• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

5.6 Upaya Peningkatan Suasana Akademik

Berikan gambaran yang jelas mengenai upaya dan kegiatan untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif di lingkungan PS, khususnya mengenai hal-hal berikut:

5.6.1 Uraikan kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kemitraan dosen-mahasiswa). Siapkan dokumen terkait.

Kebijakan lengkap dan komprehensif mengenai suasana akademik berupa otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kemitraan segenap warga sivitas akademika Prodi Magister Penciptaan dan pengkajian seni FIB USU dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.

Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU memberikan otonomi keilmuan kepada segenap sivitas akademikanya. Otonomi ini adalah mengikuti dari filsafat keilmuan terbangunnya disiplin ilmu seni di dunia. Otonomi tersebut berdasar dari sisi ontologis, yaitu apa itu disiplin penciptaan dan pengkajian seni, maka berdasarkan filsafat ilmu penciptaan dan pengkajian seni adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji kesenian (pertunjukan, rupa, dan media) dalam konteks kebudayaan. Kedua, dari sisi epistemologis adalah penciptaan dan pengkajian seni memiliki metode, teori, dan cara dalam mengkaji seni dalam konteks kebudayaan, yang juga sama dengan semua disiplin ilmu pengetahuan, namun penciptaan dan pengkajian seni memfusikan ilmu-ilmu humaniora dan sosial sekaligus. Yang ketiga secara aksiologis, untuk apa belajar seni dalam kebudayaan, maka jawabnya untuk memahami karaktersitik manusia yang memiliki seni sedemikian rupa itu. Ada nilai-nilai universal yang berlaku di dalam kebudayaan manusia, namun ada pula yang bersifat partikular. Nilai-nilai otonomi inilah yang oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni USU sampaikan dan enkulturasikan kepada segenap sivitas akademikanya. Bahwa pada prinsipnya ilmuwan pengkaji dan pencipta seni adalah otonom, bebas berpikir, mengkaji permasalahan dengan teori dan metode, serta mengembangkannya. Tujuan akhir ilmu ini adalah menyampaikan kebenaran saintifik tentang fenomena seni dan manusia pendukung kesenian tersebut. Setiap ilmuwan seni harus berangkat dari otonomi dan kebebasan berpikir secara logis.

Setelah itu, program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni juga mensosialisasikan tentang kebebasan akademik. Dalam hal ini mahasiswa dan segenap sivitas akademika Prodi

Magister Penciptaan dan pengkajian Seni FIB USU bebas mengutarakan pendapat, mengkritisi fenomena sosial, kesenjangan sosial, keterkejutan budaya, masalah budaya dan moralitas, seni sebagai ekspresi kebudayaan, dan hal-hal sejenis. Perbedaan pendapat adalah rahmat dari Tuhan untuk perkembangan ilmu ini. Mahasiswa memiliki hak untuk mengkritisi dosen di bidang ilmu seni, terutama dalam kelas mata kuliah seminar. Demikian juga dosen bebas mengkritisi dan mengarahkan suatu kajian mengenai seni dalam kebudayaan. Mahasiswa juga diberikan kebebasan akademik untuk mengangkat teori-teori etnosains yang berangkat dari kebudayaan masyarakat yang ditelitinya. Demikian pula di dalam seminar-seminar dan bengkel, mahasiswa diberikan kebebasan mimbar untuk berkomunikasi secara saintifik tentang ilmu yang ada di dalam dirinya, kemudian berkongsi ilmu dengan semua orang, kemudian pada akhirnya akan membentuk dirinya menjadi manusia yang rendah hati, jujur, tegas, cerdas, yang berorientasi kepada nilai-nilai objektivitas keilmuan.

Untuk mendukung konsep suasana akademik seperti itu, maka pihak Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni membuat kebijakan tertulis untuk keempat item di atas, yang dimuat dalam Buku Panduan Suasana Akademik pada Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, yang intinya adalah sebagai berikut. (1) Untuk otonomi keilmuan, Prodi MPPSn FIB USU memotivasi segenap sivitas akademika untuk belajar dalam semua ruang dan waktunya, mebaca fenomena social, budaya, alam dalam konteks perkembangan zaman.

Otonomi keilmuan ini berdasar kepada kaidah-kaidah ilmiah seoerti: berpikir logis, mengamati dan meneliti gejala budaya, social, dan alam, merumuskan pokok permasalah dari fenomena tersebut, gunakan teori-teori dan metode dalam konteks multidisiplin keilmuan, mengurai permasalan baik secara deduktif maupun induktif, otonomi melakukan kajian, dan otonomi menarik kesimpulan. (2) Untuk kebebasan akademik, prodi memberikan seluas-luasnya kepada setiap sivitas akademika untuk berpikir, mendeskripsikan, mengurai, memberikan argumentasi, menyelesaikan atau member solusi masalah kemanusiaan dalam perspektif ilmu pengetahuan, (3) Untuk kebebasan mimbar akademik prodi memberikan fasilitas forum-forum akademik seperti kelas diskusi, workshop, seminar, memberikan kritik keilmuan, dan lain-lainnya baik di lingkungan prodi, fakultas, universitas, bahkan di mimbar akademik peringkat internasional, yang tetap mengacu pada nilai-nilai kebenaran universal, bukan untuk tujuan menghujat atau menjatuhkan orang (ilmuwan) lain; (4) untuk kemitraan dosen dan mahasiswa, prodi menciptanan suasana kekeluargaan antara dua pihak ini, dosen dalam setiap penelitiannya diharapkan mengikutsertakan para mahasiswa sebagai mitra kerjanya, demikian pula mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas-tugas baik itu untuk makalah pada mata kuliah atau latihan virtuoso seni dapat meminta bantuan dosen yang pakar di dalam bidang tersebut melalui perantaraan prodi. Demikian pula prodi menganjurkan kepada dosen dan mahasiswa dalam

konteks penelitian tesis atau karya seni, sebaiknya terjadi keterlibatan antara dosen dan mahasiswa dalam penelitian untuk sama-sama menyaksikan fenomena seni tersebut di dalam masyarakat pendukungnya, yang kemudian dikaji dari pisau analisis pengkajian seni dan dibuat karya berdasarkan ilmu-ilmu penciptaan seni.

Untuk melaksanakan otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan kemitraan dosen dengan mahasiswa Prodi MPPSn FIB USU membuat Buku Panduan Akademik, ditambah dengan SK Rektor Nomor 06 Tahun 2017 tentang Peraturan Akademik Program Magister dan Program Doktor USU. Dengan membuat panduan tertulis ini, segenap sivitas akademika dapat mempedomaninya, dan terciptalah susana akademik yang diinginkan.

5.6.2 Jelaskan ketersediaan dan kelengkapan jenis prasarana (laboratorium, ruang kerja mahasiswa, ruang seminar, perpustakaan, common room, prasarana olah raga dan seni, ibadah dll.), sarana (koleksi jurnal ilmiah dan buku, akses internet, fasilitas komputer, fasilitas lab., sarana olah raga dan seni dll.) dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika.

Sarana dan prasarana sebagai salah satu unsur penting yang menunjang kegiatan belajar mengajar telah dikelola, dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU berkoordinasi dengan berbagai pihak, yaitu universitas dan fakultas dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang berada di lingkungan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, seperti ruang kuliah, laboratorium, studio serta peralatan dan perlengkapan penunjang.

Untuk pemanfaatan sarana dan prasarana ini, pengelola Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dibantu dengan kepala laboratorium telah merencanakan dengan baik mengenai jadwal dan jenis kegiatan, yang umumnya masih didominasi oleh kegiatan pendidikan dan penelitian. Perencanaan ini terus dimonitoring dan dievaluasi untuk menghindari penggunaan-penggunaan sarana dan prasarana yang dapat menimbulkan kerusakan sehingga pemanfaatan secara optimal dapat tercapai.

Sebagai gambaran dasar, setiap penggunaan ataupun peminjaman sarana dan prasarana harus sepengetahuan dan mendapatkan ijin dari pengelola Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab dan monitoring pengelola Prodi Magister PP Seni FIB USU terhadap sarana dan prasarana yang ada di lingkungan prodi.

Kegiatan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dilaksanakan secara periodik untuk menghindari penurunan pemanfaatan sarana dan prasarana.

Pengelola Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dibantu oleh kepala

laboratorium dan sivitas akademika melaporkan kondisi inventaris peralatan yang berada dalam lingkungan kerja masing-masing setiap tahun. Selain itu, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga telah melakukan monitoring terhadap sarana dan prasarana di dalam ruang perkuliahan dengan pengecekan dan pengawasan secara rutin serta laporan sivitas akademika pengguna ruang kuliah melalui borang laporan kehilangan dan kerusakan sarana dan prasarana yang berada di ruang pengajaran.

Kerusakan sarana dan prasarana mendapat perhatian khusus oleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Senu FIB USU untuk segera dilakukan perbaikan sehingga kegiatan belajar dan mengajar serta penelitan dan pengabdian masyarakat tidak terganggu. Sedangkan untuk sarana dan prasarana yang berada di luar lingkungan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, seperti gedung perpustakaan, poliklinik, laboratorium diluar Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, lapangan olahraga dan auditorium, tanggung jawab pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan dilakukan oleh Universitas atau instansi terkait.

Ketersediaan Gedung, Ruang Kuliah, Laboratorium, dan Perpustakaan. Prodi Magister PP Seni FIB USU memiliki satu gedung yakni gedung perkuliahan dan kantor, dan satu gedung Laboratorium (yang digunakan secara bersama-sama dengan Prodi Sarjana (S1) Etnomusikologi FIB USU, yakni Gedung M.

Selain itu Prodi Magister Penciptaan dan pengkajian Seni FIB USU juga menggunakan laboratorium musik dan tari, rumah sakit (USU), poliklinik (USU), lapangan olahraga, audotorium, perpustakaan dan ruang kuliah bersama (Gedung Tengku Amin Ridwan dan Gedung Ajib Shah) yang terletak di luar lingkungan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU namun masih milik PT sendiri untuk menunjang proses belajar mengajar.

Untuk ruang kerja dosen, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah mengakomodasi kenyamanan dan efektivitas kinerja dosen, baik dalam kegiatan mandiri dosen maupun dalam konsultasi dengan mahasiswa, yaitu dengan menyediakan ruang dosen tersekat dimana 1 dosen akan mendapatkan 1 ruang dengan ukuran 2m x3m.

Di lingkungan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga terdapat fasilitas yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berkumpul dan berdiskusi bersama, yaitu ruangan Ikatan Mahasiswa Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, juga terdapat mushola, kantin, dan fasilitas internet, olahraga, perpustakaan Prodi dan Fakultas (Cabang Perpstakaan Pusat USU), perpustakaan USU, dan ruang kuliah bersama yang terletak di luar lingkungan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni USU namun masih milik PT sendiri untuk menunjang proses belajar mengajar.

Fasilitas Komputer dan Pendukung Pembelajaran dan Penelitian. Sistem informasi yang terdapat di Prodi Magister PP Seni FIB USU dapat diakses oleh segenap sivitas akademika baik

di dalam maupun di luar kampus. Pengelolaannya bekerjasama dengan Pusat Teknologi Informasi USU, dan cabangnya di FIB USU. Untuk menunjang sistem ini, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memfasilitasi jaringan internet luas (Wide Area Network, WAN) tanpa menggunakan kabel atau nirkabel (wireless), dan tanpa menggunakan password, walau tetap dengan sekuriti jaringan, sehingga segenap sivitas akademika dapat mengakses sistem tersebut menggunakan komputer pribadi. Guna menunjang kegiatan perkuliahan, ruang kelas kuliah yang terdapat di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah dilengkapi dengan LCD proyektor.

Selain itu juga terdapat beberapa ruang kelas yang dilengkapi dengan televisi dan pemutar audiovisual. Selain itu, untuk memudahkan akses tersebut, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga menyediakan satu unit komputer pelayanan mahasiswa, yang dapat digunakan secara bebas dan bertanggung jawab oleh segenap sivitas akademika. Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni USU memiliki laboratorium komputer dan studio rekaman musik, yang dilengkapi dengan sarana komputer, software, server, dan printer yang cukup dan memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Selain itu Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga menyediakan sepuluh unit komputer di ruang baca yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengakses katalog, jurnal, atau literatur secara online guna mendukung kegiatan penelitian, yang ditempatkan di Ruang Perpustakaan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.

Seterusnya pengelolaan dana di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU merupakan bagian dari sistem terpadu. Dalam sistem ini, masing-masing prodi akan mendapat alokasi kebutuhan dana yang ditentukan berdasarkan perimbangan proporsional dari Fakultas Ilmu Budaya USU Medan. Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU berperan aktif dalam merencanakan program kerja, target capaian kinerja,serta kebutuhan anggaran pelaksanaan dari program kerja tersebut pada setiap tahun akademik. Anggaran yang disusun memperhatikan mekanisme dan prosedur penyusunan anggaran keuangan negara, dibicarakan melalui rapat pimpinan yang melibatkan dekan, wakil dekan dan seluruh ketua Prodi di Fakultas Ilmu Budaya, sebelum mencapai persetujuan dan pencairannya.

Pengelolaan dana di tingkat Prodi Magister PP Seni FIB USU digunakan untuk kegiatan akademis, kegiatan administrasi, dan pengelolaan program studi, antara lain untuk:

penyelenggaraan proses belajar dan mengajar, ujian akhir semester, seminar proposal/ujian akhir, pengembangan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana, akreditasi, penelitian dan pengabdian masyarakat serta penguatan tata kelola dan akuntabilitas.

Anggaran dan dana yang telah diperoleh Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU baik melalui PNPB, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) ataupun sumber lain seperti kerjasama dan hibah dari luar negeri di kelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan kegiatan pengabdian masyarakat, serta investasi-investasi untuk mendukung tridharma perguruan tinggi tersebut.

Seterusnya, pemanfaatan keuangan telah berjalan dengan baik, dalam hal ini pengelola Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU memperhatikan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan keuangan dengan mengacu kepada program kerja, sasaran dan target kerja, serta tetap memperhatikan urgensi dan inspirasi dari berbagai civitas akademika di lingkungan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU Medan.

Dalam pengelolaannya, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah menerapkan sistem yang transparan dan akuntabel, oleh karena itu pihak manajemen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memaparkan cash-flow (pemasukan dan pengeluaran) kepada dosen Prodi Magister Penciptaan dan pengkajian Seni FIB USU dalam rapat program studi secara periodik.

5.6.3 Jelaskan interaksi akademik berupa program dan kegiatan di dalam dan di luar proses pembelajaran, yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas, untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif (misalnya seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama, pengenalan kehidupan kampus, dan temu dosen-mahasiswa-alumni).

Sebagai sebuah institusi pendidikan magister seni di bawah FIB dan USU, maka aspek interaksi penting dijaga antar warga sivitas akademikanya, baik di peringkat universitas, fakultas, dan program studi. Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU mengkondisikan interaksi akademik yang baik. Interaksi ini mencakup antara: (a) dosen dengan mahasiswa, (b) mahasiswa dengan mahasiswa, dan (c) dosen dengan dosen.

Yang pertama, interaksi antara dosen dengan mahasiswa pada Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, terjalin dengan baik dan kondusif. Interaksi itu ada yang bersifat formal dan ada pula yang bersifat nonformal. Yang bersifat formal adalah interaksi kuliah di dalam kelas, baik kelas teori, praktik, maupun campuran teori dan praktik. Dalam interaksi yang demikian, walau terjadi komunikasi dua arah, namun biasanya dosen lebih dominan, karena dosen adalah sumber keilmuan bagi mahasiswa peserta kuliahnya. Namun mahasiswa juga diperkenankan bertanya atau mengkritisi materi dalam suasana perkuliahan. Di luar itu mahasiswa juga dapat berinteraksi dengan dosen dalam suasana yang tidak formal, terutama dalam komunikasi di kantin FIB, bertemu di jalan saling bertegur sapa, dalam penelitian bersama, dan lain-lainnya. Untuk kepentingan tertentu, seorang mahasiswa yang memiliki