• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kurikulum

 Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.

 Kurikulum seharusnya memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan terwujudnya visi program studi. Kurikulum memuat mata kuliah/modul/blok yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi mata kuliah/modul/blok, silabus, rencana pembelajaran dan evaluasi.

 Kurikulum harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan, cakupan dan kedalaman materi, pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan keterampilan kepribadian dan perilaku (soft skills) yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.

5.1.1 Kompetensi

Uraikan secara ringkas kompetensi lulusan (kompetensi utama, kompetensi pendukung, kompetensi lainnya).

Kompetensi lulusan Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), mengacu kepada tujuan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni yaitu studi seni dalam konteks kebudayaan umat manusia.

Lulusannya disebut magister seni (disingkat M.Sn.).

Setelah menyelesaikan studi di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU), maka lulusan ini akan menjadi:

1. Peneliti seni budaya khususnya musik, tari, teater, rupa, dan media dalam kebudayaan, yang bisa berprofesi sebagai ilmuwan seni budaya, peneliti ahli untuk seni musik, peneliti ahli untuk seni tari, peneliti ahli untuk seni teater, peneliti ahli untuk seni rupa, peneliti ahli untuk media seni, peneliti ahli untuk bidang seni budaya dan pariwisata, peneliti ahli bidang budaya, tenaga ahli sejarah seni, dan lain-lainnya.

2. Narasumber seni budaya yang berprofesi sebagai narasumber musik, tari, teater, rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan lain-lainnya.

3. Konsultan seni budaya, yang berprofesi sebagai konsultan (pemberi saran dan perencanaan) seni, musik, tari, teater, rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan lain-lainnya.

4. Pencipta seni, yang berprofesi sebagai komponis, koreografer, penggubah lagu, penulis lirik lagu, pencipta tari, koreografer tari, art director, pelukis ahli, pemahat ahli, pematung ahli, pengrajin ahli, pemain tetaer ahli, stage manager ahli, penciptaan media, ahli disain grafis, praktisi seni , dan lain-lain.

Tabel 5.1

Kompetensi Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU No. Program

Kompetensi dan Deskripsi Lulusan

No. Kompetensi Lulusan Deskripsi Lulusan

1. Peneliti Seni Budaya Peneliti Seni berintegritas yang mampu mengelola riset untuk menghasilkan karya seni inovatif dan teruji dengan menggunakan pendekatan interdisipliner maupun multidimensional untuk menjawab permasalahan kesenian sehingga memberi manfaat bagi pengembangan keilmuan dan masyarakat.

2. Narasumber Seni Narasumber Kesenian yang memiliki kemampuan dalam menulis artikel tentang berbagai permasalahan kesenian dan mampu menyampaikannya pada pertemuan ilmiah nasional maupun internasional.

3. Konsultan Seni Konsultan Seni yang ahli dalam memberikan advice pada perancangan dan pengelolaan penelitian seni, pembuatan buku seni, serta pengelolaan situs seni untuk pengembangan industri pariwisata.

4. Pencipta Seni Pencipta seni yang ahli dalam mewujudkan karya-karya seni (musik, tari, teater, media, dan lainnya) untuk pengembangan penciptaan seni.

Tabel 5.3:

Rincian Bahan Kajian dan Tingkat Kedalaman

serta Keluasan Bidang Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Harus Dikuasai Bidang Ipteks yang

Dipelajari

Bahan Kajian yang Harus Dikuasai Tingkat Keluasan Materi Tingkat Kedalaman Penciptaan dan Pengkajian

Seni

Seni dalam konteks kebudayaan 1. Seni sebagai

kebudayaan,

2. Seni dalam kebudayaan, 3. Seni dan hubungannya

dengan kebudayaan. penciptaan dan pengkajian: musik, tari, teater, rupa, media, dan lainnya. Bidang ilmu yang dipelajari itu disebut dengan Penciptaan dan Pengkajian Seni, yaitu ilmu yang mempelajari seni dalam konteks kebudayaan. Tingkat keluasan materinya adalah seni dalam konteks kebudayaan, yang dapat dirinci lagi menjadi tiga kajian yang saling terkait, yaitu: (a) seni sebagai kebudayaan, (b) seni dalam kebudayaan, dan (c) seni dan hubungannya dengan kebudayaan. Yang dimaksud seni sebagai kebudayaan, adalah seni yang dikaji oleh para magister pengkajian dan itu dipandang sebagai sebuah ide, kegiatan, maupun bentuk audio, visual, benda-benda seni dari sebuah kebudayaan yang menghasilkannya. Kemudian yang dimaksud dengan seni dalam kebudayaan, adalah seni adalah sebagai salah satu unsur kesenian dan kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan universal. Dalam hal ini melihat seni di dalam kebudayaan, adalah berfokus kepada seni itu sendiri dan kemudian melihatnya dengan unsur-unsur kebudayaan lain. Seni menjadi bahagian integral dengan kebudayaan, yang tidak dapat berdiri sendiri.

Di sisi lain, studi seni dan hubungannya dengan kebudayaan adalah bahwa dalam melakukan kajian seni ini, para calon magister penciptaan dan pengkajian seni harus mengaitkannya dengan unsur-unsur seni budaya, seperti dalam konteks bahasa, agama, teknologi, ekonomi, organisasi, dan pendidikan.

Kemudian, tingkat kedalaman bahan kajian yang harus dikuasai oleh seorang magister pengkajian dan lulusan strata satu Penciptaan dan Pengkajian Seni ini adalah konsep teoretis baik yang bersifat emik (yang berasal dari masyarakat yang dikaji) maupun yang bersifat etik (yaitu konsep teoretis yang dikembangkan oleh para ilmuwan di dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni itu sendiri).

Catatan: Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung, dan lainnya dapat dilihat pada Kepmendiknas No. 045/U/2002.

5.1.2 Struktur Kurikulum

Beban studi program magister bagi peserta sekurang-kurangnya 36 SKS dan sebanyak-banyaknya 50 SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 4 (empat) semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester termasuk penyusunan tesis, setelah program sarjana, atau yang sederajat (Kepmendiknas No. 232/U/2000).

5.1.2.1 Jelaskan struktur kurikulum (perkuliahan, tugas-tugas khusus, penelitian tesis, penulisan hasil penelitian tesis) serta keterkaitan di antaranya, serta lengkapi tabel di bawah ini.

Struktur

KURIKULUM PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2)