-
Menyusun komposisi pecahan uang dan jadwal kebutuhan dengan memperhitungkan faktormusiman.
-
Penetapan RKU oleh Direktur Pengedaran Uang, yang menjadi acuan dalam penetapan RencanaPengadaan Uang dan Bahan Uang, serta Rencana Pendistribusian Uang selama satu tahun tertentu.Pengadaan Uang dan Bahan Uang.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat, baik dalam jumlah nominal yang cukup dan pecahan yang sesuai, secara periodik BI melakukan pengadaan uang dan bahan uang. Kegiatan ini merupakan tugas BI yang memiliki nilai sangat strategis disamping karena nilai pengadaanya sangat besar juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kelancaran pengedaran uang dan system pembayaran guna mendukung kegiatan transaksi perekonomian nasional.
Tujuan utama dari pengadaan uang dan bahan uang adalah menyediakan uang dalam jumlah yang cukup, sesuai denominasi, layak edar dan tepat waktu, dengan harga yang wajar, serta resiko pengadaan yang terkelola dengan baik. Untuk itu perencanaan dan pelaksanaan pengadaan dilakukan secara prudential mengacu pada ketentuan yang berlaku di BI.
Jumlah pengadaan uang dan bahan uang didasarkan pada perhitungan rencana kebutuhan uang serta ketersediaan anggaran yang telah ditetapkan. Proses pengadaan uang dan bahan uang dilakukan melalui persetujuan Dewan Gubernur. Setelah mendapatkan persetujuan Dewan Gubernur, pejabat pemutus menugaskan Panitia Pengadaan untuk melaksanakan pengadaan bahan uang dengan mengundang pemasok dalam dan luar negeri. Proses pengadaan bahan uang tersebut memperhatikan prinsip good governance, keadilan, cost effectiveness, dan transparansi serta mengacu kepada ketentuan pengadaan yang berlaku di Bank Indonesia. Disamping itu, BI juga memperhatikan aspek pengendalian risiko antara lain berupa meminimalisir risiko gagal pengiriman bahan uang yaitu dengan mengupayakan penunjukan lebih dari satu pemasok dengan komposisi tertentu untuk masing-masing denominasi.
Selanjutnya perusahaan pemasok yang telah ditunjuk sebagai pemenang memproduksi bahan uang dan mengirimkan ke BI sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditetapkan. Untuk menjamin kualitas bahan uang yang dikirimkan, maka pada setiap pengiriman bahan uang pemasok diwajibkan melampirkan
quality sertificate. Selain itu, terhadap bahan uang tersebut dilakukan uji mutu oleh Perusahaan Umum
Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Bahan uang yang telah dinyatakan memenuhi spesifikasi, selanjutnya dinyatakan layak untuk dicetak.
Saat ini pencetakan uang Rupiah dilakukan dengan penunjukan langsung ke Peruri. Penetapan harga cetak uang didasarkan pada kesepakatan harga hasil negosiasi dengan memperhatikan hasil evaluasi kewajaran harga.
Halaman 90
Pengeluaran dan Pengedaran Uang Kertas Pecahan Rp10.000 Desain Baru
Dalam rangka mewujudkan tersedianya uang yang berkualitas, BI senantiasa melakukan evaluasi dan analisis terhadap uang-uang yang telah diedarkan,
baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Selain itu, juga selalu dilakukan continuous improvement terutama terkait dengan pengkinian unsur pengaman uang. Berdasarkan best practises, upaya untuk menanggulangi pemalsuan terhadap unsur pengaman uang dapat dilakukan dengan mengeluarkan uang emisi baru dengan mengubah sebagian besar atau
Lanjutan Boks: Perencanaan, Pengadaan, dan Pengiriman/ Distribusi Uang
Rupiah
Uang Rupiah yang telah dicetak oleh Peruri dalam kondisi cetak sempurna selanjutnya akan dikirim ke BI serta diedarkan kepada masyarakat dan perbankan di seluruh Indonesia baik melalui KPBI maupun KBI. Adapun uang Rupiah yang tercetak tidak sempurna akan dimusnahkan oleh BI. Guna meminimalisir kemungkinan salah cetak, BI dan Peruri telah menetapkan target sebesar persentase tertentu dari jumlah pengadaan cetak uang Rupiah.
Pengiriman/Distribusi Uang
Pelaksanaan pengiriman/distribusi uang ke seluruh KBI pada tahun tertentu didasarkan pada penyusunan RKU yang telah dilakukan. Perumusan RKU untuk keperluan pengiriman uang memperhatikan karakteristik cash flow masing-masing KBI, sehingga sumber pemenuhannya tidak hanya berasal dari KP namun juga bersumber dari KBI Net Inflow. Pengiriman uang yang berasal dari KBI Net Inflow merupakan realisasi RKU Retur, sedangkan pengiriman uang yang dilakukan oleh kantor Pusat BI merupakan realisasi RKU Kirim.
Guna memperlancar distribusi uang dengan memperhatikan ketersediaan moda transportasi, ditetapkan 11 KBI sebagai Kantor Depot Kas (KDK) yang bertanggungjawab terhadap distribusi uang di wilayah koordinasinya. Pengiriman uang ke 11 KDK tersebut dilakukan oleh Kantor Pusat, demikian pula dengan KBI yang tidak berada dalam wilayah koordinasi KDK.
Penetapan pengiriman uang dari KP ke berbagai wilayah di Indonesia didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
- Mengevaluasi setiap pengajuan permintaan dari KDK maupun KBI dengan menganalisis ketersediaan kas di KP dan kebutuhan masing-masing KDK/KBI baik secara nominal maupun komposisi pecahan.
-
Memperhatikan hambatan/kendala transportasi seperti kondisi alam, kapasitas moda transportasi,ketersediaan sarana dan jadwal transportasi.
Pengiriman RKU retur dari KDK dapat langsung ke KP sepanjang atau ke KDK/KBI lain sesuai persetujuan Kantor Pusat.
Halaman 91
seluruh elemen desain uang, atau dengan melakukan upgrading uang dengan tetap mempertahankan sebagian besar elemen desain, namun dilakukan penambahan atau penggantian unsur pengaman uang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tahun 2010 BI melakukan penyempurnaan kualitas uang dengan mengoptimalkan fungsi elemen pada desain uang kertas (UK) yaitu dilakukannya upgrading pecahan Rp10.000 Tahun Emisi (TE) 2005. Penyempurnaan terhadap uang tersebut direncanakan akan dilakukan terhadap uang kertas pecahan besar lainnya.
Upgrading UK pecahan Rp10.000 didasarkan pada hasil evaluasi dan survei kepada masyarakat yang
menyatakan bahwa mayoritas masyarakat
menganggap terdapat kemiripan antara warna uang Rp10.000 dan Rp100.000. Upgrading dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan perubahan pada sebagian kecil elemen desain uang, antara lain perubahan warna dan perubahan unsur pengaman sehingga diharapkan akan lebih mempermudah masyarakat dalam mengenali uang antar pecahan ataupun ciri-ciri keaslian uang, serta dapat lebih
memberikan perlindungan dari upaya-upaya
pemalsuan uang.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 12/8/PBI/2010 tanggal 3 Juni 2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Tentang Pengeluaran dan Pengedaran Uang Kertas Rupiah Pecahan 10.000 (Sepuluh Ribu) Tahun Emisi, BI memberlakukan UK desain baru pecahan Rp10.000 (sepuluh ribu) sebagai alat pembayaran yang sah. Perubahan pada uang kertas pecahan Rp10.000 TE 2005. Desain Baru tersebut meliputi perubahan warna dominan uang, dari yang semula berwarna ungu kemerahan menjadi ungu kebiruan; penambahan unsur pengaman rainbow printing dalam bidang berbentuk segi lima dengan efek perubahan warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu (efek pelangi) yang terdapat, pada sebelah kanan gambar utama; penambahan desain berbentuk
lingkaran-lingkaran kecil berwarna merah dan ditengahnya berwarna putih yang tersebar pada sebelah kanan gambar utama; perubahan kode tuna netra (blind code) berupa satu buah lingkaran yang semula tidak kasat mata (visible) menjadi kasat mata dan terasa kasar apabila diraba (cetak intaglio), yang terletak pada samping kanan gambar utama serta penggantian tinta berubah warna (Optically Variable Ink) berbentuk segi delapan yang berubah warna dari hijau menjadi biru apabila dilihat dari sudut pandang berbeda, menjadi desain logo BI pada sebelah kanan bawah uang yang berada dalam bingkai berbentuk ornamen daerah Palembang dan tidak berubah warna.
Pengeluaran dan Pengedaran Uang Logam
Pecahan Rp1.000
Meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat perlu didukung dengan ketersediaan Uang Rupiah yang memadai, tahan lama, mudah dikenali ciri-ciri keasliannya dan lebih sulit terhadap upaya pemalsuan, sehingga dapat menjadi salah satu unsur penunjang kegiatan ekonomi secara nasional.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 12/4/PBI/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang Pengeluaran dan Pengedaran Uang Logam (UL) Rupiah Pecahan 1.000 (Seribu) Tahun Emisi 2010, BI memberlakukan UL baru pecahan Rp1.000 (seribu) sebagai alat pembayaran yang sah. UL tersebut berlaku sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender) mulai tanggal 1 April 2010
UL Pecahan Rp1.000 TE 2010 tersebut menggunakan bahan logam nickel plated steel (NPS) dan berwarna putih keperakan (silvery white). Bagian depan UL dimaksud bergambar Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Garuda Pancasila, sedangkan gambar bagian belakang adalah Angklung yang memiliki latar belakang gambar Gedung Sate di Bandung - Jawa Barat.
Halaman 92
Meskipun telah dikeluarkan UL pecahan Rp1.000, UK pecahan Rp1.000 masih tetap berlaku dengan mempertimbangkan masih terdapatnya kebutuhan masyarakat terhadap Uang Kertas (UK) pecahan Rp1.000 tersebut serta sejalan dengan aspirasi
masyarakat di wilayah Indonesia Timur yang mengharapkan agar UK tersebut tetap berlaku karena pada uang tersebut termuat gambar utama Pahlawan
Nasional yang merupakan representasi dan
kebanggaan masyarakat di wilayah tersebut.