• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengedaran Uang - 2011

Dalam dokumen Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang (Halaman 133-139)

Dalam upaya mewujudkan Destination Statement BI 2013 untuk menjadi lembaga yang dipercaya sebagai penjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, maka pada tahun 2010, kebijakan dan strategi BI ditekankan pada pencapaian 2 sasaran strategis yaitu terpeliharanya kestabilan moneter dan terpeliharanya stabilitas sistem keuangan. Salah satu strategi yang dilakukan BI untuk dapat mewujudkan stabilitas sistem keuangan adalah dengan menjaga kelancaran sistem pembayaran dan pengedaran uang.

Seiring dengan pertumbuhan perekonomian, uang kartal yang beredar di masyarakat dan perbankan

cenderung meningkat, meskipun penggunaan

instrumen non tunai dalam transaksi ekonomi juga meningkat. Dibandingkan dengan tahun 2000, uang kartal yang beredar meningkat sebesar 258,3% yaitu

dari Rp88,9 triliun menjadi Rp318,6 triliun. Selain faktor pertumbuhan ekonomi,pertumbuhan uang kartal di Indonesia dipengaruhi oleh karakteristik industri yang didominasi industri kecil dan menengah serta perdagangan retail dengan frekuensi transaksi terbesar merupakan transaksi berskala kecil; faktor distribusi pendapatan masyarakat yang didominasi pendapatan menengah ke bawah yang banyak menggunakan uang kartal; serta faktor geografis yang merupakan negara kepulauan dan beberapa daerah belum terjangkau oleh akses perbankan.

Selain faktor tersebut, beberapa isu seperti

perkembangan teknologi dan sistem informasi, inovasi

sistem keuangan dan pembayaran, semakin

terintegrasinya perekonomian dunia serta dampak krisis global merupakan isu yang mempengaruhi pengembangan kegiatan pengedaran uang.

Kegiatan pengedaran uang pada tahun 2011 diperkirakan akan meningkat dengan proyeksi pertumbuhan outflow dan inflow masing-masing meningkat sebesar 8,8% dan 4,5%, serta perkiraan tambahan uang kartal yang beredar di masyarakat (UYD) sekitar 15%. Proyeksi tersebut didasarkan pada outlook perekonomian Indonesia yang diperkirakan serta rencana pengembangan daerah di seluruh Indonesia.

Penyusunan arah dan kebijakan BI kedepan di bidang pengedaran uang tidak terlepas dari beberapa isu strategis yang terjadi sepanjang tahun 2010 dan tahun-tahun sebelumnya. Isu tersebut antara lain

kualitas uang yang beredar di masyarakat,

penyempurnaan elemen desain uang untuk menjaga kualitas dan unsur pengaman uang; serta kebutuhan uang kartal di wilayah terpencil dan terdepan NKRI.

Selain itu, penanggulangan pemalsuan uang,

peningkatan kebutuhan uang kartal, peningkatan manajemen operasional BI, standarisasi ULE, serta pengelolaan uang logam merupakan isu lanjutan tahun-tahun sebelumnya yang menjadi perhatian BI. Mengamati tren kegiatan pengedaran uang yang masih akan meningkat serta perkembangan berbagai

 Halaman 127 

isu strategis yang terjadi, maka arah kebijakan tahun 2011 di bidang pengedaran uang yang menjadi prioritas tersusun dalam 3 (tiga) rancangan kebijakan, yaitu :

Pertama, Peningkatan kualitas uang yang beredar di

masyarakat dan pemenuhan permintaan uang sesuai dengan jenis pecahan yang dibutuhkan oleh masyarakat/perbankan.

Kedua, Peningkatan efektivitas operasional kas di BI

dan Perbankan.

Ketiga merupakan kebijakan pengembangan layanan

kas BI dengan mengikutsertakan peran perbankan dan instansi terkait.

Peningkatan Kualitas Uang di Masyarakat dan Pemenuhan Permintaan Uang

Sesuai dengan misi BI dalam rangka menjaga uang Rupiah yang layak edar, BI berupaya untuk menjamin kualitas uang yang dapat diterima karena nilai ekonominya dipercaya, aman dari pemalsuan uang, dalam kondisi layak edar, mudah dikenali ciri-ciri keasliannya, mudah dalam pengelolaan/handling, serta memiliki nilai estetika/keindahan.

Peningkatan Unsur Pengaman pada Uang Kertas Pecahan Besar

Berdasarkan evaluasi, pengembangan unsur

pengaman uang yang lebih mudah dikenali oleh masyarakat umum dan lebih sulit dipalsukan senantiasa dilakukan secara terus menerus. Untuk itu, dalam tahun 2011 BI akan memperbaharui unsur pengaman pada uang kertas pecahan besar yaitu pecahan Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000, dengan pengaman baru, antara lain manambah unsur pengaman rainbow printing, yakni dalam uang baru akan terdapat fitur disain yang berefek pelangi, sehingga mudah bagi masyarakat umum untuk membedakan uang asli dan uang palsu.

Uang dengan pengaman baru ini direncanakan akan terbit pada Semester II tahun 2011. Dalam kaitan ini,

diharapkan perbankan dapat bekerjasama untuk

mengedarkan uang baru bersamaan dengan

pengedaran uang desain lama.

Peningkatan Kualitas Uang yang Beredar di Masyarakat

Dari hasil pemantauan, terdapat indikasi bahwa kualitas uang yang beredar di masyarakat masih terdapat uang lusuh, baik yang dibayarkan bank melalui ATM maupun lewat counter kas. Di pihak lain sebagian anggota masyarakat juga mengeluhkan sulitnya menukarkan uang lusuh terutama untuk pecahan kecil. Sementara itu arus masuk uang pecahan kecil ke BI juga meningkat terutama sebagai dampak dari liburan panjang akhir tahun 2010 (Idul Fitri dan Natal serta Tahun Baru). Untuk itu BI telah beberapa kali melakukan diskresi (bank boleh menyetor ULE), namun tampaknya hasil diskresi tersebut belum optimal karena sebagian bank mencampur setoran ULE dengan Uang Tidak Layar Edar. Hal ini merupakan indikator bahwa kegiatan sortasi di level perbankan masih belum optimal. Ke depan, BI akan terus menyempurnakan mekanisme setoran dan bayaran, namun kepada perbankan juga diharapkan untuk meningkatkan kemampuan sortasi atas seluruh uang yang masuk ke perbankan. Dengan demikian ke depan diharapkan tidak ada lagi uang lusuh yang dibayarkan melalui ATM maupun counter kas, serta tidak ada hambatan bagi masyarakat untuk menabung atau menyetor uang dalam jumlah dan jenis pecahan apapun, termasuk Uang Logam. Dari sisi pengolahan uang, perbedaan pemahaman terhadap penetapan standar ULE merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas uang di masyarakat. Guna meminimalisir perbedaan tersebut, pada tahun 2011 akan dilakukan penetapan standarisasi ULE disertai dengan pemantauan kualitas uang baik di perbankan maupun di masyarakat.

Pemantauan tersebut akan dilakukan dengan

melakukan uji sampling kualitas uang (strees sampling). Selain itu, dalam periode tertentu BI akan

 Halaman 128 

meminta masukan masyarakat dan perbankan mengenai kecukupan dan kualitas uang di masing-masing daerah melalui survei persepsi. Hasil kegiatan street sampling dan survei persepsi tersebut diharapkan akan menjadi masukan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pengedaran uang di masing-masing wilayah.

Strategi Penanggulangan Penyebaran Uang Palsu

Temuan uang palsu sepanjang tahun 2010

menunjukkan peningkatan dari sebelumnya 9 lembar temuan uang palsu per satu juta lembar uang yang

diedarkan pada tahun 2009 menjadi 20lembar bilyet.

Temuan uang palsu tersebut berasal dari laporan bank, setoran bank, dan pengungkapan kasus yang diselesaikan oleh aparat penegak hukum. Meskipun terjadi peningkatan, namun temuan uang palsu

tersebut masih relatif sangat kecil apabila

dibandingkan dengan temuan uang palsu di beberapa negara lain.

Dalam rangka meminimalisasi dan mencegah

meningkatnya pengedaran uang palsu, disamping terus menyempurnakan security feature pada desain uang kertas, BI juga terus meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian, Kejaksaan dan BOTASUPAL untuk mengenakan sanksi yang lebih berat terhadap para pelaku pemalsu uang. Peningkatan kerjasama dengan aparat penegak hukum juga akan ditingkatkan

terutama dalam pembentukan Satuan Tugas

pengungkapan kasus pamalsuan uang dan jaringan sindikat pemalsu uang.

Pertukaran informasi tentang pengelolaan data uang palsu dengan POLRI merupakan upaya dalam rangka

mengoptimalkan penyampaian dan penyebaran

informasi mengenai jaringan pemalsu uang serta kasus-kasus pemalsuan uang ke seluruh Kantor Kepolisian di wilayah Indonesia. Strategi tersebut dalam rangka mendukung peningkatan efektivitas edukasi dan sosialisasi kepada penegak hukum. Terkait dengan pengembangan sistem informasi, disusun strategi implementasi dan integrasi Sistem Analisis

Uang Palsu antara BI dengan POLRI yang meliputi informasi mengenai perkembangan temuan uang palsu, wilayah temuan uang palsu, klasifikasi uang palsu, dan database kasus uang palsu.

Selain upaya tersebut di atas, dalam rangka melindungi masyarakat dari kerugian akibat uang palsu, di tahun mendatang BI akan senantiasa meningkatkan kerjasama dengan aparat penegak hukum dan organisasi kemasyarakatan melalui sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para teller/kasir perbankan, BI secara berkesinambungan masih akan memberikan pelatihan dan edukasi materi keaslian uang Rupiah.

Sosialisasi kepada instansi pemerintah dan swasta dalam bentuk training of trainer tetap akan dilakukan. Selain itu, BI akan mengupayakan untuk memasukan materi mengenai ciri keaslian uang Rupiah sebagai salah satu mata pelajaran bagi pelajar setingkat SMU di wilayah tertentu. Upaya tersebut telah dirintis sejak tahun 2010.

Peningkatan Efektivitas Operasional Kas di BI dan Perbankan

Pengelolaan operasional dan layanan kas BI di Kantor Pusat telah mengacu pada standar internasional. Demikian pula penerapan standar tersebut diterapkan di seluruh KBI. Strategi pengembangan efektivitas

operasional kas diarahkan pada upaya

mengoptimalkan kegiatan transaksi uang kartal, dengan memnyempurnakan sistem dan prosedur layanan kas kepada perbankan yang bersifat customer oriented.

Adapun upaya peningkatan layanan kas perbankan dan perusahaan Cash in Transit diarahkan pada strategi pemantauan terhadap pengelolaan uang Rupiah, sehingga diharapkan kualitas uang yang diedarkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

 Halaman 129 

Layanan Kas Prima yang yang bersifat Customer Oriented

Layanan kas merupakan lini terdepan BI dalam memenuhi kebutuhan uang kartal baik untuk kepentingan perbankan dan masyarakat. Strategi kebijakan dalam pengembangan layanan kas yang bersifat customer oriented antara lain melalui pengembangan dan penyempurnaan Sistem Antrian serta implementasi sistem informasi Layanan Kas. Melalui penyempurnaan tersebut diharapkan rata-rata waktu layanan dalam proses penyetoran dan penarikan uang kartal perbankan lebih optimal.

Selanjutnya akan dilakukan kajian mengenai

penyesuaian periode operasional layanan kas yang didasarkan pada kebutuhan perbankan, kesiapan sumber daya manusia, serta efektivitas operasional sebagai masukan dalam penerapan kebijakan waktu layanan kas.

Pemantauan Pengolahan Uang Kartal di Perbankan dan CIT

Pelaksanaan pemantauan kegiatan pengolahan

(sortasi) uang kartal dan layanan kepada nasabah yang dilakukan oleh perbankan merupakan strategi kebijakan dalam mendukung kesesuaian kualitas uang yang diedarkan oleh perbankan dan hasil olahan dari CIT. Melalui pemantauan tersebut, diharapkan standar kualitas ULE sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan langsung kegiatan pengolahan uang di perbankan dan CIT serta sosialisasi standar kualitas uang hasil pengolahan.

Pengembangan Layanan Kas BI dengan

Mengikutsertakan Peran Perbankan dan Instansi Terkait

Wilayah Indonesia terdiri dari kepulauan yang memiliki cukup luas wilayah daerah terpencil serta perbatasan dengan negara lain. Terkait dengan misi BI untuk memenuhi kebutuhan uang dalam nominal

yang cukup dan pecahan yang sesuai, kebijakan diarahkan pada pengembangan strategi pemenuhan uang Rupiah di seluruh wilayah Indonesia serta perluasan kerjasama dalam rangka kegiatan layanan penukaran uang kepada masyarakat.

Pemenuhan Uang Rupiah di Daerah Terpencil dan Terdepan NKRI

Wilayah Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan memiliki daerah terpencil yang cukup luas serta

berbatasan dengan negara lain. Berdasarkan

pemantauan BI, kondisi uang di daerah terpencil dan terdepan NKRI dalam kondisi lusuh/tidak layak edar, dan untuk beberapa pecahan tertentu belum bisa terpenuhi dengan optimal. Pada saat ini, layanan kas dan distribusi uang kartal ke wilayah tersebut belum sepenuhnya terjangkau, sehingga ketersediaan dan kualitas uang Rupiah yang beredar perlu ditingkatkan mengingat peran strategis uang rupiah sebagai salah satu simbol kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengingat peran yang sangat strategis tersebut, pada tahun 2011 BI akan memberikan dukungan penuh kepada perbankan di daerah-daerah terpencil dan terdepan NKRI agar dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan uang tunai dalam kondisi yang layak edar. Oleh karena itu, BI antara lain akan melakukan perluasan jangkauan layanan kas keliling dan kas titipan melalui kerjasama dengan perbankan setempat. Namun demikian upaya BI ini tentu akan lebih efektif apabila perbankan juga meningkatkan kerjasama yang baik melalui Kanwil atau Kantor Koordinator, termasuk unit-unit operasional bank di daerah terpencil dan terdepan NKRI.

Sebagai langkah awal, BI akan meningkatkan layanan kas keliling dan kas titipan di daerah terpencil antara lain Negeri Lama (Sumut), Kepulauan Maluku Utara, Papua, serta di wilayah terdepan NKRI meliputi

Entikong (KalBar), Nunukan-Sebatik (KalTim),

 Halaman 130 

Dalam kegiatan layanan kas tersebut, untuk meningkatkan pemahaman terhadap uang Rupiah, juga akan dilakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah dan cara memperlakukan uang Rupiah. Selain itu, untuk kelancaran dan keamanan distribusi uang Rupiah ke wilayah tersebut, BI akan melakukan kerjasama dengan instansi terkait antara lain dengan aparat pertahanan dan keamanan (AL/AD/POLRI).

Pengembangan Pilot Project Kerjasama Penukaran Uang Pecahan Kecil

Sejak tahun 2010, BI mengembangkan pilot project kerjasama penukaran uang pecahan kecil dengan perbankan. Selanjutnya pada tahun 2011, kerjasama tersebut akan diperluas tidak hanya dengan perbankan, namun dengan instansi-instansi tertentu yang dalam kegiatan operasionalnya sebagian besar menggunakan uang kartal.

 Halaman 131 

 Halaman 132 

ARTIKEL 1

Perbandingan Setelmen pada

Dalam dokumen Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang (Halaman 133-139)