• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

5.5 Sistem Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran

Untuk setiap aspek pada subbutir 5.5.1 s.d. 5.5.4, uraikan (1) keberadaan standard operating procedure (SOP), (2) keberadaan dan keefektifan lembaga/komisi pelaksana, dan (3) mekanisme monev.

5.5.1 Proses penyusunan usul penelitian dan pelaksanaan penelitian tesis

(1) Proses penyusunan usul penelitian dalam pelaksanaan penelitian tesis, prosedur operasi standarnya (SOP) adalah pada awal kali dimulai dari kelas mata kuliah Kolokium. Dalam kelas ini dosen mengarahkan mahasiswa tentang bagaimana proses penelitian secara ilmiah, teruta,ma dalam konteks penelitian tesis (dan pembuatan karya seni). Termasuk di dalam kelas kuliah ini diajarkan teknik penulisan ilmiah secara umum, dan khususnya di bidanag seni. Tulisan yang khas seni itu mencakup proses-proses seperti: rekaman data audiovisual, visual, situs, dan setersunya. Demikian pula transkripsi musik, tari, pertunjukan secara khas di dalam ilmu-ilmu kesenian. Pada masa ini, para mahasiswa sudah ditugaskan melakukan penelitian awal (observasi) terhadap seni yang ditelitinya untuk penulisan tesis. Monitoring dilakukan melalui penulisan proposal atau usulan penelitian tesis (dan karya seni). Dosen mata kuliah ini mewajibkan mahasiswa mempresentasikan draft proposalnya di depan kelas, dan semua peserta kuliah dapat memberikan masukan dan kritikan untuk draft usul penelitian tesis tersebut. Drfat usul penelitian tesis ini dinilai oleh dosen pengasuh mata kuliah Kolokium. Di akhir kuliah, sudah dihasilkan satu proposal penelitian tesis (karya seni) untuk setiap mahasiswa peserta kelas ini.

Kemudian dilanjutkan ke matakuliah Seminar. Mata kuliah ini dilakukan dua kali yakni seminar di dalam kelas dan seminar di luar kelas, baik dalam tataran lokal, nasional, dan

internasional. Seminar di dalam kelas, setiap mahasiswa menyajikan proposal penetilian tesisnya, dan kemudian peserta lain memberikan kritikan dan masukan secara saintifik. Setelah itu seminar dilakukan di luar kelas, dengan pengorganisasian seminar dilakukan oleh mahasiswa Prodi MPPSn FIB USU bekerjasama dengan mahasiswa magister institusi kerjasama yang dipilih. Di akhir kuliah dosen memberikan nilai terhadap kinerja masing-masing mahasiswa dalam mengikuti metakuliah seminar ini.

Materi kelas Kolokium dan Seminar ini, kemudian sebuah proposal, yang kemuidian diajukan ke pihak Prodi Magister Penciptaan dan Pengkjaian seni FIB USU Medan. Kemudian Ketua Prodi atau Sekretaris Prodi menunjuk dua dosen pembimbing tesis berdasarkan bidang ilmu dan strata pendidikannya (minimal doktor). Kemudian Prodi membuat surat usulan ke pihak dekan tentang pembimbingan tesis ini. Dekan setelah itu menerbitkan surat pembimbingan penelitian dan penulisan tesis. Setelah dipandang telah melakukan penelitiaan dan memperoleh hasil-hasil penelitian, prosedur berikutnya adalah mengikuti Ujian Seminar Hasil Penelitian Tesis.

Ujian ini dilakukan oleh panitia dan penguji yang jumlahnya enam orang, yakni enam penguji (seorang di antaranya merangkap ketua panitian) dan seorang sekretaris. Mahasiswa menyajikan hasil penelitian tesisnya, yang mencakup: judul, latar belakang, pokok masalah, teori dan metode yang digunakan, etnografi (atau deskripsi genre seni yang dikaji), kajian, hasil, kesimpulan, daftar pustaka, (bila perlu glosarium), daftar informan atau responden penelitian, lampiran, dan lain-lain. Untuk mahasiswa penciptaan seni, selain membuat satu karya seni, mereka diwajibkan melakukan penelitian tentang kesenian dalam masyarakat dan kemudian mengkonversikannya dalam karya seni. Kemudian karya seni ini wajib dideskripsikan secara keilmuan, termasuk latar belakang, permasalahan, dan tujuan utama membuat karya seni berdasar kebudayaan masyarakat yang diteliti, serta analisis nilai-nilai budaya yang merekat erat dalam karya seni mereka ini. Mahasiswa dipersilahkan menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk tesis awal, yang diuraikan secara verbal, visual, maupun audiovisual. Bialamana perlu dihadirkan para seniman atau narasumber penelitian tesisnya.

Setelah itu, untuk tahap terakhir operasional penelitian tesis (karya seni) adalah ujian tertutup tesis/dan karya seni. Ujian ini juga melibatkan enam orang panitia dan penguji (termasuk dua pembimbing). Ujian tertutup ini biasanya langsung diuji oleh semua penguji, baik dari sisi teknis maupun isi tesis.

(2) Keberadaan dan keefektifan lembaga/komisi pelaksana dalam rangka usul penelitian dan pelaksanaan penelitian tesis, sangat bermanfaat dalam menjaga kualitas (mutu) tesis sesuai standar saintifik. Bahwa apapun bentuk karya ilmiah dalam dunia Perguruan Tinggi perlu mengikuti prosedur yang berlaku. Jadi keberadaan mata kuliah Kolokium, Seminar, serta ujian

Seminar Hasil Penelitian Tesis, dan Ujian Tertutup Tesis (Karya Seni), adalah berfungsi untuk menjaga kualitas keilmuan dan kompetensi calon magister ini. Demikian pula keberadaan dosen penguji, pembimbing, dan kepantiaan adalah dalam konteks menjaga kualitas dan kemampuan akademik seorang calon magister seni.

(3) Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui mata kuliah Kolokium dan Seminar yang dipandu dosen pengasuh, serta dua kali ujian (seminar hasil dan tertutup). Monitoring dan evaluasi dilakukan sejak awal jalannya kuliah dan ujian, yang kemudian hasilnya terkonversi di dalam nilai-nilai. Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, menetapkan bahwa mahasiswa dinyatakat lulus dalam konteks penelitian tesis ini apabila memperoleh sekurang-kurangnya B (kuantitatif 70 dari maksimum 100), dalam mata kuliah Kolokium, Seminar, demikian pula ujian seminar hasil, dan tertutup tesis (karya seni). Kesemuanya berjumlah 8 (delapan) SKS dari 41 SKS, untuk menyelesaikan seluruh rangkaian studi di Prodi MPPSn FIB USU.

5.5.2 Proses penulisan tesis

(1) Standard Operational Procedure proses penulisan tesis dilakukan setelah ditunjuknya dua dosen pembimbing melalui surat penunjukan yang ditandatangani oleh Ketua Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Kemudian mahasiswa bimbingan tesis tersebut melakukan penelitian secara intensif terhadap pokok permasalahan penelitian yang dipilih. Dimulai dengan tatap muka dengan dua dosen pembimbing atau bisa juga memanfaatkan teknologi informasi dalam proses bimbingan ini antara mahasiswa dengan dua dosen pembimbingnya. Dalam proses menulis tesis ini pembimbing umumnya mengarahkan tulisan tesis agar kajiannya dalam dan mengacu kepada kaidah-kaidah ilmiah, seperti latar belakang, pokok permasalahan kajian, metode dan teori yang digunakan, temuan-temuan penelitian, serta kesimpulan dan saran dari proyek penelitian yang dilakukan tersebut. Tesis ditulis dengan menggunakan komputer dengan ukuran huruf times new roman 12, secara umum dua spasi (keculai kuotasi langsung atau transkripsi wawancara langsung), dengan tata cara pengutipan sumber-sumber penelitian sesuai peraturan penulisan tesis di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan. Bimbingan dilakukan intensif tergantung kesepakatan antara pembimbing dan mahasiswa. Prodi MPPSn menyarankan kepada pembimbing dan mahasiswa, sebaiknya ketiganya bersama-sama turun ke lapangan penelitian, untuk lebih memantapkan polarisasi penelitian tesis ini. Untuk tahap-tahap awal bimbingan, mahasiswa

bimbingan secara terpisah dengan pembimbing satu dan dengan pembimbing dua. Kemudian seetelah dirasa perlu, kedua pembimbing, membimbing bersama si mahasiswa yang bersangkutan, terutama menjelang finalisasi tulisan tesis. Materi tesis dapat dibimbing melalui print out manual, maupun dalam bentuk file (word, pdf, atau yang lainnya) melalui email, untuk mengefektifkan waktu dan ruang, tergantung dari kesepakatan bersama antara mahasiswa dan kedua dosen pembimbingnya. Dalam proses bimbingan ini, Prodi MPPSn mengeluarkan buku bukti bimbingan, yang diisi oleh kedua pembimbing setiap kali mahasiswa melakukan tatap muka bimbingan. Di dalamnya juga diisi laporan progresi mahasiswa yang dibimbing, dari masa awal dan seterusnya bimbingan, sampai didapatkan hasil penelitian berupa tesis akhir, yang mencerminkan keilmuan mahasiswa dan kedua pembimbingnya, serta Magister Penciptaan dan pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya USU.

(2) Keberadaan dan keefektifan lembaga/komisi pelaksana dalam rangka pembimbingan penelitian dan penulisan tesis ini adalah sangat dibutuhkan. Bagaimanapun pembimbing, sepanjang pengalaman kami pada Prodi MPPSn FIB USU sangat mendukung proses dan hasil penelitian tesis. Pembimbing yang lebih berpengalaman baik dari sisi keilmuan maupun penelitian akan membagikan pengalaman dan ilmunya kepada mahasiswa yang bersangkutan.

Efektivitas bimbingan ini juga lebih mempercepat mahasiswa menentukan pokok masalah penelitian dan mengkaji pokok masalah tersebut, akhirnya tidak sampai enam bulan biasanya mahasiswa selesai bimbingan tesis.

(3) Monitoring dan evaluasi bimbingan penelitian tesis dilakukan oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, melalui buku bukti bimbingan, yang dilaporkan oleh mahasiswa kepada prodi pada setiap kali selesai bimbingan. Selain itu, ketua atau sekretaris prodi dalam periode tertentu melakukan komunikasi informal kepada semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses pembimbingan tesis ini. Manajemen prodi menanyakan sejauh apa jejak progresi bimbingan kepada dua pembimbingnya, kemudian menanyakan apa-apa saja yang dapat dibantu oleh prodi untuk mempercepat penelitian dan hasilnya berbentuk tesis, baik dari sisi materi saintifik, psikologis, sosiobudaya, dan lain-lainnya. Dalam hal ini pendekatan manajemen kekeluargaan digunakan dalam konteks memonitor dan mengevaluasi proses bimbingan tesis. Demikian pula terhadap permasalahan dalam bimbingan, pihak pengelola Prodi MPPSn FIB USU mewawancarai secara informal para dosen pembimbing, mengenai masalah-masalah dan kendala-kendala yang dijumpai dalam proses bimbingan penelitian tesis. Dengan demikian, menurut pengalaman kami, sebahagian besar proses bimbingan tesis pada Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni umumnya tidak sampai enam bulan. Rata-rata proses bimbingan adalah lima bulan.

5.5.3 Kelayakan dosen dalam proses pembimbingan

(1) Prosedur standar operasional yang dilakukan oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni juga sangat memperhatikan kelayakan (kompetesi) dosen dalam proses pembimbingan tesisi calon magister seni ini. Kelayakan tersebut di antaranya adalah: (a) jenjang pendidikan dosen pembimbing ketua (utama) adalah berpendidikan doktor (minimal lektor dan kalau bisa lektor kepala) atau guru besar, (b) kompetensi bidang ilmu-ilmu seni (musik, tari, teater, rupa, media), (c) jejak rekam kajian yang dihasilkan (misalnya budaya etnik yang selalu dikajinya, bidang keilmuan yang dikaji, berdasarkan kurikulum vitae dosen pembimbing ini, (d) keteguhan dalam mengembangkan ilmu-ilmu seni yang teruis terbarukan berdasarkan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, tekonologi, dan seni. Istilah di antara kelayakan yang dipertimbangkan dalam penentuan dan pengangkatan dosen pembimbing di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Semua standar ini wajib dimiliki seorang dosen sebelum ditetapkan mengajar dan membimbing penelitian serta penulisan tesis pada Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, dengan melampirkan data-data tersebut di atas baik kepada Prodi MPPSn FIB USU, Fakultas Ilmu Budaya, dan Universitas Sumatera Utara.

Kemudian Dekan menunjuk dosen pembimbing yang berkualifikasi seperti tersebut dan menugaskan mengajar sebagai dosen, dan homebasenya ditentukan di Prodi MPPSn FIB USU.

Agar kerja pembimbingan tidak menumpuk pada seseorang, atau sebaliknya ada dosen yang tidak membimbing, maka dalam satu tahun ajaran seorang dosen hanya membimbing penelitian dan penulisan tesis maksimal enam mahasiswa saja.

(2) Keberadaan dan keefektifan dari SOP tentang kelayakan dosen dalam proses pembimbingan seperti diurai di atas sangat efektif dalam menyelesaikan penelitian tesis dan penulisan tesis yang berbasis kepada kemampuan keilmuan bidang seni. Dalam kenyataannya sejak awal proposal sampai ujian tertutup tesis, rata-rata lama pembimbingan adalah lima bulan, tidak sampai satu semester. Cepat dan sekaligus orientasi kualitas tesis menjadi tujuan Prodi MPPSn FIB USU. Ke depannya lama proses bimbingan akan dipercepat secara terus menerus di bawah janhka waktu lima bulan. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka Prodi membuka pula bidang Penciptaan Seni, keefektifan dari SOP tersebut sangat bermanfaat bagi mengarahkan mahasiswa Penciptaan Seni, dalam berkarya seni dan melaporkan hasil karyanya dalam bentuk karya ilmiah tertulis pula.

(3) Monitoring dan evaluasi kelayakan dosen dalam bimbingan penelitian tesis dilakukan oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, melalui laporan progresi bimbingan yang dilaporkan oleh mahasiswa secara informal kepada Prodi MPPSn. Selain itu, ketua atau

sekretaris prodi dalam periode tertentu melakukan komunikasi informal kepada semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses pembimbingan tesis ini. Manajemen prodi menanyakan sejauh apa jejak progresi dan kemampuan pembimbingan dua pembimbingnya, kemudian menanyakan apa-apa saja yang dapat dibantu oleh prodi untuk mempercepat penelitian dan hasilnya berbentuk tesis, baik dari sisi materi saintifik, psikologis, sosiobudaya, dan lain-lainnya. Prodi MPPSn FIB USU melakukan pendekatan manajemen kekeluargaan dalam konteks memonitor dan mengevaluasi kelayakan bimbingan tesis oleh para dosen pembimbing. Dengan melakukan monev yang sedemikian rupa, maka menurut pengalaman pihak pengelola (manajemen) Prodi MPPSn FIB USU, sebahagian besar proses bimbingan tesis pada Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni umumnya tidak sampai enam bulan. Rata-rata proses bimbingan adalah lima bulan. Hasil bimbingan berupa tesis juga mengandung standar kualitas penulisan ilmiah terutama di peringkat magister (S-2), yang mengikuti SNDIKTI berada dalam peringkat delapan dari sembilan peringkat.

5.5.4 Ujian akhir studi magister

(1) Standard Operational Procedure (SOP) ujian akhir pengkajian seni pada Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, dilakukan secara tertutup, yakni mahasiswa itu sendiri, diuji oleh tiga penguji dan dua pembimbingnya. Ujian ini dilakukan sebagai salah satu uji kompetensi keilmuan mahasiswa tersebut, terutama dalam proyek penelitiannya di peringkat S2 secara ilmiah. Ujian ini berlangsung antara satu sampai dua jam. Para penguji biasanya memberikan masukan-masukan, mengkritisi, dan mengingatkan tentang kekurangan-kekurangan dalam tesis maupun menambah wawasan berpikir untuk menjadikan mahasiswa nantinya setelah menyandang gelar magister, untuk bersikap rendah hati, takwa, memiliki nilai kemanusiaan, dan mempu mengabdikan ilmunya untuk masyarakat luas. Ujian ini biasanya dipimpin oleh Ketua Prodi dan jalannya ujian dapat menggunakan rekaman-rekaman audiovisual maupun visual hasil-hasil dari penelitiannya.

Ujian untuk penciptaan seni pada Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, dilakukan secara tertutup juga, dengan menyajikan karya seni yang berbasis kepada penelitian lapangan. Karya seni ini kemudian dipertunjukkan dan dipamerkan kepada para penguji. Mahasiswa di bidang karya seni musik, tari, teater, melibatkan para seniman seni pertunjukan tersebut sesuai dengan kemampuan mereka dalam memenataskan dan mema,erkan karya seni. Untuk mahasiswa yang mengambil minat utama karya seni ini, selain melakukan

pertunjukan dan pameran, diwajibkan pula menuliskan karya seninya itu ke dalam laporan karya seni, yang mengikuti kaidah-kaidah ilmiah juga, seperti tajuk karya, latar belakang sosiokultural karya seni, metode penelitian untuk karya seni, teori-teori yang digunakan untuk karya seni, tempat dilakukannya penelitian, etnografi kesenian, proses pembuatan karya, deskripsi atau analisis karya, kesimpulan, daftar pustaka, informan (kunci, pangkal), responden (bilamana perlu), lampiran-lampiran. Penguji dan pembimbing memebrikan masukan-masukan dan kritik terhadap karya seni yang ditampilkan ini. Setiap mahasiswa minat utama (jalur) karya seni wajib menyerahkan satu rekaman audiovisual tentang karya seni tersebut kepada setiap penguji, untuk dilakukan kajian sendiri bagi para penguji.

(2) Keberadaan dan keefektifan dari SOP mengenai ujian akhir studi magister pada Prodi MPPSn FIB USU seperti dijabarkan di atas sangat efektif dalam melaksanakan dan menjaga kualitas ujian akhir studi magister yang berbasis kepada kemampuan keilmuan bidang seni.

Dalam kenyataannya sejak awal proposal sampai ujian tertutup tesis atau karya seni (ujian akhir studi magister), rata-rata lama pembimbingan adalah lima bulan, tidak sampai satu semester.

Cepat dan sekaligus orientasi kualitas ujian akhir menjadi tujuan Prodi MPPSn FIB USU.

Selaras pula dengan perkembangan zaman dan ilmu manusia sejagad, maka Prodi membuka pula bidang Penciptaan Seni, keefektifan dari SOP tersebut sangat bermanfaat bagi mengarahkan mahasiswa Penciptaan Seni, dalam berkarya seni dan melaporkan hasil karyanya dalam bentuk karya ilmiah yang tertulis juga.

(3) Monitoring dan evaluasi ujian akhir studi magister dilakukan oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, melalui buku bukti bimbingan ujian akhir studi magister (tesis atayu karya seni), yang dilaporkan oleh mahasiswa kepada prodi pada setiap kali selesai bimbingan. Selain itu, ketua atau sekretaris prodi dalam periode tertentu melakukan komunikasi informal kepada semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses pembimbingan untuk ujian akhir magister ini. Kami pengurus prodi prodi menanyakan sejauh apa jejak progresi bimbingan kepada dua pembimbingnya dalam membimbimbing ujian akhir, kemudian menanyakan apa-apa saja yang dapat dibantu oleh prodi untuk mempercepat ujian akhir magister setelah menempuh ujian kolokium, seminar hasil tesis, dan akhirnya ujian akhir, dan lain-lainnya. Dalam hal ini pendekatan pengelolaan secara kekeluargaan (manajemen sistem) digunakan dalam konteks memonitor dan mengevaluasi proses bimbingan ujian akhir studi magister ini. Demikian pula terhadap permasalahan dalam bimbingan persiapan ujian akhir, pihak pengelola Prodi MPPSn FIB USU mewawancarai secara informal para dosen pembimbing, mengenai masalah-masalah dan kendala-kendala yang dijumpai dalam proses bimbingan untuk ujian akhir magister ini. Dengan monitoring dan evaluasi yang sedemikian rupa, berdasarkan pengalaman kami, sebahagian besar proses ujian akhir pada Prodi Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni umumnya tidak sampai dua bulan, sejak dinyatakan lulus dalam seminar hasil penelitian tesis (karya seni). Sekali lagi, kami nyatakan bahwa rata-rata proses bimbingan adalah lima bulan.