebih tinggi pada bulan Juli. Pada Stasiun Pemantauan Koto Baru Piruko tidak ada tercatat data curah hujan untuk bulan Juli sampai November disebabkan oleh adanya kerusakan pada sistem. Intensitas curah hujan terlihat sangat rendah pada bulan Juni sampai Oktober 2016 dan Desember 2016, dan intensitas curah hujan

Jika

dibandingkan

curah

Dalam dokumen BUKU II IKPLHD KAB.DHARMASRAYA 2016 (Halaman 131-141)